Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
Kim, Il-hun
Seoul: Issue today, 2002
KOR 362.95 KIM h
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Yuu, Seung-Ho, auhtor
Seoul: Gasse, 2011
KOR 306.519 YUU h
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Song, Ho-geun
Abstrak :
Buku ini ditulis oleh Song Ho-Geun, Yu Hong-Jun, Jeong Jae-Seung, Choi Jae-Cheon, Kim Ji-Ha, Mun Jeong-In, Lee Deok-Il dan Do Jeong-Il. Buku ini berisi petuah nilai-nilai yang harus dicapai dalam masyarakat masa kini demi menuju kehidupan yang lebih baik.
Seoul: Donga Ilbosa, 2012
KOR 895.740 8 SON i
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Park, Wan-Seo (박완서)
Abstrak :
Buku ini ditulis oleh Park Wan-Seo. Buku ini adalah kumpulan cerita pendek yang membahas keadaan sosial masyarakat seperti kesalahan dalam masyarakat, kekayaan dan juga introspeksi kehidupan dengan cara satir.
Kyeonggido: Changbi, 2011
KOR 895.730 8 PAR n
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Dhanisa Kamila
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang pengaruh ajaran Konfusianisme yang berkembang di Korea Selatan terhadap persaingan pemerolehan pendidikan tinggi di masyarakat modern Korea Selatan. Dengan menggunakan metode deskriptif analisis, hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dari ajaran Konfusianisme terhadap persaingan dalam pendidikan di masyarakat modern Korea Selatan melalui nilai-nilai familisme, chemyeon, grupisme, elitisme, dan paternalisme. Nilai-nilai tersebut mendorong masyarakat Korea untuk bersaing dengan ketat demi meraih pendidikan terbaik yang mengindikasikan pada masa depan yang cerah.
This thesis discusses about the influence of Confucianism towards education competitiveness in modern Korea society. Using descriptive analysis method, the analysis focuses on the values of Confucianism and its relation to the phenomenons of education competition in modern Korean Society, particularly in the acquisition of higher education. The result shows that Confucianism gives strong influence on education competition in Korean modern society through its familism, chemyeon, groupism, elitism, and paternalism values. Those values encourage Korean society to strictly compete in order to achieve the best education that indicates a bright future.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S62727
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Kwon, U-Cheol
Seoul: Isyuthudei, 2011
KOR 306.519 KWO c
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Marsya Chintania
Abstrak :
Penjajahan Jepang di Korea pada tahun 1910 memaksa Korea yang dulunya menutup diri, untuk membuka diri terhadap ideologi serta pemikiran-pemikiran dari luar. Feminisme sebagai salah satu pemikiran dari Barat yang masuk di Korea terus berkembang hingga sekarang, terlebih lagi di zaman yang mudah terkena paparan media seperti saat ini. Bersama dengan pesatnya perkembangan ekonomi Korea, sistem sosial yang ada dalam masyarakat pun ikut berubah. Namun, perubahan ini tidak memperbaiki kesejahteraan perempuan Korea yang masih terperangkap dalam doktrin patriarki. Tema ini menarik perhatian penulis karena dinamika peran perempuan dalam masyarakat modern Korea terlihat dari meningkatnya partisipasi perempuan dalam bidang ekonomi dan pekerjaan melalui peningkatan jumlah perempuan sebagai pencari nafkah. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk menjelaskan bagaimana feminisme memengaruhi dinamika peran perempuan Korea dalam masyarakat modern. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai emansipasi dan kesetaraan gender dalam feminisme mendukung dinamika peran perempuan dalam masyarakat modern Korea.
...... Before becoming the Korea that we all know today, Korea use to be a hermit kingdom as Joseon Dynasty. Japans annexation of Korea in 1910 forced it to open itself to outer ideology and thoughts. Feminism as one of Western thought that entered Korea continues to develop, especially in Digital Age today. Korea being one of the countries with fastest economic growth experiences changes in its society system. However, those changes didnt come along with womens welfare due to doctrine of Confucianism and Patriarchy. This theme took researchers interest as the dynamic of womens role could be seen through its increase of participation in economic, work fields, and the number of breadwinner women. The purpose of this research is to explain how feminism effect dynamic in Korean womens role in modern society. In this research, researcher uses the descriptive analysis method through qualitative approach on the writing process. The result of this research shows that the emancipacy and gender equality aspects of feminism supports the dynamic of womens role in modern Korean society.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Yi, Chong-su pyon
Soul : Tasan Chulpansa , 2008
KOR 305.519 YIC h
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Ferdiansyah
Abstrak :
Korea Selatan memiliki banyak peristiwa penting dalam sejarah bangsanya yang mengantarkannya menjadi salah satu negara maju dan memiliki ekonomi yang baik di Asia Timur. Keberhasilan itu menunjukkan peran negara dalam melakukan pendidikan karakter terhadap masyarakatnya. Fenomena tersebut sejalan dengan sebuah riset dari Thomas J Stanley yang mengatakan bahwa sifat kompetitif menjadi salah satu faktor yang mendorong kesuksesan individu. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan dinamika sistem ujian nasional yang berkembang di Korea Selatan hingga membentuk karakter kompetitif pada masyarakatnya. Peneliti berfokus pada latar-belakang terbentuknya karakter kompetitif pada masyarakat Korea Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian studi kepustakaan dengan menggunakan pendekatan diakronis. Hasil analisis menunjukkan bahwa sistem ujian nasional yang dikembangkan sejak abad ke-5 mampu menjadi motivasi sekaligus mengontrol perilaku kompetitif yang ada di masyarakat Korea Selatan. Dinamika sistem ujian nasional yang diselenggarakan pemerintah berhasil menciptakan internalisasi nilai-nilai kompetitif tidak hanya di bidang pendidikan tetapi meluas ke segala aspek kehidupan masyarakat Korea Selatan.
......South Korea had many important events in its nation's history that have led it to become one of the developed countries and has a good economy in East Asia. This success shows the role of the state in carrying out character education for its people. This phenomenon is in line with a research from Thomas J Stanley which said that competitiveness is one of the factors that drives individual success. The purpose of this study is to explain the dynamics of the national exam system that is developing in South Korea to shape the competitive character of its society. Researcher focus on the background of competitive character development in South Korean society. This research is a literature study using a diachronic approach. The results of the analysis show that the national exam system developed since the 5th century is able to motivate and control competitive behavior in South Korean society. The dynamics of the national exam system organized by the government succeeded in creating the internalization of competitive values not only in the education sector but extending to all aspects of South Korean society's life.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Faradilla Ichmawati
Abstrak :
ABSTRAK
Penjajahan Jepang di Korea membuat masyarakat Korea kehilangan kebebasan untuk berkarya sehingga muncul kelompok penyair yang hanya menulis puisi dengan tema kehidupan. Kelompok yang muncul sejak tahun 1930 ini dikenal dengan nama Saengmyeongpa. Yoo Chi-Hwan merupakan salah satu penyair representatif dari kelompok ini. Penelitian ini membahas perbedaan karakteristik kehidupan masyarakat Korea masa pra dan pasca kemerdekaan melalui tanda-tanda verbal pada puisi Saengmyeongeui Seo yang ditulis oleh Yoo Chi-Hwan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan perbedaan kehidupan masyarakat Korea pada masa pra dan pasca kemerdekaan Korea melalui tanda verbal yang digunakan penyair. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan semiotik untuk mencari makna dari suatu tanda yang merepresentasikan realitas keadaan masyarakat. Analisis menunjukkan bahwa dalam puisinya, Yoo Chi-Hwan menggambarkan keadaan masyarakat Korea melalui tanda-tanda yang berhubungan kehidupan dan alam. Kata yang dominan pada masa pra kemerdekaan adalah kata yang berhubungan dengan kehidupan, sedangkan pada masa pasca kemerdekaan adalah kata yang berhubungan dengan alam. Hal ini menunjukkan bahwa ada perkembangan di kehidupan masyarakat Korea saat itu meskipun secara garis besar tetap diliputi kesedihan dan perbedaan. Banyaknya penggunaan simbol alam daripada simbol kehidupan pada masa pasca kemerdekaan menunjukkan bahwa masyarakat sudah bisa melihat keindahan alam dan tidak fokus hanya pada masalah kehidupan.
ABSTRACT
Japanese colonization in Korea made the Korean people lose their freedom to create a work that leads the group of poets can only write life theme poetry. The group that emerged since 1930 is known as Saengmyeongpa. Yoo Chi-Hwan is one of the representative poets of this group. This study discusses differences in the characteristics of pre and post-independence Korean society life through verbal signs on Saengmyeongeui Seo 39;s poetry written by Yoo Chi-Hwan. The purpose of this study is to explain the differences of Korean society life in pre and post-independence Korea through the verbal signs used by poets. This research uses qualitative method with semiotic approach to find meaning from a sign representing reality of society condition. Analysis shows that in his poetry, Yoo Chi-Hwan describes the state of Korean society through life-related signs and nature. The dominant words in the pre-independence period are related to life, while in the post-independence period the words are related to nature. This shows that there are developments in the life of Korean society at that time even though the broad outline remains filled with sadness and difference. The many uses of natural symbols rather than the symbols of life in the post-independence period indicate that people can see the beauty of nature and do not focus only on the issues of life.
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library