Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kim, Seungryeol
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2019
347.0504 SEU w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Darus, Mazizah HJ. MD.
Kuala Lumpur: Perbadanan Perpustakaan Awam Kedah, 2003
R 959.5 DAR k
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Afredite
Abstrak :
Film saat ini tidak lagi hanya berfungsi sebagai sarana hiburan semata, tetapi juga berpengaruh cukup penting dalam kehidupan masyarakat. Film saat ini sarat akan ideologi-ideologi yang dapat mempengaruhi suatu masyarakat, salah satunya adalah ideologi patriarki. Film-film yang mengandung ideologi patriarki seringkali lebih mengutamakan laki-laki dan mensubordinasikan perempuan. Banyak film yang merepresentasikan stereotip citra laki-laki dan perempuan menurut standar budaya patriarki, yang merepresentasikan citra laki-laki sebagai makhluk superior dan perempuan sebagai makhluk inferior. Namun sejak awal tahun 70an, dengan dipengaruhi adanya gerakan feminisme, banyak bermunculan film-film yang disutradarai oleh perempuan dan mengkritik budaya patriarki. Salah satunya adalah film M_nner karya Doris D_rrie yang dibuat pada tahun 1985. Dengan menggunakan analisis semiotika untuk memaknai tanda-tanda yang ada di dalam film, konsep maskulinitas, dan feminisme eksistensialis, skripsi ini berusaha memahami bagaimana citra laki-laki direpresentasikan dalam suatu film feminis, dan bagaimana kajian budaya feminis memandang citra laki-laki dalam film ini. M_nner adalah suatu film yang sarat akan kritik feminis terhadap budaya patriarki. Citra laki-laki dalam film ini ditampilkan secara ironi dan tidak sesuai dengan citra tradisional laki-laki yang berlaku di masyarakat. Dalam film ini, konstruksi citra laki-laki ideal dipandang sebagai usaha laki-laki untuk mempertahankan kekuasaannya atas perempuan.
Nowadays, film is no longer functioned solely as an entertainment. It gives a quite significant influence to the society. Film nowadays is full of ideologies which can influence a particular society. Patriarchal ideology is one of them. The films which are based on patriarchal ideology often put men in the first place and subordinate women. A lot of films which represent a stereotype of men and women's image from patriarchal cultural standard_s point of view represent men's image as a superior human being and women's image as the inferior one. However, a lot of films, affected by the feminist movement, have been directed by women and have criticised patriarchal culture since the early 70s. One of them is a film by Doris D_rrie, Manner, which was produced in 1985. Using semiotic analysis to decode the symbols found in the films, the concept of masculinity and existentialist feminism, this paper is trying to comprehend how men's image is being represented in a feminist film and how feminist culture review look at men's image in the film. Manner is a film full of feminist criticism towards patriarchal culture. Men's image in this film is presented ironically and unsuited for men's traditional image which applies in the society. In this film men's ideal image construction is viewed as men's effort to maintain his power over women.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S14704
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhasni M. N. Harun
Abstrak :
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) terutama pneumonia merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada bayi dan anak balita di negara berkembang termasuk Indonesia. Setiap tahun dari 15 juta kematian yang diperkirakan terjadi dikalangan anak dibawah usia lima tahun (balita) kira -kira 4 juta kematian (26,6%) di sebabkan oleh penyakit ISPA terutama pneumonia. Tingginya angka kematian tersebut maka WHO dan UNICEF mengembangkan suatu strategi yang disebut Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) yang merupakan upaya kuratif sekaligus upaya promotif dan preventif. MTBS dirancang untuk memadukan pendekatan 6 penyakit utama yaitu Pneumonia, Diare, Malaria, DBD, Campak, penyakit telinga serta malnutrisi dan anemia pada balita dengan menggunakan algoritma untuk menilai dan mengklasifikasikan balita sakit, yang prinsipnya untuk memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan pada balita sakit secara menyeluruh tidak terpisah-pisah antara satu gejala dengan gejala yang lain. Pendekatan MTBS di Kab. Donggala di mulai tahun 1999 dengan uji coba 4 puskesmas yang hasilnya dapat meningkatkan cakupan penemuan kasus penumonia dari 69% pada tahun 1998 menjadi 86% tahun 1999 dan 109,9% pada tahun 2000. Namun keberhasilan puskesmas dengan pendekatan MTBS dalam meningkatkan kesembuhan pneumonia balita belum dapat dievaluasi terutama di tingkat pelaksanaan baik terhadap masalah petugas dan pasien pada tatalaksana standar. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh talakasana penumonia balita terhadap kesembuhan penderita di puskesmas MTBS Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi Tengah Tabun 2001. Studi ini menggunakan desain kohor prospektif yang mengevaluasi tatalaksana pengobatan kasus pneumonia di puskesmas MTBS dan membandingkan dengan puskesmas non MTBS selanjutnya melihat perkembangan penderita pada hari ke 6 pengobatan. dan mengadakan wawancara dengan menggunakan kuesioner pada ibu balita, Analisa data meliputi univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil studi menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara puskesmas MTBS dan non MTBS terhadap tingkat kesembuhan p=0,002. dan hubungan yang bermakna antara tatalaksana kasus pneumonia di puskesmas MTBS berupa pemberian dosis obat dan cara pemberian obat terhadap kesembuhan masing-masing nilai p=0,000, serta penelitian ini juga menunjukkan hubungan yang bermakna antara variabel imunisasi (p=0,001), gizi (p=0,001), pendidikan (p=0,033) dan kepatuhan (p=0,000) terhadap kesembuhan penderita penumonia dan pada akhir analisa ditemukan bahwa balita yang menderita pneumonia pada puskesmas MTBS memiliki risiko untuk sembuh sebesar 2.14 kali lebih dibandingkan dengan balita pada puskesmas non MTBS. Dari hasil penelitian ini disarankan pendekatan MTBS perlu dipertimbangkan pada puskesmas -puskesmas ke Kab. Donggala yang belum melaksanakan, selain itu kegiatan program imunisasi dan perbaikan gizi perlu ditingkatkan melalui kegiatan di posyandu dan penyuluhan gizi pada ibu balita, pemanfaatan pekarangan, sementara program imunisasi selain diposyandu juga diupayakan melalui kegiatan sweeping imunisasi serta perlunya konseling bagi ibu balita di puskesmas khususnya puskesmas non MTBS.
Effect of Pneumonia under fives Manner to recovery patient level in Health Center with MTBS strategy approach in Donggala District of Central Sulawesi Province in 2001Acute Respiratory Infection (ARI) especially pneumonia represents main causes of Mortality and morbidity under fives in the developing country including Indonesia. Every year from 15 million under five deaths that be contribute 4 million death (26,6%) caused by Acute Respiratory Infection (ARI) especially Pneumonia. The rising of that death number so WHO and UNICEF develop a new strategy named Integrated Management of Childhoods Illness (IMCI), which represent curative expedient also, promotive expedient and preventive. IMCI designed to meet of 5 main disease among under five such as Pneumonia, Diarrhea, Dengue , Malaria, Measles, and Malnutrition using algorithm to estimate and classified the sick child, which the principle to revise the quality of medical services to the sick child with entirely way, not separated between one symptoms to another. Strategy approach of IMCI in Donggala district starting on 1999 with testing in 4 health centers, the result can increase the Pneumonia coverage from 69% on 1998 to 86% on 1999 and 109,9% on 2000. In spite of the successful of Strategy approach of IMCI in health center in increasing the children Pneumonia under five recoveries can not evaluated yet, especially on accomplishment level even to the officer problem and patient on standard manner. This study performed to know the effect of Pneumonia under five manners to the recovery patient level in health center with strategy approach of IMCI in Donggala district of Central Sulawesi Province on 2001. This study using Kohor prospective analytic design. Which evaluate and compare implementation of Standard case Management Of ARI (Pneumonia) between HC with IMCI approach and HC without that approach which looking the development of illness until sixth days therapy using questioner to perform deep interview the mother. The data analysis included univariat, bivariat, and multivariat. Study result showed there are significance relation between IMCI health center and non IMCI HC the recovery level of Pneumonia p = 0.002, and significance relation between manner of Standard Case Management of pneumonia in IMCI health center in shape of doses of medicine and the way of give the medicine to the each recoveries with each score p = 0,000, along with this study shows the meaningful relation between Immunization status (p = 0,001), Nutrition status (p = 0,001), Education status (p = 0.003) and Compliance rate (p = 0,000) to the recovery of pneumonia and at the end of the analysis found that under fives children which suffer pneumonia in IMCI health center have risk to recovery than about 2.14 times compared with the child in non IMCI health center. The result of this study suggested that strategy approach of IMCI considered in every health center in Donggala district which not performed will be implementation of IMCI approach, beside that immunization program activity and increasing nutrition status improvement through the activity in Posyandu (Integrated Health Post) and promotion of nutrition espionage to the mother, home garden using, mean while immunization program beside in posyandu also striven through immunization sweeping activity, also need of Health counseling for the mother in health center especially non-IMCI Health Center.
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T2745
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Ika Ayuananda
Abstrak :
The purpose of the research is to assess the recency effect about sequence, manner of presentation and form of information on audit decisions when the information is presented sequentially or simultaneously. Recency effect is a biased decision of the auditor when information is given in sequence and auditors tend to weigh the last information greater than the earlier information. The research used a 2x2x2 experimental design with 80 participants between the subject of undergraduate students majoring in accounting. The results of the research showed that: (i) belief revision occurs when information is presented in the sequential method; and (ii) in the audit decision-making, reviews effects occur in the form of a chart.

Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji efek risensi atas urutan, cara penyajian, dan bentuk informasi terhadap pengambilan keputusan audit ketika informasi disajikan secara sekuensial maupun simultan. Efek risensi adalah keputusan bias seorang auditor ketika informasi diberikan secara berurutan dan auditor cenderung membobot informasi terakhir lebih besar dari informasi yang diterima sebelumnya. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental 2x2x2 between subject dengan 80 peserta dari jurusan akuntansi S1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (i) terjadi efek risensi pada keputusan SPI ketika informasi disajikan dengan pola sekuensial; dan (ii) pada pengambilan keputusan audit, terjadi efek risensi dalam bentuk bagan.
Universitas Kristen Satya Wacana, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, 2015
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
R. Komalasari
Abstrak :
Pada suatu komunitas tuturan, pilihan variasi tindak tutur kesopanan dalam peristiwa tuturan permintaan maaf digunakan oleh individu-individu komunitas tersebut bukan merupakan suatu kebetulan. Pilihan variasi tindak tutur tersebut merupakan suatu strategi bertutur dalam bentuk perilaku ketika berinteraksi sosial. Strategi bertutur ini lebih banyak dipengaruhi oleh kendala-kendala sosial-budaya daripada faktor-faktor linguistik. Oleh karena itu, pilihan variasi tindak tutur dapat menghantarkan pada persepsi penutur tentang tindak tutur tersebut sebagai suatu kesatuan makna sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan interpretasi makna sosial dan kendala-kendala sosial-budaya yang mempengaruhi pemilihan variasi tindak tutur yang digunakan oleh pelaku komunikasi dengan melalui analisis tindak tutur yang dipilih oleh penutur dengan pertimbangan yang telah dikemukakan di atas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif. Sumber data yang digunakan skenario drama TV Oshin karya Sugako Hashida yang diterbitkan tahun 1983. Penelitian ini dilakukan pada tiga domain bentuk komunikasi interpersonal Jepang. Uchi mono (in-group), shitashii mono (close friend) dan soto mono (out-group). Sumber data yang merupakan cuplikan wacana percakapan dianalisis berdasarkan analisis unit-unit interaksi dari Dell Hymes (1974): situasi tuturan (speech situation), peristiwa tuturan (speech event) dan tindak tutur (speech act). Analisis unit-unit interaksi ini bertujuan mengungkapkan setting dan sistuasi sosial yang muncul dalam pemilihan variasi tindak tutur, teori sosialogi Nakane Chie (1970) untuk menganalisis kendala-kendala sosial-budaya yang mempengaruhi pemilihan variasi tindak tutur kesopanan dalam peristiwa tuturan permintaan maaf; Kubata Osamu (1974), Mio Osamu dan liaruta Toosaku (1995) dan Natsuko Tsujiro (1996) untuk menganalisis faktor-faktor linguistik dan variasi tindak tutur kesopanan yang dipilih oleh pelaku komunikasi. Hasil temuan dalam penelitian ini adalah pengungkapan kendala-kendala sosial budaya yang dapat mempengaruhi pemilihan tindak tutur kesopanan dalam peristiwa tuturan permintaan maaf status sosial yang bersifat vertikal (joge kankei), kedekatan sosial (Uchi-soto mono dan shitashii mono) dan jenis kesalahan yang dianggap sebagai misbehavior dan tidak berterima dalam masyarakat komunitas tersebut. Pemilihan variasi tindak tutur kesopanan dalam peristiwa tuturan permintaan maaf didominasi pada domain in-group dan digunakan oleh penutur subordinat pada petutur superior dengan jenis pilihan keigo (honorification) : kenjoogo (humble) dan teinego (polite). Jenis variasi tindak tutur kesopanan ini mempunyai makna sosial yang ditekankan pada kerendahan hati dan diri penutur dan menekankan sifat formal. Adanya pemilihan variasi tindak tutur berdasarkan kendala-kendala sosial-budaya ini bertujuan untuk melancarkan alur komunikasi, menghindari konflik sosial dan menjaga keharmonisan diantara partisipan. Strategi tindak tutur kesopanan dalarn hal ini bermakna sebagai penghalus, meminimalisasikan kesalahan penutur dan sebagai penghantar pada tuturan berikutnya yang mengandung intention (maksud) sebenamya yang ingin penutur sampaikan pada petutur. Dengan demikian variasi tindak tutur kesopanan ini juga mempunyai nama indirectness.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15256
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library