Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 197 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wilson, Deirdre
Abstrak :
"When people speak, their words never fully encode what they mean, and the context is always compatible with a variety of interpretations. How can comprehension ever be achieved? Wilson and Sperber argue that comprehension is a process of inference guided by precise xpectations of relevance. What are the relations between the linguistically encoded meanings studied in semantics and the thoughts that humans are capable of entertaining and conveying? How should we analyse literal meaning, approximations, metaphors and ironies? Is the ability to understand speakers? meanings rooted in a more general human ability to understand other minds? How do these abilities interact in evolution and in cognitive development? Meaning and Relevance sets out to answer these and other questions, enriching and updating relevance theory and exploring its implications for linguistics, philosophy, cognitive science and literary studies"-- Provided by publisher.
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 2012
401.43 WIL m;401.43 WIL m (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dwika Muzakky Anan Taturia
Abstrak :
Seperti toponim lainnya, nama kuburan (nekronim) sebagai bagian dari unsur rupabumi bernama tentu perlu dihimpun dan dikaji eksistensinya. Karena, kuburan merupakan salah satu jenis ruang sakral yang syarat akan makna filosofis dan historis. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi mengapa ada kuburan di tepi pantai Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah melalui pintu masuk toponimi. Eksistensi kuburan tepi pantai dirasa unik walau jarang ditemukan, tetapi masih difungsikan. Mengingat tradisi dan filosofi letak kuburan di Indonesia pada umumnya berada di tempat yang tinggi. Sampel purposif data berupa tiga belas nekronim tepi pantai dikumpulkan dari hasil wawancara menggunakan Metode Cakap Semuka dan bantuan Teknik Rekam dan Catat. Dengan memanfaatkan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif, ketiga belas data dianalisis menggunakan Teori Makna Praanggapan Nyström (2016). Ada delapan kategori yang mempengaruhi penamaan kuburan tepi pantai. Adapun kategori mitos merupakan kategori yang mendominasi. Dominasi ini merupakan cara masyarakat melestarikan dan mengabadikan tradisi lisan turun temurun sebagai asal-usul penamaan tempat. Ada 4 model pembentukan nekronim tepi pantai, yaitu bentuk dasar, prefiksasi, frasa, dan abreviasi. Asosiasi positif dominan pada asal-usul penamaan nekronim, sedangkan asosiasi negatif dominan pada hilangnya benda-benda di sekitar kuburan. Di samping itu, emosi positif didominasi hilangnya rasa takut, sedangkan emosi negatif didominasi rasa kecewa. Melalui hasil identifikasi makna asosiatif dan emotif dapat digali pemaknaan kuburan tepi pantai, yaitu: (1) mengikuti sistem penguburan purbakala yang bertujuan untuk pengawetan tulang, dan (2) mengikuti letak makam para walisongo sebagai bukti jejak penyebaran agama islam di pesisir utara Jawa Tengah. ......Like other toponyms, cemeteries names (necronyms) as part of named toponyms certainly need to be collected and studied. It is because the cemetery is a type of sacred space that contains philosophical and historical meaning. This study aims to explore why there are seaside cemeteries in Kragan District, Rembang Regency, Central Java through toponymy. The existence of seaside cemeteries is considered unique, even though they are rarely found, they are still used. Given the tradition and philosophy of the location of graves in Indonesia, in general, they are in a high place. Purposive sample data in the form of thirteen seaside necronyms were collected from interviews using the Cakap Semuka Method and the assistance of Record and Record Techniques. By utilizing a qualitative approach and descriptive method, the thirteen data were analyzed using Nystr�m's Theory of Presuppositional Meaning (2016). There are eight categories that influence the naming of seaside graves. The myth category is the dominating category. This dominance is a way for the community to preserve and perpetuate oral traditions passed down from generation to generation as the origins of naming places. There are 4 models of forming seaside necronyms, namely basic forms, prefixations, phrases, and abbreviations. Positive associations are dominated by the origins of naming necronyms, while negative associations are dominated by the loss of objects around the cemetery. In addition, positive emotions are dominated by the loss of fear, while negative emotions are dominated by disappointment. Through the identification of associative and emotive meanings, the meaning of seaside cemetery can be explored, namely: (1) following an ancient burial system that aims to preserve bones, and (2) following the location of Walisongo graves as evidence of traces of the spread of Islam on the north coast of Central Java.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sella Rachmawati
Abstrak :
ABSTRAK
Lagu merupakan salah satu unsur pendukung dalam film atau drama. Lirik dalam lagu membantu penontonnya untuk lebih memahami kisah dalam film atau drama dengan lebih jelas. Penelitian ini melakukan pendekatan ilmu linguistik, yaitu semantik. Semantik adalah ilmu yang mempelajari tentang makna. Tujuan penulisan jurnal ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan makna konotasi cinta yang ada di dalam empat lirik lagu dari drama Goblin, yaitu . lagu lsquo;Cheot-nun-chereom Neo-ege Ga-gett-da rsquo; oleh Ailee, lsquo;Cheot Nun rsquo; oleh Jung Joonil, lsquo;Beautiful rsquo; oleh Crush dan lsquo;Heaven rsquo; oleh Roy Kim dan Kim Yeji. Drama Goblin adalah drama Korea Selatan yang telah ditayangkan pada akhir November 2016 hingga akhir Januari 2017 di tvN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ditemukan makna konotasi cinta positif dan negatif pada keempat lirik lagu drama Goblin. Pada penelitian ini, makna konotasi cinta positif lebih banyak ditemukan dibandingkan dengan makna konotasi cinta yang negatif. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pembaca.
ABSTRACT
Song is one of the supporting elements in a movie or drama. The lyrics in the song help the audience to better understand the story in the movie or drama more clearly. This research approach linguistic science, that is semantic. Semantics is the study of meaning. The purpose of writing this journal is to know and explain the meaning of the connotation of love that is in the four lyrics of the song from the drama Goblin, that is. 39 Cheot Nun 39 by Ailee, 39 Cheot Nun 39 by Jung Joonil, 39 Beautiful 39 by Crush and 39 Heaven 39 by Roy Kim and Kim Yeji. Goblin is a South Korean drama that has aired in late November 2016 until the end of January 2017 on tvN. This study used descriptive qualitative method. The results found the positive and negative connotation meaning of love in the four lyrics of Goblin rsquo s songs. From this study, the positive connotation meaning of love is a lot more than the negative connotation meaning of love. This study is expected to provide information to the reader.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rangga Bogar Santos
Abstrak :
ABSTRAK Semboyan adalah kalimat pendek yang dipakai sebagai pegangan hidup. Selain itu, semboyan juga dipakai sebagai dasar, intisari, slogan dan motto dari suatu usaha bersama yang dapat membangkitkan semangat dan menjadi ciri khas dari pemilik semboyan yang bersangkutan. Selain Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi semboyan bangsa Indonesia, tiap wilayah di Indonesia memiliki semboyannya masing masing. Pada tiap wilayah, semboyan memakai bahasa daerahnya masing masing. Salah satunya adalah wilayah di Provinsi Jawa Timur. Masyarakat di Provinsi Jawa Timur memakai bahasa Jawa dalam percakapan sehari-hari. Beberapa kosakata bahasa Jawa mengadopsi bahasa Sanskerta dan Kawi. Hal ini memicu interpretasi dalam memaknai semboyan. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pemaknaan pada semboyan berbahasa Sanskerta dan Kawi di Provinsi Jawa Timur. Ada enam semboyan yang menggunakan bahasa Sanskerta dan Kawi, selanjutnya akan dilakukan analisis dibantu dengan teori segitiga makna Ogden dan Richards (1952) dan sumber referensi kamus Baoesastra Djawa (W.J.S Poerwadarminta, 1939), Kamus Lengkap Jawa-Indonesia (Sutrisno Sastro Utomo, 2007), Kamus Sanskerta Indonesia (Purwadi dan Eko Priyo Purnomo, 2008), Kamus Sanskerta Indonesia (Y. Agustirto Suroyudo, 2008), Kamus Kawi-Indonesia (Y.B Suparlan, 1988), dan Kamus Kawi Indonesia (Wojowasito, 1989) akan digunakan untuk mencari makna tiap kata pada teks semboyan.
ABSTRACT Slogan is a short sentence that is used to handle life. In addition, the semboyan is also used as the basis, essence, slogan and motto of a joint venture that can arouse enthusiasm and become the hallmark of the owner of the slogan in question. Besides Bhinneka Tunggal Ika, which is the motto of the Indonesian people, each region in Indonesia has its own motto. In each region, the slogan uses the language of each region. One of them is an area in East Java Province. Communities in East Java Province use Javanese in everyday conversation. Some Javanese vocabulary adopted Sanskrit and Kawi. This triggers interpretation in interpreting the slogan. Therefore, this study aims to explain the meaning of the Sanskrit and Kawi slogans in East Java Province. There are six slogans that use Sanskrit and Kawi languages, further analysis will be carried out assisted by the triangular theory of the meaning of Ogden and Richards (1952) and the reference source of Djesastra Djawa dictionary (WJS Poerwadarminta, 1939), Complete Dictionary of Java-Indonesia (Sutrisno Sastro Utomo, 2007) , Indonesian Sanskrit Dictionary (Purwadi and Eko Priyo Purnomo, 2008), Indonesian Sanskrit Dictionary (Y. Agustirto Suroyudo, 2008), Kawi Indonesian Dictionary (YB Suparlan, 1988), and Kawi Indonesian Dictionary (Wojowasito, 1989) to be used for look for the meaning of each word in the text of the watchword.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laila Kholidah
Abstrak :
Skripsi ini membahas komponen makna leksem القتال /Al-Qitāl/, الجهاد /Al-Jihād/ dan البأس /Al-Ba?s/ ‘perang’ dalam Al-Qur’an dengan menggunakan teori analisis komponen makna yang ungkapkan oleh Nida (1975). Teori ini terdiri dari empat langkah analisis, yaitu (1) penamaan, (2) parafrasa, (3) pendefinisian, dan (4) pengklasifikasian. Metode yang digunakan dalam analisis ini adalah metode deskriptif analitis. Hasil dari analisis ini yaitu ketiga leksem tersebut memiliki komponen makna bersama yaitu [SUNGGUH-SUNGGUH]. Leksem القتال /Al-Qitāl/ dan الجهاد /Al-Jihād/ memiliki komponen makna diagnostik yaitu [KEWAJIBAN]. Leksem القتال /Al-Qitāl/ merupakan leksem paling banyak terdapat di dalam Al-Qur’an yang bermakna ‘perang’ digunakan sebanyak 46 kali. ......This undergraduate thesis discusses componential analysis of meaning of word القتال /Al-Qitāl/, الجهاد /Al-Jihād/ and البأس /Al-Ba?s/ ‘war’ in Al-Quran, uses a theory of componential analysis of meaning brought by Nida (1975). This theory consists of four steps, namely (1) naming, (2) paraphrasing, (3) defining, and (4) classifying. The method used in this analysis is descriptive analytical method. The result of this analysis is the three lexeme has a common component [SERIOUSNESS]. Lexeme القتال /Al-Qitāl/, الجهاد /Al-Jihād/ has a diagnostic component [OBLIGATION]. The lexeme القتال
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S58051
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wagner, Roy
Chicago : University of Chicago, 1986
306 WAG s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Seedhouse, David
Chichester: John Wiley & Sons, 2001
613 SEE h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Cruse, Alan
Oxford: Oxford University Press, 2013
401.43 CRU m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mitra Atensi
Abstrak :
Kemiskinan yang terjadi di suatu negara menyebabkan terjadinya permasalahan sosial, kriminalitas, meningkatnya jumlah siswa putus sekolah, serta kondisi gizi dan kesehatan masyarakat. Keinginan untuk dapat menolong orang lain dalam hal ini kaum fakir miskin berkaitan dengan kerelaan seseorang untuk dapat meluangkan dan mengorbankan apa-apa yang dia miliki, baik berupa waktu, tenaga, pikiran, serta materi untuk diberikan kepada orang lain tanpa mengharapkan balasan atau imbalan atas pertolongan yang diberikan (Myers, 1988). Setiap orang yang (normal) senantiasa menginginkan dirinya menjadi orang yang berguna dan berharga bagi keluarganya, lingkungan dan masyarakatnya, serta bagi dirinya sendiri (Bastaman, 1996). Dalam pandangan logoterapi hasrat untuk hidup bermakna akan memotivasi setiap orang untuk bekerja, berkarya, dan melakukan kegiatan-kegiatan penting lainnya- dengan tujuan agar hidupnya menjadi berharga dan dihayati secara bermakna. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dorongan yang membuat seseorang memilih menjadi relawan pemberdayaan masyarakat miskin, makna hidup yang dihayati oleh para relawan, serta alasan yang membuat mereka bertahan dengan berbagai tantangan serta konsekuensi yang dihadapi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para partisipan menghayati hidupnya untuk menjadi seseorang yang bermanfaat bagi lingkungan dan orang lain. Terdapat beberapa faktor yang mendorong partisipan memutuskan untuk menjadi relawan antara lain adanya perasaan empati, minat & kecintaan terhadap sesuatu, dan dorongan untuk berbuat kebaikan dalam hidup. Alasan bertahan dipengaruhi oleh faktor adanya dukungan dari significant others, penghayatan kebahagiaan, serta keinginan untuk tetap memberikan manfaat dan kebaikan.
Poverty has caused the arousing of many other social problems namely high crime rate, malnutrition, schooling and health. The will to help the other - in this case the poor - is related to one's voluntarily to be willing to sacrifice everything one's has, whether it is time, body, or mind as well as to be willing to give materials to others without ever expecting any rewards based on what has given (Myers, 1988). Every normal person has a desire to be meaningful and precious to his/her family, surroundings, society, and to him/herself (Bastaman, 1996). Based on Logotherapy point of view, to have a meaningful life is indeed every human being's main motivation. This is the very desire that has motivated every person to work, to dedicate and to do many other important activities so that his/her life is deeply regarded to be meaningful. This research has a goal to see what particular motivation that stimulates a person to choose to become a volunteer, what kind of meaning of life that is being deeply regarded by them, and the reason what makes them cling to this kind of life with its challenges as well as consequences faced. The result has shown that the participants are having a deep understanding that in life, they have to maximize their usability to their surroundings and to the others. There are several factors that encourage the participants to have chosen to become a volunteer which are the feeling of empathy, the feel of affection, and the desire to make good deeds in life. The reason why they keep clinging to this kind of life is the existence of significant others' support, a deep understanding upon happiness, and the desire to keep being able to give self-usability and good deeds.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Novianti
Abstrak :
Salah satu karya sastra Cina adalah cerita pendek. Kisah-kisah dalam cerita pendek seringkali menyertakan ungkapan-ungkapan dan simbol-simbol yang memiliki makna. Selain itu, cerita-cerita pendek ini juga merefleksikan situasi jaman. Cerita pendek Mencukur Kepala” karya Zhao Xin yang ditulis pada tahun 1947 merupakan salah satu karya yang memperoleh penghargaan Cerita Pendek terpilih pada tahun 2016 Oleh sebab itu, penelitian ini bermaksud untuk melakukan penelitian deskriptif analisis karya ini dengan pendekatan intrinsik dan ekstrinsik . Penelitian ini akan menjabarkan simbol-simbol apa saja yang ada dalam cerita pendek “Mencukur Kepala” karya Zhao Xin dan menjelaskan makna dari simbol-simbol tersebut secara instrinsik, dan terkait dengan situasi zaman di Cina tahun 1947 secara ekstrinsik. ......One of the Chinese literary works is a short story. The stories in short stories often include meaningful phrases and symbols. In addition, these short stories also reflect the situation of the era. The short story “Shaving Skull” by Zhao Xin written in 1947 is one of the works that received the Short Story award in 2016. Therefore, this study intends to conduct a descriptive analysis of this work with an intrinsic and extrinsic approach. This research will describe what symbols are in the short story “Shaving Skull” by Zhao Xin and explain the meaning of these symbols intrinsically, and extrinsically related to the situation in China in 1947.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>