Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Cecep Eka Permana, 1965-
Abstrak :
ABSTRAK
Hakekat data arkeologi yang terbatas baik kualitas maupun kuantitasnya memacu kita berupaya keras untuk memperoleh, merekam, dan terutama menafsirkan data-data tersebut. Rentang waktu yang sangat panjang sejak data tersebut berada dalam konteks sistem tingkah laku manusia hingga sekarang, menuntut kita untuk mencari kiat penjelasannya. Salah satu kiat yang diperqunakan adalah dengan menggunakan kajian etnoarkeologi. Dengan meiihat praktik yang barlalu pada masyarakat sekarang yang relatif sederhana dan masih menjalankan tradisi yang hampir sama, diharapkan dapat membantu menjelaskan arti. fungsi, dan sebagainya dari data-data arkeologi tersehut.

Tulisan ini berusaha mengkaji mengenai tata ruang masyarakat megalitik dengan menganalogikannya dengan masyarakat Baduy yang sekarang ini masih hidup bersahaja. Di samping itu, masyarakat Baduy masih menjalankan 'tradisi mega1itik'.

Dari hasil kajian ini diketahui bahwa konsep tata ruang suatu masyarakat pada dasarnya ditentukan oleh sustem religi atau kepercayaannya. Masyarakat Baduy percaya bahwa arah ruang yang baik adalah selatan di mana terdapat Sasaka Pusaka Buana atau dalam dunia arkeologi disebut Area Domas yang merupakan kompleks peninggalan megalitik. Sasaka Pusaka Buana ini dianggap sebagai pusat bumi, awal penciptaan dunia. asal-usul kehidupan, dan tempat berkumpulnya roh leluhur nenek moyang. Arah selatan yang magis dan suci itu kemudian berpengaruh dan menjadi landasan dalam penataan ruang kehidupan lainnya, seperti penataan wilayah, pemukiman, rumah, dan lingkungan binaan lainnya.
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Rahayu Budiarti
Abstrak :
ABSTRAK
Judul skripsi Bangunan Berundak sebagai salah satu penunjuk kebudayaan Masyarakat Megalitik di Indonesia, terdiri dari 137 halaman, 37 foto, 4 gambar dan 5 peta. Sebagai obyek penulisan skripsi, pemiliban judul di atas didasarkan berbagai hal. Pokok pembahasan yang utama adalab bangunan berundak yang merupakan salab situ peninggalan hasil budaya masyarakat megalitik pada masa prasejarah. Bangunan ini dijadikan sebagai data penunjuk dalam mengungkapkan keadaan masyarakat megalitik pada masa prasejarah di Indonesia Bangunan yang dijadikan obyek penelitian adalab bangu_nan berundak yang ada di Jawa Barat, yaitu di Cangkuang, Pasir Ciranjang, Pangguyangan, Area Domas, Lebak Sibedug, Kosa_la dan Gunung Padang. Deskripsi dilakukan pada bangunan-ba_ngunan tersebut untuk mengetahui polanya. Dipergunakan jugs analogi etnografi terbadap masyarakat desa Kanekes di Banten Selatan yang masih menganggap Area Domes sebagai bangunan suci. Di Bali pengaruh tradisi megalitik masib terdapat di daerah Bali Aga: Di daerah-daerah tersebut terdapat bangu_nan-bangunan pura yang bentuknya berundak-undak dan dipergu-nakan sebagai bangunan suci oleh masyarakat disekitarnya yang masih mempertahankan tradisi megalitik dalam kehidupan sehari_hari. Berdasarkan hal tersebut maka diadakan analogi etnogra_fi untuk memperoleh data etnoarkeologi yang berguna sebagai data penunjang dalam mengungkapkan keadaan masyarakat megalitik pada masa prasejarah di Indonesia Pada masa mendatang masih diperlukan penelitian yang lebib luas dan mendalam terhadap sisa--sisa peninggalan kebuda_yaan megalitik, sebingga dapat diungkapkan mengenai kehidupan masyarakat pada masa prasejarah di Indonesia secara menyeluruh mencakup berbagai aspeknya.
1986
S11983
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library