Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Winda Herlina
"Perkembangan Kota Jakarta yang sangat pesat menyebabkan berkurangnya lahan untuk perumahan. Sebagai akibat dari arus urbanisasi, penduduk Jakarta mencari tempat tinggal baru yang dekat dengan Jakarta. Salah satu tujuan adalah Depok, yang terletak di sebelah selatan Kota Jakarta.
Pertumbuhan penduduk dan pemukiman baru di Kota Depok menyebabkan terjadinya laju perubahan penggunaan lahan yang cukup tinggi. Hal ini diakibatkan perkembangan pemukiman-pemukiman baru terkonsentrasi di daerah pinggiran sungai. Salah satu alasan pengembang memilih lokasi di daerah pinggiran sungai adalah karena harga tanahnya lebih murah, sebab daerah di pinggiran sungai sebagian besar berupa rawa-rawa.
Evaluasi tata air yang dilakukan tcrhadap sungai-sungai yang ada di dalam DAS Ciliwung, yaitu sungai Cijantung dan Sugutamu dimaksudkan untuk mengenali karakteristik sungai-sungai yang ditinjau dan kedudukannya di dalam wilayah administratif Depok, sehingga dari hasil tersebut bisa diketahui karakteristik banjirnya dihubungkan dengan karakteristik sungai seperti pola aliran, keadaan DAS dan topografi.
Pengaruh perubahan lahan juga ikut mendorong naiknya angka koefisien pengaliran pada tiap sub DAS, akibatnya debit banjir yang dibebankan ke sungai menjadi lebih besar. Hal ini menjadi pemicu terjadinya genangan banjir di beberapa pemukiman. Faktor lain yang menyebabkan terjadinya genangan adalah menurunnya kapasitas sungai dalam menampung debit banjir yang melalui sungai tcrsebut. Tinjauan terhadap menurunnya kapasitas bisa diperoleh sebagai akibat dari perencanaan yang kurang tepat, perawatan di alur sungainya kurang dan faktor lain yang ditimbulkan oleh perkembangan pemukiman baru.
Analisis yang dilakukan merupakan pcninjauan terhadap sungai itu sendiri sebagai saluran utama yang dihubungkan dengan karakteristik sungainya dan pengolahan hasil pengamatan di lokasi-lokasi yang tergenang untuk memperoleh identifikasi yang jelas mengenai penyebab timbulnya genangan banjir, sehingga bisa dicari alternatif yang paling sesuai untuk pemecahan masalah genangan banjir tersebut.

The very fast development of Jakarta caused the decrease of land for housing. As a result of urban movement, citizen of Jakarta look for a new place to stay that is not too far from Jakarta.
Depok is one of the place to be, which located in the south of Jakarta. Population and residentials in Depok caused land use shift. This situation influenced by the increase of new houses that concentrated by the river. One of the reason why many houses were located the river is the lands arc cheaper than other areas, because it used to be swamps.
Evaluation of water system is done to the rivers in Ciliwung's catchment area, which are Cijantung and Sugutamu. It is meant to recognize the river's characteristic and its position in Depok. So that from the result the flood's characteristic can be known related with its influence to the river's characteristic which are flow pattern, catchment area situation and the tofography.
The land use shift has increased the value of flow coefficient in all sub catchment area, which caused the increase of flood flow rate in the river. This situation caused flood in some housing area. The other factor that caused the flood is the decrease of river's capacity to pond the flood flow rate that through the river. This situation is the influence of the incompatible design, bad maintenance and other external factors.
The analysis about this condition are placing the river itself as a main drain related to the river's characteristic and processing the result of survey that had been done in the location that indicated had flood to find out the real problem that cause flood, so the solution match with the appropriate alternatives.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34697
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Kurniasih
"ABSTRAK
Semakin berkurangnya lahan pemukiman di Jakarta menyebabkan Depok menjadi salah satu altematif pilihan sebagai daerah tempat tinggal. Namun kebijakan-kebijakan masa lalu mengenai pembangunan perumahan dan juga bangunan-bangunan komersial di wilayah Depok tidak mengikuti rencana peruntukan yang ada, sehingga terjadilah pergeseran fungsi lahan.
Meningkatnya persentase lahan yang tertutup oleh bangunan dan jalan-jalan menyebabkan berkurangnya daya absorbsi daerah tangkapan terhadap air hujan yang jatuh sehingga meningkatkan volume limpasan yang masuk ke dalam badan sungai. Sedangkan kapasitas alur yang ada sudah tidak mencukupi untuk dilalui oleh debit aliran yang meningkat tersebut, akibatnya yang terjadi adalah peningkatan terhadap elevasi muka air di atas elevasi rata-rata hingga melimpas dan menjadi genangan banjir yang sangat mengganggu aktivitas serta kenyamanan masyarakat yang mengalaminya.
Banjir yang terjadi di beberapa daerah konsentrasi banjir yang tersebar di wilayah di Depok saat ini, khususnya pada daerah pengaliran Cijantung dan Sugutamu, selama ini ditangani secara swadaya oleh masyarakat setempat tanpa adanya koordinasi dengan wilayah di hulu maupun di hilirnya, sehingga pada saat hujan lebat, banjir masih kerap terjadi.
Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan evaluasi terhadap berbagai alternatif yang umumnya diterapkan untuk pengendalian aliran banjir baik sebelum memasuki alur (on site} maupun sesudah memasuki alur (off site), kemudian dilakukan perancangan serta penelusuran terhadap dampak yang akan ditimbulkan, sehingga dapat dipilih altematif yang paling sesuai untuk masing-masing daerah pengaliran tersebut dan diperkuat dengan analisa biaya yang harus dikeluarkan.
Pada akhirnya penggunaan sumur resapan dapat disosialisasikan kepada masyarakat sebagai alternatif untuk mengendalikan limpasan sebelum memasuki alur. Sedangkan untuk pengendalian aliran di dalam alur, alternatif waduk yang masih mempertahankan efek genangan di dalam daerah pengaliran dapat dijadikan alternatif yang paling sesuai untuk diterapkan di Depok, karena tidak mempercepat ataupun menambah debit puncak banjir di hilir yaitu Ciliwung.

"
2000
S34926
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library