Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Ghazy Alghifari
Abstrak :
ABSTRAK Salah satu komponen paling penting pada kendaraan adalah sasis. Sasis berfungsi sebagai penopang berbagai kompartemen pada kendaraan agar dapat berfungsi dengan baik. Tim lomba mobil hemat energi Universitas Indonesia memiliki pengalaman dalam membuat sasis monocoque pada tahun 2016, berdasarkan hasil pengalaman sasis monocoque memiliki kelebihan lebih ringan dan memiliki waktu penggunaan yang lebih lama dari sasis tangga. Untuk mengurangi biaya perawatan dan mengurangi bobot kendaraan sasis monocoque pada tipe urban menjadi pilihan yang terbaik saat ini. Studi ini bertujuan membandingkan antara sasis monocoque dan sasis tangga. Pengujian beban yang diberikan sesuai dengan regulasi Shell Eco-Marathon, beban penuh kendaraan, beban lateral, dan beban torsional pada bagian depan dan belakang. Hasil dari pengujian beban berupa deformasi maksimal, tegangan maksimal Von-Mises, dan faktor keselamatan. Desain sasis menggunakan perangkat lunak Autodesk Inventor, penetapan struktur komposit menggunakan Ansys ACP, dan simulasi beban menggunakan Ansys Static Structural. Hasil desain dan pengujian beban menunjukkan bahwa sasis monocoque memiliki bobot sebesar 8.6 Kg dan sasis tangga sebesar 12.7 Kg. Berdasarkan hasil dari tujuh jenis pembebanan yang diberikan, sasis monocoque unggul pada pembebanan monocoqubar (700 N) arah horizontal, beban lateral, beban torsional depan, dan beban torsional belakang. Sedangkan sasis tangga unggul pada pembebanan rollbar (700 N) arah vertikal, beban pada setiap titik sabuk pengaman sebesar 200 N, dan beban penuh kendaraan. Namun pada faktor keselamatan, sasis tangga melebihi batas maksimum pada pembebanan rollbar arah horizontal, dan torsional depan dan belakang yaitu 0.0035, 0.01206873 dan 0.02397602. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sasis monocoque lebih baik dari pada sasis tangga, dan memiliki bobot yang lebih ringan. Selain itu kekuatan sasis monocoque dapat dimaksimalkan dengan menentukan arah lamina berdasarkan arah bobot pada setiap kompartemen.
ABSTRACT One of the most important components in a vehicle is the chassis. The chassis functions as a support for various compartments on the vehicle so that it can function properly. The University of Indonesia energy-saving car race team has experience in making monocoque chassis in 2016, based on the results of the experience the monocoque chassis has lighter advantages and has a longer usage time than the ladder chassis. To reduce maintenance costs and reduce the weight of monocoque chassis vehicles in urban types is the best choice at this time. This study aims to compare the monocoque chassis and the ladder chassis. Load testing is given under Shell Eco-Marathon regulations, full vehicle load, lateral loads, and torsional loads on the front and rear. The results of the load testing are maximum deformation, maximum Von-Mises stress, and safety factors. The chassis design uses Inventor software, the determination of composite structures using Ansys ACP, and load simulation using Ansys Static Structural. The results of design and load testing showed that the monocoque chassis weighed 8.6 kg and a ladder chassis of 12.7 kg. Based on the results of the seven types of loading, the monocoque chassis excels at horizontal rollbar (700 N) loading, lateral loads, front torsional loads, and rear torsional loads. Whereas the ladder chassis excels at vertical loading of the bar (700 N), the load at each point of the seat belt is 200 N, and the full load of the vehicle. But on the safety factor, the ladder chassis exceeds the maximum limit on the horizontal direction of the rollbar loading, and the front and rear torsions are 0.0035, 0.01206873, and 0.02397602. So it can be concluded that the monocoque chassis is better than the ladder chassis, and has lighter weight. Besides, the strength of the monocoque chassis can be maximized by determining the direction of the lamina based on the direction of the weight in each compartment.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raihan Tsaqif Abyanudin
Abstrak :
Arah orientasi dari material karbon fiber sangat berperan penting dalam kekuatannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kekuatan dari bodi dari mobil Keris RVIII setelah dilakukan inovasi dalam arah orientasi struktur komposit dari material. Penelitian ini juga bertujuan untuk melihat pengurangan berat dan biaya dari hasil desain bodi yang baru. Penelitian ini harus memenuhi regulasi dari Shell Eco Marathon dalam pemenuhan dimensi dari bodi dan kebutuhan zona crumple yaitu sebesar 100 mm dari bagian depan kendaraan hingga ke kaki driver. Pendesainan bodi dibuat menggunakan perangkat lunak Autodesk Inventor 2022 dan disimulasikan menggunakan perangkat LS-DYNA menggunakan analisis crashworthiness. Pengujian bodi menggunakan kecepatan maksimal kendaraan yaitu 40 km/h dengan jenis tuimbukan yang terjadi adalah front impact dengan media tabraknya adalah tembok dengan material concrete. Pada pengujian bodi ada dua variasi yang diujikan yaitu arah orientasi karbon fiber dan variasi dari ketebalan pada bodi enam dan tujuh lapis karbon fiber Peneliti melakukan pengujian spesimen terlebih dahulu untuk memastikan validitas dari simulasi. Untuk uji spesimen terdapat tiga bentuk spesimen yang diujikan yaitu plat, tube, dan peluru. Pada pengujian spesimen juga dilakukan variasi dari arah karbon. Dari hasil uji spesimen maka peneliti menemukan adanya faktor bentuk yang akan mempengaruhi hubungan dari arah komposit dan deformasi yang terjadi pada spesimen. Setelah mengetahui adanya faktor bentuk dari desain, penelitian dilanjutkan dengan menganalisis bodi dari desain yang baru. Dari simulasi yang bodi dilakukan maka akan didapat hasil deformasi yang memiliki bentuk grafik yang mirip dengan spesimen peluru, ini menunjukan bahwa faktor bentuk dari spesimen sudah relevan. Hasil simulasi yang diujikan pada bodi sudah memenuhi regulasi dengan menggunakan arah orientasi pada sudut 60 derajat dengan ketebalan tujuh lapis karbon fiber dengan angka deformasi sebesar 85,1 mm dan arah orientasi pada sudut 90 derajat dengan ketebalan tujuh lapis karbon fiber dengan angka deformasi sebesar 78,3 mm. Hasil penurunan berat yang didapatkan pada desain baru adalah sebesar 13% dari berat bodi aktual, sedangkan untuk pengurangan biaya didapatkan angka sebesar 19% dari biaya bodi aktual. ......The orientation direction of carbon fiber material plays a crucial role in its strength. This research aims to analyze the strength of the body of the Keris RVIII car after implementing innovations in the orientation direction of the composite structure material. The study also aims to examine the reduction in weight and cost resulting from the new body design. This research must comply with the regulations of the Shell Eco Marathon regarding the body dimensions and the crumple zone requirement, which is 100 mm from the front of the vehicle to the driver's feet. The body design is created using Autodesk Inventor 2022 software and simulated using LS-DYNA software for crashworthiness analysis. The body testing is conducted at the maximum vehicle speed of 40 km/h, with a front impact collision against a concrete wall. Two variations are tested in the body experiments: carbon fiber orientation and thickness variation in the body using six and seven layers of carbon fiber. The researchers perform preliminary specimen testing to ensure the validity of the simulations. Three specimen shapes are tested: plate, tube, and bullet, with variations in the carbon fiber orientation. From the specimen testing results, the researchers discover the influence of shape factors on the relationship between composite orientation and deformation in the specimens. After identifying the shape factors in the design, the study continues by analyzing the new body design. The simulation of the body yields deformation results that have a similar graph shape to the bullet specimen, indicating the relevance of the shape factors. The simulation results tested on the body comply with the regulations when using a 60-degree orientation angle and a seven-layer thickness of carbon fiber, resulting in a deformation of 85.1 mm. Similarly, a 90-degree orientation angle with a seven-layer thickness of carbon fiber results in a deformation of 78.3 mm. The weight reduction achieved in the new design is 13% of the actual body weight, while the cost reduction amounts to 19% of the actual body cost.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hays, Kate F
Abstrak :
Thirty-five years after former American psychological association (APA) President George A. Miller (1969) exhorted psychologists to "give psychology away", then current APA president Ronald F. Levant (2005) encouraged us to "make psychology a household word"
Washington: bimonthly, 2006
150 PPS 37 (2-3) 2006
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhif Rizki Priambodo
Abstrak :
Penggunaan emisi CO2 di atmosfer sudah sangat tinggi dan akan berdampak besar kepada lingkungan dan makhluk hidup di dunia. Dalam usahanya, penggunaan kendaraan yang mengeluarkan gas emisi berupa CO2 dapat dikurangi atau mengubah konsumsi energi penggerak dari bahan bakar menjadi elektrik. Pada Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 55 tahun 2019 berisikan himbauan agar banyaknya produksi dan penggunaan kendaraan listrik di Indonesia. Pada Kendaraan bermotor listrik juga diperhatikan sisi safety atau keselamatannya yang berpengaruh pada Longevity kendaraan tersebut. dalam tugas akhir ini akan dibahas sisi safety yaitu stabilitas kendaraan. Salah satu factor stabilitas dapat dipengaruhi oleh letak Center of Gravity kendaraan. Dalam penelitian tugas akhir ini, penulis akan membahas pengaruh dari stabilitas kendaraan ketika pusat gravitasi dan total massa dari kendaraan tersebut berubah Ketika melakukan putaran dengan mengasumsikan track berkendara datar dan gesekan yang diabaikan adalah drag. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah dengan perhitungan manual dengan rumus fisika dan simulasi menggunakan aplikasi Matlab. Untuk nilai Center of Gravity, semakin tinggi kendaraan dan bertambahnya penampang maka akan lebih tinggi juga nilai Center of Gravity nya. Dari hasil Center of Gravity akan didapatkan nilai Skid pada kendaraan Ketika berputar. Letak Center of Gravity juga dipengaruhi dari penempatan massa dan perubahannya, maka Ketika kendaraan tersebut melakukan manuver, titik Center of Gravitynya juga berubah. Data yang didapatkan dari simulasi berbentuk grafik kecepatan vs radius skid dan roll. Data tersebut akan diuji secara eksperimen. Pengujian dilakukan di perpustakaan lama Universitas Indonesia yang akan menghasilkan nilai konsumsi listrik sebagai hasil akhirnya. Data hasil konsumsi dan grafik radius belok dapat diterapkan pada kendaraan konvensional maupun Kalabia EV, dari data tersebut dapat disimpulkan tingkat keamanan berbelok beserta konsumsi listrik yang digunakan ......The use of CO2 emissions in the atmosphere is very high and thus will have a major impact on the environment and living things revolves around it. In the proccess, the use of vehicles that emit gas emissions in the form of CO2 can be reduced or converting the consumption of driving energy from fuel to electricity. The Presidential Regulation of the Republic of Indonesia number 55 of 2019 contains an appeal for the production and use of electric vehicles in Indonesia. In electric motor vehicles, the safety side is also considered, which affects the longevity of the vehicle. in this final project, the safety side will be discussed, namely the stability of the vehicle. One of the stability factors can be influenced by the location of the vehicle's Center of Gravity. In this final project, the author will discuss the effect of vehicle stability when the center of gravity and the total mass of the vehicle changes when making a turn by assuming a flat driving track and the friction that is neglected is drag. In this study the method used is manual calculations with physics formulas and simulations using Matlab. For the Center of Gravity value, the higher the vehicle height and the increase in cross section, the higher the Center of Gravity value will be. From the results of the Center of Gravity, the Skid value will be obtained on the vehicle when it turns. The location of the Center of Gravity is also influenced by the placement of mass and its changes, so when the vehicle is maneuvering, the point of its Center of Gravity also changes. The data obtained from the simulation is in the form of a speed graph vs skid and roll radius. The data will be tested experimentally. The test is carried out in the old library of the University of Indonesia which will produce the value of electricity consumption as the final result. Consumption data and turning radius graphs can be applied to both conventional and Kalabia EV vehicles, from these data it can be concluded that the level of turning safety along with the electricity consumption used
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alexander Karmali Ruslim
Abstrak :
Maraton adalah salah satu jenis olah raga aerobik, sehingga sangat memerlukan hantaran oksigen yang baik di otot yang sedang aktif bekerja. Untuk ini diperlukan kadar dan fungsi hemoglobin yang normal, serta adanya perubahan fisiologis dari jantung, paru, pembuluh darah dan otot, untuk dapat bekerja lebih baik. Walaupun demikian, berbagai peneliti melaporkan adanya perubahan hemodinamik yang kurang menguntungkan, seperti misalnya hemokonsentrasi, hemolisis intravaskuler, perdarahan saluran kemih dan perdarahan saluran cerna. Perubahan hemodinamik ini dapat mempengaruhi prestasi atlit. Oleh karena kadar dan fungsi hemoglobin yang normal sangat dibutuhkan dalam olah raga maraton, maka atlit dengan kelainan hemoglobinopati menunjukkan prestasi yang kurang memuaskan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data frekuensi Hbpati pada atlit maraton Indonesia, serta untuk mengetahui pengaruhnya pada perubahan hemodinamik yang dialami atlit maraton Indonesia setelah perlombaan maraton. Peserta penelitian adalah 35 orang atlit maraton pria yang mengikuti prokiamaton pada tanggal 5 Agustus 1990 di Jakarta. Dari 35 orang ini, yang bersedia untuk meneruskan penelitian sampai selesai berjumlah 17 orang, sedang sisanya 21 orang hanya bersedia untuk diambil bahan pemeriksaan 1x saja, yaitu 1 hari sebelum perlombaan berlangsung. Didapatkan 17 (48,6%) dari 35 atlit mempunyai kadar HbA2 berkisar antara 3,6-7,3% dengan 5 orang diantaranya disertai peningkatan kadar HbF berkisar antara 1,02-1,27%. Kelompok ini didiagnosis sebagai talasemia R heterozigot. Empat dari 35 atlit (11,4%) mempunyai kadar HbA2 berkisar antara 27,20-30,60%. Elektroforesis Hb dengan dapar pH alkali dan asam menunjukkan bahwa ke 4 atlit ini adalah penderita HbE heterozigot. Atlit dengan hasil elektroforesis Hb, kadar HbA2 dan HbF normal, berjumlah 14 orang (40,0%). Dari 17 orang atlit yang bersedia mengikuti penelitian sampai selesai, 8 atlit (47,1%) didiagnosis sebagai talasemia A heterozigot, 2 atlit (11,7%) sebagai HbE heterozigot dan 7 atlit (41,2%) adalah normal. Bila dibandingkan hasil pemeriksaan berbagai parameter antara kelompok atlit normal, talasemia dan HbE, maka pada umumnya tidak didapatkan perbedaan yang bermakna, kecuali pada kadar Hb plasma dan kadar haptoglobin. Kadar Hb plasma atlit kelompok talasemia dan HbE lebih tinggi dibanding atlit kelompok normal. Kadar haptoglobin atlit kelompok talasemia dan HbE lebih rendah dibanding atlit kelompok normal. Perubahan hemodinamik yang dapat ditemukan pada 17 atlit yang bersedia melanjutkan penelitian sampai selesai adalah hemokonsentrasi dengan penurunan volume plasma rata rata sebesar 5,44%; hemolisis intravaskuler dengan berbagai derajad pada 16 dari 17 atilt (94,12%), dan hematuria pada 3 dari 17 atlit (17,65%). Hemoglobinuria dijumpai pada 5 dari 17 atlit (29,41%). Proteinuria +1-+4 terdapat pada 14 dari 17 atlit (82,30%). Peningkatan jumlah leukosit dalam urin. Bila ke 17 atlit tersebut dipisahkan menjadi kelompok atlit normal dan talasemia, maka hemokonsentrasi pada kelompok atlit normal sebesar 2,5%, dan hemokonsentrasi pada kelompok atlit talasemia sebesar 9,1%. Tidak terdapat perbedaan hemolisis intravaskuler yang bermakna antara kedua kelompok tersebut. Iskemia ginjal pada kelompok atlit talasemia lebih berat dibanding pada kelompok atlit normal. Prestasi yang ditunjukkan kelompok atlit normal lebih baik secara bermakna dibanding prestasi yang ditunjukkan kelompok atlit talasemia. Tiga hari setelah perlombaan maraton, didapatkan perubahan hemodinamik berupa hemodilusi dengan peningkatan volume plasma rata rata sebesar 3,2%, dibanding keadaan sebelum perlombaan. Hemodilusi pada kelompok atlit normal sebesar 2,7% dan hemodilusi pada kelompok atlit talasemia sebesar 3,2%. Tidak dijumpai lagi hemolisis intravaskuler dan perdarahan saluran kemih serta tanda iskemia ginjal lainnya. Radar haptoglobin dan jumlah eritrosit mulai meningkat, tetapi belum mencapai kadar seperti sebelum perlombaan berlangsung.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1991
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library