Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Robi Setiawan
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai analisa strategi komunikasi persuasi yang dilakukan oleh seorang marketing dalam dunia perbankan dalam meyakinkan dan menarik minat untuk segmentasi tertentu. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian ini menyimpulkan bahwa diperlukan adanya suatu strategi tertentu yang berbeda-beda tergantung dari tipe konsumen yang dituju. Selain dengan hubungan komunikasi antarpersonal, proses komunikasi perusahaan atau organisasi juga sangat mempengaruhi tujuan yang akan didapat dari komunikasi antarpersonal ini. Pada kondisi di lapangan kita tidak bisa menyimpulkan dari hasil komunikasi yang baik maka akan mengahasilkan pendapatan yang baik juga, semuanya akan dilihat berhasil apabila maksud dan tujuan dalam komunikasi ini adalah pendapatan yang tinggi sudah tercapai.Kata kunci: Komunikasi, Pemasaran, Persuasif, Segmen Pasar.
ABSTRACT
This research explains the analysis of persuasion communication strategy conducted by marketing in the banking world in convincing and attracting interest for a particular segmentation. This research method using qualitative method with case study approach. This study concludes that it is necessary to have a certain strategy that varies depending on the type of consumer. In addition to interpersonal communication relationships, corporate or organizational communication processes also greatly affect the goals to be gained from this interpersonal communication. In conditions in the field we cannot conclude from the results of good communication will resultin good income or earnings as well, the result will be seen successful if the intent and purpose in this communication is high income has been achieved.
2018
T49564
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zurtias Suheimi
Abstrak :
Kebijakan pemerintah yang memungkinkan Perseroan Terbatas (PT) dan modal asing mendirikan RS serta sebagai variabel yang menyebabkan cepatnya pertumbuhan pasar mengisyaratkan analisis dan perencanaan yang langsung bagi pendirian sebuah RS, sehingga ketatnya persaingaan/kompetisi RS. Dari segi pemasaran misalnya, perlu lebih dulu dilakukan analisa pangsa pasar dengan segmentasi pasar, pemilihan kelompok pelanggan serta penentuan segmen pasar. Ditengah situasi kompetitif seperti inilah RSB. Bunda melakukan persiapan untuk mengembangkan Poliklinik kebidanan RSB. Bunda menjadi poliklinik Kebidanan terbaik. Pada penelitian ini dilakukan segmentasi geografi, demografi, psikografi dan analisis karakteristik pangsa pasar terhadap para pengguna jasa poliklinik Kebidanan. Penelitian yang bersifat deskriptif dan analitik ini merupakan studi multi responden yang menggunakan data primer berdasarkan survei terhadap 60 responden. Hasil segmentasi geografi dan demografi menunjukkan bahwa segmen pasar terbesar dari Poliklinik Kebidanan RSB. Bunda adalah pasien yang datang dari wilayah yang lokasinya dekat dengan lokasi RSB. Bunda, dan menurut usia pengunjung terbanyak berada pada usia 20 - 39 tahun, dan dari pendidikan terbanyak SLTA dan Universitas, dan menurut pekerjaan yang terbanyak adalah pekerjaan wiraswasta, dan penghasilan per bulan antara Rp 500.000 - Rp 1.000.000. Dari segmentasi psikografi didapat pula data bahwa kebanyakan dari pengunjung adalah berasal dari status ekonomi menengah atas dan menengah bawah dan memiliki kesadaran relatif tinggi terhadap nilai kesehatan. Gambaran segmen pasar Poliklinik Kebidanan RSB. Bunda menjadi dasar penentuan segmen pasar yang akan dipilih untuk dilayani. Pasien kelas menengah atas dengan pendidikan, penghasilan dan pekerjaan sehingga kesadaran akan kesehatan relatif tinggi, serta memiliki tuntutan mutu layanan kesehatan yang tinggi.
Government policies which enable private enterprises and foreign capitals to venture into the hospital industry as well the presence of variables that lead to rapid market change stipulate well-laid plans and analysis before establishing a hospital. A process to market segments, for instance, is needed for marketing purposes, initiator addition to the selection of consumer groups and market target. The growing competition provides the backdrop for the Bunda hospital preparations to develop its Bunda Hospital Policlinic Obstetrics and Gynecology into the best Bunda Hospital Policlinic Obstetrics and Gynecology in Sumatera Barat. The geographic, demographic and psychographic segmentation processes and analytic characteristic market patients Policlinic Obstetrics and Gynecology Bunda Hospital. The study is descriptive and multi respondent using primary data form a survey that involved 60 respondents. The geographic and demographic segmentation shows that the largest markets segment for the Policlinic Obstetrics and Gynecology is patients coming from and surrounding areas such car with Bunda hospital policlinic Obstetrics and Gynecology area. The majority of patients are these of productive ages of 20 to 39, high school and university educated employees of private who make more than Rp 500.000 until Rp 1 million every month. Psycolographic segmentation reveals that most patients are those of upper middle social economic class and under middle social economic class with relatively high health. Description of the market segment Policlinic Obstetrics and Gynecology from the basis for the establishment of the target market as follows: upper middle class patients with high educational background, income and health awareness as well as demand for quality health care. The positioning vis-à-vis customer is one that promises health care services with high human touch.
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Yuanita
Abstrak :
Salah satu produk yang dikonsumsi oleh remaja adalah media, termasuk radio. Kebanyakan remaja menganggap radio sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari (www.kassof.com/insight/ri-fa950.htm). Bagi remaja, radio bukan hanya sebuah benda mati berbentuk media elektronik, melainkan bisa berubah fungsi menjadi teman akrab sehingga membuat radio berfungsi seperti manusia. (Prambors 102.30 Tahun, 2001). Radio juga bisa berfungsi sebagai trendsetter di kalangan remaja. Melalui radio, remaja bisa mendapatkan petunjuk tentang bagaimana gaya bicara, gaya hidup dan cara berperilaku. Melihat potensi pasar remaja yang cukup besar maka pemasar berlomba-lomba untuk merebutnya. Namun beberapa stasiun radio di Jakarta yang pernah mencoba membidik segmen remaja, harus mengalami kegagalan atau bahkan mengubah haluan, seperti Elshinta, Queen dan DMC (Cakram, Oktober 2000). Kegagalan tersebut disebabkan ketidakmampuan mereka meraih pangsa pasar dan iklan yang memadai. Karena itu, diperlukan strategi jitu untuk bisa merebut iklan dan sekaligus bertahan. Konsep mengenai segmentasi merupakan salah satu cara yang layak dipertimbangkan. Oleh karena sifatnya yang lokal, dalam radius jangkauannya radio harus memiliki segmen yang tajam dan jelas siapa yang ingin dijangkau (Kasali, 1998). Selain harus melakukan segmentasi dengan baik, perlu juga diperhatikan faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi evaluasi audiens terhadap radio yang didengarnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi ini menjadi penting karena berdasarkan evaluasi tersebut, audiens dapat menentukan stasiun radio mana yang akan tetap didengarkan dan mana yang akan ditinggalkan. Pendengar yang merasa puas akan cenderung lebih loyal pada stasiun radio yang biasa didengarnya. Dari teori dan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, diketahui ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi evaluasi audiens terhadap media, antara lain gratifikasi yang diharapkan dan gratifikasi yang diperoleh, faktor demografi, kepribadian, peadapat teman sebaya, kepemilikan media, intensitas penggunaan media dan tingkat interaktivitas (Finn 1997; Lin, 1993; Mc Quail, 1987; Myers, 1988; Rayburn, 1985; Rosengren 1974; Turner & Helms, 1991; Windahl et al., 1995). Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini dilakukan untuk menjawab beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana profil segmen pendengar radio untuk remaja di Jakarta? 2. Apakah evaluasi remaja terhadap radio dipengaruhi oleh faktor jenis kelamin, tingkat sosial ekonomi, sociability, pendapat teman sebaya, kepemilikan media, penggunaan media, tingkat interaktivitas, gratifikasi yang diharapkan dan gratifikasi yang diperoleh? 3. Bagaimana pola hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi evaluasi pada radio oleh remaja di Jakarta? 4. Bagaimana pola hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi evaluasi terhadap radio pada masing-masing segmen pendengar remaja di Jakarta? Penelitian yang bersifat eksplanatif ini dilakukan pada populasi remaja di Jakarta yang berusia 15-18 tahun dan sampelnya dipilih secara multistage random sampling. Sedangkan yang menjadi sampel adalah para siswa dan siswi dari 10 SMU di Jakarta dengan total responden 341 orang. Hasil pengolahan data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa segmentasi pendengar radio remaja berdasarkan pola konsumsi media dan gratification deficiency dapat dibagi ke dalam 3 (tiga) kelompok, yaitu: pendengar kebanyakan (54,3%), pendengar pasif (34%) dan pendengar interaktif (11,7%). Evaluasi pendengar remaja terhadap radio, baik secara langsung maupun tidak langsung dipengaruhi oleh faktor jenis kelamin, tingkat sosial ekonomi, sociability, pendapat teman sebaya, kepemilikan media, penggunaan media, tingkat interaktivitas, gratifikasi yang diharapkan dan gratifikasi yang diperoleh. Pengujian pola hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi evaluasi pada radio memperkuat juga dugaan adanya hubungan yang signifikan antara gratification obtain dan evaluasi (gratification deficiency) pada radio (r= -0,574; sig.0,000). Selanjutnya gratification obtained dipengaruhi secara bersama-sama oleh gratification sought dan intensitas mendengarkan radio (r2 = 0,465, sig. 0,000). Pada model pola hubungan tersebut juga ditemukan pengaruh yang timbal balik antara tingkat interaktivitas dan intensitas mendengarkan radio (r=210, sig.000; r= 0,279, sig.0,000). Oleh karena itu, pihak-pihak yang berkepentingan dalam perencanaan dan pengelolaan radio perlu mempertimbangkan faktor-faktor di atas dalam menyusun program maupun format radio. Model pola hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi evaluasi pada media radio cenderung berbeda pada masing-masing segmen pendengar radio, dimana kelompok "pendengar kebanyakan" memiliki model path yang paling sesuai dengan model umum. Sedangkan model path pada kelompok "pendengar interaktif" memperlihatkan perbedaan yang paling menonjol. Ada beberapa rekomendasai akademis yang diajukan berdasarkan hasil penelitian ini. Disamping memasukkan faktor interaktivitas sebagai salah satu intervening variable, pertimbangan strukural berupa pengaruh berbagai jenis media yang terdapat di lingkungan audiens juga harus diperhatikan dalam setiap penelitian tentang proses konsumsi media. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan kajian teoritis yang lebih luas dan mendalam agar didapatkan model path yang lebih baik.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T10822
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pramudya Ridho Pambudi
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membahas suasana ruang shopping street atau jalan perbelanjaan outdoor yang dihadirkan di dalam koridor pusat perbelanjaan indoor sebagai strategi untuk merespons gaya hidup. Penelitian yang kami lakukan mencoba untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: 1 kenapa ada pusat perbelanjaan yang menghadirkan suasana jalan perbelanjaan di dalam koridornya? 2 Segmen pasar seperti apa yang ingin direspons oleh pusat perbelanjaan yang menerapkan suasana jalan perbelanjaan ke dalam koridor pusat perbelanjaan? 3 Bagaimana hubungan antara tipe koridor jalan perbelanjaan dengan segmen pengunjung yang disasar? Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan beberapa data dikuantifikasi. Data penelitian menggunakan teknik wawancara pengunjung dan observasi langsung. Temuan utama dari penelitian ini adalah bahwa suasana jalan perbelanjaan dapat menjadi salah satu alat dari segmentasi pasar dan atribut positioning dari pusat perbelanjaan. Kesimpulan utama dari penelitian ini adalah suasana jalan perbelanjaan dapat menjadi pertimbangan pengembang untuk mendesain koridor pusat perbelanjaan karena memiliki dampak positif baik bagi pengembang, pengunjung, maupun penyewa gerai toko.
ABSTRACT
This research was conducted to observe the atmosphere of shopping street corridor which specifically presents the real outdoor theme into an indoor corridor. Applying the shopping street atmosphere into the indoor corridor is believed could fulfill the needs and meet the unmeets as a strategy to response a lifestyle This research set out to answer these 3 following questions 1 Why there is a shopping center in Jakarta which presents the atmosphere of shopping street in corridor 2 what kind of market segment would the shopping center respond to by applying the shopping street atmosphere to the shopping center corridor 3 What is the correlation between the shopping center which presents shopping street corridor and the targeted market segment This research done by qualitative method and some quantitave data to support the results. Research data obtained by interviewing visitors and direct observation. The main findings of this research is that shopping street atmosphere can be a tools of market segmentation and positioning attribute of shopping center. In conclusion, shopping street atmosphere successfully support the existence of shopping center that can be a consideration for developers to design shopping center corridor.
2017
T47863
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dumilah Ayuningtyas
Abstrak :
Ketatnya kompetisi yang ditimbuikan oleh, di antaranya, kebijakan pemerintah yang memungkinkan Perseroan Terbatas dan modal asing mendirikan rumah sakit serta berbagai variabel yang menyebabkan cepatnya perubahan pasar mengisyaratkan analisis dan perencanaan matang bagi pendirian sebuah rumah sakit. Dari segi pemasaran, misalnya, perlu iebih dulu dilakukan identifikasi dan segmentasi pasar, pemilihan kelompok pelanggan serta penetapan pasar sasaran. Di tengah situasi kompetitif seperti inilah Yayasan Jakarta Medika melakukan persiapan untuk mengembangkan Poliklinik Jakarta Medical Center (JMC) menjadi rumah sakit. Basis bagi rencana ini adalah terns meningkatnyajumlah pengunjung poliklinik dan sisa hasil usaha selama tiga tahun terakhir, relatif tingginya loyalitas pasien serta tingginya minat pada fasilitas rawat inap sehari dan tersebarnya 25 klinik 24 jam milik yayasan. Pada penelitian ini dilakukan segmentasi geografi, demografi dan psikografi terhadap para pengguna jasa, masyarakat, dokter praktek swasta, dan perusahaan pelanggan untuk menganalisis karakteristik para pengguna jasa dan pasar potensial sebagai bahan penetapan pasar sasaran (targeting) dan pola pasar sasaran, untuk selanjutnya dilakukan positioning terhadap 2 RS kompetitor ( RS Tria Dipa 1 RS Siaga Raya ) serta pernyataan positioning sebagai bentuk positioning terhadap pelanggan. Penelitian yang bersifat deskriptif ini merupakan studi multi-responden yang menggunakan data primer berdasarkan survei terhadap 116 pasien, 30 dokter, 30 orang masyarakat sekitar poliklinik, 9 perusahaan pelanggan dan 2 RS kompetitor ( RS Tria Dipa dan RS Siaga Raya ). Analisis didukung pula oleh data sekunder dari berbagai sumber termasuk Biro Pusat Statistik dan Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Hasil segmentasi geografis dan demografis menunjukkan bahwa segmen pasar terbesar bagi poliklinik JMC adalah pasien yang datang dari lima kotamadya di DKI Jakarta dan beberapa wilayah sekitar seperti Bogor dan Depok. Mayoritas pengunjung klinik adalah mereka yang berada pada kelompok usia produktif 20 - 39 tahun, dengan tingkat pendidikan D3 dan universitas, bekerja sebagai karyawan swasta dengan penghasilan per bulan Iebih dari Rp 1 juta. Dari segmentasi psikografis didapat pula data bahwa kebanyakan dari pengunjung adalah mereka yang berasal dari status sosial ekonomi menengah ke atas yang memiliki kesadaran relatif tinggi tentang nilai kesehatan, sebagaimana tampak dari kesediaan menganggarkan belanja kesehatan yang juga relatif tinggi. Ini juga tampak dari pilihan kelas rawat inap sampai WIP pada pasien. Penelitian pasar potensial pada masyarakat sekitar menunjukkan perbedaan karakter demografis serta pengeluaran kesehatan yang boleh jadi menyebabkan aspek psikografis pilihan kelas perawatan dan tingkat demand lebih rendah terhadap rumah sakit JMC yang direncanakan didirikan. Oleh karena itu gambaran akan pasar potensial dilengkapi dengan perbandingan antara supply (jumlah fasilitas sarana tenaga kesehatan) dengan demand (jumlah populasi di Jakarta Selatan) serta penghitungan proyeksi kunjungan rawat jalan, current demand maximum market potensial dan MDI yang menunjukkan hasil perhitungan 22,51 %, artinya pasar pelayanan jasa kesehatan masih dapat bertambah (potensial). Gambaran segmen pasar poliklinik JMC dan pasar potensial menjadi dasar penetapan pasar sasaran berikut: pasien kelas menengah keatas dengan pendidikan, penghasilan dan kesadaran kesehatan yang relatif tinggi, serta memiliki tuntutan mutu layanan kesehatan yang tinggi. Penelitian ini juga menemukan bahwa pola pemilihan pasar sasaran adalah spesialisasi terpilih ( multi coverage segment) sementara positioning dalam struktur pasar terhadap kompetitor adalah market follower atau market challenger. Pelayanan kesehatan yang tinggi dengan sentuhan kemanusian (high touch) adalah positioning yang ditujukan kepada pelanggan. ......Market Segment, Target and Positioning Analysis for the Development of Jakarta Medical Center (JMC) Policlinic into Hospital in Year 2000.The staff competition resulting from, among other things, government policies which enable private enterprises and foreign capitals to venture into the hospital industry as well the presence of variables that lead to rapid market change stipulate well-laid plans and analysis before establishing a hospital. A process to identify market segments, for instance, is needed for marketing purposes, in addition to the selection of consumer groups and market targets. The growing competition provides the backdrop for the Yayasan Jakarta Medika's preparations to develop its Jakarta Medical Center (JMC) Policlinic into a hospital. The basis for this plan includes the steady increase in the number of patients, the healthy profit margin over the past three years, patients' loyalty, and expressed interests in one-day-care facilities provided by a total of 25 24-hour clinics owned by the Yayasan's in the areas surrounding the policlinic. Geographic, demographic and psycho-graphic segmentation processes were carried out in this study, involving patients, residents in the surrounding area, private doctor practices and companies that use the policlinic's facilities for their employees' health care. The purpose of the segmentation is to analyze the characteristics of the facility users and the potential market in order to establish target market and its pattern. The process is also needed to determine the positioning against two competitor hospitals, namely the Tria Dipa Hospital and Siaga Raya Hospital, as well as positioning toward customers. The study is descriptive and multi-respondents, using primary data from a survey that involved 116 patients, 30 doctors, 30 residents in the surrounding areas, nine user companies, and the two competitor hospitals. A set of secondary data obtained from agencies such as the Central Bureau of Statistics and the Institute of Demography at the University of Indonesia School of Economics, back up the analysis. The geographic and demographic segmentation shows that the largest market segment for the policlinic is patients coming from five Jakarta mayoralties and surrounding areas such as Bogor and Depok. The majority of patients are those of productive ages of 20 to 39, university-educated, employees of private companies who make more than Rp 1 million per month. The psyche-graphic segmentation reveals that most patients are those of upper middle social economic class with relatively high-health awareness as indicated in willingness to allocate relatively high health-care budget.and demand for the better an-patient care facilities. The group of residents studied showed different characteristics demographically than those of the patients, including lower income, demands for lower level of in-patient care facilities and lower demands for the planned JMC hospital. The author therefore supplements the description of potential market with a calculation of supply and demand, as well as projection of out-patient care demands, current demand maximum market potential and MDI which yields the figure of 22,51%-indicating potential growth for health-care market. Descriptions of the market segment and potential market of the JMC policlinic form the basis for the establishment of the target market as follows: upper middle class patients with high educational background, income and health awareness as well as demand for quality health care. This study also establishes multi-coverage segment as the pattern for the target market, while the JMC positioning against competitor hospitals is that of market follower/challenger. The positioning vis-a-vis customer is one that promises health care services with high human touch.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T 506
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suharto Abdulrakhim
Abstrak :
ABSTRAK Atas dasar berbagai pertimbangan, di Rumah Sakit Harum telah dilakukan pengembangan berupa penambahan gedung baru dengan prioritas penggunaan untuk fasilitas pelayanan rawat inap, yaitu penambahan tempat tidur dari 40 Tempat Tidur menjadi 102 Tempat Tidur. Namun 4 bulan setelah pengembangan (untuk sementara dibuka 60 Tempat Tidur), jumlah pasien relatif tetap, sehingga terjadi penurunan BOR yang cukup tajam, yaitu dari rata-rata di atas 70% menjadi sekitar 40%. Dalam rangka meningkatkan BOR dengan perusahaan-perusahaan sebagai segmen pasar sasaran, pertanyaannya adalah : Bagaimana kebijakan bauran pemasaran yang optimal untuk pelayanan rawat inap Rumah Sakit Harum kepada perusahaan-perusahaan sebagai segmen pasar sasaran ? Sedangkan tujuan penelitian adalah untuk mengnalisa kebijakan bauran pemasaran yang optimal untuk pelayanan rawat inap kepada perusahaan-perusahaan sebagai pasar sasaran. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Harum dengan cara observasi, wawancara, dan pengkajian dokumen. Lingkup penelitian meliputi : (1) Bauran Penawaran, terdiri atas Fasilitas Pelayanan Rawat Inap (produk), Arus Penerimaan Pasien (distribusi), dan Tarif Khusus (harga), (2) Bauran promosi, meliputi penjualan personal, periklanan, promosi penjualan, dan hubungan masyarakat, serta (3) Karakteristik perusahaan, meliputi karakteristik dalam pembelian, pelayanan yang baik, ikatan kerjasama, dan kerjasama yang langgeng. Hasil penelitian berupa data-data tentang bauran penawaran yang ditawarkan Rumah Sakit dan yang disetujui perusahaan, bauran promosi yang dilakukan Rumah Sakit dan yang diinginkan perusahaan, serta karakteristik perusahaan dari sudut pandang Rumah Sakit maupun sudut pandang perusahaan-perusahaan. Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa kebijakan bauran pemasaran yang optimal untuk pelayanan akan tercapai apabila : (1) Dilakukan pengembangan kebijakan bauran penawaran yang optimal, (2) Dilakukan pengembangan bauran promosi yang optimal, dan (3) Dilakukan pemahaman yang optimal terhadap karakteristik perusahaan-perusahaan. Pengembangan kebijakan bauran penawaran yang optimal dapat berupa pengembangan jangka pendek maupun jangka panjang. Pengembangan jangka pendek umumnya dalam rangka mengatasi permasalahan yang ada dan tercakup dalam pengembangan draft kontrak kerjasama. Sedangkan pengembangan jangka panjang direncanakan dalam rangka mengantisipasi permasalahan-permasalahan yang mungkin akan timbul, dan tercakup dalam program-program pengembangan rumah sakit. Pengembangan kebijakan bauran promosi dan peningkatan pemahaman terhadap karakteristik perusahaan-perusahaan sebagai segmen pasar sasaran umumnya berupa pengembangan jangka panjang dan tercakup dalam program-program pengembangan rumah sakit.
ABSTRACT Based on various considerations, in Harum Hospital the development has been conducted such as the addition of new building with the main use for the facilities of in-patient services, that is the addition of beds from 40 to 102. Nevertheless, four months after the development (at the moment opened 60 beds), total patients were relatively stable, so that it happened that BOR was rather high decrease, that is from the average over 70% to around 40%. Therefore, to increase BOR with companies as the target market, the question is: How is optimal marketing mix policy for in-patient services in Harum Hospital to the companies as the target market segment? Meanwhile, the research goal is to analyze optimal marketing mix policy for in-patient services to the companies as the target market. The research was carried out in Harum Hospital in manner of observation, interview and document study. The scope of the research covered: (1) The offer mix, consisting of Facilities of In-patient Services (products), the Access of receiving patient (distribution), and Special Tariff (Price), (2) Promotion mix, including personal sales, advertising, sales promotion, and public relations, and (3) The characteristic of a company, including that of purchasing, good services, cooperation relationship, and permanent cooperation. The research results covered the summary of data on the offer mix given by the Hospital and agreed by the companies, promotion mix made by the Hospital and desired by the companies, and the characteristic of a company from the viewpoint of Hospital and also that of the companies. From above discussion, it can be summarized that optimal marketing mix policy for the services will be reached if: (I) It is carried out the development of optimal offer mix policy, (2) It is conducted optimal promotion mix development, and (3) It is made optimal knowledge over the characteristic of the companies. The optimal offer mix policy can be long-term and short-term development. The short-term one is generally in the framework of handling the existing problems and covered in the development of cooperation contract draft. On the other hand, the long-term one is planned in the framework of anticipating problems which are possible to occur, and included the hospital development programmes. The development of promotion mix policy and the rising understanding over the characteristic of the companies as the target market segment are generally in the form of long-term development and covered in the hospital development programmes.
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library