Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 33 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Khairina
Abstrak :
This thesis concern about information how advocacy program by a midwife is well done in RS Hermina Depok. The information consist of how the obstetrician services by midwife, how provocation by a midwife to the characteristics of pregnant women, how service in the other units, how the relationship between midwife advocacy and the decision of a patients to give birth in RS Hermina Depok. The research of this thesis has done in better way and quantitative approach. An advocacy program has a tendency to decide on childbirth. An advocacy program of a midwife only asked about condition of pregnancy and a midwife rarely to explain the hospital facility to the pregnant mothers. The description of service image by obstetrician of the respondents (a mother who is advocated) by a midwife, the characteristics consist of the average of age of patient is 30 years, education level is university graduate, working, payment by out of pocket (herself), the give birth more than 1 times, family income average Rp.7.960.000, independent social influence, ease accessibility. In this case difference decesion of patient to give birth is good service and poor service of the hospital. Advocacy of midwives have a tendency to decide of childbirth in RS Hermina Depok o 3.4 times compared than the assumption of low advocacy by midwife.
Tesis ini membahas bagaimana program advokasi bidan di jalankan di RS Hermina Depok, bagaimana layanan dokter kebidanan oleh bidan, bagaimana karakteristik ibu hamil yang di advokasi oleh bidan, bagaimana pelayanan di unit lain, bagaimana hubungan advokasi bidan dengan keputusan pasien untuk melahirkan di RS Hermina Depok. Penelitian ini dilakukan secara krosceksional dan pendekatan kuantitatif. Program Advokasi bidan memiliki kecenderungan untuk memutuskan persalinan. Program Advokasi Bidan yang sering dijalankan adalah menanyakan usia kehamilan dan yang jarang dilakukan adalah menjelaskan fasilitas RS kepada Ibu Hamil. Gambaran persepsi layanan Dokter Kebidanan pada responden (ibu yang diadvokasi) oleh Bidan adalah Baik dengan Karakteristik umur rata-rata 30 tahun, Tingkat pendidikan diatas D3, bekerja, dengan Biaya sendiri, bersalinan Lebih dari 1 kali, penghasilan Rp 7.960.000, tidak mendapatkan pengaruh sosial, Aksesibiliti mudah. Terdapat perbedaan keputusan persalinan yang menganggap pelayanan RS Baik dan kurang baik. Advokasi bidan memiliki kecenderungan untuk memutuskan persalinan di RS Hermina Depok sebesar 3,4 kali dibanding yang mengganggap advokasi bidan rendah.
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T30279
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1986
618.4 PEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sherly Indrayanti
Abstrak :
Kematian bayi dalam kandungan yang telah berusia lebih dari 24 minggu, sehingga harus dikeluarkan melalui proses melahirkan (stillbirth), yang terjadi pada perempuan dewasa muda, menimbulkan perasaan berduka yang mendalam. Perasaan berduka yang merupakan reaksi emosional terhadap peristiwa kehilangan dan muncul dari kesadaran seseorang akan adanya diskrepansi antara harapan dan kenyataan, terjadi bersamaan dengan periode sebelum, saat, dan setelah melahirkan. Dengan demikian, perempuan dewasa muda yang mengalami stillbirth menjalani tahap kedukaan yang terbagi atas shock and disbelief, preokupasi terhadap bayi yang sudah meninggal, hingga sampai pada tahap resolusi, sambil melewati tahapan dari proses hamil dan melahirkan yang juga menuntut penyesuaian yang kompleks. Sebagaimanapun kompleksitas perasaan berduka yang dirasakan, perempuan dewasa muda yang mengalami stillbirth harus tetap melanjutkan kehidupannya. Proses coping diperlukan agar mereka tidak tersendat pada satu tahap kedukaan, akan tetapi dapat melewati tahap demi tahap hingga mencapai tahap resolusi, di mana mereka dapat kembali memiliki semangat menjalani kehidupan keseharian, mampu merasakan kesenangan, memiliki harapan mengenai masa depan, dan menjalankan peran secara adekuat. Strategi dan mekanisme coping merupakan usaha yang dilakukan untuk mengatasi perasaan berduka yang dialami melalui penerimaan kognitif dan juga penerimaan emosional. Selain proses coping yang diusahakan oleh individu yang mengalami kedukaan, dukungan sosial dari orang-orang terdekat juga merupakan instrumen dalam membantu individu melewati tahap kedukaannya. Dukungan sosial biasanya berasal dari suami, prang tua, teman-teman dekat, serta tenaga profesional, dan dapat diberikan dalam bentuk emosional, instrumental, informasional, dan appraisal. Terlepas dari siapa yang memberikan atau apa jenis yang dukungan sosial yang diberikan, kebermanfaatan dari dukungan sosial tersebut tergantung dari bagaimana penilaian individu yang menerimanya. Dengan demikian kesesuaian antara pemberi, penerima, dan kapan dukungan sosial diberikan merupakan hal penting yang mendukung kesuksesan dari dukungan sosial itu sendiri. Tujuan penelitian ini ialah untuk mendapatkan gambaran mengenai kedukaan, coping, dan dukungan sosial pada perempuan dewasa muda yang mengalami stillbirth pada periode sebelum, saat, dan setelah melahirkan. Penelitian ini rnenggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus, yakni mempelajari satu atau lebih kasus secara mendalam. Pengambilan sample menggunakan sampling kasus tipikal, sedangkan data diperoleh melalui proses wawancara dengan menggunakan tape recorder dan observasi terhadap subyek yang memenuhi karakteristik. Sementara itu, analisis dilakukan dengan tehnik reduksi data, yakni suatu cara menggolongkan, memilih, memusatkan perhatian pada penyederhanaan, mengabstraksikan dan mentransformasi data mentah dari catatan-catatan lapangan yang diperoleh atau hasil observasi. Responden penelitian merupakan 3 orang perempuan dewasa muda yang mengalami kematian bayi dalam kandungan berusia 35 minggu dan 30 minggu yang terjadi dalam jangka waktu 3 minggu, 3 bulan, dan 2 tahun terakhir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman kedukaan pada masing-masing subyek berbeda dari segi waktu yang dibutuhkan untuk melalui tiap tahap kedukaan, kompleksitas dari perasaan berduka itu sendiri, dan tingkat distress yang dialami pada tiap tahap kedukaan. Shock and disbelief yang merupakan tahap awal dalam kedukaan sekaligus berfungsi sebagai mekanisme coping atau berfungsi memberi perlindungan bagi subyek dan reaksi yang lebih parah. Namun demikian, transisi dari tahap ini menuju tahap preokupasi, yang terjadi ketika subyek kembali dari rumah sakit setelah melahirkan, merupakan masa yang paling depresif bagi ketiga subyek. Ketiga subyek menerapkan strategi coping yang bersifat problem focused dan emotion focused secara bergantian pada tiap tahap kedukaan, sementara dua dari tiga subyek cenderung hanya menggunakan mekanisme coping yang bersifat avoiding grief atau menyibukkan diri untuk menghindari hal-hal yang akan mengingatkan subyek pada peristiwa kedukaan. Penerimaan kognitif lebih cepat dicapai oleh masing-masing subyek dibandingkan dengan penerimaan emosional, hal ini dapat dipahami mengingat bahwa perasaan berduka sendiri merupakan suatu dimensi emosional dari proses kedukaan. Selama melewati masa kedukaan, dukungan sosial yang terutama diperoleh dari suami, lalu dilanjutkan dengan teman-teman dekat, orang tua, dan tenaga profesional seperti dokter. Namun demikian, pada tahapan tertentu, dukungan sosial dinilai kurang signifikan, menghalangi subyek untuk mengekspresikan perasaannya, serta menimbulkan perasaan bersalah. Temuan-temuan lain dalam penelitian ini adalah adanya keterkaitan antara pengalaman terdahulu atau pola asuh yang dialami oleb subyek dengan penghayatan subyek terhadap peristiwa kematian bayi yang mereka alami. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa replacement child syndrome, yakni kehadiran anak berikutnya yang berfungsi menggantikan bayi yang meninggai dan mempersingkat masa kedukaan, merupakan hal yang tidak terhindarkan pada ketiga subyek namun dengan karakteristik yang berbeda pada masing-masing subyek. Penelitian ini memberikan saran praktis bagi subyek dalam menjalani masa kedukaannya, orang-orang di sekitar subyek dalam memberikan pendampingan, serta tenaga profesional dalam memberikan konseling dan terapi. Sedangkan untuk penelitian lanjutan, disarankan untuk memperdalam keterkaitan antara pola asuh atau pengalaman terdahulu dengan penghayatan individu terhadap kedukaan, yang dalam penelitian ini belum dibahas secara komprehensif dengan menggunakan dasar-dasar kepustakaan. Mengingat kasusnya yang oukup tipikal maka untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk tetap menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus dan teknik pengambilan sampel kasus tipikal.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18645
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Silvy Sulistiosari
Abstrak :
Penelitian ini tennasuk dalam jenis penelitian cross sectional dengan mengambil 54 responden dari 62 orang dukun beranak. Sebagai responden pelengkap diambil ibu yang telah melahirkan dengan bantuan responden dan masih dalam masa nifas, jumlahnya 41 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode sampling acak sederhana. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri di rumah masing-masing responden menggunakan kuesioner dengan pertanyaan terbuka dan tertutup. Karakteristik dukun beranak diantaranya adalah umur 61-70 tahun, asal Pandeglang, telah menjadi dukun beranak selama 11-20 tahun; karakteristik ibu adalah umur 26-30 tahun, asal Pandeglang, dan jumlah anak 1-5 orang. Keluhan/masalah terbanyak setelah ibu melahirkan menurut dukun beranak adalah perut yang sakit/mulas, sedangkan menurut ibu adalah payudara yang bengkak dan nyeri. Obat tradisional banyak digimakan setelah ibu melahirkan, baik untuk perawatan maupun untuk mengatasi keluhan/masalah setelah melahirkan. Sebagjan besar obat tradisional tersebut sudah umum digunakan dan dijuiiipai dalam kehidupan sehari-hari, seperti kunyit, lempuyang, kencur, daun pepaya, dan daun sembung. Ibu yang telah menggunakan obat tradisional menyatakan telah merasakan khasiat obat tradisional (merasa lebih baik) dalam waktu kurang dari I hari (85,4%). Obat tradisional yang digunakan oleh ibu setelah melahirkan dapat dikatakan cepat membenkan efek dan tidak memilild efek samping berbahaya. ......The main purpose of this research is to get informations about traditional medicines used after giving birth by midwives in Cimanuk subdistrict, Pandeglang. This research is included to cross-sectional research by taking 54 respondents from 62 midwives. Mother who has given birth by midwife's help and still in puerperium time (6 weeks after labouring) were taken as complementary respondents; the amount is 41 persons. Data collecting was conducted by the researcher herself at the house of every respondents using a questionaire which contains opened and closed questions. Characteristics of midwives are 61-70 years old, from Pandeglang, have been midwife for 11-20 years; charakteristics of post-partus mothers are 26-30 years old, from Pandeglang, and have 1-5 children. The majority complaints/problems suffered by mothers giving birth according to midwives is stomach ache and to post partus mothers is swollen and painfril breasts. There are many traditional medicines used by midwives to treat and solv the complaints/problems after giving birth. These traditional medicines are commonly f used and seen everyday, such as turmeris, galingale, lempuyang, sembung and papaya leaves. Post-partus mothers who have used the traditional medicines said that they had felt better already within less than a day (85,4%). Traditional medicine used by post-partus mothers could be determined as fest-efifecting medicines and relatively without dangerous side effects.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Hapsari Santosa
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
S3637
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaenal Fatkurrozi
Abstrak :
Sistem e-Jarim bertujuan untuk meningkatkan koordinasi antara RS Tebet dan Puskesmas dalam upaya memprioritaskan pelayanan ibu nifas bagi kontrol kembali ke rumah sakit dan mengurangi kematian ibu postnatal di Jakarta Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengintegrasikan sistem database Ejarim antara Rumah Sakit dan Puskesmas di Kabupaten Tebet dengan menggunakan framework Codeigniter untuk mendapatkan kesamaan data sehingga mengurangi duplikasi data dan kehilangan data pasien untuk dikendalikan. Metodologi menggunakan Rapid Application Development (RAD) dengan pendekatan prototyping. Penelitian ini menghasilkan sinkronisasi data secara real-time pada sistem E-jarim Rumah Rumah Sakit dan Puskesmas di Kabupaten Tebet ......The e-Jarim system aims to improve coordination between Tebet Hospital and Puskesmas in an effort to prioritize postpartum maternal services for control back to hospital and reduce postnatal maternal mortality in South Jakarta. This study aims to integrate the Ejarim database system between hospitals and health centers in Tebet Regency by using the Codeigniter framework to obtain data similarity so as to reduce data duplication and loss of patient data to control. The methodology uses Rapid Application Development (RAD) with a prototyping approach. This study resulted in real-time data synchronization on the E-jarim system of Hospitals and Health Centers in Tebet Regency
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Athif Lamadhah
Baguntapan Jogjakarta: DIVA Press, 2012
618.2 ATH bt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Imami Nur Rachmawati
Abstrak :
ABSTRAK
Peristiwa persalinan adalah peristiwa normal dalam kehidupan suatu keluarga, sehingga melahirkan di rumah dengan ditolong tenaga kesehatan merupakan pilihan yang bisa dilakukan oleh perempuan. Studi kualitatif fenomenologi untuk menggali makna melahirkan di rumah bagi perempuan yang melahirkan ditolong oleh tenaga kesehatan belum banyak dilakukan. Studi ini merupakan bagian dari studi yang lebih besar tentang Pengalaman Perempuan selama Proses Persalinan di rumah di tolong tenaga kesehatan. Tujuh partisipan yaitu perempuan yang telah melewati proses persalinan di rumah dengan ditolong oleh tenaga kesehatan di wilayah kerja sebuah puskesmas di Kabupaten Malang berpartisipasi pada penelitian ini. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam sebanyak dua kali yang dilengkapi dengan catatan lapangan. Wawancara direkam kemudian dibuat transkrip wawancara. Hasil penelitian menemukan tiga tema tentang makna melahirkan di rumah yang dirasakan oleh partisipan, meliputi melahirkan sebagai kodrat perempuan, kebahagiaan bagi seorang perempuan yang melahirkan di rumah dan makna pembelajaran bagi keluarga ketika ibu melahirkan dirumah. Hasil penelitian ini memberikan informasi yang bermanfaat dalam penentuan kebijakan untuk membuat desain program maupun intervensi keperawatan guna membantu memenuhi berbagai kebutuhan kesehatan ibu bersalin di rumah.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
610 JKI 20:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fini Fajrini
Abstrak :
Setiap wanita menginginkan persalinannya berjalan lancar dan dapat melahirkan bayi dengan sempurna. Persalinan bisa berjalan secara normal, namun sekarang tidak jarang dilakukan dengan Caesar. Penelitian ini bertujuan melihat hubungan antara (umur, penghasilan keluarga, pengalaman bersalin, paritas, kepemilikan asuransi, pengetahuan ibu, dan psikologi ibu) dengan pemilihan proses persalinan. Jenis penelitian ini adalah cross sectional, menggunakan data primer dengan sampel 104 responden, dengan analisis univariat, bivariat. Penelitian dilakukan pada bulan Maret s/d Mei 2014 dan didapatkan 54% pasien melahirkan dengan proses persalinan caesar dan 46% melahirkan dengan proses persalinan normal. Faktor yang berhubungan dengan pemilihan proses persalinan adalah pengalaman bersalin sebelumnya yaitu p=0,002, dan psikologi ibu 0,001.
Every woman wants the birthing process goes smoothly and perfectly able to deliver the baby. Childbirth can walk normally, but now it is not uncommon done by caesarean. This study is aimed to know the relationship between (age, income families, maternity experience, parity, insurance ownership, mother's knowledge, and maternal psychological) with selection of delivery process. This is a cross sectional study, using primary data with 104 respondents, using univariate and bivariat. Research was conducted in March until May 2014. The result showed that 54% of caesarean deliveries and 46% normal birth process. Factors associated with the selection of delevery process are experience maternity that is p = 0.002 and maternal psychology p= 0.001.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41762
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Putu Yanti P
Abstrak :
ABSTRAK
Melahirkan seorang anak merupakan suatu peristiwa penting bagi kehidupan seorang wanita yang merupakan masa transisi untuk menjadi seorang ibu dan melibatkan banyak perubahan-perubahan psikologis.

Pada dasarnya setiap wanita menginginkan melahirkan anaknya secara alami karena pengalaman tersebut menimbulkan kebahagiaan tertinggi bagi seorang wanita terutama bagi wanita yang baru pertama kali melahirkan.

Dengan kemajuan teknologi di bidang kedokteran maka melahirkan alami bukan lagi satu-satunya cara untuk melahirkan. Salah satu alternatifnya adalah pembedahan, yang disebut dengan pembedahan Caesar. Pembedahan ini mulai banyak dilakukan pada masa ini dan mulai banyak penelitian-penelitian yang dilakukan untuk melihat efek dari pembedahan ini terhadap aspek psikologis seorang wanita.

Beberapa penelitian di luar negri seperti penelitian Marut dan Mercer (1979) dalam Kendall-Tackett dan Kathleen A (1993) menemukan bahwa wanita yang melahirkan melalui pembedahan caesar khususnya yang mendadak ( adanya indikasi medis) memiliki persepsi yang negatif terhadap pengalaman melahirkannya, dan menurut Deutsch (1973) wanita yang menjalani pembedahan akan merasakan perasaan gagal dan tidak berprestasi sebagai seorang wanita karena tidak dapat melahirkan secara alami. US Departement of Health and Service menyatakan bahwa satu dari empat wanita yang melahirkan melalui pembedahan caesar merasakan kehilangan otonomi dan penurunan self-esteem. Bennetts (1995) juga mengungkapkan adanya emosi-emosi negatif setelah melahirkan pada wanita yang melahirkan melalui pembedahan khususnya pembedahan Caesar yang tidak diharapkan sebelumnya (ada indikasi medis).

Adanya emosi-emosi negatif yang mengikuti pembedahan caesar dengan alasan medis bagi wanita yang mengalaminya merupakan suatu indikator ketidakbahagiaan khususnya dalam beberapa aspek tertentu seperti aktualisasi diri, otonomi, harapan, afek positif dan negatif dan penerimaan diri. Karena itulah diadakan penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran kebahagiaan pada wanita yang melahirkan melalui pembedahan caesar yang disebabkan oleh adanya indikasi medis, terutama pada kelima aspek kebahagiaan tersebut, dan dibandingkan dengan wanita yang melahirkan secara alami.

Faktor-faktor yang berpengaruh pada timbulnya reaksi emosional yang negatif setelah pembedahan meliputi jenis pembedahan, jenis anestesi, peran dalam pengambilan keputusan untuk menjalani pembedahan, kehadiran suami pada saat pembedahan, kepuasan perkawinan, dan kelima aspek kebahagiaan di atas.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran kebahagiaan pada aspek aktualisasi diri, otonomi, harapan, afek positif dan negatif dan penerimaan diri serta adakah perbedaan yang signifikan dalam lima aspek tersebut pada wanita yang melahirkan melalui pembedahan caesar dengan alasan medis dan yang secara alami serta adakah perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok itu dalam menghayati kebahagiaan.

Dari penelitian yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan untuk menjawab permasalahan yaitu gambaran kebahagiaan pada wanita yang melahirkan melalui pembedahan caesar dengan alasan medis dan yang secara alami adalah memiliki perasaan telah mengaktualisasikan diri, memiliki sense of autonomy, kenyataan pada waktu melahirkan sesuai dengan harapan, memiliki afek positif dan negatif yang seimbang, dan penerimaan diri yang tinggi. Dalam aspek otonomi dan afek positif dan negatif ada perbedaan yang signifikan, tetapi dalam aspek aktualisasi diri, harapan dan penerimaan diri tidak ada perbedaan yang signifikan. Dalam menghayati kebahagiaan antara wanita yang melahirkan melalui pembedahan caesar dengan alasan medis ada perbedaan yang signifikan. Hal ini dapat dijelaskan dengan teori otonomi dari Kupfer (1990) mengenai otonomi tindakan (autonomy of action). Pada wanita yang menjalani pembedahan Caesar otonomi tindakan tidak terpenuhi karena pada situasi itu tidak mungkin untuk berpartisipasi aktif dalam mendorong dan melahirkan anaknya. Tidak adanya otonomi tindakan dapat merupakan penyebab kurang seimbangnya afek positif dan negatif pada wanita yang melahirkan melalui pembedahan caesar dengan alasan medis.
1997
S2666
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>