Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
In many developing countries globalization has negative impacts for poor people, especially poor women. Some of those are first, the utilization of modern technology followed by marginalization of women roles in productive sectors. Second, the operation of mining MNCs has caused ecological destruction that danger enough for women and children health. And third, the alleviation of social subsidies has burdened many woman as wives and mothers. The zahardous impacts of globalization motivate some woman activists to implement some awareness program on negative impacts of globalization . They condemn the MNC's operations in developing countries. They make transnational alliance to urge their government is aware on this matter.
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Susilowati
Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan, 2019
305 JP 24:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Retnoati Rozano Prakoeswa
Abstrak :
Di Indonesia, sebuah negara dengan 17.491 pulau dan 1.340 suku bangsa berbeda memungkinkan terdapat banyak individu multikultural dan terjadinya akulturasi dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Berry (2005), akulturasi adalah proses dari perubahan budaya dan psikologis yang berlangsung sebagai hasil kontak antara dua atau lebih kelompok budaya dan anggotanya. Di sisi lain, menurut Huynh et al. (2018) pengalaman individu yang terpapar dan menginternalisasi lebih dari satu budaya, dianggap bikultural atau multikultural. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara akulturasi dan multikulturalisme pada dewasa muda di Indonesia. Partisipan terdiri dari 479 Warga Negara Indonesia, memiliki minimal dua kebudayaan, usia 20-35 tahun, yang terdiri dari 1 agender, 201 laki-laki, dan 277 perempuan. Data dikumpulkan dengan Mutual Intercultural Relations In Plural Societies (MIRIPS) dan Bicultural Identity Integration Scale (BIIS-2) Pancultural Version 2.4.0. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi positif antara integrasi dan harmoni (r(479) = 0,226, p<0,01), korelasi positif antara integrasi dengan blendedness (r(479) = 0,125, p<0,01), namun juga ditemukan korelasi positif antara marginalisasi dengan harmoni (r(479) = 0,207, p<0,01) dan korelasi positif antara marginalisasi dengan blendedness (r(479) = 0,135, p<0,01).
In Indonesia, a country with 17,491 islands and 1,340 different ethnic groups, it becomes possible to have many multicultural individuals and have acculturation happens in everyday life. According to Berry (2005), acculturation is a process of cultural and psychological change that takes place as a result of contact between two or more cultural groups and their members. On the other hand, according to Huynh et al. (2018) experiences of individuals who are exposed to and internalize more than one culture, is considered as bicultural or multicultural. This study aims to see the relationship between acculturation and multiculturalism in young adults in Indonesia. Participants consisted of 479 Indonesian citizens, having two cultures, aged 20-35 years, consisting of 1 agender, 201 men, and 277 women. Data were collected using the Mutual Intercultural Relations In Plural Societies (MIRIPS) and the Bicultural Identity Integration Scale (BIIS-2) Pancultural Version 2.4.0. The results showed positive evidence between integration and harmony (r (479) = 0.226, p <0.01), indicating that integration with blendedness (r (479) = 0.125, p <0.01), but also found positive between marginalization. with harmony (r (479) = 0.207, p <0.01) and a positive connection between marginalization and blendedness (r (479) = 0.135, p <0.01).
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia , 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Purwanto
Abstrak :
ABSTRAK Pajang sebagai sebuah kerajaan dan masyarakatnya yang pernah ada dalam sejarah Indonesia pasca-kegemilangan Kemaharajaan Majapahit dan Kesultanan Demak, Tidak mendapatkan tempat yang memadai dalam historigrafi Indonesia selama ini. Padahal nama Jaka Tingkir yang diyakini sama dengan Sultan (H) Adiwijaya yang merupakan sultan pertama Pajang, dikenal luas oleh masyarakat, terutama di Jawa. Tulisan ini membahas tetntang peminggiran dan marginalisasi KEsultanan Pajang dari naratif besar sejarah Indonesia, berdasarkan asumsi adanya mata rantai yan putus antara memori sosil sebagai sistem budaya masyarakat dengan tradisi historigrafi Indonesia. Tulisan ini bertujuan untuk melihat relasi historis fungsioinal anatara kenyataan sejarah sebagai peristiwa mas lalu dan pembentukan memori dengan historigrafi sebagi sebuah naratif bangsa yang merupakan wujud dari konsentrasi atau sejarah itu sendiri.
Yogyakarta: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta, 2017
959 PATRA 18: 3 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Kusuma Wardhani
Abstrak :
ABSTRACT
It has been more than ten years since The Jakarta Bay reclamation project displaced fishermen from the sea where they were normally fishing. The direct impact of reclamation on fisherwomen was income decrease, because it has damaged the marine ecosystems due to the effects of sucking and backhlling of the sea sand. In addition, there will be at least 16,998 of fishermen households will be evicted from the coastal areas of Jakarta, Banten and Bekasi due to this reclamation.The findings of this study are: the reclamation made the hsherwomen become poorer, their burden is higher and they have experienced double marginalization. The research methodology is a qualitative study with feminist perspective. Data collection are by in depth interview with ten fisherwomen, document study, and fields observation. Selection of research sites is purposive, namely Kampung Akuarium dan Kampung Kamal Muara, District of Penjaringan, North Jakarta Municipality. In particular, this study wants to bring up the voices of poor fisherwomen as marginalized group of people, who have not been heard. It is hoped they will be brave and voiced their rights and aspirations openly which they have not dared to do so.
Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan, 2017
305 JP 22:4 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Anak Agung Gde Bagus Udayana
Abstrak :
Pariwisata budaya yang dikembangkan di Bali diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2, Tahun 2012 tentang Kepariwisataan Budaya Bali yang menekankan pentingnya tri hita karana dalam pengemban¬gan pariwisata di Bali. Oleh karena itu, idealnya segala aktivitas pengembangan pariwisata budaya di Bali, termasuk promosi pariwisata benar-benar menunjukkan aplikasi falsafah tri hita karana. Tujuan jangka panjang penelitian ini, terwujudnya media promosi pariwisata budaya Bali yang benar-benar mengimple¬mentasi ideologi tri hita karana. Terkait dengan tujuan ini, target khusus yang hendak dicapai adalah upaya penggambaran marginalisasi ideologi tri hita karana dalam media promosi pariwisata budaya Bali.

Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan dan target tersebut, berupa wawancara mendalam dan pengamatan serta penggunaan dokumen. Wawancara dilakukan dengan pihak terkait, seperti Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Dinas Pariwisata Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Tabanan, dan Gianyar, serta perusahaan di bidang panwisata maupun di bidang disain grafis di Bali. Pengamatan dilakukan terhadap billboard yang terkait dengan pariwisata serta dokumen berupa foto, brosur, leaflet, dan iklan tabloid yang mempromosikan panwisata dan diproduksi oleh para pihat terkait tersebut di atas.

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan Based on the result of analysis bahwa yang memarginal-kan ideologi tri hita karana pada media promosi pariwisata budaya di Bali adalah ideologi kapitalisme dan ideologi dualisme kultural. Hal ini teijadi karena pembuatan media promosi pariwisata pada dasarnya bertu¬juan untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang mengunjungi objek yang dipromosikan. Tentu saja tujuan itu berujung pada pemngkatan perolehan keuntungan atau uang. Implikasi utama media promosi pariwisata budaya Bah yang ideologi tri hita karana-nya termarginalkan pada citra Bali sebagai daerah pariwisata adalah bahwa Bali tercitrakan sebagai daerah budaya pariwisata dan bukan pariwisata budaya.
Denpasar: Pusat Penerbitan LPPM Institut Seni Indonesia Denpasar, 2017
300 MUDRA 32:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Devy Dhian Cahyati
Abstrak :
Skripsi ini menjelaskan tentang konflik ekologi politik di Urut Sewu antar aktor-aktor berkepentingan yang disebabkan oleh penambangan pasir besi di Kecamatan Mirit. Konflik dipicu oleh klaim atas tanah di sepanjang pesisir selatan Kebumen sebagai milik TNI dan adanya rencana penambangan pasir besi yang melibatkan elit militer. Pasca konflik penambangan pasir besi, terjadi perubahan isu menjadi konflik menolak latihan TNI. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain eksplanatif. Penelitian ini menemukan bahwa konflik ekologi politik disebabkan oleh kepentingan penguasaan sumber daya alam yang diciptakan oleh elit untuk mendapatkan keuntungan pribadi dengan memarginalkan masyarakat lokal yang memiliki ketergantungan tinggi pada kondisi ekologi. Dalam konflik ekologi politik ini terlihat tarik menarik kepentingan antara aktor negara, masyarakat lokal, perusahaan dan ENGO. Pada akhirnya, aktor-aktor yang memiliki kekuasaan dan terkonsolidasi dengan baiklah yang mendapat keuntungan dalam konflik ini. ......The thesis explains about political ecological conflict in Urut Sewu among the actors caused by iron sand mining in sub district Mirit. The conflict was started by claims over the land along the southern coast of Kebumen as belonging to armed forces and the presence of a plan by iron sand mining that involves elite military. Afterwards conflict of iron sand mining, the issue of change to the conflict refuses military exercises. The research use qualitative method with explanative design. The research discovered that political ecological conflict caused by the interests of mastery of natural resources created by elite in order to gain personal advantage with marginalization the local communities who as having independence high on the condition of ecology. In political ecological conflict this looks pull drawn of interest between state, local communities, businesses and ENGO. In the end, the actors who have power and consolidated who benefit in this conflict.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indrati Asyariri
Abstrak :
Isu ketidaksetaraan gender pada perempuan masih menjadi persoalan yang kompleks di masyarakat Korea, salah satunya berdampak pada perempuan bekerja. Meskipun persentase perempuan pekerja secara relatif meningkat, namun diskriminasi masih dirasakan oleh banyak working mom. Melalui drama Korea 18 Again (2020), penelitian ini mencoba untuk membongkar bagaimana isu marginalisasi working mom direpresentasikan dalam tontonan telvisi Korea. Peneliti menggunakan teori sinema Boggs dan Petrie (2008) untuk menganalisis narasi teks film dan mise en scene yang menghadirkan permasalahan working mom. Kemudian, teori peran gender dan ketidakadilan gender dari Fakih (2013) digunakan untuk melihat konstruksi pemaknaan working mom yang coba dibangun oleh drama ini. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat beberapa praktik marginalisasi pada working mom dalam drama, yaitu: domestifikasi perempuan, beban kerja ganda, stereotip usia, dan stigma bercerai pada perempuan. Drama juga memperlihatkan bahwa meskipun dikonstruksi sebagai super mom, namun tokoh working mom nyatanya masih membutuhkan bantuan suara dari tokoh lain dalam menyuarakan marginalisasi yang dialaminya. Hal ini berkaitan dengan realitas masyarakat Korea yang masih banyak didominasi oleh sistem patriarki. ......The issue of gender inequality among women is still a complex issue in Korean society, one of which has an impact on working women. Even though the percentage of working women is relatively increasing, many working moms still feel discrimination. Through the Korean drama 18 Again (2020), this study tries to uncover how the issue of marginalization of working moms is represented in Korean television viewing. The researcher uses the cinema theory of Boggs and Petrie (2008) to analyze the narrative text of the film and the mise en scene that presents the problem of working moms. Then, the theory of gender roles and gender inequality from Fakih (2013) is used to see the construction of the meaning of the working mom that this drama is trying to build. Results of the analysis show that there are several marginalization practices for working moms in dramas, namely: domestication of women, double workload, age stereotypes, and the stigma of divorce on women. The drama also shows that even though it is constructed as a super mom, the working mom character still needs voice assistance from other characters in voicing the marginalization she is experiencing. This is related to the reality of Korean society which is still dominated by a patriarchal system.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
The aim of this paper is to understand the political aspects of environmental degradation in developing countries. The data was collected through library and internet research.
300 JWISOS 2:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library