Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 98 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Joan Gracia Patricia
Abstrak :
Pasar Modal suatu negara merupakan salah satu indikator positif dari perbaikan perekonomian nasional, karena pasar modal menjalankan dua fungsi: sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan modal dari masyarakat pemodal (investor); dan sebagai sarana atau tempat bagi masyarakat untuk berinvestasi. Prinsip keterbukaan, pertanggung jawaban, jaminan kepastian hukum dan perlindungan investor, merupakan ciri pasar modal yang bersifat universal, hal ini terkait tingginya risiko investasi di Pasar Modal. Dana Pensiun merupakan salah satu investor besar pasar modal. Dana yang berasal dari Dana Pensiun masuk kategori dana jangka panjang. Program pensiun adalah program yang memberikan kesinambungan pendapatan di hari tua kepada peserta program. Penyelenggaraan Dana Pensiun mempunyai aspek sosial: memberikan kompensasi melalui program kesejahteraan pada saat seseorang memasuki masa pensiun; aspek psikologi: memberikan rasa aman yang mempengaruhi kepuasan dan motivasi kerja karyawan; dan aspek ekonomi: menghimpun dana masyarakat, menjadikan Dana Pensiun sebagai sumber dana yang potensial untuk membiayai pembangunan. Pengembangan kekayaan Dana Pensiun harus sesuai dengan Arahan Investasi dan peraturan perundang-undangan yang melingkupi Dana Pensiun. Penelitian ini mencoba menjawab permasalahan mengenai perilaku Perusahaan Efek terhadap nasabahnya yang adalah sebuah Dana Pensiun, terkait Kontrak Pembukaan Rekening Efek Reguler. Apakah transaksi dilaksanakan sesuai kontrak yang ditandatangani, apakah hutang yang timbul adalah pasti menjadi tanggungjawab nasabah, dan apakah jual paksa dapat dilaksanakan berdasarkan Kontrak Pembukaan Rekening Efek Reguler. ......A nation's capital market is one of the positive indicators of national economic improvement, both macroecomic and microeconomic. Improvement could happen because the capital market has two functions: first, as a mean for companies to earn capital from investor; second, as a mean or place for society/the public to invest on Disclosure, accountability, legal assurance and investor's protection, are capital market's universal characteristics, which are related with its high risk investment. Pension Fund is one of the big investors in capital market. Taken from its nature, Pension Fund falls in long term fund. Pension program is a program that gives the benefit of income continuity when its participants enter their old age. The implementation of Pension Fund has social aspect: to give compensation through welfare program when one is entering pension year; psychological aspect: to give a secure feeling and as one of the factors that affects employee's satisfaction and work motivation in order to make them more loyal; and economic aspect: to gather public fund and make Pension Fund as a potential source to fund country's development. The strategy to develop Pension Fund's running assets has to be in accordance to investment referrals and laws which covers Pension Fund. This research attempts to answer questions on the behavior of the Securities Company to its customers which is a Pension Fund, Account Opening Contract related Regular Securities, Implementation mechanism of the contract according to Bapepam rules, whether the debt incurred is definitely the responsibility of the customer, and whether the forced sale can be carried out under Contract Opening of Regular Securities.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2011
T29321
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Fatmahwati
Abstrak :
Skripsi ini menjabarkan pengaruh investasi terhadap solvabilitas perusahaan asuransi kerugian. Pemerintah Republik Indonesia menentukan bahwa solvabilitas perusahaan asuransi kerugian sekurang-kurangnya 10% dari Premi Netto. Metode penelitian yang di lakukan dengan obsservasi lapangan untuk mendapatkan data primer serta studi literatur untuk mendapatkan data sekunder. Investasi dalam deposito dan surat berharga memberikan dampak positif terhadap admitted assets atau kekayaan yang diperkenankan. Adapun admitted assets merupakan salah satu komponen dalam perhitungan solvency margin. Sedangkan investasi dalam penyertaan tidak mempengaruhi perhitungan solvency margin. Dengan peningkatan dana investasi, merupakan salah satu faktor yang menyebabkan perhitungan solvency margin terus meningkat. Penulis menyimpulkan solvency margin perusahaan selama masa penelitian selalu positif. Deposito mendapatkan porsi terbesar karena dianggap "free risk". Porsi surat berharga semakin menurun menjadi 2,4% pada tahun 1989. Adapun komposisi penyertaan meningkat menjadi 8,4% pada tahun 1989. Penulis menyarankan bahwa penempatan investasi dalam bentuk surat berharga sebaiknya lebih besar diarahkan pada obligasi karena return dari investasi tersebut dalam bentuk bunga relatif stabil. Dan seyogyanya perusahaan perlu menetapkan pedoman portfolio investasi dalam bentuk prosentase maximal.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18515
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pesiwarissa, Alice L.E.
Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadenggan
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh spesifikasi bank terhadap net interest margin NIM perbankan di Indonesia. Industri perbankan Indonesia diharuskan beroperasi secara efisien. Nilai net interest margin mencerminkan seberapa efisien bank dalam menjalankan kegiatan usahanya. Dengan menggunakan data panel bank umum di Indonesia yang beroperasi pada periode tahun 2011 hingga 2015 ditemukan bahwa non performing loan NPL, risk aversion, ukuran, dan biaya operasional mempengaruhi net interest margin. ...... The focus of study is to analyze how bank spesification affect on net interest margin of Indonesian. Indonesian banking industry have to operate efficiently. Net interest margin value represent how effective the operational process. Employing pooled data from commercial banks operating in Indonesia period 2011 2015, This research finds that net interest margin is being influenced by non performing loan, risk aversion, size, and operational cost.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S65913
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sapto Jumono
Abstrak :
Pokok permasalahan dalam penilitian ini adalah kinerja keuangan industri perbankan Indonesia tahun 1992-1996 ditinjau dari struktur laba apakah perolehan Net Interest Margin (NIM) dapat menutup Overhead Cost Bank (OHB) dan bila digunakan acuan Pakmei 1993 dalam keadaan sehat atau tidak serta bagaimana perbandingan pendapatan bunga sebagai pendapatan primer bila dibandingkan dengan pendapatan non bunga (Fee Based Income) sebagai pendapatan sekunder. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan struktur laba dan tingkat kesehatan industri perbankan Indonesia, beserta perbedaan rata-rata rasio yang berhubungan dengan profitabilitas baik antar tahun maupun antar kelompok bank di Indonesia selama periode 1992-1995. Sumber data diperoleh dari laporan keuangan publikasi terutama neraca dan rugi laba baik yang diterbitkan oleh Bank Indonesia maupun Media lain yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Alat analisis yang relevan dan digunakan dalam penelitian ini adalah Return On Assets (ROA) dan Rasio Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (Rasio BO/PO) sebagai alat ukur tingkat kesehatan rentabilitas yang mengacu pada Pak Mei 1993; untuk mengetahui perkembangan perbandingan antara pendapatan bunga dan Fee Based Income (FBI) maka digunakan rasio FBI /Total Income, FBI/Interest Income dan FBI/Net Interest Margin ; sedangkan untuk mengetahui perkembangan Aktiva Produktip (AP) dalam kaitannya dengan biaya dan hasil-nya digunakan rasio Overhead Cost Bank/AP, NIM/ AP dan AP/Total Aktiva. Disamping alat analisis di atas digunakan pula ANOVA 2 Ways dengan menggunakan MSUSTAT, agar dapat diketahui apakah ada beda signifikan rata-rata rasio profitabilitas industri perbankan baik antar tahun maupun antar kelompok bank selama periode 1992-1996. Hasil analisis dan pembahasan ternyata menunjukan bahwa selama periode 1992-1996 industri perbankan Indonesia ditinjau dari struktur laba adalah sehat dengan tingkat kesehatan yang meningkat (acuan Pak Mei 1993) tapi secara umum Net Interest Margin (NIM) tidak dapat menutup Overhead Cost Bank(OHB), temyata laba yang diperoleh meskipun positip dan meningkat karena perolehan Fee Based Income (FBI). Sebagai kesimpulan dari penelitian ini adalah analisis tabulasi menunjukan struktur laba industri perbankan Indonesia periode 1992-1996 sehat tapi N1M tidak dapat menutup OHB. Analisis stastistik (ANOVA 2 Ways Factor), menyatakan bahwa hasil uji ANOVA antar tahun menunjukan seluruh Ho diterima kecuali rasio FBI/TI sedangkan hasil uji ANOVA antar kelompok menunjukan seluruh Ha diterima. Jadi artinya, kinerja industri perbankan ditinjau dari aspek rentabilitas secara umum tidak beda signifikan selama periode 1992-1996 namun bila ditinjau antar kelompok bank ternyata ada beda signifikan antara kelompok bank asing, bank campuran, BUMN Devisa, BUMN Non Devisa dan bank Persero.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra Agus Salim
Abstrak :
Tesis ini membahas mengenai Kewajiban Perusahaan Pialang Berjangka yang merupakan Anggota Kliring Berjangka untuk membayarkan Margin dan Dana Kliring, Transaksi pada Perdagangan Berjangka Komoditi merupakan transaksi yang berisiko tinggi dimana para pelaku dapat saja memperoleh keuntungan yang sangat besar akan tetapi dapat juga menperoleh kerugian yang sangat besar pada waktu yang dekat. Untuk meminimalkan hal tersebut maka dibentuklah Lembaga Kliring Berjangka yang berfungsi untuk menjamin penyelesaian pembayaran setiap transaksi Pialang Berjangka yang merupakan Anggotanya, keberadaan Lembaga Kliring tersebut dapat memberikan kepastian dalam pembayaran setiap transaksi yang ada di Perdagangan Berjangka Komoditi, akan tetapi di lain hal untuk menjamin pembayaran dan/atau penyelesaian tersebut dilakukan oleh Lembaga Kliring Berjangka maka Anggota Lembaga Kliring Berjangka berkewajiban untuk menyetorkan Margin dan Dana Kliring, apabila Anggota Kliring Berjangka tidak mengakui adanya transaksi yang dilakukannya dimana transaksi tersebut sudah dijamin penyelesaiannya oleh Lembaga Kliring Berjangka maka hal tersebut akan menjadi permasalahan tersendiri dan memerlukan perlindungan hukum untuk melindungi Lembaga Kliring dari hal-hal tersebut di masa yang akan datang. ...... This thesis explored about the obligation of Futures Brokerage Company as a Member of Derivative Clearing House to pay Clearing Fund and Margin. Transaction in futures commodity trading is a high risk transaction, where the party who conduct Futures Commodity Trading can obtain huge profit and huge loss within adjacent. Derivative Clearing House is established to minimize such high risk transaction. The function of Derivative Clearing House is to guarantee payment completion upon every transaction conducted by Futures Brokerage, which is a member of such Derivative Clearing House. The existence of Derivative Clearing House can give certainty in payment upon every transaction in Futures Commodity. Nevertheless to be able to guarantee the payment and/or to complete the transactions by Derivative Clearing House, the member of Derivative Clearing House (Futures Brokerage) is oblige to pay the Clearing Fund and Margin. If such member of Derivative Clearing House did not acknowledge the transaction which has been done whereas such transaction had been guaranteed by the Derivative Clearing House, hence it will become a distinct issue. To be able to solve that issue and any similar issue in the future, the Derivative Clearing House needs legal protection.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T41564
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ester Tedjakusuma
Abstrak :
Akuisisi internal tampaknya makin diminati para investor akhir-akhir ini Berbagai pendapat yang kontroversial banyak dibicarakan oleh masyarakat luas. Di satu pihak banyak yang tidak setuju dilakukannya akuisisi internal, di lain pihak banyak yang berpendapat bahwa akuisisi internal merupakan suatu hal yang wajar. Bila dikelompokkan ada tiga masalah yang perlu ditinjau kembali, yang pertama apakah pemegang saham minoritas dirugikan akibat praktek akuisisi tersebut, yang kedua dan ketiga ialah maalah pajak dan insider trading. Salah satu akuisisi internal yang terjadi pada tahun 1993 ialah pembelian PT AP oleh PT VE dengan harga RP 5.606.250.000 atau Rp 2.156.250 per lembar sahamnya. Sedangkan pembiayaan akuisisi dilakukan dengan mengeluarkan right issue oleh PT VE sejumlah Rp 27.000.000.000. Selain digunakan untuk pembiayaan akuisisi, dana yang diperoleh dipergunakan untuk meningkatkan modal kerja pula. Analisa penilaian perusahaan target yang dilakukan pada karya tulis ini lebih ditekankan pada analisa kuantitatif dibandingkan dengan analisa kualitatif. Analisa dilakukan atas dasar empat belas metode valuasi yaitu Capitalization of Earning, Capitalization of Excess Earning, Capitalized of Cash Flow, Operating Cash Flow, Net Adjusted Book Value, Net Tangible Assets, Liquidation Value, Replacement Cost, Capitalization of Revenue, Profit Margin / Capitalization Rate, dan yang terakhir Discounted Cash Flow. Namun penilaian lebih ditekankan pada metode DCF. Tujuan dari menerapkan berbagai pendekatan mi agar penilaian dapat ditinjau dari pendekatan yang berbeda-beda, tidak hanya stu atau dua sisi. DCF ialah salah satu metode pendekatan yang menilai perusahaan melalui proyeksi cash flow dan nilai residu perusahaan. Sedangkan faktor diskonto yang dipergunakan ialah dengan rata-rata tertimbang biaya modal (WACC) yang terdiri dari biaya hutang dan biaya modal sendiri / ekuitas. Dalam mencari biaya ekuitas, penulisan inimenggunakan pertimbangan empat metode yaitu Return On Equity (ROE), Return On Cash Earning (ROCE), Divkkn Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio(PER). Dari hasil perhituñgan yang dilakukan, estimasi harga perusahaan target dengan rata-rata tertimbang beberapa metode di atas ialah berkisar antara Rp4.5000.000.000 dan Rp 5.000.000.000. Dan bila ditinjau dari nilai pembelian aktualnya, metode Operating Cash Flow dan Discounted Cash Flow paling mendekati nilai aktual. Di samping membahas secara kuantitatif, analisa kualitatif pun dilakukan dengan meninjau industri dan internal perusahaan. Perusahaan pengakuisisi, yaitu PT VE merupakan perusahaan yang bergerak dengan kabel sebagai hasil produksinya, sedangkan PT AP selaku perusahaan yang diakuisisi merupakan perusahaan yang bergerak pada bahan baku produk kabel (aluminium wire rod). Akuisisi yang terjadi ml merupakan integrasi vertikal dalam rangka memperlancar pasokan serta dapat mengontrol harga baku. Prospek PT AP sangat tergantung pada masa depan PT VE, sedangkan prospek PT VE sendiri tampak sangat baik dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan kelistrikan dan telekomunikasi di Indonesia. Namun bila dilihat dari prospek PT AP sendiri tampak tidak ada indikasi sebaik prospek PT VE, malah dapat dikatakan pesimis dengan menurunnya tingkat pertumbuhan penjualan. Indikasi ini yang tampaknya menjadikan tujuan akuisisi semula agak rancu. Sebenarnya dalam menganalisa suatu kasus akuisisi, tidak cukup bila hanyadiperoleh data yang bersifat kuantitatif, berbagai data dan informasi secara makro juga dibutuhkan agar data yang dipergunakan sebagai masukan penilaian dan analisa dapat mencerminkan kondisi masa depan.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardian Widi Handoko
Abstrak :
SBRT adalah salah satu metode dalam radioterapi dengan menggunakan fraksi yang sedikit namun memiliki efek samping berpotensi menghasilkan wilayah hostpsot. Diusulkan volume target baru, yaitu Definie Target Volume (DTV). DTV memiliki probabilitas tinggi dimana jaringan target berada. DTV ditentukan melalui probabilitas okupansi dan kontraksi margin. DTV akan menjadi target prioritas dan PTV-crop diberlakukan seperti PTV pada perencanaan klinis. Optimisasi DTV dilakukan dengan eksplorasi dosis secara maksimum namun dengan membatasi dosis ke bagian OAR. Berdasarkan perencanaan, pada volume DTV kasus HCC, peningkatan 𝐷𝑚𝑎𝑥 tertinggi mencapai 187,3% dengan rata-ratanya 124,98% ± 29,02%. Untuk volume PTV-crop, rata-rata peningkatan 𝐷𝑚𝑒𝑎𝑛 adalah 103,84% ± 4,69%. Peningkatan 𝐷𝑚𝑎𝑥-DTV kasus serviks mencapai 138,49% dan rata-ratanya 116,80% ± 13,19%. Pada PTV-crop, rata-rata peningkatan 𝐷𝑚𝑒𝑎𝑛 serviks 101,89% ± 5,58%. Pemberian dosis yang besar pada target DTV akan berkaitan dengan peningkatan pada OAR. Peningkatan dosis OAR-HCC sebesar 106,93% ± 5,57% dan OAR-serviks sebesar 101,18% ± 1,87%. Hasil penelitian ini didapatkan dosis pada target DTV mengalami peningkatan yang cukup tinggi namun target PTV-crop mempunyai peningkatan dosis yang masih sesuai dalam standar untuk klinis. Selain itu OAR sekitar target meskipun dosis rata-ratanya meningkat, namun tidak terlalu signifikan dan masih dibawah konstrain. ......SBRT is a method in radiotherapy using a small fraction but has side effects that have the potential to produce a host site. A new target volume is proposed, namely the Define Target Volume (DTV). DTV has a high probability of where the target network is. DTV is determined through the probability of occupancy and the contraction margin. DTV will be a priority target and PTV-crop is treated like PTV in clinical planning. Optimization of DTV is carried out by exploring the maximum dose but by limiting the dose to the OAR. Based on the plan, on the DTV volume of HCC cases, the highest 𝐷𝑚𝑎𝑥 reached 187.3% with an average of 124.98% ± 29.02%. For PTV-crop volume, the average 𝐷𝑚𝑒𝑎𝑛 increase to 103.84% ± 4.69%. The dose escalation in 𝐷𝑚𝑎𝑥-DTV for cervical cases reached 138.49% and the average was 116.80% ± 13.19%. In the PTV-crop, the average escalation in cervical 𝐷𝑚𝑒𝑎𝑛 was 101.89% ± 5.58%. Prescription of large doses to target DTV will be associated with an increase in OAR. The increase in the dose of OAR-HCC was 106.93% ± 5.57% and OAR-cervix was 101.18% ± 1.87%. The results of this study obtained that the dose on the DTV target had increased quite high, but the PTV-crop target had an increased dose that was still according to clinical standards. In addition, the OAR is around the target, although the average dose has increased, it is not very significant and is still under constraints.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal Rahman
Abstrak :
Latar Belakang: Soft tissue sarcoma menjadi salah satu penyebab kematian karena angka kelangsungan hidup yang rendah. Tatalaksana utamanya merupakan pembedahan, dengan margin reseksi yang seringkali ditentukan sesuai opini atau pengalaman ahli bedah yang bersangkutan. Belum ada pedoman yang jelas dalam penggunaan surgical margin. Oleh karena itu, disusun telaah sistematis untuk menguraikan perbedaan luaran terhadap margin reseksi sehingga dapat diketahui manakah yang memberikan hasil terbaik untuk dijadikan pedoman tatalaksana di Indonesia. Metode: Penelitian merupakaan telaah sistematis yang menelaah studi tentang pengaruh dari surgical margin terhadap rekurensi lokal dan kesintasan pasien dengan soft tissue sarcoma. Hasil: Hasil yang didapatkan adalah pada analisis univariat, didapatkan pembedahan dengan margin reseksi R0 memberikan angka rekurensi lokal yang lebih rendah dan kesintasan yang lebih tinggi daripada R1 secara independen. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa kemungkinan kelompok pasien dengan margin reseksi R1 mengalami rekurensi lokal dan kematian lebih besar daripada R0. Kesimpulan: Margin reseksi R0 dari klasifikasi R+1 UICC memberikan luaran yang lebih baik dari R1. ......Background: Soft tissue sarcoma is one of the common causes of death due to the relatively low survival rate, especially among adults. Surgery is the main treatment, whereas the surgical margin is often decided based on the opinions or experience of the surgeons. Therefore, we reviewed studies to learn more about the outcome of surgical margin to know of which giving the best and can be adopted as the guideline for management in Indonesia. Methods: This is a systematic review which reviewed studies about the influence of surgical margin towards local reccurence and survival in STS patients. Results: Based on univariate analysis, surgical margin R0 shows lower local reccurence rate and higher survival rate rather than R1. Based on multivariate analysis, patients R1 group is more likely to experience local recurrence and death. Conclusion: Surgical margin R0 based on R+1 classification UICC shows better outcomes than R1
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simorangkir, Charles Lombok Ferdinand
Abstrak :
Tesis ini membahas mengenai dampak penetapan peraturan harga yang terkait margin pada agen LPG 3 kg dan dampaknya terhadap minute menjadi agen LPG 3 kg. Penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan menghitung biaya volume dan laba dan mengkondisikan beberapa kondisi. Keuntungan yang kecil menyebabkan diperlukannya beberapa cara untuk memperbesarnya yalmi dengan memperbesar patokan margin dengan beberapa kondisi dan mengurangi hambatan masuk agar mempunyai insentifuntuk menjadi agen LPG 3 kg......This thesis discuss price regulation effect of 3 kg?s Liquelied Petroleum Gas (LPG) price regulation be connected margin toward interest of becoming 3 kg's Liquefied Petroleum Gas (LPG) agent. The study has been done by doing interview, calculating the Cost Volume Profit (CVP) and implemented in some conditions. It would need some methods to increase the profit which can be done by increases the margin in some conditions and reducing entry barrier to incentive of becoming 3 kg's Liquefied Petroleum Gas (LPG) agent's.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>