Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shinta Sari Hastuningtyas
Abstrak :
ABSTRAK
Pembakaran tidak sempurna akan menghasilkan deposit berupa karbon yang menyebabkan konsumsi bahan bakar menjadi boros, knocking dan emisi gas buang. Deposit control additive DCA berbasis mannich base memiliki struktur polar head dan hydrocarbon tail sebagai senyawa nonpolar diklaim dapat mencegah pembentukan deposit keep clean . Polyisobutylene PIB sebagai hydrocarbon tail memiliki rantai hidrokarbon panjang dan reaktivitas tinggi dalam bahan bakar. Sintesis deposit control dari coconut methyl ester CoME yang mengandung gugus ester dengan panjang rantai karbon medium dan tidak bercabang memiliki kemiripan struktur rantai PIB. Minyak kelapa didominasi asam laurat C12 berperan menggantikan gugus nonpolar yang bersifat hidrofobik hydrocarbon tail. Analisis gugus fungsi dari produk hasil yaitu PIB-mannich terbentuk gugus fungsi C-N, C-H, N-H, NH2; PIB-amine terbentuk gugus fungsi C-N, CH, N-H, NH2, CoME-mannich terbentuk gugus fungsi C-H, N-H, NH2, RCOO; CoME-amida terbentuk gugus fungsi RCON, C-N, C-H, N-H, NH2. Analisis densitas dari produk hasil yaitu PIB-mannich adalah 0,8865 gr/ml; PIB-amina adalah 0,8566 gr/ml; CoME-mannich adalah 1,0435 gr/ml dan CoME-amida adalah 0,9437 gr/ml. Analisis viskositas kinematik 40oC dari produk hasil yaitu PIB-mannich adalah 421,1 cSt; PIB-amina adalah 75,16 cSt; CoME-mannich adalah 644,5 cSt dan CoME-amida adalah 422,8 cSt.
ABSTRACT
Imperfect combustion will produce carbon deposit causes high fuel consumption, knocking, and exhaust gas emission. Mannich based deposit control additive DCA has polar head and hydrocarbon tail structures, which are claimed to prevent the formation of deposit keeping clean . Polyisobutylene PIB as nonpolar hydrocarbon tail has long hydrocarbon chain, high reactivity, thermal stability and good solubility in gasoline. Deposit control synthesis from coconut methyl ester contains ester bonds and medium carbon chain have identically structure with polyisobutylene. Coconut oil has dominant of lauric acid as nonpolar hydrophobe hydrocarbon tail. Chemical structure FTIR analysis of PIB mannich describes C N, C H, N H, NH2 bonds PIB amine describes C N, CH, N H, NH2 bonds CoME mannich describes C H, N H, NH2, RCOO bonds CoME amide describes RCON, C N, C H, N H, NH2 bonds. Density analysis of PIB mannich is 0,8865 gr ml PIB amine is 0,8566 gr ml CoME mannich is 1,0435 gr ml and CoME amide is 0,9437 gr ml. Kinematic viscosity analysis of PIB mannich is 421,1 cSt PIB amine is 75,16 cSt CoME mannich is 644,5 cSt and CoME amide is 422,8 cSt.
2018
T49065
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lin Hofa Nurul Alifah
Abstrak :
Asam ferulat memiliki aktivitas antioksidan dan anti tirosinase, namun cenderung mengalami perubahan warna, bau dan terdegradasi menjadi isomernya yang menyebabkan penurunan aktivitas biologi. Modifikasi struktur melalui substitusi basa Mannich dapat menjadi salah satu cara untuk memperbaiki sifat fisikokimia dan aktivitas biologinya. Pada penelitian ini dilakukan sintesis asam ferulat dan turunan basa Mannich-nya (3a-d) melalui reaksi kondensasi Knoevenagel antara senyawa aromatik golongan aldehid dan asam malonat. Jenis aromatik aldehid yang digunakan adalah vanilin dan vanilin yang telah tersubstitusi basa Mannich morfolin (2a), 2,6-dimetilmorfolin (2b), dimetilamin (2c), dan dietilamin (2d). Hasilnya diperoleh asam ferulat tanpa modifikasi (1) dan asam ferulat yang telah tersubtitusi basa Mannich (3a-d). Berdasarkan uji aktivitas inhibitor tirosinase dengan menggunakan L-dopa sebagai substrat diperoleh rentang IC50 senyawa 3a-d adalah 312,60-380,75 μM. Aktivitas tersebut lebih rendah daripada asam ferulat (IC50 287,22 ± 1,12 μM) dan asam kojat (IC50 46,34±0,27 μM) yang digunakan sebagai senyawa standar. Pengujian aktivitas antioksidan dengan menggunakan metode DPPH diperoleh rentang IC50 senyawa 3a-d adalah 17,53-26,64 μM. Senyawa 3c (IC50 17,81 ± 0,06 μM) dan 3d (IC50 17,53 ± 0,08 μM) memiliki aktivitas antioksidan lebih unggul daripada asam ferulat (IC50 22,04 ± 0,17 μM), namun masih lebih rendah daripada asam askorbat sebagai senyawa standar (IC50 15,26 ± 0,18 μM). Sehingga, modifikasi struktur melalui substitusi basa Mannich dalam penelitian ini belum mampu meningkatkan aktivitas inhibitor tirosinase senyawa 3a-d, tapi meningkatkan aktivitas antioksidan untuk senyawa 3c dan 3d. ......Ferulic acid has antioxidant and anti-tyrosinase activity, still tends to colour and odor change and degrade to its isomers leading to a decrease in biological activity. Structural modification through Mannich base substitution could be one way to improve its phsycochemical properties and biological activity. In this research, the synthesis of ferulic acid and its Mannich base derivatives (3a-d) was carried out through the Knoevenagel condensation of aromatic aldehydes and malonic acid. The types of aromatic aldehydes used was vanillin and vanillin substituted Mannich bases by morpholine (2a), 2,6-dimetyl morpholine (2b), dimethylamine (2c), and dietylamin (2d). Thus, we obtain ferulic acid without modification (1) and its mannich base derivatives (3a-d). According to the tyrosinase inhibitor evaluation using L-dopa as a substrate, the IC50 of compounds 3a-d was in the range of 312,60-380,75 μM. The activity was lower than ferulic acid (IC50 287,22 ± 1,12 μM) and kojic acid (IC50 46,34 ± 0,27 μM), used as standard compounds. The antioxidant activity using the DPPH method was obtained with IC50 in the range of 17,53-26,64 μM. Compound 3c (IC50 17,81 ± 0,06 μM) and 3d (IC50 17,53 ± 0.08 μM) had better antioxidant activity than ferulic acid (IC50 22.04 ± 0.17 μM). However, it was lower than ascorbic acid as standard compound (15.026 ±0.018 μM). Based on the study, structure modification through Mannich base substitution was not yet able to enhance the activity of the tyrosinase inhibitor of the compounds 3a-d but increased the antioxidant activity for the compounds 3c and 3d.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silmy Kharima Putri
Abstrak :

Kurkumin merupakan bahan alam yang berasal dari tanaman kunyit (Curcuma longa L). Kurkumin dapat dikembangkan sebagai obat baru karena memiliki aktivitas biologis yang beragam, seperti: antioksidan, antiinflamasi, antikanker, antidiabetes, dan mengobati penyakit kardiovaskuler. Kurkumin juga relatif aman dikonsumsi dalam jumlah besar, namun potensi terapeutiknya terbatas karena bioavalibiltasnya yang buruk. Faktor penyebabnya antara lain karena rendahnya kelarutan kurkumin dan stabilitasnya dalam cairan biologis tubuh. Salah satu cara untuk memperbaiki hal tesebut, dapat dilakukan dengan memodifikasi struktur kurkumin menjadi kurkumin pirazol dan dilanjutkan dengan penambahan basa Mannich. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh senyawa kurkumin pirazol tersubstitusi basa Mannich yang lain, yaitu Mannich dimetilamin. Sintesis dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah sintesis kurkumin pirazol dengan metode pengadukan kurkumin dan hidrazin dalam pelarut asam asetat glasial pada suhu kamar selama 6 hari. Pada tahap pertama diperoleh kurkumin pirazol dengan nilai rendemen dari senyawa crude sebesar 85,56%. Tahap kedua adalah penambahan gugus basa Mannich menggunakan larutan formaldehida dan dimetilamin dalam pelarut etanol dengan metode refluks selama 6 jam. Nilai rendemen senyawa murni dari pada tahap kedua sebesar 25,56%. Senyawa tahap pertama dan kedua diuji kemurniannya dengan kromatografi lapis tipis dan jarak lebur. Karakterisasi senyawa dilakukan dengan menggunakan spektroskopi FT-IR menunjukkan bahwa sintesis senyawa baru 3,3-bis(dimetilaminometil) kurkumin pirazol telah berhasil.


Curcumin is a natural material from turmeric (Curcuma longa L). Curcumin can be developed as a new drug because it has a variety of biological activities, such as  antioxidants, anti-inflammatory, anticancer, antidiabetic, and treating cardiovascular disease. Curcumin is also relatively safe to be consumed in a considerable amount, but the therapeutic potential is limited because of its poor bioavailability. It is caused by the low solubility of curcumin and its stability in biological fluids of the body. One of the method to improve that, can be done by modifying the structure of curcumin into curcumin pyrazole and followed by adding a Mannich base. The aim of this research is to synthesize curcumin pyrazole substituted with another Mannich base, which is Mannich dimethylamine. The synthesis was done in two steps. The first step is the synthesis of curcumin pyrazole by stirring curcumin and hydrazine in acetic acid glaciale at room temperature for 6 days. In the first step, the pyrazole curcumin was obtained with a crude yield value of 85.56%. While the second step is the addition of the Mannich base group by refluxing formaldehyde solution and dimethylamine in ethanol for 6 hours. The yield value of pure final products of this steps is 25.56%. Product compound from the first and second steps was tested for purity by thin layer chromatography and melting point. The characterization of new compounds was done using infrared spectroscopy showed that synthesis of 3,3-bis(dimethylaminomethyl) curcumin pyrazole as a new compound has succeeded.

Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Hanifah
Abstrak :
Kurkumin adalah komponen aktif dari tumbuhan Curcuma longa, yang memiliki aktivitas antiinflamasi dan antioksidan. Namun, rendahnya bioavalabilitas dan stabilitas kurkumin membatasi pengembangan kurkumin menjadi zat aktif obat. Oleh karena itu, diperlukan modifikasi struktur kimia dari kurkumin. Modifikasi kurkumin menjadi Analog Kurkumin Monokarbonil Asimetris AKMA, menunjukan peningkatan yang signifikan terhadap stabilitas dan profil farmakokinetik. Sedangkan, subtitusi Basa Mannich pada suatu senyawa diketahui dapat meningkatkan aktivitas farmakologis. Pada penelitian kali ini, senyawa yang akan disintesis adalah senyawa AKMA 2E,6E -2-[ 4-hidroksi-3-metoksifenil metiliden]-6-fenilmetiliden sikloheksan-1-on yang kemudian disubtitusi oleh basa mannich 1-metil piperazin. Senyawa yang disintesis diuji aktivitas antiinflamasi dan antioksidan secara in vitro masing-masing menggunakan metode denaturasi protein dan metode DPPH. Rendemen senyawa 2E,6E -2-[ 4-hidroksi-3-metoksifenil metiliden]-6-fenilmetiliden sikloheksan-1-on tersubstitusi 1-metil piperazin murni sebesar 79,45. Aktivitas antiinflamasi senyawa AKMA dan AKMA tersubstitusi 1-metil piperazin masing-masing menghasilkan nilai IC50 SD sebesar 56,242 0,87 dan 37,03 1,79 M. Sedangkan aktivitas antioksidan masing-masing senyawa memiliki nilai IC50 SD sebesar 144,215 0,78 dan 280,43 0,5 M. Hal ini menunjukan bahwa substitusi basa mannich pada senyawa senyawa 2E,6E -2-[ 4-hidroksi-3-metoksifenil metiliden]-6-fenilmetiliden sikloheksan-1-on meningkatkan aktivitas antiinflamasi namun tidak meningkatkan aktivitas antioksidan.
Curcumin is a component of Curcuma longa, which has anti inflammatory and antioxidant activity. However, its low bioavalability and stability limit the development of curcumin to become drug active substance. Therefore, it is necessary to modify the chemical structure of curcumin. The modification of curcumin into Asymmetric Monocarbonyl Analogs of Curcumin AMACs, showed a significant increase in pharmacokinetic profile and stability. Furthermore, Mannich base subtitution can increase its pharmacological activity. Thus, In the present study, the synthesized compound, 2E,6E 2 4 hydroxy 3 methoxyphenyl methylidene 6 phenylmethylidene cyclohexan 1 one, was substituted by 1 methylpiperazine. The synthesized compounds were tested for their anti inflammatory and antioxidant activity in vitro using protein denaturation method and DPPH method, respectively. The yield of the subtitued compound is 79.45 . The anti inflammatory and antioxidant activity of 1 methylpiperazine substituted compound and the compound itself presented by IC50 SD values. For anti inflammatory activity the values are 37.03 1.79 M and 56.242 0.87, respectively. While the values for antioxidant activity are 280.43 0.5 M and 144.215 0.78, respectively. This indicates that substitution of 1 methylpiperazine in 2E,6E 2 4 hydroxy 3 methoxyphenyl methylidene 6 phenylmethylidene cyclohexan 1 one increased the antiinflammatory activity but does not increase antioxidant activity.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titah Nindya Putri
Abstrak :
Kurkumin merupakan senyawa bahan alam yang memiliki berbagai aktivitas biologis seperti antiinflamasi dan antioksidan. Akan tetapi aplikasi klinis kurkumin masih belum optimal karena profil farmakokinetiknya yang buruk seperti bioavaibilitas yang rendah, metabolisme yang cepat, dan buruknya stabilitas kimia (Rajasekaran, 2011). Oleh karena itu, untuk meningkatkan aktivitas farmakologi kurkumin, maka perlu dilakukan modifikasi struktur kimia kurkumin. Pada penelitian ini dilakukan modifikasi struktur kurkumin menjadi beberapa senyawa analog kurkumin monokarbonil asimetrik (AKMA) (5a-f) dan AKMA yang tersubstitusi basa Mannich morfolin (7a-f) yang diharapkan mampu meningkatkan aktivitas antiinflamasi dan antioksidan. Sintesis dilakukan dalam 3 tahap. Tahap pertama dan kedua dilakukan dengan melibatkan reaksi kondensasi Claisen-Schmidt, sedangkan tahap ketiga dengan reaksi Mannich. Kemurnian setiap senyawa hasil sintesis tahap 2 dan 3 diuji menggunakan Kromatografi Lapis Tipis dan penetapan jarak lebur. Struktur setiap senyawa hasil sintesis tahap 2 dan 3 dianalisis menggunakan spektrofotometer FTIR, spektrometri 1H-NMR dan 13CNMR, dan HR-MS. Setiap senyawa hasil sintesis ini terbukti memiliki aktivitas antiinflamasi dan antioksidan, namun dengan aktivitas yang masih di bawah standard dan senyawa pembanding. Senyawa 7c (IC50=25,26 μM) dan 7d (IC50=26,27 μM) terbukti memiliki aktivitas yang hampir sama dengan standard Na-diklofenak (IC50=20,35 μM) dan senyawa pembanding siklovalon (IC50= 22,38 μM). Selain itu, senyawa 5d (IC50= 68,91 μM) terbukti memiliki aktivitas antioksidan yang hampir sama dengan siklovalon (IC50= 72,04 μM). Substitusi basa Mannich morfolin pada senyawa AKMA terbukti dapat meningkatkan aktivitas antiinflamasi, akan tetapi dapat menurunkan aktivitas antioksidan
Curcumin is a natural active product that has various pharmacological activities such as anti-inflammatory and antioxidant. However, the clinical application of curcumin is still not optimal because of the poor pharmacokinetic profiles such as low bioavailability, rapid metabolism, and poor chemical stability (Rajasekaran, 2011). Therefore, to increase the curcumin pharmacological activity, it is necessary to modify the chemical structure of curcumin. In this study, structure modification of cyclovalone into asymmetric monocarbonyl analogs of curcumin (AMACs) (5a-f) and asymmetric monocarbonyl analogs of curcumin substituted Mannich base of morpholine (7a-f) are expected to enhance its anti-inflammatory and antioxidant activity. Synthesis was conducted in 3 stages. The first and second stages were done by the Claisen-Schmidt condensation reaction to obtain compound 5a-f, while the third stage was by the Mannich reaction to obtain compound 7a-f. The purity of the synthesized compounds were tested using Thin Layer Chromatography and determination of the melting range. The synthesized compounds were characterized by FTIR, 1H-NMR, 13C-NMR, and HRMS. All the synthesized compounds showed lower activity than symmetrical MAC, cyclovalone. Compound 7c and 7d exhibited a potent anti‐inflammatory activity (IC50=25,26 μM and 26,27 μM, respectively), which almost comparable to cyclovalone (IC50=22,38 μM) and the standard diclofenac sodium (IC50=20,35 μM). All the synthesized compounds showed lower antioxidant activity than the symmetrical MAC, cyclovalone and quercetin. However, compound 5d showed antioxidant activity, which is comparable to cyclovalone (IC50=72,04μM). The substitution of morpholine Mannich base in AMACs has been shown to enhance anti-inflammatory activity, but may decrease antioxidant activity.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
T51654
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inas Priasti Siwi
Abstrak :
Obat antiinflamasi non-steroid (OAINS) adalah salah satu obat antiinflamasi yang paling sering digunakan. Namun, OAINS menghambat enzim COX-1 dan COX-2 sekaligus sehingga memiliki efek samping yang cukup serius jika digunakan jangka panjang, seperti gastrointestinal dan gangguan ginjal. Studi melaporkan benzimidazol dan vanilin memiliki aktivitas antioksidan dan antiinflamasi namun potensi dari kedua senyawa ini masih rendah. Modifikasi struktur benzimidazol pada posisi 2 dan substitusi basa C-Mannich diharapkan dapat memberikan peningkatan aktivitas antioksidan dan antiinflamasi serta bioavailibiltas yang lebih baik. Dengan demikian, dilakukan sintesis, uji in vitro antioksidan dan antiinflamasi serta studi penambatan molekuler senyawa turunan basa Mannich dari benzimidazolvanilin. Sintesis dilakukan dalam dua tahapan, yaitu sintesis benzimidazolvanilin melalui reaksi siklokondensasi antara o-fenilendiamin dengan vanilin. Dilanjutkan dengan sintesis tahap 2, yaitu reaksi basa Mannich yang terdiri dari reaksi kondensasi, dehidrasi, dan adisi nukelofilik antara senyawa benzimidazolvanilin dengan formaldehid dan amina sekunder. Telah berhasil disintesis 4 senyawa turunan benzimidazolvanilin yang merupakan senyawa benzimidazol tersubstitusi vanilin pada posisi 2 dan tersubstitusi basa C-Mannich pada posisi orto pada fenolik yaitu; benzimidazolvanilin-morfolin (2a), benzimidazolvanilin-pirolidin (2b), benzimidazolvanilin-dietilamina (2c), danbenzimidazolvanilin-dimetilamina (2d) dengan persen rendemen sebesar (%) 82,51 (2a); 43,74 (2b); 47,78 (2c); 51,12 (2d). Senyawa yang terbentuk dikarakterisasi strukturnya menggunakan FTIR, 1H-NMR, dan 13C-NMR. Senyawa-senyawa tersebut dilakukan uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH, hasil menunjukkan IC50 (μM) sebesar 59,63 (2a); 76,33 (2b); 70,00 (2c); 76,24 (2d). Selanjutnya dilakukan uji aktivitas antiinflamasi dengan metode penghambatan denaturasi protein, menunjukkan IC50 (μM) sebesar 231,06 (2a); 210,43 (2b); 229,55 (2c) dan 243,74 (2d). Pengujian in-silico dilakukan dengan penambatan molekuler antara senyawa 2a-2d terhadap protein COX-2 dan COX-1 menggunakan program Autodock. Hasil penambatan molekuler didapatkan senyawa 2b merupakan senyawa dengan indeks selektivitas terbaik sebesar 23,32 dan binding affinity sebesar -9,09 kkal/mol. Dari data tersebut menunjukkan senyawa hasil sintesis bukan merupakan inhibitor COX-2 selektif. ......Non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) are one of the most commonly used anti-inflammatory drugs. However, NSAIDs inhibit COX-1 and COX-2 enzymes at the same time and have serious side effects if used long-term, such as gastrointestinal and renal disorders. Studies report benzimidazole and vanillin have antioxidant and anti-inflammatory activities but the potency of these two compounds is still low. Modification of the benzimidazole structure at position 2 and C-Mannich base substitution are expected to provide increased antioxidant and anti-inflammatory activity and better bioavailability. Thus, the synthesis, antioxidant and anti-inflammatory in vitro tests and molecular tethering studies of Mannich base derivative compounds of benzimidazolvaniline were carried out. The synthesis was carried out in two stages, namely the synthesis of benzimidazolvaniline through a cyclocondensation reaction between o-phenylenediamine and vanillin. Followed by stage 2 synthesis, which is a Mannich base reaction consisting of condensation, dehydration, and nucleophilic addition reactions between benzimidazolvaniline compounds with formaldehyde and secondary amines. Four benzimidazolvanillin-derived compounds have been successfully synthesized which are vanillin-substituted benzimidazole compounds at position 2 and C-Mannich base substituted at the ortho position on phenolics, namely; benzimidazolvanillin-morpholine (2a), benzimidazolvaniline-pyrrolidine (2b), benzimidazolvaniline-diethylamine (2c), and benzimidazolvaniline-dimethylamine (2d) with percent yields of (%) 82.51 (2a); 43.74 (2b); 47.78 (2c); 51.12 (2d). The formed compounds were characterized using FTIR, 1H-NMR, and 13C-NMR. The compounds were tested for antioxidant activity using the DPPH method, the results showed IC50 (μM) of 59.63 (2a); 76.33 (2b); 70.00 (2c); 76.24 (2d). Furthermore, the anti-inflammatory activity was tested using protein denaturation inhibition method, showing IC50 (μM) of 231.06 (2a); 210.43 (2b); 229.55 (2c) and 243.74 (2d). In-silico testing was carried out by molecular docking between compounds 2a-2d against COX-2 and COX-1 proteins using the Autodock program. The results of molecular docking showed that compound 2b is the compound with the best selectivity index of 23.32 and binding affinity of -9.09 kcal/mol. The data shows that the synthesized compound is not a selective COX-2 inhibitor.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Muhammad Fridho Damora
Abstrak :
Kurkumin merupakan senyawa yang dilaporkan memiliki aktivitas sebagai senyawa antiinflamasi. Namun, stabilitas dan aktivitasnya belum sesuai harapan sebagai agen terapeutik. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh senyawa derivat Mannich dari kurkumin dan meningkatkan aktivitas antiinflamasi dari senyawa ini. Salah satu metode yang dilakukan adalah pengubahan gugus keton menjadi cincin pirazol. Pengubahan gugus ini dilaporkan dapat meningkatkan aktivitas kurkumin. Aktivitas senyawa diharapkan meningkat dengan menambahkan dietilamin sebagai basa mannich, untuk meningkatkan aktivitas antiinflamasi. Pereaksian ini dilakukan dengan merefluks kurkumin pirazol dengan formaldehida dan dietilamin dalam asetonitril selama 5 jam. Endapan yang didapat kemudian dicek dengan menggunakan kromatografi lapis tipis dengan fase gerak metanol:kloroform 2:1. Pemurnian dilakukan dengan kromatografi kolom 1:20 dengan fase gerak yang sama. Rendemen senyawa murni yang didapat sebesar 88,47. Karakterisasi senyawa dilakukan dengan spektrofotometri IR, 1H-NMR, 13C-NMR, dan HRMS. Aktivitas antiinflamasi senyawa sintesis didapat dengan mengukur turbiditas denaturasi albumin telur ayam. Senyawa hasil sintesis, Kurkumin pirazol basa Mannich dietilamin IC50 = 2258,02 ?M memiliki aktivitas 1,18 kali lebih baik dibandingkan kurkumin IC50 = 2670,042 ?M , 1,46 kali lebih baik dibandingkan kurkumin pirazol IC50 = 3310,098 ?M , dan 3,53 kali lebih baik dari standar natrium diklofenak IC50 = 7979,818 ?M. ......Curcumin is a compound that has been reported to have anti inflammatory activity. However, the reported stability and activity are still inadequate to make it as a therapeutical agent. This research goals are to obtain Mannich derivate compound of curcumin, and to increase its anti inflammatory activity. One method that has been developed is the rearrangement of ketone group into pyrazole ring. This rearrangement has been reported to increase the activity of curcumin. This method is developed further by substituting diethylamine to increase the anti inflammatory activity. Substitution of the Mannich base was done by refluxing curcumin pyrazole with formaldehyde and diethylamine in acetonitrile for 5 hours. The sediment that obtained was checked by thin layer chromatography with methanol chloroform 2 1 as its eluent. Purification of the sediment was done by column chromatography 1 20 with the same eluent. The yield of purified product was 88,47 . The characterization of the new compound was done by infrared spectrophotometry, 1H NMR, 13C NMR, and HRMS. Anti inflammatory in vitro test of the new compound was done by quantitating the turbidity of hen egg rsquo s albumin denaturation. The synthesized compound, curcumin pyrazole with diethylamine as Mannich Base IC50 2258,02 M , has an activity which 1,18 times better than curcumin IC50 2670,042 M , 1,46 times better than curcumin pyrazole IC50 3310,098 M , and 3,53 times better than the standard, sodium diclofenac IC50 7979,818 M.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S69333
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adam Arditya Fajriawan
Abstrak :
ABSTRAK
Siklovalon atau 2,6-bis- 4-hidroksi-3-metoksibenziliden sikloheksanon adalah suatu analog kurkumin yang diketahui memiliki aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dibanding kurkumin. Akan tetapi, aktivitas terapeutik siklovalon masih belum optimal sehingga perlu dilakukan modifikasi struktur. Salah satu modifikasi yang dapat dilakukan adalah substitusi menggunakan basa Mannich. Pada penelitian ini, dilakukan substitusi basa Mannich siklovalon dengan menggunakan dimetilamin. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh senyawa derivat Mannich dimetilamin siklovalon dan mengetahui aktivitas antioksidan senyawa tersebut dibandingkan dengan siklovalon. Sintesis dilakukan dalam 2 tahap. Tahap pertama adalah sintesis siklovalon. Senyawa tahap 1 yang diperoleh memiliki nilai rendemen 44,05 . Tahap berikutnya adalah substitusi basa Mannich menggunakan paraformaldehid dan dimetilamin dalam pelarut asetonitril dengan kondisi refluks selama 4 jam. Senyawa tahap 2 memiliki nilai rendemen 44,26 . Senyawa hasil sintesis tahap 1 dan 2 diuji kemurniannya menggunakan KLT dan jarak lebur. Senyawa tahap 1 dielusidasi menggunakan spektrofotometri UV-Vis dan spektrofotometri FT-IR. Sedangkan senyawa tahap 2 dielusidasi dengan tambahan spektrometri 1H-NMR, 13C-NMR dan spektroskopi massa. Kedua senyawa diuji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH dan dibandingkan dengan kuersetin. Aktivitas antioksidan senyawa tahap 2 IC50 = 46,89 M diketahui lebih tinggi 1,48 kali lipat dari senyawa pemulanya, siklovalon IC50 = 69,8 M.
ABSTRAK
Cyclovalone or 2,6 bis 4 hidroxy 3 methoxybenziliden cyclohexanone is a curcumin analogue that known has a higher antioxidant activity than curcumin. However, its therapeutic activity is still not optimal, therefore a structure modification is needed to improve its activity. One of the modification that can be proposed is substituted Mannich bases. In this study, cyclovalone Mannich bases substitution was conducted by using dimethylamine. The synthesis was carried out in two phases. First phase is synthesis of cyclovalone. The cyclocalone compound that was obtained has 44.05 yield value. The next phase is substitution of Mannich bases by reaction with paraformaldehyde and dimethylamine in acetonitrile at reflux condition for 4 hours. The phase 2 compound has 44.26 yield value. The purity of product compound phase 1 and 2 was determined using thin layer chromatography and melting point determination. The products were identified using FT IR spectrophotometry. In addition, elucidation using 1H NMR spectrometry, 13C NMR spectrometry and mass spectroscopy were also done for compound phase 2. Both compound tested with antioxidant assay and compared with quercetin. Di Mannich cyclovalone derivatives in this study shown to have 1.48 times higher antioxidant activity IC50 46.89 M than the actual compounds cyclovalone IC50 69,8 M.
[, ]: 2017
S66785
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cynthia Dewi
Abstrak :
Benzimidazol dan vanilin terbukti memiliki aktivitas anti-inflamasi yang baik dengan efek samping minimal dibanding OAINS dan sudah banyak diteliti, namun beberapa masih memiliki potensi yang rendah. Substitusi basa Mannich seperti N-metilpiperazin dapat meningkatkan aktivitas anti-inflamasi dan meningkatkan bioavailabilitas molekul obat. Oleh karena itu, dilakukan sintesis dan karakterisasi senyawa baru 4-(benzimidazol-2-il)-2-metoksi-6-[(4-metilpiperazin-1-il)metil] fenol. Sintesis dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama yaitu sintesis 4‐(benzimidazol‐2‐il)‐2‐metoksi fenol melalui reaksi siklokondensasi antara o-fenilendiamin dan vanilin menggunakan refluks selama 23 jam. Monitoring reaksi dilakukan menggunakan KLT dengan fase diam silika gel F254 dan fase gerak kloroform – etil asetat – metanol (9:6:1). Tahap kedua, sintesis 4-(benzimidazol-2-il)-2-metoksi-6-[(4-metilpiperazin-1-il)metil] fenol melalui reaksi Mannich antara senyawa 4‐(benzimidazol‐2‐il)‐2‐metoksi fenol, formaldehid, dan N-metilpiperazin. Monitoring dilakukan menggunakan KLT dengan fase diam silika gel F254 dan fase gerak kloroform - metanol (3:2). Kedua senyawa hasil sintesis diuji kemurniannya menggunakan KLT dan penetapan jarak lebur serta elusidasi struktur menggunakan spektrofotometri FT-IR dan 1H-NMR. Jarak lebur yang diperoleh dari hasil sintesis tahap 1 yaitu 214-216oC dan untuk tahap 2 yaitu 240-242 oC. Hasil elusidasi struktur menunjukkan bahwa senyawa tahap 1 adalah 4‐(benzimidazol‐2‐il)‐2‐metoksi fenol dan senyawa tahap 2 adalah 4-(benzimidazol-2-il)-2-metoksi-6-[(4-metilpiperazin-1-il)metil]fenol. Nilai rendemen senyawa murni yang didapatkan dari hasil sintesis tahap 1 dan tahap 2 berturut-turut sebesar 71,93% dan 33,25%. ......Benzimidazole and vanillin have been shown to have good anti-inflammatory activity with minimal side effects compared to NSAIDs and have been widely studied, but some still have low potency. Mannich base substitution such as N-methylpiperazine can increase anti-inflammatory activity and molecular bioavailability. Therefore, the synthesis and characterization of the new compound 4-(benzimidazole-2-yl)-2-methoxy-6-[(4-methylpiperazine-1-yl)methyl]phenol was carried out. The synthesis was carried out in two steps, the first step was the synthesis 4-(benzimidazole-2-yl)-2-methoxyphenol through a cyclocondensation reaction between o-phenylenediamine and vanillin using reflux for 23 hours. The reaction monitoring was carried out using TLC with silica gel F254 as a stationary phase and a mobile phase of chloroform – ethyl acetate – methanol (9:6:1). The second step, the synthesis of 4-(benzimidazole-2-yl)-2-methoxy-6-[(4-methylpiperazine-1-yl)methyl]phenol through the Mannich reaction between the compound 4-(benzimidazole-2-yl)-2-methoxyphenol, formaldehyde, and N-methylpiperazine. Monitoring was carried out using TLC with silica gel F254 as a stationary phase and a mobile phase of chloroform - methanol (3:2). The two synthesis products were tested for purity using TLC and determination of melting distance and structure elucidation using FT-IR and 1H-NMR spectrophotometry. Melting distance obtained from the synthesis of step 1 is 214-216oC and for step 2 is 240-242oC. The results of the structural elucidation showed that the compound in step 1 was 4-(benzimidazole-2-yl)-2-methoxyphenol and the compound in step 2 was 4-(benzimidazole-2-yl)-2-methoxy-6-[(4-methylpiperazine-1-yl)methyl]phenol. The yield value of pure compounds obtained from the synthesis of step 1 and step 2 was 71.93% and 33.25%, respectively.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulika Desthahrina Nareswara
Abstrak :
ABSTRAK
Siklovalon atau senyawa 2,6-bis 4 prime;-hidroksi- 3 prime; metoksibenzilidin sikloheksanon merupakan analog kurkumin yang memiliki aktivitas antioksidan. Siklovalon memiliki profil farmakokinetik yang lebih baik dibandingkan dengan kurkumin, namun aktivitas penangkapan radikal bebasnya lebih rendah. Untuk meningkatkannya, dibutuhkan suatu modifikasi struktur. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas antioksidan dari siklovalon dengan penambahan basa Mannich 1-metilpiperazin. Pada penelitian ini dilakukan sintesis siklovalon yang disubtitusi oleh basa Mannich 1-metilpiperazin dan diuji aktivitas antioksidannya menggunakan metode DPPH. Sintesis dilakukan secara dua tahap. Pada tahap pertama, dilakukan sintesis siklovalon dengan mengkondensasikan sikloheksanon dan vanilin dalam suasana asam. Kemudian dilakukan penambahan basa Mannich dengan mereaksikan siklovalon, paraformaldehid, dan 1-metilpiperazin dengan metode refluks. Pemurnian untuk senyawa tahap 1 dilakukan dengan metode rekristalisasi dan kromatografi kolom untuk senyawa tahap 2. Kemurnian diuji dengan kromatografi lapis tipis dan penentuan jarak lebur. Senyawa hasil sintesis diidentifikasi strukturnya dengan spektrofotometer FTIR, spektroskopi 1H-NMR, 13C-NMR dan spektroskopi massa. Berdasarkan data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa senyawa tahap 1 adalah benar siklovalon dengan rendemen 44,0 , dan senyawa tahap 2 adalah siklovalon tersubtitusi basa Mannich 1-metilpiperazin pada kedua cincin aromatis dengan nilai rendemen 57,3 . Hasil menunjukkan bahwa senyawa tahap 2 memiliki aktivitas antioksidan 1,4 kali lebih rendah dibandingkan siklovalon dengan IC50 95,3 M.
ABSTRACT
Cyclovalone or 2,6 bis 4 prime hydroxy 3 prime metoxybenzylidyn cyclohexanone is curcumine analog which has been known to have antioxidant activity. Cyclovalone has better pharmacokinetic profile, but its activity as radical scavenger is lower than curcumine. Hence, structural modification is needed. This study aimed to enhance the antioxidant activity of cyclovalone by the addition of Mannich base 1 methylpiperazine. In this study, substituted cyclovalone with 1 methylpiperazine Mannich base was synthesized and its antioxidant activity was evaluated by DPPH method. Synthesized was done by two stages. Cyclovalone was synthesized at first from condensation reaction between cyclohexanone and vanilin in acidic environment. Then, Mannich base was added by reaction of cyclovalone, 1 methylpiperazine, and paraformaldehyde in thermal condition for 2 hours. Purification for cyclovalone was carried out by recrystallization and column chromatography for substituted cyclovalone. The purity was determined by using thin layer chromatography and melting point determination. The products were identified using FTIR spectrophotometer, 1H NMR, 13C NMR, and mass spectroscopy. Based on the results, it can concluded that stage 1 compound was cyclovalone with yield of 44,0 and compund stage 2 was substituted cyclovalone with 1 methylpiperazine and yield of 57,3 . The results showed that compound stage 2 has antioxidant activity 1,4 times lower than cyclovalone with the IC50 value 95,3 M.
2017
S68844
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>