Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iwan Djuanda
Abstrak :
ABSTRAK Ruang lingkup, bahan dan cara penelitian : Telah dilakukan penelitian retrospektif di Departemen Patologi Anatomik FKUI RRSUPN CM. Sampel diambil dari Arsip Departemen PatoIogi Anatomik dari tahun 1995 sampai dengan tahun 2003. Gambaran histologik melanoma malignum dinilai uang, yaitu tipe Nodular Melanoma, tipe Superficial Spreading Melanoma dan tipe Acral Lenligineous Melanoma. Dilakukan pewarnaan ulang HE dan imunoperoksidase dengan menggunakan antibodi Ki67. Penghitungan jumlah mitosis dilakukan dengan menghitung jumlah mitosis/kuadrat milimeter pada 10 LPB secara acak. Penilaian ketebalan tumor dilakukan menurut Breslow. Perkalian antara ketebalan tumor dan jumlah mitosis dilakukan untuk penentuan indeks prognosis. Penghitungan positifitas Ki67 pada inti sel yang berwarna coklat tua dilakukan pada 500 sel secara acak. Untuk mengetahui hubungan berbanding terbalik antara ekspresi Ki67 dengan indeks prognosis dilakukan uji korelasi non parametrik 2x2 dengan uji Pearson. Uji korelasi parametrik dilakukan dengan uji Tukey dan Duncan. Hasil dan kesimpulan: Dan 20 kasus MM (11 kasus NM, 5 kasus ALM dan 4 kasus SSM), didapatkan 17 kasus MM (10 kasus NM, 4 kasus ALM dan 3 kasus SSM) yang positif mengekspresikan Ki67, 3 kasus yang tidak mengekspresikan Ki67 terdiri atas 1 kasus NM, 1 kasus ALM dan I kasus SSM. Dua puluh kasus MM menunjukkan 12 kasus dengan Breslow > 4 mm (8 kasus NM dan 4 kasus ALM), sedangkan 8 kasus dengan Breslow < 4 mm (3 kasus NM , 1 kasus ALM dan 4 kasus SSM). Pada 4 kasus SSM 3 kasus mengekspresikan Ki67 positif 1 dan 1 kasus tidak mengekspresikan Ki67. Hasil uji korelasi menunjukkan adanya hubungan bermakna antara ketebalan tumor Breslow dengan indeks proliferasi Ki67. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan, bahwa antibodi monoklonal Ki67 sebagai petanda proliferasi dapat digunakan sebagai indikator dalam memprediksi prognosis dan kemungkinan terjadinya early metastasis pada penderita MM yang mempunyai nilai ketebalan Breslow rendah, seperti pada jenis SSM.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Perkasa Rosari
Abstrak :
Melanoma malignum (MM) kulit merupakan tumor ganas dengan mortalitas tinggi. Karakteristik histopatologik merupakan faktor prediktif prognostik MM kulit, tebal tumor >2 mm dan jumlah mitosis ≥5/mm2 berkorelasi dengan angka kesintasan yang lebih buruk. Mutasi pada MM antara lain terjadi pada promoter telomerase reverse transcriptase (TERT), sehingga proliferasi sel menjadi tidak terbatas. Telomerase juga meningkatkan risiko metastasis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik histopatologik dan imunoekspresi TERT dengan angka kejadian metastasis pada MM kulit. Sampel penelitian adalah 30 kasus MM kulit dengan metastasis dan 30 kasus tanpa metastasis di Departemen Patologi Anatomik FKUI/RSCM, periode Januari 2011 sampai Juli 2023. Dilakukan penilaian karakteristik histopatologik (tebal tumor, indeks mitosis, invasi limfovaskular, invasi perineural) dan pulasan imunohistokimia TERT menggunakan antibodi TERT. Data karakteristik histopatologik dan imunoekspresi TERT dianalisis untuk mengetahui hubungannya dengan angka kejadian metastasis. Karakteristik histopatologik yang berhubungan secara signifikan dengan kejadian metastasis adalah tebal tumor >2 mm (p=0,006) dan indeks mitosis ≥5/mm2 (p=0,008). Hasil analisis multivariat mendapatkan hubungan antara imunoekspresi TERT tinggi dengan metastasis yang bermakna secara statistik (p<0,001, aOR=56,1). Kesimpulan penelitian ini adalah imunoekspresi TERT tinggi meningkatkan angka kejadian metastasis pada MM kulit. Terdapat hubungan antara tebal tumor dan indeks mitosis dengan angka kejadian metastasis pada MM kulit. ......Cutaneous malignant melanoma (MM) is a malignant tumor with high mortality rate. Histopathological characteristics are prognostic predictive factors of cutaneous MM, tumor thickness >2 mm and mitotic rate ≥5/mm2 correlate with worse survival rate. Mutation in MM can occur at telomerase reverse transcriptase (TERT) promoter, which lead to unlimited cell proliferation. Telomerase also increases metastatic risk. This study aims to determine the association between histopathological characteristics and TERT immunoexpression with metastasis in cutaneous MM. The study samples are 30 metastatic and 30 non-metastatic cutaneous MM in Anatomical Pathology Department FKUI/RSCM, from January 2011 to Juli 2023. Histopathological characteristics (tumor thickness, mitotic index, limfovaskular invasion, perineural invasion) were assessed and anti-TERT antibodies were used for immunohistochemistry staining. Histopathological characteristics and TERT immunoexpression data were analyzed to determine their association with metastasis. Histopathological features that correlate significantly with metastasis are tumor thickness >2 mm (p=0,006) and mitotic index ≥5 mitosis/mm2 (p=0,008). Multivariate analysis showed significant association between high TERT immunoexpression and metastasis in cutaneous MM (p<0,001, aOR=56,1). This study concludes that high TERT immunoexpression increases metastatic rate in cutaneous MM. Tumor thickness and mitotic index are associated with metastasis in cutaneous MM.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library