Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alvira Novitasari
Abstrak :
ABSTRAK Indonesia dengan 17.504 pulaunya merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. Berbagai pulau tentunya menyimpan potensi sumber daya yang besar dan kaya. Pada periode modern saat ini, konsep tersebut sudah jauh ditinggalkan, industrialisasi material bangunan dan penyeragaman teknik konstruksi telah merubah cara masyarakat pulau dalam membangun. Material modern langsung diimpor dari pulau utama terdekat sehingga potensi lokal tidak dimanfaatkan secara maksimal. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola siklus kehidupan (life-cycle) bangunan kontemporer masyarakat Pulau Koja Doi apakah pola yang ada saat ini terkategori keberlanjutan atau tidak. Terdapat dua metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu observasi dan wawancara. Observasi dilakukan untuk mengetahui material apa saja yang digunakan pada rumah panggung di Pulau Koja Doi. Sedangkan wawancara dilakukan pada tokoh masyarakat Pulau Koja Doi untuk mencaritau sumber material bangunan, metode konstruksi bangunan, pola demolisi bangunan serta penanganan limbah sesudah demolisi. Tahap penelitian ini akan menentukan apakah pembangunan di Pulau Koja Doi jauh atau dekat dengan konsep konstruksi yang berkelanjutan. Pulau Koja Doi merupakan pulau kecil yang berada disebelah utara Pulau Flores dan berdekatan dengan Pulan Koja Gete dengan mayoritas warga berprofesi nelayan. Pada situasi dahulu masyarakat Pulau Koja Doi memanfaatkan hasil alam dari pulau terdekat yaitu Pulau Koja Gete untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari termasuk kebutuhan material bangunan rumah panggung. Sedangkan situasi saat ini beberapa rumah panggung telah diganti dengan material modern yang didatangkan dari Pulau Flores. Siklus material yang terjadi tidak hanya semata-mata berasal dari gugusan Pulau Koja Doi saja, melainkan berasal dari pulau sebrang yaitu Pulau Flores. Dalam hal penggunaan material bangunan pada rumah panggung di Koja Doi, situasi dahulu lebih mendekati karakteristik penggunaan material yang berkelanjutan pada pulau kecil. Penggunaan material bangunan pada situasi saat ini masih belum bisa dikatakan serupa karena penggunaan material modern pada rumah panggung belum memiliki scenario lebih lanjut jika material telah usai digunakan.
ABSTRACT Indonesia with 17,504 islands is one of the largest archipelagic countries in the world. Various islands certainly save a large and rich potential of resources. In the current modern period, the concept is far from being abandoned, industrialization of building materials and uniformity of construction techniques have changed the way that island communities develop. Modern materials are directly imported from the nearest main island so that local potential is not maximally utilized. For this reason, this study aims to identify the pattern of the lifecycle contemporary buildings of the Koja Doi Island community, whether the current pattern is categorized as sustainability or not. There are two research methods used in this study, namely observation and interviews. Observations were made to find out what materials were used on stilt houses on Koja Doi Island. While interviews were conducted with community leaders in Koja Doi Island to look for building material sources, building construction methods, building demolition patterns and post-demolition waste treatment. This research phase will determine whether the development on Koja Doi Island is far or close to the concept of sustainable construction. Koja Doi Island is a small island located in the north of Flores Island and adjacent to Pulan Koja Gete with the majority of residents living as fishermen. In the past situation the people of Koja Doi Island made use of the natural products from the nearby island of Koja Gete Island to meet their daily needs including the material needs for building houses on stilts. Whereas the current situation of several stilt houses has been replaced with modern materials imported from Flores Island. The material cycle that occurs does not merely originate from the Koja Doi Island cluster, but originates from the other island, Flores Island. In terms of the use of building materials on stilts in Koja Doi, the situation was closer to the characteristics of sustainable use of materials on small islands. The use of building materials in the current situation still cannot be said to be similar because the use of modern materials in a house on stilts does not yet have a further scenario if the material has been used.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
This book highlights the various types of polymer and nanocomposites that can be derived from biorenewable resources. It covers various aspects of biobased polymers and nanocomposites, including preparation, processing, properties, and performance, and the latest advances in these materials.
Switzerland: Springer Nature, 2019
e20507029
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Tuhfah Hanifah
Abstrak :
Material konvensional yang digunakan pada bangunan saat ini terbukti berdampak buruk pada lingkungan dengan turut berperan dalam 40% limbah di pembuangan akhir. Hal tersebut meningkatkan urgensi untuk membangun bangunan yang sesuai dengan parameter sustainable pada bangunan, khususnya parameter material. Dalam industri fashion, permasalahan limbah tekstil diatasi dengan penggunaan tekstil biodegradable. Bangunan dan fashion sebenarnya memiliki persamaan, yaitu keduanya merupakan selubung dalam dimensi sosial yang berbeda. Oleh karena itu, penggunaan tekstil biodegradable untuk mengatasi masalah limbah dapat digunakan pula untuk bangunan sustainable. Namun, penggunaan tekstil pada bangunan masih didominasi tekstil non biodegradable, sehingga tekstil biodegradable masih kurang di studi performa nya pada bangunan. Padahal untuk membangun bangunan sustainable, elemen yang perlu diperhatikan salah satunya adalah performa material untuk indoor quality environment. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk menguji tekstil biodegradable berdasarkan parameter indoor quality environment jika digunakan pada selubung bangunan. Beberapa inovasi tekstil biodegradable dalam fashion memiliki performa baik dalam menyeimbangkan thermal comfort pada pemakainya dan memiliki transparansi material yang bervariasi, karena tekstil biodegradable memiliki karakteristik berpori yang tinggi nilai transmisi nya. Oleh karena itu, studi ini akan menguji nilai transmisi cahaya dan infrared thermal terhadap standar visual dan thermal comfort. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa tekstil biodegradable yang diuji tidak sesuai dengan thermal comfort ASHRAE karena thermal transmittance yang terlalu tinggi. Akan tetapi, tekstil biodegradable memiliki performa yang lebih baik daripada tekstil non biodegradable untuk menurunkan suhu ruang. Sedangkan, nilai light transmittance pada tekstil biodegradable sudah sesuai dengan standar visual comfort SNI. Meskipun begitu, potensi tekstil biodegradable masih perlu dikembangkan lebih lanjut untuk penggunaanya pada selubung bangunan. ......Conventional materials used in buildings are currently proven to have a negative impact on the environment by contributing to 40% of waste in landfills. This increases the urgency to build buildings that comply with sustainable parameters in buildings, especially by the use of material. In industry fashion, the problem of textile waste is overcome by the use of biodegradable textiles. Building and fashion actually have similarities, both are envelopes or enclosures in different social dimensions. Hence, the use of biodegradable textiles to overcome the problem of waste can also be used for sustainable building. However, the use of textiles in buildings is still dominated by non-biodegradable textiles, so biodegradable textiles are still lacking in studies on their performance in buildings. In fact, to build a sustainable building, one of the elements that need to be considered is the performance of the material for an indoor quality environment. This writing aims to test biodegradable textile performances based on indoor quality environment parameters when used on building envelopes. Several innovations in fashion of biodegradable textile have good balancing thermal comfort performance on the wearer and have varying transparency, due to the characteristics of biodegradable textile that is porous with a high transmission value. Therefore, this study will examine the light transmittance values and infrared thermal against visual and thermal comfort standards. From the test results it was found that the biodegradable textile which is tested does not conform to thermal comfort ASHRAE due to too high thermal transmittance. However, biodegradable textile has better performance than non-biodegradable textile to lower the room temperature. Meanwhile, light transmittance value on biodegradable textile does conform to the visual comfort standard SNI. Even so, the potential for biodegradable textiles still needs to be further developed for its use on building enclosures.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library