Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zaika Rajabdihara Kurniawan
"

Cantigi ungu (Vaccinium varingiifolium) merupakan tumbuhan yang teramati hanya dapat tumbuh di daerah pegunungan dengan ketinggian 1800—3340 mdpl di Indonesia. Cantigi ungu memiliki manfaat sebagai sumber makanan dan memiliki kadar antioksidan yang tinggi. Vaccinium spp. di Amerika telah didomestikasi sehingga memiliki nilai komersial. Proses domestikasi tersebut melibatkan identifikasi morfologi, tetapi identifikasi secara molekuler lebih baik digunakan agar breeding menjadi efisien dan efektif. Identifikasi molekuler dapat menggunakan DNA barcoding dan rekonstruksi filogeni. Consortium for the Barcode of Life (CBOL) telah menetapkan bahwa matK dan rbcL merupakan gen penanda (DNA barcoding) yang ideal dalam identifikasi tumbuhan terestrial. Gen matK dan rbcL merupakan gen yang berada pada kloroplas. Hasil analisis filogenetik Cantigi ungu yang ada hanya menggunakan gen penanda ITS. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis dan mengonfirmasi kekerabatan sekuens Cantigi ungu yang dikoleksi dari Gunung Gede, Gunung Tangkuban Parahu dan Kawah Putih Ciwidey menggunakan gen penanda matK dan rbcL dengan rekonstruksi pohon filogeni. DNA Cantigi Ungu dari tiga tempat berbeda di Jawa Barat diisolasi menggunakan kit ekstraksi DNA tanaman kemudian dilakukan amplifikasi PCR dan optimasi suhu annealing. Suhu annealing optimal Cantigi ungu pada matK adalah 52°C dan rbcL adalah 55°C. Hasil amplifikasi PCR tersebut kemudian disekuensing, dilakukan contig sekuens, di-trimming dan diunggah pada GenBank. Hasil BLAST sekuens ketiga sampel Cantigi ungu pada kedua gen menunjukkan bahwa ketiga sampel Cantigi ungu merupakan spesies yang sama. Hasil analisis alignment menunjukkan bahwa ketiga sampel Cantigi ungu memiliki indeks similaritas 100% pada kedua gen. Hasil Rekonstruksi pohon filogeni dengan Vaccinium spp. dan out-group menunjukkan bahwa ketiga sampel berada pada cabang yang sama, mengindikasikan bahwa ketiga sampel tersebut berasal dari spesies yang sama, Vaccinium varingiifolium.


The Purple Cantigi (Vaccinium varingiifolium) is a plant observed to only grow in mountainous areas at altitudes of 1800—3340 meters above sea level in Indonesia. The Purple Cantigi has benefits as a food source and possesses a high level of antioxidants. Vaccinium spp. in America has been domesticated, thus having commercial value. The domestication process involves morphological identification, but molecular identification is preferably used for efficient and effective breeding. Molecular identification can utilize DNA barcoding and phylogenetic reconstruction. The Consortium for the Barcode of Life (CBOL) has established that matK and rbcL are ideal marker genes (DNA barcoding) for identifying terrestrial plants. The matK and rbcL genes are located in the chloroplast. The only available results of the phylogenetic analysis of purple Cantigi use the ITS marker gene. This research aims to analyze and confirm the sequence relationships of the Purple Cantigi collected from Mount Gede, Mount Tangkuban Parahu, and Kawah Putih Ciwidey using the matK and rbcL marker genes with phylogenetic tree reconstruction. DNA of the Purple Cantigi from three different places in West Java was isolated using a plant DNA extraction kit and then subjected to PCR amplification and annealing temperature optimization. The optimal annealing temperature for the Purple Cantigi in matK was 52°C, and in rbcL was 55°C. The PCR amplification results were sequenced; contig sequences were performed, trimmed, and uploaded to GenBank. BLAST results of the sequence of the three Purple Cantigi samples on both genes showed that all three samples are the same species. Alignment analysis showed that all three Purple Cantigi samples have a 100% similarity index on both genes. Phylogenetic tree reconstruction with Vaccinium spp. and out-group showed that all three samples are on the same branch, indicating they belong to the same species, Vaccinium varingiifolium.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tubagus Aqaly Dahru
"Bucephalandra adalah tanaman endemik Kalimantan yang populer dalam aquascape karena nilai ekonominya yang tinggi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi karakteristik morfoanatomi spesies Bucephalandra di Kalimantan Barat serta menganalisis hubungan filogenetik menggunakan gen rbcL, matK, dan ITS. Struktur morfoanatomi pada akar, batang, dan daun diidentifikasi melalui sayatan melintang, dengan analisis deskriptif dan kuantitatif. Analisis filogenetik dilakukan dengan metode UPGMA dan Pairwise Distance. Hasil penelitian menunjukkan variasi morfologi seperti warna daun (hijau tua, cokelat, keunguan), bentuk ujung daun (berduri, tumpul), tepi daun (rata, berombak), dan permukaan daun (gundul, licin). Panjang tanaman berkisar dari 6,51—29,73 cm, panjang daun 2,59—9,28 cm, dan lebar daun 0,42—2,27 cm. Panjang batang 1,906—15,316 cm dan diameter batang 0,319—0,849 cm. Jarak internode berkisar 0,193—0,818 cm. Panjang akar 1,78 —4,77 cm dan diameter akar 0,09—0,21 cm. Analisis anatomi menunjukkan karakteristik utama seperti berkas vaskular, mesofil palisade, mesofil bunga karang, stomata, epidermis, kutikula, sel penjaga, korteks, berkas serat, eksodermis, empulur, xilem, floem, endodermis, perisikel, jalur kaspari, dan trikoma. Analisis filogenetik menggunakan gen rbcL, matK, dan ITS menunjukkan delapan spesies memiliki jarak genetik berbeda: 0.00—0.13, 0.00—0.01, 0.00— 0.27, dengan gen rbcL membentuk dua clade, gen matK dua clade, dan gen ITS empat clade.

Bucephalandra is an endemic Borneo plant that is popular in aquascape due to its high economic value. This study aims to identify morphoanatomical characteristics of Bucephalandra species in West Kalimantan and analyse phylogenetic relationships using rbcL, matK, and ITS genes. Morphoanatomical structures in roots, stems, and leaves were identified through transverse sections, with descriptive and quantitative analyses. Phylogenetic analysis was conducted using the UPGMA and Pairwise Distance methods. The results showed morphological variations such as leaf colour (dark green, brown, purplish), leaf tip shape (spiny, blunt), leaf margin (flat, rippled), and leaf surface (bare, smooth). Plant length ranged from 6.51-29.73 cm, leaf length from 2.59-9.28 cm, and leaf width from 0.42-2.27 cm. Stem length was 1.906-15.316 cm and stem diameter was 0.319-0.849 cm. Internode spacing ranged from 0.193-0.818 cm. Root length was 1.78-4.77 cm and root diameter was 0.09-0.21 cm. Anatomical analysis showed major characteristics such as vascular bundles, palisade mesophyll, spongy mesophyll, stomata, epidermis, cuticle, guard cells, cortex, fibre bundles, exodermis, pith, xylem, phloem, endodermis, pericellicle, caspari line, and trichomes. Phylogenetic analysis using rbcL, matK, and ITS genes showed eight species had different genetic distances: 0.00-0.13, 0.00-0.01, 0.00- 0.27, with the rbcL gene forming two clades, the matK gene two clades, and the ITS gene four clades."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lestari Putri Dermawan
"ABSTRAK
Penelitian telah dilakukan untuk melihat variasi genetik pada tanaman kakao
(Theobroma cacao L.) Trinitario yang diperoleh dari hasil eksplorasi dan seleksi
di Provinsi Lampung, yaitu HJ1, HJ2, HJ3 dan HJ4 serta tanaman kakao
Trinitario tetua, yaitu DR2. Identifikasi dilakukan dengan membandingkan sekuen
daerah matK pada genom DNA kloroplas. Isolasi genom dilakukan pada sampel
daun kakao yang tua dan segar. Selanjutnya, dilakukan amplifikasi dengan
menggunakan dua primer yang berbeda, yaitu Mac 02 (872 bp) dan Mac 09
(1.153 bp). Hasil sekuensing yang diperoleh menunjukkan terdapat variasi genetik
pada sampel HJ3 yang diamplifikasi dengan menggunakan primer Mac 09.
Dendrogram yang dikonstruksi menggunakan metode UPGMA menunjukkan
bahwa tanaman kakao hasil eksplorasi dan seleksi (HJ1, HJ2, HJ3 dan HJ4)
mengelompok ke dalam satu cluster, dan sampel DR2 merupakan tetua dari
keempat tanaman kakao hasil eksplorasi dan seleksi tersebut.

ABSTRACT
The research was conducted to know the genetic variation in the Trinitario cacao
plant (Theobroma cacao L.) obtained from exploration and selection in Lampung
Province, named HJ1, HJ2, HJ3 and HJ4 and the elder Trinitario cacao crop,
named DR2. The identification was performed by comparing the DNA sequence
of the matK region in chloroplasts DNA genome. Genomic isolation was carried
out on samples of an old and fresh cacao leaf. Furthermore, the amplification was
conducted using two different primers, named Mac 02 (872 bp) and Mac 09
(1.153 bp). The sequencing results obtained indicate genetic variations in samples
that amplified using Mac 09 primer. Dendrogram that was constructed using
UPGMA method showed that the cacao plant from the exploration and selection
(HJ1, HJ2, HJ3 and HJ4) are grouped into one cluster, and the DR2 plant are the
elder of that four cacao plant."
2016
S64755
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library