Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Devi Asiati
Abstrak :
Perempuan yang berstatus kawin merupakan bagian dari komponen penduduk dan tenaga kerja di Indonesia dimana keterlibatannya dalam kegiatan pembangunan selalu mengalami peningkatan. Partisipasi perempuan di pasar kerja tidak lepas dari peran dan kedudukan perempuan dalam keluarga. Faktor karakteristik individu dan keadaan sosial ekonomi dan demografi keluarga merupakan faktor yang mempengaruhi keputusan perempuan untuk bekerja. Sehubungan dengan hal diatas, menarik untuk dipahami bagaimana pengaruh tingkat upah, karakteristik individu dan latarbelakang sosioekonomi dan demografi keluarga mempengaruhi penawaran tenaga kerja perernpuan di pasar kerja. Studi ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penawaran tenaga kerja perempuan kawin yang berusia 10-64 tahun di Indonesia, dilihat dari probabilitas bekerja dan jam kerja di pasar kerja. Faktor-faktor ekonomi dan demografi yang berpengaruh terhadap penawaran tenaga kerja perempuan kawin antara lain: tingkat upah, umur, pendidikan, tingkat upah suami, pendapatan di luar upah/gaji, keberadaan balita, keberadaan ART lain dalam rumahtangga dan tempat tinggal. Data yang digunakan dalam studi ini adalah data SUSENAS 2002, yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Sedangkan metode analisis yang digunakan terdiri dari deskriptif dan inferensial. Metode inferensial menggunakan model probit untuk mengestimasi probabilitas bekerja dan model ordinary least square (OLS) untuk mengestimasi jam kerja. Berdasarkan pola dan perbedaan status kerja perempuan menunjukkan bahwa sebagian besar perempuan kawin di desa adalah bekerja sebaliknya di perkotaan sebagian besar adalah tidak bekerja. Umur dan status kerja perempuan menunjukkan pola U terbalik dimana probabilitas bekerja meningkat pada umur muda dan setelah umur tertentu menunjukkan penurunan. Sebagian besar perempuan berpendidikan SD kebawah dan AkademilPT adalah bekerja sedang yang berpendidikan SLTP/SLTA sebagian besar tidak bekerja. Berdasarkan analisis inferensial, keputusan perempuan untuk berpartisipasi di pasar kerja lebih dipengaruhi oleh faktor sosial dan ekonomi keluarga. Upah suami berpengaruh pada partisipasi istri untuk bekerja dimana selama kebutuhan ekonomi keluarga tercukupi oleh pendapatan suami maka istri cenderung untuk tidak bekerja. Keberadaan balita dapat menurunkan peluang perempuan untuk bekerja dan keberadaan ART lain pada perempuan yang memiliki anal( balita dapat meningkatkan peluang perempuan untuk bekerja di pasar kerja. Sementara itu, perempuan yang berpendidikan tinggi mempunyai peluang untuk masuk pasar kerja lebih besar dibandingkan mereka yang berpendidikan rendah. Hubungan umur terhadap probabilitas perempuan bekerja berbentuk huruf U terbalik dimana semakin tua maka probabilitas bekerja semakin besar sampai umur 44 tahun (umur maksimum) setelah itu partisipasi mengalami penurunan. Kemudian bagi perempuan yang bekerja, kenaikan upah suami berpengaruh pada peningkatan jumlah jam kerja di pasar kerja (substitution effect). Umur berpengaruh pada jam kerja di daerah perkotaan dengan pola huruf U terbalik. Perempuan yang berpendidikan SD mempunyai jam kerja lebih besar dari perempuan berpendidikan AkademifPT dan sebaliknya pada perempuan yang berpendidikan SLTP/SLTA. Terakhir rata-rata jam kerja perempuan di kota lebih rendah dari jam kerja di desa.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T14882
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Wakhidaturrohmah
Abstrak :
ABSTRAK
Peningkatan jumlah perempuan menikah yang terinfeksi HIV/AIDS salah satunya disebabkan oleh hubungan heteroseksual dengan suami yang telah terineksi HIV akibat perilaku seksual suami yang suka berganti-ganti pasangan maupun suami sebagai pengguna narkoba. Penularan HIV/AIDS memalui bhubungan seksual merupakan factor risiko penularan tertinggi. Perempuan menikah dngan ststus ODHA rentan menularkan HIV/AIDS terhadap bayi apabila terjadi kehamilan yang tidak direncanakan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sikap dan perilaku seksual perempuan menikah dengan status ODHA. Sampel penelitian adalah perempuan menikah dengan status ODHA yang berkunjung ke Poli Melati RSPI Prof Dr Sulianti Saroso. Penelitian ini merupakan penelitian dekriptif kuantitattif menggunakan cross sectional dengan metode concecutive sampling yang melibatkan 107 responden. Hasil penelitian ini dianalisa secara univariat dan didapatkan hasil perempuan menikah dengan ststus ODHA memiliki sikap non permisif terhdap hubungan seksual sebagai kontrol kelahiran, hubungan yang erat dan sebagai alat serta kepuasan terhadap perilaku seksual senggama yang dilakukan masihkurang. Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan ilmu keperawatan. Selain itu, penelitian selanjutnya diharapkan mampu melakuan studi mengenai hubungan antara karakteristik dengan sikap dan perilaku seksual penderita HIV/AIDS.
ABSTRACT
The increase in the number of married women infected with HIV / AIDS is partly due to heterosexual relationships with husbands who have been infected with HIV due to the sexual behavior of husbands who like to have multiple partners and husbands as drug users. Transmission of HIV / AIDS through sexual intercourse is the highest risk factor for transmission. Women who are married with PLHIV status are prone to transmitting HIV / AIDS to their babies if there is an unplanned pregnancy. The aim of this study was to identify sexual attitudes and behavior of married women with PLWHA status. The research sample was married women with PLWHA status who visited Poli Melati RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso. This research is a descriptive quantitative research using cross sectional method with concecutive sampling involving 107 respondents. The results of this study were analyzed univariately and it was found that women married to the status of PLWHA had non-permissive attitudes towards sexual relations as birth control, a close relationship and as a tool and satisfaction with sexual intercourse behavior was still lacking. This research is expected to be useful for the development of nursing science. In addition, further research is expected to be able to conduct studies on the relationship between characteristics and sexual attitudes and behavior of HIV / AIDS sufferers.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Basuki
Abstrak :
Fenomena migrasi perempuan berstatus menikah / istri ke luar negeri menjadi isu penting karena besaran jumlah pelaku beserta berbagai dampak sosialnya. Yang dimaksudkan dengan dampak sosial di antaranya perubahan pada fungsi keluarga untuk mengatur penyaluran dorongan seksual. Dalam konteks migrasi para istri, kajian ini menarik karena durasi migrasi sangat lama, jarak geografis sangat jauh, dan para suami hidup dengan konstruksi sosial di mana seksualitasnya sebagai laki-laki dianggap lebih dominan daripada perempuan. Secara normatif hubungan seksual hubungan seksual hanya boleh dilakukan pasangan suami-istri dalam lembaga perkawinan. Pertanyaannya adalah bagaimana Iaki-laki memenuhi kebutuhan seksual? Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan menggambarkan bentuk-bentuk tindakan seksual laki-laki serta faktor-faktor dan gagasan menyertainya. Penelitian ini berangkat dari perspektif seksualitas dan perilaku seksual adalah konstruksi sosial. Artinya terkait dengan nilai-nilai dan norma-norma sosial. Adapun Cod yang digunakan sebagai alat analisa dan menjelaskan perilaku seksual para suami adalah rational choice theory. Menurut teori ini pilihan tindakan seksual berupa investasi yaitu tindakan seksual yang terkontrol dan divestasi yaitu ttndakan seksual yang tidak terkondisi secara sosial. Penelitian yang terkategori fenomenologis ini dilakukan di desa Cihonje, kecamatan G-umelar, kabupaten Banyumas. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan pengamatan terhadap tujuh informan yang dipilih secara purposive. Data dianalisis menggunakan methode of differences dan methode of agreement (analisa antar kasus). Temuan lapangan menunjukkan pilihan investasi adalah selibat dan pilihan divestasi adalah selingkuh. Investasi dan divestasi dipengaruhi penguasaan sumber daya, kontrol sosial dan komitmen normatif. Orientasi tindakan investasi bersifat kolektif, sedangkan divestasi bersifat unilateral. Tindakan divestasi dan investasi dalam konteks masyarakat Cihonje, merupakan sebuah "pergulatan". Migrasi memberi basis ekonomi pada pergulatan antara nilai-nilai konvensional dengan nilai-nilai baru yang berlangsung dalam masyarakat yang "tidak kaya", kekerabatannya kuat, mobilitasnya tinggi, dan tradisi keagamaannya tidak puritan. "Pergulatan" tersebut merupakan strategi untuk "mempertahankan kekuasaan" dan menghindarkan subordinasi.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T22589
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khobir Abdul Karim Taufiqurahman
Abstrak :
Pernikahan dini selalu berkaitan dengan kesehatan reproduksi pada perempuan. Komplikasi kehamilan dan persalinan adalah penyebab utama kematian pada anak perempuan berusia 15-19 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor determinan yang berhubungan dengan usia pernikahan pada perempuan menikah yang berusia 15-24 tahun di Indonesia Tahun 2017. Penelitian ini merupakan penelitian jenis deskriptif analitik dengan desain cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah wanita menikah yang berusia 15-24 tahun di Indonesia pada tahun 2007, 2012, dan 2017. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariabel dan multivariabel dengan menggunakan regresi logistik ganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tren median usia kawin pertama terjadi peningkatan dari tiga tahun data SDKI dan persentase usia kawin pertama kurang dari 20 tahun mengalami sedikit penurunan. Tingkat pendidikan perempuan, status pekerjaan perempuan, tingkat pendidikan suami, dan tingkat pendidikan kepala rumah tangga merupakan faktor determinan berpengaruh terhadap pendewasaan usia pernikahan. Temuan pada penelitian ini adalah akses media dan peran pengambilan keputusan yang protektif. Perempuan yang tetap bersekolah dengan program pendewasaan usia perkawinan melalui teman sebaya berperan penting dalam menunda usia pernikahan, selain itu paparan media terutama media sosial merupakan media yang paling efektif untuk memberikan informasi tentang penundaan usia pernikahan pada perempuan. ......Early marriage is always related to reproductive health in women. Pregnancy and childbirth complications are the main causes of death in girls aged 15-19 years. This study aims to determine the determinants associated with marriage age in married women aged 15-24 years in Indonesia in 2017. This study is a descriptive analytic type research with cross-sectional design. The sample of this study was married women aged 15-24 years in Indonesia in 2007, 2012 and 2017. The analysis used in this study was univariable and multivariable analysis using multiple logistic regression. The results of this study indicate that the median trend of first marriage age is an increase from three years of IDHS data and the percentage of age of first marriage less than 20 years has decreased slightly. Women's education level, women's occupational status, husband's education level, and education level of the head of the household are the determinant factors influencing the age of marriage. The findings in this study are media access and the role of protective decision making. Women who continue to go to school with a marriage age maturity program through peers play an important role in delaying the age of marriage, besides exposure to the media, especially social media, is the most effective media for providing information about delaying marriage to women.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aswinta
Abstrak :
Skripsi ini membahas faktor-faktor yang berhubungan dengan unmet need KB di Indonesia. Penelitian ini merupakan analisis lanjutan SDKI 2012. Desain penelitian ini adalah potong lintang pada WUS berumur 15-49 tahun yang sudah menikah atau hidup bersama. Hasil penelitian membuktikan bahwa kejadian unmet need KB lebih banyak pada wanita yang berpendidikan tinggi, bekerja, memiliki tingkat ekonomi tinggi, kelompok umur tua, hidup di wilayah perkotaan, menginginkan jumlah anak ideal > 2 orang, tidak berniat menggunakan KB, tidak berperan dalam pengambilan keputusan, memiliki pengetahuan kurang tentang KB, tidak mendapat kunjungan petugas KB dan tidak pernah mendapatkan paparan media massa. ......The study explains about factors affecting unmet need for family planning in Indonesia. The study is continued analysis of SDKI 2012. Design of the study is cross sectional on married woman or in union age 15-49 years old. The result proves that unmet need related with high educational level, employed, high economics level, old woman, live in urban area, wants ideal number of children > 2, doesn’t intend to use contraception, doesn’t play a role in decision making, has low level of konwledge about FP, never visited with FP worker and never exposed mass media about FP.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55142
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Nursyifa Qolbi
Abstrak :
Kanker serviks merupakan pertumbuhan abnormal pada sel serviks yang disebabkan oleh infeksi human papilloma virus (HPV). Kanker serviks dapat dicegah dengan pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA), sebagaimana yang tercantum dalam Permenkes No.34 Tahun 2015. Angka kematian dan insidens kanker serviks terus meningkat dan angka cakupan pemeriksaan IVA masih jauh dari target. Pengetahuan wanita tentang kanker serviks dan IVA merupakan salah satu penyebabnya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran pengetahuan tentang kanker serviks dan pemeriksaan IVA. Metode penelitian yang digunakan berupa survei deskriptif dengan cluster sampling. Responden terdiri atas 112 wanita berusia 15-49 tahun di 10 RW Desa Cimandala yang diukur tingkat pengetahuannya menggunakan kuesioner. Hasil menunjukkan rerata usia responden 35,20 tahun, berpendidikan SMA (50,9%), tidak bekerja (90,2%), berpendapatan dibawah UMR (58,9%), dan tanpa riwayat keluarga dengan kanker (97,3%). Tingkat pengetahuan kanker serviks baik (54,4%). Tingkat pengetahuan pemeriksaan IVA baik (58,9%). Tingkat pengetahuan tentang kanker serviks dan pemeriksaan IVA berada dalam kategori baik. Persepsi terhadap kanker serviks dan pemeriksaan IVA perlu diteliti sebagai hambatan wanita untuk berpartisipasi pada pemeriksaan IVA. ......Cervical cancer is abnormal growth in cervix’s cells caused by human papilloma virus (HPV). Cervical cancer can be prevented by visual inspection with acetic acid (VIA), as stated in Permenkes No.34 Tahun 2015. Mortality and incidence rate still are increasing and participation rate in VIA are unsatisfactory. Women’s knowledge on cervical cancer and VIA test associated with low rate of VIA test. This study aims to determine the description cervical cancer and VIA test knowledges on married women in Cimandala village. Descriptive survey with cluster sampling was used to collect data in this research. There were 112 women ages 15-49 years old in 10 RW Desa Cimandala. Knowledge was measured by questionaire. In conclusion, average age of participants 35,20 years old, high school graduate (50,9%), unoccupied (90,2%), have low income (58,9%), and no family history with cervical cancer (97,3%). Women’s knowledge on cervical cancer is considered as good (54,4%). Knowledge on VIA test also is considered as good (58,9%). Knowledge on cervical cancer and VIA test is classified as good. Women’s perception about cervical cancer and VIA test should be analysed as barrier for women to participate in VIA test.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library