Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indra Nurzaman
Abstrak :
Energi dari pergerakan angin dapat menjadi salah satu sumber daya alternarif terbarukan dalam memenuhi kebutuhan energi listrik. Hal ini dapat dicapai dengan mengubah energi pergerakan angin tersebut menjadi energi listrik. Turbin angin adalah alat untuk merubah energi dari pergerakan angin menjadi energi listrik. Tantangan dalam penggunaan generator turbin angin adalah kecepatan angin yang tidak selalu konstan setiap waktu sehingga daya yang dihasilkan tidak selalu maximum. Oleh karena itu diperlukan sebuah pengendalian agar daya yang dihasilkan oleh turbin angin selalu maximum. Pengendalian tersebut dilakukan dengan menerapkan algoritma maximum power point tracking MPPT pada dc-dc boost converter sehingga daya keluaran dari generator turbin angin dapat dikendalikan dan memiliki nilai yang selalu maximum setiap saat.
Energy from wind movement can be one of the alternatives of renewable power source in fulfilling the need of electrical energy. This can be achieved by converting wind movement energy into electrical energy. Wind turbine is a device to convert energy from wind movement into electrical energy. The challenge in the usage of wind turbine generator is the wind velocity is not always constant, hence the power generated by wind turbine generator is not always in its maximum point. That is why it is required a control so that the power generated by the wind turbine is always maximum. The control is conducted by applying maximum power point tracking MPPT algorithm to the dc dc boost converter so that the output power from the wind turbine generator can be controlled and always having a maximum value.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67744
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ralfi Wibowo Rachmad
Abstrak :

Algoritma MPPT dengan Teknik Perturb and Observe akan memiliki akurasi yang lebih baik namun metode Constant Voltage akan menawarkan implementasi yang lebih sederhana. Diperlukan perbandingan antara kedua algoritma tersebut dalam variasi kondisi lingkungan sehingga dapat menjadi aspek pertimbangan untuk implementasi metode algoritma MPPT pada panel surya. Pada penelitian ini akan dirancang sistem integrasi panel surya dan synchronous buck converter. Synchronous buck converter akan diuji terlebih dahulu kemampuan penurunan tegangan beserta efisiensi konversi daya dan dibandingkan dengan Asynchronous Buck Converter. Pada sistem integrasi synchronous buck converter akan mengatur karakteristik pembebanan dengan penerapan metode Perturb and Observe dan Constant Voltage untuk pelacakan titik daya maksimum panel surya. Hasil sistem integrasi dengan synchronous buck converter dengan implementasi metode Perturb and Observe dan Constant Voltage akan diberikan nilai iradiasi yang bervariasi untuk melihat karakteristik pelacakan dari kedua metode. Pada penelitian ini, hasil implementasi MPPT pada synchronous buck converter menunjukkan bahwa teknik Perturb and Observe memiliki akurasi yang lebih baik dibandingkan dengan teknik Constant Voltage dengan rata rata daya 3392,79 W dalam beberapa variasi iradiasi dibandingkan dengan rata rata daya teknik Constant Voltage 3060,75 W. ......MPPT algorithm with Perturb and Observe technique will have a better accuracy than Constant Voltage, but because of its indirect tracking, Constant Voltage will have a simpler implementation. More comparison between the two is needed in various operating conditions for further consideration in implementing MPPT algorithms on solar panel. In this research, the integration of solar panel and synchronous buck converter will be designed. Firstly, the synchronous buck performance will be analyzed compared to the conventional asynchronous buck. In the integrated solar panel system, synchronous buck converter will be used to control solar panel load characteristics with the implementation of Perturb and Observe and Constant Voltage method. The implementation of the two methods will be analyzed under various irradiance to observe the tracking characteristics of the two methods. Results shows that Perturb and Observe technique is more efficient in tracking the Maximum Power Point than Constant Voltage technique with 3392.79 W average solar panel power output in varying irradiation compared to 3060.75 W average solar panel power output of the Constant Voltage technique.

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustinus Aditya Budi Kusuma
Abstrak :
Dalam membangkitkan listrik, kinerja sel surya dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan, seperti radiasi matahari dan temperatur. Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) harus dapat handal dalam menangani faktor-faktor ini agar kestabilan pada sistem tenaga listrik dapat terus terjaga. Pada umumnya, MPPT digunakan pada sistem PLTS untuk melacak daya maksimum yang dapat diraih dalam berbagai kondisi. Terdapat berbagai jenis implementasi MPPT yang bisa digunakan dalam sistem PLTS, seperti MPPT dengan Algoritma Incremental Conductance (IC) dan Algoritma Perturb and Observe (P&O). Dalam tugas akhir ini, difokuskan pengembangan terhadap Algoritma Perturb and Observe (P&O) karena algoritma jenis ini banyak digunakan di sistem PLTS. Eksperimen dilakukan pada MATLAB/Simulink untuk menentukan nilai step-size yang optimal pada sistem MPPT dan menyimulasikan pengaruh implementasi Algoritma P&O Pengembangan dan Algoritma P&O Standar terhadap kinerja PLTS pada variasi kondisi lingkungan. Dari hasil eksperimen yang telah dilakukan, terbukti bahwa nilai step-size optimum berada pada 0.01, dan dengan mengimplementasikan Algoritma P&O Pengembangan dapat meningkatkan stabilitas keluaran PLTS, dengan standar deviasi yang lebih kecil dibandingkan Algoritma P&O Standar, sebesar 0.29%. ......In generating its electricity, the Photovoltaic (PV) performance is influenced by several environmental factors, such as solar irradiance and temperature. To maintain the grid stability, Solar Power Plant has to be reliable in handling those factors as it is connected to the grid. In general, Maximum Power Point Tracking (MPPT) is used in Solar Power Plant to track the maximum power point (MPP) under various conditions. There are various types of MPPT, such as Incremental Conductance (IC) and Perturb & Observe (P&O). In this paper, the development of P&O Algorithm is focused because this algorithm is widely implemented in many Solar Power Plant. Several experiments were carried out in MATLAB/Simulink to determine the optimal step-size value; simulate the performance of Improved P&O Algorithm and Standard P&O Algorithm on the same system under various environment conditions. From the results, the optimal step size value for MPPT is 0.01 and the Improved P&O Algorithm on Solar Power Plant has better output stability with smaller percent of deviation standard compared to Standard P&O Algorithm, with the deviation standard around 0.29%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lazarus Stefan
Abstrak :
Pemodelan generator turbin angin skala kecil yang terdiri dari generator magnet permanen, rectifier, dan DC-DC boost converter, serta algoritma pengendalian yang daya maksimum direpresentasikan dalam buku skripsi ini. Pemodelan model turbin angin dilakukan berdasarkan rangkaian pengganti gabungan permanent magnet synchronous generator PMSG, rectifier, dan boost konveter. Pemodelan rectifier boost converter dibagi menjadi 12 kondisi berdasarkan keadaan switching diode dan rectifier akibat tegangan stator tiga fasa keluaran generator. Algoritma Maximum Power Pint Tracking MPPT yang dibangun menggabungkan algoritma MPPT Perturb and Observe dan Optimum Relation Based ORB. Keluaran MPPT akan memberikan set point arus. Pengendali PI akan memberikan pengendalian arus beban untuk mencapai daya maksimal. Model turbin angin yang dibangun mampu memodelkan sistem generator turbin angin dengan akurat, dan algoritma MPPT yang dibangun dapat mengoperasikan turbin angin pada daya maksimummnya pada sistem riil.
Modeling a small scale turbine generator generator consisting of a permanent magnet generator, rectifier, and DC DC boost converter, as well as the maximum power control algorithm represented in this book. The modeling of the wind turbine model is performed based on permanent magnet synchronous generator PMSG equivalent circuit, rectifier, and convower boost. Modeling rectifier boost converter is divided into twelve 12 conditions based on switching diode and rectifier conditions due to three phase stator voltage of generator as the input. The Maximum Power Pint Tracking MPPT algorithm constructed incorporates the Perturb and Observe and Optimum Relation Based ORB algorithms. The MPPT output will provide the current set point. PI controller will provide load current control to achieve maximum power. The simulation of wind turbine model is capable of modeling an accurate wind turbine generator system, and the presented MPPT algorithm can operate the wind turbine at maximum power in the real system.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reikan Kresna Maulana
Abstrak :
Penggunaan metode direct untuk MPPT seperti increamental conductance, perturb and orbservation tidak menghasilkan pencarian yang cepat dan berosilasi pada daerah MPP. Perubahan nilai duty yang tetap dari metode tersebutlah yang menghasilkan keadaan tersebut. Sedangkan penggunaan metode PID dapat menghasilkan pencarian lebih cepat dan menghasilkan osilasi lebih kecil tetapi metode ini dikategorikan metode inderect dikarenakan pencarian titik tegangan referensi berdasanakan metode trial and error. Sehingga diajukan penggunaaan metode direct yang lain dengan yang menghasilkan pencarian lebih cepat dan osilasi lebih kecil yaitu penggunaan logika fuzzy. Perancangan dilakukan dengan metode simulasi, yaitu mensimulasikan rangkaian yang akan dipergunakan, rangkaian buck converter, dan beban yang berupa baterai dan mendapatkan nilai masukan jika nilai PWM rangkaian buck converter diubah – ubah. Untuk membandingkan hasil penggunaan algoritma fuzzy, akan disajikan perbandingan jika menggunakan algoritma P&O, hasil didapatkan nilai tanggapan waktu menggunakan algoritma fuzzy lebih cepat dan tunak setelah 347,8246 mikro sekon dibandingkan 608,6962 mikro sekon jika menggunakan algoritma P&O, didapatkan hasil arus tunak pada besar arus 1.6525 Ampere pada sisi keluaran sedangkan dengan menggunakan algoritma P&O akan berosilasi diantara 1.281 Ampere dan 1.689 Ampere, menunjukan bahwa penggunaan algoritma fuzzy manghasilkan hasil yang lebih baik untuk sistem pengecasan baterai dikarenakan terdapat mode constant current pada saat pengisian baterai lithium – ion yang perlu diperhatikan. ......The use of direct methods for MPPT such as increamental conductance, perturb and orbservation does not result in fast and stable power tracking in the MPP region. It is the fixed changes in duty value of the mentioned method that is resulting such situation. Whereas the use of the PID method can produce a much faster power tracking with smaller oscillations, but as this method is categorized as an inderect method the search for the correct voltage refenrece points is still based on the trial and error method.So, it is proposed to use another direct method which could result in much faster power tracking with smaller oscillations, namely the use of fuzzy logic algorithm. The design is carried out by simulation method, namely simulating the circuit to be used, the buck converter circuit, and the load in the form of a battery and obtaining the input and ouput value in reference to PWM value of the buck converter circuit, when the value is varied. To compare the results of using the fuzzy algorithm, a comparison will be presented such when using the P&O algorithm. The end results obtained is that the rise time of using the fuzzy algorithm are much faster and able to reach stedy state condition after just 347.8246 micro seconds compared to 608.6962 micro seconds when using the P&O algorithm, another result is that the current value are stable at 1.6525 Ampere at the battery output side, while using the P&O algorithm it will oscillate between 1.281 Ampere and 1.689 Ampere, indicating that the use of the fuzzy algorithm produces better results for a system with battery load because there is a constant current mode when recharging lithium-ion batteries that need to be noted.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library