Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Srikandi Wahyu Arini
"Batu bata menggunakan tanah sebagai bahan baku utamanya, namun bata yang terbuat hanya dari tanah memiliki performa yang kurang baik. Dalam rangka membuat batu bata sebagai material yang lebih ramah lingkungan dan memiliki performa yang lebih baik maka dilakukan kajian karakteristik sifat fisik dan mekanik batu bata pembakaran dengan tambahan 4% sabut kelapa berukuran 2,5 cm yang telah di diolah dan di curing dalam tiga kondisi perawatan. Berdasarkan hasil pengujian sifat fisik dan mekanik bata, didapatkan bahwa penambahan 4% serabut kelapa berukuran 2,5 cm yang telah diolah meningkatkan sifat mekanik bata pada semua kondisi curing namun tidak semua sifat fisik meningkat.

Batu bata menggunakan tanah sebagai bahan baku utamanya, namun bata yang terbuat hanya dari tanah memiliki performa yang kurang baik. Dalam rangka membuat batu bata sebagai material yang lebih ramah lingkungan dan memiliki performa yang lebih baik maka dilakukan kajian karakteristik sifat fisik dan mekanik batu bata pembakaran dengan tambahan 4% sabut kelapa berukuran 2,5 cm yang telah di diolah dan di curing dalam tiga kondisi perawatan. Berdasarkan hasil pengujian sifat fisik dan mekanik bata, didapatkan bahwa penambahan 4% serabut kelapa berukuran 2,5 cm yang telah diolah meningkatkan sifat mekanik bata pada semua kondisi curing namun tidak semua sifat fisik meningkat.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S61442
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reading, MA: Addison-Wesley, 1966
620.11 MEC (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Kaufman, J. Gilbert
Materials Park, Ohio: ASM International, 2001
e20442499
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Novianto Agung Cahyono
"Latar Belakang: Magnesium merupakan biomaterial logam yang berpotensi digunakan sebagai material implan tubuh yang dapat terdegradasi. Syarat magnesium dapat digunakan sebagai material implan biodegradasi adalah laju degradasi magnesium harus memiliki kekuatan mekanis yang cukup dalam jangka waktu tertentu, sampai terjadi penyembuhan tulang, kecepatan resorbsi yang sesuai dengan kecepatan penyembuhan tulang. Aplikasi magnesium sebagai implan yang terdegradasi terhambat karena tingkat tinggi degradasi lingkungan fisiologis. Dengan adanya sifat biodegradasi magnesium maka diperlukan cara bagaimana mencegah atau menekan kecepatan laju biodegradasi sehingga dapat disesuaikan dengan proses penyembuhan tulang. Beberapa penelitian tentang magnesium telah dilakukan untuk mengatasi keterbatasan tersebut, antara lain dengan prosedur Equal Channel Angular Pressing ( ECAP), merupakan salah satu prosedur dari grain refinement yang dapat menurunkan laju degradasi dan meningkatkan sifat mekanis magnesium.
Tujuan: Menganalisa sifat mekanis magnesium ECAP dalam perendaman dalam larutan DMEM.
Metode: Sifat mekanis magnesium ECAP dianalisis setelah dilakukan perendaman dalam larutan DMEM dengan menggunakan masing-masing sepuluh sampel magnesium ECAP untuk uji bending dan sepuluh sampel magnesium ECAP uji keuletan. Sifat mekanis di analisis menggunakan nilai bending pada uji bending dan nilai keuletan pada uji keuletan.
Hasil: Terdapat pengaruh waktu perendaman terhadap nilai bending magnesium ECAP, nilai keuletan magnesium ECAP dan penurunan nilai bending juga nilai keuletan magnesium ECAP pada perendaman dalam larutan fisiologis DMEM.

Background: Magnesium is a metal biomaterials that could potentially be used as an implant material which can be decomposed body. Requirement of magnesium can be used as an implant material is the biodegradation rate of degradation must possess sufficient mechanical strenght in a certain period of time until the healing bone resorption speed corresponding to speed bone healing, generally magnesium has a rapid rate of degradation, it is undesirable magnesium deficiency. Application of magnesium as the implant is degraded hampered by high levels of physiological environmental degradation. With the biodegradation rate of speed so it can be adapted to the bone healing process. Several studies on magnesium have been made to overcome these limitations. Among others, the ECAP procedure which is one of the grain refinement procedure that can decrease the rate of degradasi and improve the mechanical properties of magnesium.
Objective: To analyze the mechanical properties of magnesium ECAP in DMEM solution immersion.
Methods: Mechanical properties of magnesium ECAP analyzed after immersion in DMEM solution by using each of the ten samples of magnesium ECAP for bending test and ten samples of magnesium ECAP for ductility test.
Result: There is the effect of immersion time on the value of ECAP bending magnesium, magnesium ECAP ductility value and impairment bending ductility also magnesium ECAP on immersion in physiological solution of DMEM.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dondokambey, Nathaniel Viandy
"Titanium sudah lama digunakan untuk menyembuhkan trauma, terutama fraktur, pada tulang kranial. Titanium sudah lama terkenal dengan kekuatan mekanisnya, juga biokompatibilitasnya yang mumpuni, di dunia biomedis. Meski terkenal sangat kuat, timbul pertanyaan apakah kita dapat menambah kekuatan dari titanium? Pada instalasinya / pemasangannya, titanium dihadapkan dengan bending, yang juga dapat menyebabkan pre-straining pada benda metalik. Pre-straining ini juga yang dapat memberikan tambahan kekuatan pada titanium, melalui efek strain hardening. Riset ini lalu berfokus pada efek pre-strain terhadap dua varian titanium, CP-Ti grade 4 (ASTM F67) dan Ti-6Al-4V (ASTM B265).
Riset ini akan melihat apa yang akan terjadi kepada mechanical properties dari kedua varian titanium apabila diberikan pre-strain. Uji tarik akan dilakukan sesuai panduan ASTM E8, dengan parameter pre-strain 6%, 11%, 15% untuk CP-Ti grade 4 dan 6%, 9%, 12% untuk Ti-6Al-4V. Hasilnya nanti juga akan dibandingkan dengan simulasi bending yang dilakukan di AutoDesk Inventor, guna melihat efek bending pada instalasi implan. Apa yang dihasilkan menunjukkan sifat inkonsistensi sehingga sulit untuk menarik kesimpulan yang konkrit. Namun, dapat dikatan bahwa pada umumnya pre-strain pada titanium tidak memberikan penambahan kekuatan yang signifikan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pranata Jaya
"Organoclay adalah lempung yang disintesis dengan bahan organik ODTMABr tanpa mengubah struktur kimianya. Pergeseran puncak (001) difaktogram menunjukkan bahwa ODTMABr berhasil masuk ke dalam lapisan lempung. Basal spacing pada organoclay lebih besar dibandingkan dengan basal spacing bentonit. Uji FTIR menunjukkan bahwa organoclay Tapanuli (OCT-C18) terinterkalasi oleh surfaktan ODTMABr. Sintesis antara Polyvinyl Alcohol (PVA) dan OCT dalam jumlah sedikit yaitu PVA/OCT-C18 5% atau kurang menghasilkan nanokomposit berstruktur eksfoliasi. Penambahan OCT-C18 memberi peningkatan kekuatan mekanik dan modulus elastisitas PVA/OCT-C18, tetapi memberi penurunan regangan pada PVA/OCT-C18 7%. Hasil SEM pada permukaan patahan menunjukkan peningkatan kekuatan mekanik dan teramatinya peningkatan kekasaran permukaan patahan. Banyak dan besar rongga pada PVA/OCT-C18 mempengaruhi kekuatan mekanik PVA/OCT-C18.

Organoclay was synthesized using ODTMABr surfactant without changing its chemical structure. The diffractogram showed that the (001) peak shifted and this indicated that the organoclay layers were intercalacted. The basal spacing of organoclay which was higher than of bentonite. The FTIR results indicated the ODTMABr surfactant intercalated the clay layers. Synthesis of Polyvinyl Alcohol (PVA) and small amounts of OCT-C18 less than 5% wt, produced exfoliated nanocomposite structure. The addition of OCT-C18 improved mechanical strength and modulus of elasticity, but it decreased the value of strain of PVA/OCT-C18 composites. SEM observation results on the fracture surface showed that the enchanted of mechanical strength of PVA/OCT-C18 followed by the roughness of fracture surface. The number of voids or cavities on PVA/OCTC18 affected the mechanical strength of PVA/OCT-C18."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S53174
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fachrur Rozi
"ABSTRAK
Baja tahan karat dua fasa SAF 2205 pipa kelas 65 diberikan perlakuan cold pilgering menyebabkan kelasnya meningkat menjadi kelas 140 dan kekuatan luluhnya juga meningkat. Meningkatnya kekuatan luluh ternyata menurunkan ketangguhan material. Diberikan perlakuan panas untuk meningkatkan ketangguhan tersebut dan diharapkan sifat mekanisnya mendekati kelas 125 atau 110. Diberikan perlakuan panas dengan suhu 350 ̊C, 450 ̊C dan 550 ̊C dengan waktu tahan 30 dan 40 menit. Setelah diberikan perlakuan, diperiksa sifat mekanisnya dengan pengujian tarik, impak, keras dan metalografi. Didapatkan parameter optimum untuk mendapatkan ketangguhan yang optimum pada suhu 550 ̊C dengan waktu tahan 30 menit.

ABSTRACT
Duplex stainless steel SAF 2205 grade 65 given cold pilgering treatment that increase their grade to grade 140 and increase the yield strength. Increasing yield strength, lowering the toughness of material. Heat treatment given to material to increase the toughness and make the mechanical properties closer to grade 125 or 110. Heat treatment parameter that been used are 350 ̊C, 450 ̊C, and 550 ̊C with holding time 30 and 40 minutes. After heat treatment, the mechanical properties checked with tensile test, impact test, hardness test and metallography. The optimum parameter for the optimum toughness is reached in temperature 550 ̊C with holding time 30 minute."
2014
S65713
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hairul Abral, Author
"In the present study, natural fibers located in thick outer woody rinds of the metroxylon sago (MS) tree were investigated. The investigation focused on measuring the mechanical properties and observing the microstructures of MS fibers before and after treatment with 5% sodium hydroxide. A scanning electron microscope was used to observe the microstructure of MS fiber, and the results showed that there was a decrease in fiber diameter after mercerization. A porous structure in the cross-section area of untreated fibers was clearly seen, and it was highly compressed after mercerization. The strength of MS fiber increased significantly after it was treated by 5% NaOH solution for two hours. The average ultimate strength of untreated MS fiber was recorded as 46 MPa; treatment with sodium hydroxide resulted in a significant increase in average ultimate strength to 163 MPa. Additionally, the elastic modulus of treated fiber was greater than that of untreated fiber."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2012
UI-IJTECH 3:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Gere, James M.
Singapore: Cengage Learning, 2013
620.1 GER m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>