Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji apakah sumber harga diri mampu memprediksi desakan menikah dewasa muda. Secara spesifik penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana kontribusi masing-masing area sumber harga diri yaitu, academic competence, competition, family support, appearance, approval from generalized others, God’s love, virtue, dan romantic relationship terhadap desakan menikah dewasa muda. Total responden dalam penelitian ini adalah 192 mahasiswa dewasa muda Jabodetabek yang memiliki orientasi heterosexual dan memiliki rencana menikah.
Hasil penelitian membuktikan bahwa sumber harga diri mampu memprediksi desakan menikah pada dewasa muda sebesar 25.2%. Namun hanya sumber harga diri pada area romantic relationship yang memberikan kontribusi signifikan terhadap desakan menikah. Selain itu, dari hasil analisis tambahan peneliti juga menemukan bahwa ada hubungan antara usia, jenis kelamin, pengeluaran per bulan, dan selisih usia dengan target usia menikah pada desakan menikah.
The purpose of this study was to test whether contingencies of self worth are able to predict mate urgency on young adults or not. Specifically, the research was done to see the contribution from each contingencies of self – worth, which were academic competence, competition, family support, appearance, approval from generalized others, God’s love, virtue, and romantic relationship toward mate urgency of young adults. This study included 192 young adult students in Jabodetabek area, who were heterosexual and had a plan to be married.
Results of this research proved that contingencies of self – worth can predict mate urgency on young adults for 25.2 percent, although self – worth, which was based on romantic relationship area gave a significant contribution towards mate urgency. On the other hand, the result of additional analysis also found that there was a relationship between age, gender, monthly expenditure, and the range between age and targeted age to get married and the mate urgency itself.
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan penjelasan mengenai hubungan antara relationship contingency dan self-efficacy dalam hubungan romantis dalam memprediksi desakan menikah pada dewasa muda yang belum menikah, khususnya di wilayah Jabodetabek. Relationship contingency diukur dengan menggunakan Relationship Contingency Scale yang dikembangkan oleh Sanchez, Good, Kwang, dan Saltzman (2008), self-efficacy dalam hubungan romantis diukur dengan menggunakan Self-Efficacy in Romantic Relationship yang dikonstruksikan oleh Riggio, Weiser, Valenzuela, Lui, Montes, dan Heuer (2011), serta desakan menikah diukur dengan menggunakan Skala Desakan Menikah yang dikembangkan oleh tim peneliti (2014).
Partisipan penelitian yang berjumlah 186 orang yang memiliki karakteristik sebagai orang-orang yang sedang berada dalam tahap perkembangan psikososial dewasa muda, berstatus sebagai mahasiswa atau sudah bekerja, dan baik mereka yang belum atau sudah memiliki pasangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa relationship contingency dapat memprediksi desakan menikah pada dewasa muda, namun prediksi tidak dapat dilihat melalui self-efficacy dalam hubungan romantis, maupun interaksi antara kedua variabel tersebut.
This research is conducted to get explanation about the relationship between relationship contingency and self-efficacy in romantic relationship in predicting mate urgency towards unmarried young adults, particularly in Greater Jakarta area. Relationship contingency is measured using Relationship Contingency Scale which was developed by Sanchez, Good, Kwang, and Saltzman (2008), self-efficacy in romantic relationship is measured using Self-Efficacy in Romantic Relationship which was constructed by Riggio, Weiser, Valenzuela, Lui, Montes, and Heuer (2011), while mate urgency is measured with Mate Urgency Scale which was developed by research team (2014).
Total participant in this research is 186 people who have characteristics as those who are in the stage of young adult in psychosocial development stage, having status as a college student or a worker already, and either already involved in romantic relationship or not. The result of this research indicates that the relationship contingency can predict mate urgency towards young adults, however the prediction cannot be seen either through self-efficacy in romantic relationship nor the interaction between both variables.