Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reninta Fauziah
Abstrak :
Dengan terbatasnya keefektifan media promosi tradisional telah membuat peran media internet menjadi lebih besar dalam menarik pembeli dan mendongkrak penjualan, khususnya di media sosial. Perkembangan pesat online shop di Instagram adalah trend baru atas perpanjangan model e-commerce sebelumnya yang disebut dengan trend Social commerce (s-commerce). Dengan berkembangnya teknologi informasi digital, sebuah aplikasi media sosial seperti Instagram dapat menjadi alat pemasaran yang sangat menguntungkan ketika hal tersebut mampu menyebarkan, merekomendasi, dan mengadvokasi sebuah merek / produk. Hal tersebut merupakan ciri dari fenomena ekonomi Long Tail yang digerakan oleh tiga driving forces yaitu demokratisasi produksi, demokratisasi distribusi, dan menghubungkan pasokan ke permintaan. Temuan penelitian ini mengungkap 3 driving forces yang terjadi di media sosial Instagram, dimana demokratisasi produksi digerakan oleh tumbuhnya online shop berskala kecil – menengah, demokratisasi distribusi menjadikan sosial media Instagram sebagai agregator, dan penghubung pasokan ke permintaan adalah tekhnik – tekhik filter yang digunakan pelaku online shop di Instagram, yaitu : Paid Promote, SFS (Shout out For Shout out), Endorsement, Hashtag, Spam Comment, Sruduk Follow. Filter-filter tersebut sekaligus merupakan strategi – strategi komunikasi pemasaran kreatif yang digunakan pelaku online shop dalam memasarkan produk mereka ......With limited the effectiveness of traditional advertising media has made the role of internet larger to attract shoppers and boost sales, especially in social media. The rapid development of online shop on Instagram is a new trend on the extension of e-commerce models previously called Social commerce trend (s-commerce). With the development of digital information technology, a social media application like Instagram can be a marketing tool that is very beneficial when it is able to deploy, recommend and advocate for a brand / product. It is characteristic of economic phenomena called Long Tail, which is driven by three driving forces of democratization of production, democratization of distribution, and connect the supply to the demand. The findings of this study reveal the three driving forces that occur in social media Instagram, where the democratization of production driven by the growth of online shop small - medium, democratizing distribution makes social media Instagram as aggregators, and connecting supply to demand is the filter technique used by the sonline shop in Instagram, namely: Paid Promote, SFS (Shout out Shout For out), Endorsement, Hashtag, Spam Comment, “Sruduk Follow”. The filters are at once is a creative strategy used by the online shops in marketing their products.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zeremy Giovanni
Abstrak :
Sebagian studi komunikasi perubahan iklim berfokus kepada pembingkaian isu yang dilakukan oleh media arus utama. Penelitian kali ini mencoba berkontribusi dalam studi sejenis dengan melakukan komparasi pembingkaian antara media arus utama dan media niche dalam konteks negara berkembang. Studi diarahkan kepada perbandingan kedalaman, pembingkaian dan penggunaan sumber informasi, dengan metode analisis isi kuantitatif, antara Kompas.com, sebagai media arus utama, dan Mongabay.co.id, sebagai media niche di Indonesia. Hasil penelitian memperlihatkan kedalaman dan keragaman perspektif peliputan dari media niche. Secara keseluruhan, bingkai dampak dan atribusi pertanggungjawaban, dan sumber informasi yang berasal dari pemerintah Indonesia, cenderung digunakan oleh kedua kanal berita. Perbedaan terlihat dari Mongabay.co.id yang mengikutsertakan suara masyarakat lokal, dan lebih berfokus pada peliputan isu advokasi terkait perubahan iklim. Sedangkan Kompas.com mencoba menyeimbangkan sumber informasi dan cenderung tidak mengambil posisi secara eksplisit. ......Some studies on climate change communication focus on issue framing conducted by mainstream media. This research aims to contribute to a similar study by comparing the framing between mainstream and niche media in the context of developing countries. The study focuses on the depth, framing, and use of information sources, using quantitative content analysis methods, between Kompas.com as mainstream media and Mongabay.co.id as niche media in Indonesia. The results show the depth and diversity of coverage perspectives from niche media. Overall, impact framing, accountability attribution, and information sources from the Indonesian government still tend to be used by both news channels. Differences are observed in Mongabay.co.id, which includes the voices of local communities and focuses more on advocacy  coverage related to climate change. In contrast, Kompas.com attempts to balance information sources and tends not to take explicit positions.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library