Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alwin Febrian
"Munculnya banyak pusat pelatihan yang memadukan antara teknologi dan spiritualitas tak urung mengundang tatapan sinis dari mereka yang bersikap skeptis terhadap hal-hal seperti itu.: Definisi spiritualitas menjadi rumit ketika ia menjadi barang dagangan atau komoditi dalam kacamata postmodernisme.
Akan tetapi, "spiritualitas sendiri bukanlah sesuatu yang dapat diperdagangkan." Semuanya berada dalam perjalananan pengalaman seseorang. Mungkin cara mencapainya yang kemudian menjadi "industri" karena kebutuhannya cukup besar.
Emotional Spiritual Quotient Leadership Center ( ESQ LC ) sebagai institusi pelatihan spiritual, memiliki misi membangun Indonesia emas dengan cara membangun sebuah peradaban manusia yang memiliki kesadaran spiritualitas, emosionalitas, dan intelektual secara terintegrasi dan transendental. Pelatihan ini pertama kali diedakan pada tanggal 5 Oktober 2001 dan tercatat sampai pada bulan Mei 2005 dengan rentang waktu lebih kurang 4 tahun, telah menghasilkan lebih kurang 75,000 lebih alumnus dari seluruh Indonesia.
Target ESQ LC untuk mengcover seluruh Indonesia (2010) dan penyebaran ke seluruh dunia (2020) membutuhkan strategi komunikasi pemasaran yang tepat dalam memasarkan pelatihan ini, Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji keberlakukan teori komunikasi pemasaran pada produk pelatihan, dalam hal ini pelatihan ESQ, guna menyusun rekomendasi yang dapat digunakan untuk menambah jumlah peserta, mempertahankan konsumen atau alumni dan melakukan penetrasi guna memperluas pasar.
Untuk mensistematika organisasi pemikiran dalam menyusun perencanaan komunikasi pemasaran peneliti menggunakan model SOSTAC + 4M, yaitu model yang dapat digunakan untuk mempertemukan kepentingan marketing planning dengan marketing communication.
Metode penelitian yang digunakan berupa kajian deskripsi-kualitatif, yang berusaha menggambarkan situasi dan kondisi, tetapi tidak mencari atau menjelaskan hubungan, juga bukan mengkaji hipotesis efektivitas. Pencarian data dilakukan melalui metode wawancara mendalam, observasi dan studi dokumen serta data pendukung lainnya.
Penelitian yang dihasilkan adalah berupa deskripsi strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh ESQ LC da!am memasarkan produknya. Sepeti kegiatan selling, direct marketing, point of sale and merchandising dan public relations. Kegiatan public relations disini dilakukan oleh seluruh pegawai guna membangun dan memelihara nama baik ESQ LC.
Agar strategi komunikasi pemasaran ESQ LC dapat berjalan efektif, sudah seharusnya mengadakan perbaikan dalam memasarkan pelatihan ESQ. sehingga selalu dapat menyebarkan seluas-Iuasnya materi dari pelatihan ESQ ini. Komponen-komponen komunikasi pemasaran seperti strategi, taktik dan action pemasaran mutlak untuk terus dilakukan pengembangan yaitu dengan cara meningkatkan kualitas pelatihan, mengadopsi teknologi infrastruktur multimedia yang terbaru dan sumber daya manusia. Diperlukan segera trainer-trainer baru, sehingga ESQ LC bisa terus berkembang seiring banyaknya permintaan.

The emergence of many training center that synergize technology and spirituality has invited cynical response from those who are skeptical about such things. Spiritualism definition becomes complex when it becomes a commodity in the postmodernism point of view,
Nevertheless "Spiritualism is not something that can be traded 'it all inside the journey of people's experiences. Maybe the way to achieve it that then becomes "industrial" because there is a large scale of need upon it.
ESQ as a spiritual training has a mission to build golden Indonesia, by building a human civilization that has a balanced spiritual emotional and intellectual conscious. ESQ launched the first training on October 5th 2001, until May 2005, with 4 years extend, has been producing 75.000 alumni from all over Indonesia.
ESQ LC target to cover all Indonesia (2010) and world wide (2020) needs the right strategic marketing Communication to market this training. This research is being done to explore the applicability marketing communication theory upon the ESQ training product, to conclude a recommendation that can be used to gain more consumer and to do market penetration in order to achieve market expand.
To systemized thinking organization in arranging marketing communication plan, the writer use SOSTAC + 4M mode!, the model that be used to unite marketing planning need with marketing communication.
The used research method is descriptive-qualitative research, which is used to describe situations and conditions, but not to look for explaining the connection, also not to hypothesize the effectiveness.
Data search is done by thorough interviews, observations, documents and other supporting information
The research procedures a description of marketing communication strategy used by ESQ LC in marketing its product , like selling and direct marketing activity, public relations, point of safes and merchandising.
ESQ LC has to make renovations in marketing its training so that the marketing communication strategy works effectively, so it can spread the material training as vast as it could be.
Marketing communication components like strategy, tactic and marketing action definitely have to always be done in order to do the expansion, by keep improving training quality, adopting the new multimedia infrastructure technology and human resource. New trainers needed or ESQ LC can keep expanding as the need of their product grows.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22357
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suprawito
"Kondisi perkembangan kesenian utamanya seni pertunjukan tradisional Indonesia sekarang ini masih dirasakan belum mendapatkan perhatian yang cukup dari para pihak terkait baik dari pihak penentu kebijakan (dalam hal ini Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI), para pelaku seni dan para pemasar seni maupun penggemarnya. Hal tesebut dapat dilihat dengan adanya persepsi/ anggapan dari berbagai kelompok masyarakat mengenai seni itu sendiri. Anggapan-anggapan tersebut antara lain: mereka yang menganggap bahwa kesenian (seni pertunjukan tradisional) lahir karena suatu kebutuhan untuk mengagungkan asma Tuhan YME atau membuat suatu tradisi bagi masyarakatnya, mereka yang menganggap bahwa seni adalah suatu karya yang dapat dinikmati baik bagi dirinya sendiri maupun orang lahir dan tidak pernah memikirkan untuk mendapatkan nilai ekonomi/ penghasilan dari hasil karyanya tersebut, kelompok masyarakat seni yang menyadari bahwa kesenian dapat dinikmati oleh masyarakat, bersama-sama dengan kegiatan pariwisata. Pagelaran-pagelaran semi tradisional ini biasa dilaksanakan sebagai pelengkap kehadiran wisatawan di daerah tujuan wisata, kelompok masyarakat utamanya para pelaku seni pertunjukan tradisional yang melihat peluang adanya penggemar seni tradisional Indonesia di luar negeri mencoba dengan caranya sendiri sehingga mereka mampu mengadakan pagelaran di luar negeri. Para penentu kebijakan pada umumnya masih menganggap bahwa kebudayaan termasuk kesenian khususnya seni pertunjukan tradisional di dalam negeri dapat digunakan sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa sedangkan untuk di luar negeri dipergunakaa sebagai salah satu alat diplomasi untuk meningkatkan persahabatan antar bangsa.
Pokok bahasan dalam tesis ini adalah mengenai strategi komunikasi pemasaran untuk mengembangkan seni pertunjukan tradisional. Penulis melakukan analisa dengan metode penelitian kualitatif. Adapun metode pengumpulan data menggunakan analisis data sekunder dan indepth interview untuk memperoleh data primer.
Dalam tesis ini, model perencanaan komunikasi pemasaran dari Smith (1996) dan bentuk-bentuk komunikasi pemasaran menurut Kotler (2000) merupakan model yang sangat relevan dalam kaitannya dengan model Strategi Komunikasi Pemasaran Seni Pertunjukan Tradisional.
Dengan dukungan komunikasi pemasaran yang tepat, sebuah kesenian tradisional khususnya seni pertunjukan tradisional pun dapat dijadikan industri yang memberikan manfaat dan keuntungan seluas-luasnya bagi Para pendukung seni di dalamnya. Tak jarang sebuah seni pertunjukan tradisional yang sebelumnya dilupakan dan dipandang tidak memiliki potensi bisnis (komersial), dengan pendekatan komunikasi pemasaran ternyata hasilnya menjadi tak terduga bahkan luar biasa. Dengan memasarkan seni pertunjukan tradisional khususnya ke mancanegara, Indonesia juga dapat memperbaiki citra bangsa di mata bangsa-bangsa lain. Pada saatnya nanti seni pertunjukan tradisional Indonesia diharapkan dapat sejajar kedudukannya dengan pariwisata sehingga seni pertunjukan tradisional dapat memberikan kontribusi terhadap bangsa, yaitu dapat memberikan perolehan devisa negara.

Marketing Communication Strategy for Traditional Art Performance (Study: Strategy Marketing Communications for Traditional Art Performance The Indonesian Excellency of Culture and Tourism)Art development, especially traditional art performance in Indonesia is revealed as yet to have a sufficient attention by the decision-maker (government - Department of Tourism & Cultural), the artist and business sectors. This situation can be seen from some perceptions to the meaning of `traditional art' by some groups of people. Some people thought art was born from the need of religions (i.e. praise to the God) then create a `tradition' to those own people. Some other thought art is an activity that can be enjoyable by everyone but not for business purposes. These people thought that traditional art can not be commercialized (i.e. benefit purposes). They thought their traditional art was meant for their own group, not to be exposed for different purposes. They even don't think of getting economic value (revenue) from their art creation. However, there are specific groups of people who are aware that traditional art is economically potential and it is enjoyable/consumable by lot of people. These groups thought traditional art performances can be explored for a business purposes, especially in conjunction with `tourism'. Indonesian traditional art is used to be as a complementary to the tourism in some favorite tourism destinations. Recently, groups of people (especially the traditional artist) have seen the opportunity for traditional art performances to be more recognized by domestic or foreign tourists. They are aware of potential around the world fans for Indonesian traditional art. Given to this opportunity, Indonesian traditional artist try with their own way to be able to perform overseas. On the other hand, in general the decision maker (Government or investors) may still thinking that traditional art as part of culture is mainly good to be used for uniting the country, and in overseas, this can be used as a diplomatic tool for foreign relationship.
The main discussion of this thesis is about the marketing communication strategy in developing traditional art show business (commercial traditional art performances). Qualitative methods were used to support the analysis. In-depth interview and support data gathering were also used to get the primary data."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T 8994
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mayang Rukmi
"Pertumbuhan industri media cetak yang cepat, membuat persaingan menjadi semakin ketat. Banyaknya media cetak baru membuat konsumen memiliki berbagai macam pilihan sehingga jarang hanya membeli satu macam saja. Melihat hal tersebut membuat para pemain dalam industri ini harus dapat membuat suatu strategi pemasaran yang tepat untuk dapat memenangkan persaingan. Begitu pula pada majalah Femina yang merupakan pemain lama dalam industri ini.
Kondisi tersebut membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan topik Analisa Hubungan Strategi Komunikasi Pemasaran dengan Loyalitas Merek pada Majalah Wanita (studi kasus majalah Femina). Bagaimana Femina menetapkan dan menjalankan komunikasi pemasarannya, dan apakah ada hubungan pads loyalitas pada majalah tersebut. Penelitian dilakukan dengan cara survai. Kerangka pemikiran yang digunakan adalah teori mengenai strategi pemasaran, komunikasi pemasaran dan loyalitas merek Majalah Femina telah melakukan strategi komunikasi pemasaran agar dapat menarik pembaca dan dapat menjaga pembaca setianya. Adanya konsistensi pesan sangat diperiukan dalam komunikasi pemasaran sehingga pembaca tidak bingung dan dapat menancap di benak pembacanya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa majalah Femina belum melakukan strategi komunikasi pemasaran secara tepat, sehingga belum dapat membentuk loyalitas merek sesuai dengan yang diinginkan. Melihat dari hasil penelitian tersebut sebaiknya majalah Fernina melakukan komunikasi pemasaran yang lebih terarah dan berkesinambungan, dengan pernyataan yang lebih jelas dan lugas sehingga dapat mengena pada pembacanya. Prinsip dasar dari komunikasi pemasaran bila dihubungkan dengan loyalitas merek adalah perusahaan harus dapat mengelola customer expectation karena itu merupakan dasar dalam pengelolaan merek yang menjanjikan dan terciptanya kepercayaan dari merek. Dari penelitian ini terlihat bahwa komunikasi pemasaran yang dilakuan belum diterapkan secara sinergi dan berkesinambungan. Konsitensi peran dan citra yang dimiliki pertu dipertahankan, selain itu perlu dipertimbangkan pengunaan media komunikasi lain seperti Internet dan juga pembentukan komunikas pembaca majalah tersebut.
Correlation Analysis Marketing Communication Strategy with Brand Loyalty to Women's Magazines: Case Study: Femina Magazine The growth of media industry is moving very fast and makes the competition among the player becomes tighter. There is much kind of new magazines and new newspapers showed up and makes consumer have many kind of choices so rarely they only buy one kind of magazines. Seeing that kind of situation makes the player must decide good marketing strategy to win the competition. So does Fernina magazines, which is an old player in the industry.
That condition makes the author interested in doing a research of Correlation Analysis Marketing Communication Strategy to Brand Loyalty At Women's Magazines (Case: Femina Magazine ). How Femina chooses and do their marketing communication and does it has correlation with brand loyalty. This research was done by quantitative method and data compilation getting done survey. The basic concepts of this research are the theories about marketing strategy, marketing communication and brand loyalty.
Femina magazine has done marketing communication to attract and to keep their readers. The consistency of message is a must so there be no confusing in their reader and the message will stay on their head.
Femina has not done the correct marketing communication so they cannot build brand loyalty as they expected. According to the result, it would be better if Femina do marketing communication more focus and more integrated, using easier and attractive message to their readers. The basic principle of marketing communication is that acompay must manage customer expectation. This is the foundation of managing the brand promise and creating trust on which brands are built. The consistency of image and message must be remaining. Besides that Femina must consider using other media of communication and making a community for their readers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T11552
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jaka Warsihna
"ABSTRAK
Komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam memasarkan suatu produk, mulai dari desain kemasan, periklanan, pemasaran langsung, komunikasi getok tular, layanan konsumen, hingga pemilihan media. Proses pemasaran yang dilakukan untuk memasarkan organisasi nonprofit (nirlaba) sama dengan yang digunakan untuk organisasi profit (bisnis).
Tesis ini membahas strategi apa yang digunakan oleh Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) dalam memasarkan Program Kesehatan Reproduksi untuk Remaja di wilayah DKI Jakarta pada tahun 1997, sehingga remaja di DKI Jakarta mengenal, bertambah pengetahuannya, dan memahami tentang kesehatan reproduksi pada dirinya.
Penulis mendeskripsikan berbagai startegi yang dilakukan oleh Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia dalam memasarkan program Kesehatan Reproduksi untuk Remaja sebagai bentuk komunikasi dan penggunaan media yang dipilih di wilayah DKI Jakarta pada tahun 1997, serta melihat apakah penggunaan media tersebut sudah tepat, sehingga pesan sampai kepada khalayak sasarannya.
Beberapa teori clan konsep yang digunakan di sini antara lain konsep dasar komunikasi pemasaran sosial, model perencanaan komunikasi pemasaran sosial, strategi komunikasi pemasaran sosial, memonitor strategi komunikasi pemasaran sosial.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara kualitatif dengan ripe deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yaitu data primer dilakukan dengan wawancara mendalam, sedangkan data skunder diperoleh dengan mengacu dari sumber tertulis yang sudah ada.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masalah pendidikan kesehatan reproduksi harus diberikan kepada seluruh masyarakat terutama kepada remaja dan orangtuanya, sehingga tidak terjadi masalah yang diakibatkan kurangnya pengetahuan kesehatan reproduksi, seperti kehamilan di luar nikah, aborsi, penyakit menular seksual, dan lain-Iain, serta pendidikan kesehatan reproduksi tidak ditafsirkan sebagai pendidikan seks secara terbuka
Namun dalam pelaksanaannya, program tersebut juga menemui masalah baik dari sisi sumber yang menyangkut keluar masuk relawan, masalah informasi program dalam kaitan dengan pemilihan media, dan masalah dari sisi penerima pesan yaitu remaja dari berbagai latar belakang yang berbeda.
Berdasarkan kesimpulan tersebut, peneliti memberikan saran-saran untuk penyempurnaan bentuk komunikasi pemasaran kesehatan reproduksi bagi remaja antara lain dengan selalu mengadakan perekrutan dan pelatihan relawan, perbaikan dalam segi kemasan pesan komunikai, negosiasi dengan Dep P dan K dan Dep Agama agar masuk dalam kurikulum SLTP dan SLTA, dan penggunaan berbagai media yang tepat.
"
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vanadya Adistiara
"Semakin ketatnya persaingan bisnis dengan munculnya banyaknya saingan baru. Hal ini membuat marketers menggunakan strategi komunikasi pemasaran seperti iklan. Walaupun begitu dengan menggunakan iklan, seseorang bisa terpapar iklan sebanyak 600 kali dalam sehari sehingga marketers mulai menggunakan celebrity endorsement sebagai strategi komunikasi pemasaran. Kini marketers mulai menggunakan K-pop idol sebagai celebrity endorser brand mereka. K-pop kini mulai menjamur dan menjadi tren di seluruh dunia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji strategi pemasaran komunikasi pemasaran dengan menggunakan K-pop idol sebagai celebrity endorser dimulai dari lingkup periklanan di Korea Selatan hingga di Indonesia. Ditemukan bahwa alasan penggunaan K-pop idol sebagai celebrity endorser karena popularitas yang dimiliki mereka. K-pop idol juga memiliki citra yang baik dan kesamaan dengan brand dan konsumen. Penggunaan K-pop idol sebagai celebrity endorser dengan tepat akan meningkat penjualan dari brand tersebut.

In business competition, it is getting intense with new competitors enter the market. To solve this matter, marketers use marketing communication strategy such as advertisements. On the other hand, by using advertisements, someone can be exposed to advertisements 600 times a day, so marketers decided to start using celebrity endorsement as a marketing communication strategy. Nowadays marketers start to use K-pop idols as their celebrity endorser for their brand. K-pop is now starting to spread and become a trend around the world. The purpose of this study is to examine communication marketing strategies using K-pop idols as celebrity endorsers, from advertising promotions in South Korea to Indonesia -pop idols as celebrity endorsers because of their recognized popularity. K-pop idols also have a good image and similarity with brands and consumers. The use of K-pop idols as celebrity endorsers will increase sales of the brand, if the brand uses it accurately.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Erwin Fajrin
"Place branding merupakan konsep yang menjadi bagian dari komunikasi pemasaran. Pada prakteknya, place branding merupakan upaya untuk menciptakan merek yang membedakan satu tempat dengan tempat lainnya melalui nilai-nilai yang diusungnya. Place branding dilakukan berdasarkan lima tahapan yakni Research, Deliberation, Consultation, Action dan Communication yang kesemuanya dikaji dalam penelitian ini. Studi ini berfokus pada strategi komunikasi pemasaran Sarinah yang merupakan landmark dan pusat perbelanjaan pertama di Indonesia. Di tengah menjamurnya pusat perbelanjaan di Jakarta, bisnis Sarinah mulai surut dengan berkurangnya kunjungan dan jumlah tenant yang menyewa tempat. Studi ini menyorot usaha manajemen Sarinah dalam langkah transformasi untuk melakukan reposisi dan rebranding menjadi Panggung Karya Indonesia. Studi ini menggunakan paradigma post positivis dengan pendekatan kualitatif, dan strategi penelitian kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan Direktur Utama, Konsultan Place Making/Place Branding dan Konsultan Komunikasi dan Brand PT Sarinah dan juga studi dokumen. Hasil wawancara menunjukkan bahwa Sarinah melakukan serangkaian tahapan place (re)branding dengan melibatkan konsultan place making/place branding dan konsultan komunikasi. Dalam melaksanakan rebrandingnya dengan konsep baru sebagai community mall, Sarinah diketahui menjalankan elemen-elemen rebranding, mulai dari repositioning, renaming, redesigning dan relaunching. Dalam mengkomunikasikan place (re)branding-nya, Sarinah menjalankan strategi komunikasi pemasaran yang efektif dengan memanfaatkan aktivitas kehumasan, terutama word of mouth dari event-event yang terselenggara.

Place branding is a concept in marketing communications. In practice, place branding is an effort to create a brand that differentiates one place from another through the values it carries. Place branding is carried out based on five stages, namely Research, Deliberation, Consultation, Action and Communication, all of which are studied in this research. This study focuses on the marketing communication strategy of Sarinah, which is a landmark in Indonesia and the first shopping center in Indonesia. In the midst of the proliferation of shopping centers in Jakarta, Sarinah's business began to decline with reduced visits and the number of tenants renting space. This study highlights Sarinah management's efforts in transformation steps to reposition and rebrand to become Panggung Karya Indonesia. This study uses a post-positivist paradigm with a qualitative approach and a descriptive qualitative research strategy. Data was collected through interviews with the President Director, Place Making/Place Branding Consultant and Communication and Brand Consultant of PT Sarinah as well as document studies. The interview results show that Sarinah carried out a series of place (re)branding stages involving place making/place branding consultants and communications consultants. In carrying out its rebranding with a new concept as a community mall, Sarinah is known to have carried out rebranding elements, starting from repositioning, renaming, redesigning and relaunching. In communicating its place (re)branding, Sarinah carries out an effective marketing communication strategy by utilizing public relations activities, especially word of mouth from the events held."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Listi Herlistiani
"Marketing Communication Strategy at Property Company During Crisis In 1997 a Case Study in PT Bumi Serpong DamaiA case study toward Property Company during Economic Crisis in Indonesia, which starting in 1997, in the field of Communication Science, specifically in Communication Management is very rare. More to writer's knowledge, there is no such study ever written in Communication Science Graduate Program -- University of Indonesia, in which becomes writer's interest.
The 1997 crisis gave negative impact to Indonesian economic, including in Property area. Crisis began from the economic un-stabilize marked by Government regulation to close down 16 Banks. When the 16 Bank's being liquidated, most of Property Company in Indonesia went into bankruptcy because of their foreign currency (US$) debt. It is also a fact that most Banks in Indonesia invested in Property business or even own it as its subsidiary company.
PT Bumi Serpong Damai (BSD) is one of those who does not really hit by the crisis. That because of; (1st), there is only a small portion of it's debt in foreign currency and (2nd), BSD still have spare land to build, which in the crisis time the management used a new approach in its marketing communication by invented some innovation as to keep BSD in its production and still promote through a limited mass media. Some innovation being invented by BSD later on become a role model for other Property Company as lesson learned.
Writer used a qualitative study with descriptive analysis method of this case study, by having some informant as its primary data sources and also other written sources or relevant research study which already being published. Unit Analysis is the Organization itself with `life story' as its style to write.
By taking the best advantage in communication strategy and using strategy management approach, BSD has proven to be survived in the crisis time. This success supported by having a good media strategy and also a very good coordination between marketing/promotion division and its public relation activity, on which both division are in the same department. With having some innovation, BSD, in the restructuring period, do not restructure its employee nor having a company reposition during crisis, but more to do efficiency in all department. The founder (Ciputra) is the person behind all the success that influent the management with his team leader style.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T10692
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Sylvia
"Saat ini terdapat lima buah majalah wanita waralaba yang bersaing untuk memperebutkan pasar pembaca dan pengiklan, selain majalah wanita lokal yang juga membidik pasar yang sama. Hadirnya pemain baru dalam pasar majalah wanita waralaba tentunya berpengaruh berubahnya struktur pasar majalah wanita waralaba ini. Selain itu tingginya tingkat persaingan ini membuat penerbit tidak bisa hanya mengandalkan pada keunggulan produk majalah mereka, tetapi juga harus menerapkan konsep pemasaran lainnya, yaitu dengan menghasilkan produk yang memang dibutuhkan dan diinginkan pasar, serta bagaimana produk tersebut bisa menarik perhatian pasar dan bisa mendapat tempat dihati konsumen. Maka untuk sampai pada tahap tersebut amat panting mengkaji bagaimana strategi yang diterapkan dalam memasarkan produk media khususnya strategi komunikasi pemasarannya.
Kajian dalarri penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode penelitian studi kasus. Unit analisis dalam penelitian ini adalah majalah wanita Cosmopolitan Indonesia dan Her World Indonesia. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis komparatif& dengan melihat persamaan dan perbedaan yang dilakukan oleh Cosmopolitan dan Her World dalam melaksanakan strategi komunikasi pemasaran melalui bauran promosinya dan tindakan-tindakan yang mereka lakukan dalam upaya memperoleh performance yang baik dengan memperhatikan indikator-indikator yang ada pada konsep Structure-Conduct-Performace.
Dengan melihat keadaan persaingan majalah wanita yang ada di Indonesia saat ini dan pertumbuhan yang demikian pesat, penelitian ini akan difokuskan untuk mendapatkan gambaran struktur pasar majalah wanita lifestyle dengan sistem waralaba ini dan usaha-usaha komunikasi pemasaran apa saja yang dilakukan oleh masing-masing majalah melalui bauran promosinya (promotional mix) untuk mengantisipasi keadaan pasar ini dan adakah dampaknya terhadap performance masing-masing majalah.
Tujuan akhir dari penelitian ini adalah untuk memberikan penilaian terhadap performance masing-masing majalah setelah mereka melaksanakan strategi komunikasi pemasaran melalui bauran promosinya. Untuk melakukan proses evaluasi tersebut, penelitian ini dibagi menjadi dua tahapan, yang pertama penelitian ini berangkat dari konsep Structure - Conduct - Performance.Tahapan yang kedua adalah mengkaji strategi komunikasi pemasaran apa yang dilakukan oleh Cosmopolitan dan Her World melalui bauran promosinya, agar masing-masing majalah mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan pembacanya, dan sejauh mana pemenuhan itu dilakukan dengan cara yang lebih efisien dan efektif dibandingkan pesaing.
Kelima jenis bauran promosi sama-sama digunakan oleh Cosmopolitan dan Her World, namun kompleksitas, variasi jumlah, kualitas dan intensitas penggunaan serta kemampuan membaca dan memanfaatkan peluang, pengalaman dalam menentukan, memilih dan memadukan bauran promosi yang ada membawa dampak Cosmopolitan lebih efisien daripada Her World. Efisiensi yang dilakukan Cosmopolitan antara lain dengan memaksimalkan kekayaan SDM dan modal yang dimiliki oleh PT. Mugi Rekso Abadi sebagai holding company-nya dengan melibatkan media-media yang bernaung di bawah MRA Media dalam melaksanakan bauran promosinya, seperti dalam mencari klien pengiklan, promosi penjualan. Her World tidak mempunyai jaringan konglemerasi seperti apa yang dimiliki oleh Cosmopolitan.
Selain itu Cosmopolitan rnemanfaatkan celah keingintahuan wanita lnonesia yang mengalami pergeseran cultural; dan mampu membaca latent needs yang muncul dari pergeseran cultural tersebut dan berusaha memenuhinya melalui keragaman bahasan artikel. Hal ini tidak dapat dilakukan oleh Her World karena berpijak pada norma-norma ketimuran yang mendasarinya.
Pada akhir temuan dapat diperlihatkan bahwa ada hubungan timbal balik (reciprocal) antara model organisasi industri (struktur pasar, perilaku pasar dan performa) dengan strategi komunikasi pemasaran. Struktur pasar yang terbentuk memacu industri mencari, menemukan dan menggunakan strategi komunikasi pemasaran yang tepat dan efisien, sedangkan bauran promosi yang tepat, efisien dan bermalma akan meningkatkan jumlah pembeli, selalu berusaha mencari bentuk dan kemasan yang spesifk dan menarik, dan mencari inovasi lain yang berbeda dari produk majalah lain yang mempunyai sasaran pembaca yang hampir lama dengan selalu mengupayakan riset tentang apa yang diinginkan pasar dan meningkatkan mutu majalah sehingga lebih sesuai dengan tuntutan dan karakteristik pembaca."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia,
T13353
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irarubbyanthy
"Telepon selular dengan layanan SMSnya dimanfaatkan oleh operator telekomunikasi selular sebagai media komunikasi pemasaran, yang disebut SMS broadcast. Pemanfaatan SMS broadcast memerlukan strategi untuk pemasarannya. Penelitian ini mengidentifikasi pemanfaatan SMS broadcast dalam memasarkan produk dan jasa serta mengidentifikasi strategi komunikasi pemasaran yang digunakan oleh divisi Product Prepaid Marketing pada PT. Excelcomindo Pratama, Tbk melalui pendekatan segmentation targeting positioning (STP), push dan pull, dan integrated marketing communication (IMC). Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan SMS broadcast sebagai media komunikasi pemasaran langsung pada IMC dapat menggunakan strategi STP dalam mengkomunikasikan pesan yang disampaikan kepada pelanggan dengan menggunakan saluran komunikasi push atau pull.

The operators has made use of SMS service on the cellular phone as a mean of marketing communication, which is called SMS broadcast. The utilization of SMS broadcast needs a strategy in its marketing. This research is meant to identify the utilization of SMS broadcast in promoting a product and service and identifying the marketing communication strategy used by Product Prepaid Marketing division of PT. Excelcomindo Pratarna, Tbk through the perspective of segmentation targeting positioning, push and pull, and integrated marketing communication. The research concluded that the utilization of SMS broadcast as a mean of marketing communication straight to IMC can utilize STP strategy in communicating the messages delivered to the customers with a communication channels push or pull."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T34005
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kussusanti
"Dalam pemasaran modern, perusahaan harus melakukan komunikasi dengan pelanggan maupun calon pelanggannya. Salah satu cara berkomunikasi sehubungan dengan fungsi pemasaran ini adalah melalui pemasaran langsung, yaitu e-mail marketing. Bisnis melalui media elektronik (e-business) ini telah melonjak drastis sejak akhir tahun 90-an hingga saat ini. Jenis e-business yang paling menonjol adalah business to business (b2b). Salah satu bidang usaha yang banyak melakukan komunikasi pemasaran melalui e-mail adalah bisnis jasa training (pelatihan).
Dalam tesis ini, penulis meninjau topik komunikasi e-mail marketing dengan melakukan studi kasus pada sebuah perusahaan penyelenggara training, C&G Training Network. Kerangka pemikiran yang digunakan, adalah strategi komunikasi pemasaran yang dikemukakan oleh Philip Kotler, yalitu (1) identifikasi audiens yang dituju, (2) penentuan tujuan komunikasi, (3) perancangan pesan, (4) pemilihan saluran komunikasi, (5) penentuan anggaran, (6) penentuan bauran promosi, (7) pengukuran hasil, serta (8) pengelolaan dan pengkoordinasian komunikasi pemasaran terintegrasi.
Penelitian deskriptif ini bersifat kualitatif dan kuantitatif dengan metode interrelationship studies dan metode survei. Teknik pengumpulan data yang dipakai adalah studi literatur, wawancara mendalam serta wawancara terstruktur. Sampel yang diambil sebanyak 50 orang khalayak penerima e-mail marketing C&G Training Network, yang diambil dengan teknik probability sampling secara simple random sampling (acak sederhana). Hasil penelitian yang didapat menunjukkan bahwa strategi komunikasi e-mail marketing C&G Training Network telah dilakukan dengan baik. Identifikasi audiens dilakukan dengan memperhatikan konsep segmentasi dan targeting, dengan tujuan komunikasi pemasaran untuk memperkenalkan jasa yang ditawarkan, menjawab pertanyaan, memberi informasi lanjutan guna mengarahkan pada transaksi serta menjaga citra baik. Perancangan pesan dilakukan dengan memperhalikan faktor isi pesan, personalisasi, netiket dan visualisasi.
Pemilihan e-mail sebagai saluran komunikasi pemasaran C&G Training Network disebabkan karena kemudahan dan biaya yang jauh lebih rendah dibanding cara lain, yaitu hanya sekitar 1 % dari revenue (total penjualan). Pemilihan saluran ini didukung dengan adanya data base yang baik. Pengelolaan dan pengkoordinasian komunikasi pemasaran terintegrasi juga telah dilakukan oleh C&G Training Network.
Penulis mencoba membahas hasil penelitian ini dengan konsep (1) Segmentasi, Targeting, Positioning, (2) Active Push Strategy dan B2B E-mail Marketing, (3) Selective Exposure dan Efek Kehadiran Media, (4) Selective Attention dan Faktor Budaya, (5) Integrated Marketing Communications, serta (6) Integrated Direct Marketing.
Paduan antara Integrated Marketing Communications (IMC) dengan Integrated Direct Marketing (IDM) untuk e-mail marketing ini menghasilkan rumusan bare yang dikemukakan aleh penulis, yaitu Integrated Direct E-mail Marketing Communications (IDEMC) yang mengandung unsur (1) Identifikasi target audience, (2) Pengelolaan data base, (3) Bauran media, (4) Perancangan pesan dan pelaksanaan netiket, serta (5) Pengkuran hasil.
Beberapa hal yang diduga menjadi penghambat kesuksesan IDEMC ini adalah (1) Tidak adanya integrasi yang tepat, antara penggunaan suatu media dengan media lain dalam direct e-mail marketing, (2) Tidak ada dukungan yang memadai dari sales force, (3) Database yang tidak up-to date, serta (4) Tidak ada pengukuran hasil."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T3663
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library