Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 35 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erlin Yuliastuti
Abstrak :
Kekayaan alam berupa hutan merupakan karunia dan amanah dari Tuhan Yang Maha Esa yang tak ternilai harganya. Oleh karenanya, hutan wajib diurus dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya berdasarkan akhlak mulia sebagai ibadah dan perwujudan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hutan banyak manfaatnya bagi kesinambungan kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Salah satu manfaat hutan secara langsung adalah menghasilkan kayu yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Kayu tersebut ditebang dan kemudian dimanfaatkan oleh masyarakat. Pemanfaatan kayu tersebut harus berdasarkan ijin dari Departemen Kehutanan. Namun pada kenyataannya, banyak pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat sehingga menimbulkan kerusakan hutan yang salah satunya adalah perdagangan kayu ilegal. Tindak pidana perdagangan kayu ilegal sangat marak diIndonesia dan melibatkan banyak pelaku dan merupakan tindak pidana yang rapi dan teroganisasi. Hal mendasar yang menyebabkan sulitnya memberantas perdagangan kayu ilegal adalah karena perdagangan kayu ilegal adalah termasuk kategori "kejahatan teroganisasi". Kegiatan ini melibatkan banyak pelaku yang teroganisasi dalam suatu jaringan yang sangat solid, luas rentang kendalinya, kuat dan mapan. Oleh karena itu penegakan hukum perlu diwujudkan melalui sistem peradilan pidana. Proses penegakan hukum di bidang kehutanan khususnya terhadap pelaku perdagangan kayu ilegal dilakukan melalui suatu sistem yang dikenal dengan istilah Sistem Peradilan Pidana (criminal justice system). Sistem Peradilan Pidana terdiri dari komponen-komponen antara lain Kepolisian, PPNS Kehutanan, Kejaksaan, Kehakiman dan Lembaga Pemasyarakatan. Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan telah mengatur pengelolaan hutan dan basil hutan dengan tujuan agar hutan dapat dikelola secara proporsional dan tidak mengurangi nilai kegunaannya. Dalam praktek penanganan kasus perdagangan kayu ilegal, proses penegakan hukum terhadap perdagangan kayu ilegal sangat lemah. Salah satu faktor lemahnya penegakan hukum terhadap tindak pidana perdagangan kayu ilegal ditandai dengan penanganan tindak pidana perdagangan kayu ilegal yang tidak integral (menyeluruh) karena pelaku intelektual yang berkaitan langsung seperti pemodal, pemesan, pengirim, pemalsu dokumen, saw mill yang berperan sebagai penghubung jarang sekali dipidana dan hanya orang-orang lapangan Baja yang dipidana. Selain itu banyak faktor yang menyebabkan lemahnya penegakan hukum terhadap tindak pidana perdagangan kayu ilegal sehingga hal tersebut menjadi kendala dalam penegakan hukum. Dalam penegakan hukum diperlukan sinkronisasi dalam sistem hukum yaitu sinkronisasi substansial, sinkronisasi struktural dan sinkronisasi kultural. Sistem dapat berjalan dengan baik untuk mencapai tujuan jika semua sinkronisasi sistem hukum saling mendukung dan melengkapi. Dengan demikian penegakan hukum terhadap tindak pidana perdagangan kayu ilegal dalam sistem peradilan pidana perlu didukung oleh sinkronisasi sistem hukum.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T16617
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grant, David J.W.
New York: John Wiley & Sons, 1990
547.134 GRA s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Siska Elvandari
Abstrak :
Kemajuan teknologi dunia yang semakin pesat, ternyata menyangkut juga dalam sektor perdagangan khususnya perbankan. Hal ini terlihat dan terbukti adanya produkproduk perbankan yang lebih menjamin keamanan dan kepraktisan dalam lalulintas pembayaran khususnya kartu kredit. Pada dasarnya, bentuk perjanjian penggunaan kartu kredit, pada dasarnya mengacu pada klausula baku, yang berarti substansi perjanjiannya telah ditentukan sepihak oleh pihak produsen yakni Bank, dimana Bank sebagai pihak yang dominan, maka konsekuensi dipihak konsumen, adalah : a. Konsumen berada dipihak yang tidak dominan, konsumen hanya dapat menyepakati, yang berarti akan tunduk terhadap seluruh kewajiban dan persyaratan dalam perjanjian baku tersebut, tanpa punya kesempatan tawar menawar atau konsumen tidak menyepakati. b. Pada perjanjian baku banyak terdapat klausula eksorerasi, yaitu syarat yang secara khusus membebaskan pihak yang dominant yaitu produser yakni pihak Bank dari tanggung jawab terhadap akibat yang merugikan yang timbul dari pelaksanaan perjanjian baku. Akan tetapi didalam pelaksanaannya, sering kita jumpai penyalahgunaan kartu kredit, oleh karena itu praktek penyalahgunaan kartu kredit meliputi aspek-aspek hukum yang terkait dalam penerbitan, penggunaan kartu kredit, dan secara perlindungan konsumen dapat dikaitkan dengan jenis perlindungan hukum yang diberikan kepada pengguna kartu kredit, serta kendala-kendala yang dihadapi dan upaya penyelesaiannya. Aspek-aspek tersebut diharapkan mampu meminimalisir terjadinya kasus penyalahgunaan kartu kredit dari waktu dan kewaktu.
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T18959
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setyo Widi Nugroho
Abstrak :
Aneurisma intrakranial sakular terjadi akibat lemahnya dinding pembuluh darah karena hilang atau rusaknya tunika muskularis. Belum ada penelitian yang bertujuan memperkuat dinding aneurisma intrakranial dengan cara menumbuhkan kembali lapisan tunika muskularis. Penelitian-penelitian Mesenchymal Stem Cells (MSC) pada hewan coba berhasil menumbuhkan otot polos vaskular pada aneurisma aorta dan arteri karotis. Diharapkan MSC dapat berperan dalam pembentukan tunika muskularis pada aneurisma intrakranial. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan pertumbuhan tunika muskularis aneurisma intrakranial pada hewan coba dengan perlakuan pemberian Bone Marrow Mesenchymal Stem Cells (BM MSC) dan manipulasi tekanan darah tikus, dengan penanda SM-actin dan calponin. Sebanyak 40 tikus Wistar diinduksi aneurisma selama 16 minggu. Modifikasi penurunan tekanan darah dan pemberian BM MSC pada minggu ke16, 18. Tikus dialokasi random ke dalam empat kelompok, yaitu hipertensi tanpa BMMSC, normotensi tanpa BMMSC, hipertensi dengan BMMSC, dan normotensi dengan BM MSC. Pada akhir minggu ke18 dilakukan nekropsi untuk pemeriksaan histopatologi, ekspresi SM-actin dan calponin terhadap aneurisma intrakranial, serta penilaian histopatologi pembuluh darah ekstrakranial. Sebanyak 27 tikus memenuhi kriteria sampel dengan 62 aneurisma intrakranial. Pada kelompok dengan pemberian BMMSC didapatkan 8 (53,33%) aneurisma memberikan ekspresi SMα-actin (p = 0,014; OR = 14,86) dan 8 (70,00%) ekspresi calponin (p = 0,008; OR = 7,78). Terdapat 4 (57,14%) aneurisma dengan ekspresi SMα-actin (p = 0,070, OR = 2,33) dan 7 (87,5%) dengan ekspresi calponin (p = 0,01, OR = 42,00) pada kelompok normotensi dengan pemberian BM MSC. Pada keempat kelompok tidak didapatkan perbedaan luas dan tebal tunika media arteri karotis (p = 0,616 dan p = 0,222) dan arteri iliaka (p = 0,452 dan p = 0,325). Pemberian BMMSC berhubungan dengan ekspresi SMα-actin dan calponin positif pada dinding aneurisma, menunjukkan pertumbuhan tunika muskularis. Faktor tekanan darah berhubungan dengan ekspresi calponin namun tidak berhubungan dengan ekspresi SMα-actin. Pemberian BM MSC tidak memberikan efek terhadap tunika media pembuluh darah ekstrakranial.
Saccular intracranial aneurysm is a weak arterial wall caused by degeneration of tunica muscularis. There is still no research focused on strengthening intracranial aneurysm wall by restoring or regenerating tunica muscularis. The mesenchymal stem cells research in animal model had successfully regenerate vascular smooth muscle in abdominal aorta and carotid artery aneurysm. MSC is expected to have a role in regeneration of tunica muscularis in intracranial aneurysm. The objective of this study is to analyze the association between regeneration of tunica muscularis in intracranial aneurysm by BM MSC administration and blood pressure manipulation with SMα-actin dan calponin marker. Forty male Winstar rats were subjected to intracranial aneurysm induction for sixteen weeks. Then, the rats were randomly assigned into four groups, which were hypertension, normalized blood pressure, bone marrow mesenchymal stem cells BM MSC administration and hypertension group, and normalized blood pressure and BM MSC administration group. At the end of 18th week, all rats were sacrificed and evaluated for histopathology, immunohistochemistry (SMα-actin dan calponin), and extracranial artery structure. Twenty-seven rats with 62 aneurysms were eligible for sample criteria. Eight (53.3%) and fourteen (70.0%) aneurysms in group with BM MSC administration expressed SMα-actin (p = 0.014, OR = 14.86) and calponin (p = 0.008, OR = 7.78). In normotension and BM MSC administration group there were 4 (57.1%) aneurysm with SMα-actin expression (p = 0.070, OR = 2.33) and 7 (87.5%) with calponin expression (p = 0.01, OR = 42.00). There were no significant differences of wall area and thickness of carotid artery (p = 0,616 and p = 0,222) and iliac artery (p = 0.452 and p = 0.325) among four groups. In conclusion BM MSC administration was associated with SMα-actin and calponin expression on aneurysm wall, indicating regeneration of tunica muscularis. BM MSC administration was related to tunica muscularis regeneration, Blood pressure manipulation and BM MSC administration was related to calponin expression but was not related to SMα-actin expression. No effect of BM MSC administration was found on extracranial arteries.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
D2580
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mellynda Wahyu Nugraheni
Abstrak :
Pengungkapan beneficial owner merupakan hal yang penting dilakukan di pasar modal. Pengungkapan beneficial owner berguna untuk mencegah kejahatan pasar modal maupun kejahatan yang dilakukan melalui pasar modal seperti tindak pidana pencucian uang. Salah satu kejahatan pasar modal yang dapat terjadi akibat tidak dilakukannya pengungkapan beneficial owner adalah manipulasi pasar, salah satunya wash sales. Wash sales merupakan transaksi yang terjadi antara pihak pembeli dan penjual yang tidak menimbulkan perubahan beneficial owner atas saham tersebut. Salah satu kasus wash sales yang menjadi perhatian publik terjadi pada saham PT Sekawan Intipratama Tbk (SIAP). Penyebab utama dari terjadinya peristiwa tersebut adalah tidak dilaksanakannya prinsip Know Your Customer dengan baik pada saat pembukaan rekening efek yang mengakibatkan tidak terungkapnya beneficial owner rekening tersebut sehingga terjadi transaksi jual beli saham SIAP antara rekening yang memiliki beneficial owner yang sama. Oleh karena itu, skripsi ini akan membahas dan menganalisis apakah pengaturan pengungkapan beneficial owner di Indonesia telah mampu untuk mencegah terjadinya manipulasi pasar. Analisis tersebut akan dilakukan dengan membandingkan peraturan pengungkapan beneficial owner saat ini dan pada peraturan yang berlaku saat terjadinya manipulasi pasar atas saham SIAP. Penulis juga akan membandingkan pengaturan pengungkapan beneficial owner di Indonesia dan Inggris. Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis-normatif yang didukung oleh studi kepustakaan dan wawancara narasumber untuk mengumpulkan data. Adapun kesimpulan dari skripsi ini adalah terdapat perkembangan yang signifikan dalam pengaturan pengungkapan beneficial owner di pasar modal Indonesia dalam rangka pencegahan manipulasi pasar sejak diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2018. Indonesia juga sudah mengatur pengungkapan beneficial owner sebagaimana yang diatur oleh Inggris. Saran yang diberikan oleh penulis adalah untuk mengatur mengenai pengungkapan beneficial owner terhadap perusahaan asing yang ada di Indonesia serta meningkatkan penerapan sanksi bagi pihak yang melanggar ketentuan pengungkapan beneficial owner. ......The disclosure of beneficial ownership is an essential practice in the capital market. Disclosing beneficial ownership is useful in preventing capital market crimes and crimes committed through the capital market, such as money laundering crimes. One of the capital market crimes that can occur due to the lack of disclosure of beneficial ownership is market manipulation, such as wash sales. Wash sales involve transactions between buyers and sellers that do not change the beneficial owner of the shares. One notable case of wash sales that drew public attention occurred with the stock of PT Sekawan Intipratama Tbk (SIAP). The main cause of this occurrence was the lack of proper implementation of the Know Your Customer principle during the opening of securities accounts, resulting in the undisclosed beneficial owner of the account and consequently leading to the trading of SIAP shares between accounts sharing the same beneficial owner. Therefore, this thesis will discuss and analyse whether the regulation of beneficial ownership disclosure in Indonesia has been effective in preventing market manipulation. The analysis will compare the current regulations on beneficial ownership disclosure with those in place at the time of the market manipulation involving SIAP shares. The author will also compare the regulations on beneficial ownership disclosure between Indonesia and the United Kingdom. The research method utilized is a juridical-normative approach supported by literature studies and interviews with sources to gather data. The conclusion drawn from this thesis is that there has been significant progress in regulating beneficial ownership disclosure in the Indonesian capital market since the issuance of Presidential Regulation Number 13 of 2018. Indonesia has also established beneficial ownership disclosure regulations similar to those in the United Kingdom. The author suggests regulating the disclosure of beneficial ownership concerning foreign companies in Indonesia and enhancing the enforcement of sanctions against parties violating beneficial ownership disclosure provisions.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ami Luthfiyah
Abstrak :
Kecerdasan emosional memiliki kedudukan yang penting dalam ranah industri dan organisasi. Namun pada kenyataannya, kecerdasan emosional juga berpotensi dalam menghasilkan perilaku kerja yang tidak diinginkan, seperti manipulasi emosi. Manipulasi emosi yang dimaksud berkaitan dengan kepemimpinan dark triad dan gender dalam konteks bekerja. Akan tetapi, hasil penelitian sebelumnya dapat dikatakan belum ajeg sebab ada hasil studi yang menyatakan bahwa manipulasi berkaitan dengan ketiga dimensinya (Hyde, et al., 2020; Jonason, et al., 2012). Ada pula yang menyatakan hanya pada salah satu dimensi, seperti machiavellianisme (Austin, et al., 2007; Hyde & Grieve, 2018), atau hanya pada dimensi psikopati saja (Grieve, et al., 2019). Sedangkan pada studi Hyde dan Grieve (2018) ditemukan bahwa laki-laki memiliki kecenderungan untuk menampilkan manipulasi emosi pada saat bekerja maupun sehari-hari dibandingkan perempuan. Pada penelitian ini, pengaruh variabel kepemimpinan dark triad akan diuji setiap dimensinya (narsisme, machiavellianisme, dan psikopati) terhadap variabel manipulasi emosi. Selain itu, penelitian ini juga dilakukan untuk menguji peran gender sebagai moderator dalam hubungan kepemimpinan dark triad dan manipulasi emosi. Jumlah partisipan dalam penelitian ini, yaitu 216 orang yang berasal dari beberapa wilayah di Indonesia. Kriteria partisipan dalam penelitian ini antara lain, berusia di atas 18 tahun, tergabung dalam sebuah lembaga/organisasi/tempat kerja, dan memiliki minimal satu bawahan. Pengukuran masingmasing variabel menggunakan alat ukur Short Dark Triad (SD3) dan Emotional Manipulation Scale (EMS). Analisis dilakukan dengan uji regresi linier berganda dan regresi Hayes model 1. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya pengaruh antara dimensi narsisme terhadap manipulasi emosi. Kemudian dimensi machiavellianisme ditemukan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap manipulasi emosi. Selanjutnya, dimensi psikopati juga ditemukan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap manipulasi emosi. Hasil lainnya dari penelitian ini menunjukkan bahwa gender tidak dapat berperan sebagai moderator dalam hubungan kepemimpinan dark triad dan manipulasi emosi. ......Emotional intelligence has an important position in the realm of industry and organizations. But in reality, emotional intelligence also has the potential to produce unwanted work behaviors, such as emotional manipulation. Emotional manipulation is related to dark triad leadership and gender in the work context. However, the results of previous studies can be said to have not been steady because there are study results which state that manipulation is related to the three dimensions (Hyde, et al., 2020; Jonason, et al., 2012). There are also those who stated only on one dimension, such as machiavellianism (Austin, et al., 2007; Hyde & Grieve, 2018), or only on the psychopathic dimension (Grieve, et al., 2019). Meanwhile, the Hyde and Grieve (2018) study found that men have a tendency to display emotional manipulation at work and daily basis compared to women. In this study, the effect of the dark triad leadership will be tested for each dimension (narcissism, machiavellianism, psychopathy) on the emotional manipulation variable. This study also conducted to examine the role of gender as a moderator in a relationship between dark triad leadership and emotional manipulation. The number of participants in this study were 216 people from several regions in Indonesia. The criteria of participants in this study are over 18 years old, joined in an institution/organization/workplace, and had at least one subordinate. Measurement of each variable using the Short Dark Triad (SD3) and Emotional Manipulation Scale (EMS). The analysis was carried out multiple linear regression and Hayes regression model 1. The results showed that there was no influence on the dimensions of narcissism on emotional manipulation. Then the dimension of machiavellianism was found to have a significant influence on emotional manipulation. Furthermore, the psychopathic dimension was also found to have a significant effect on emotional changes. Another result of this study showed that gender could not be a moderator in the relationship between dark triad leadership and emotional manipulation.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmad Irvan
Abstrak :
ABSTRAK
Retak menjadi penanda kelemahan dan kerusakan suatu bangunan, dan kehadiran retak pasti akan selalu dihindari. Namun, terdapat cerita dibalik hadirnya retak yang menghasilkan performa baru yang menarik dalam bangunan. Potensi dan keindahan retak dapat menghasilkan ruang dengan kualitas yang berbeda dan menarik. Dengan mempelajari cerita atau mekanisme retak, potensi dan keindahan retak diciptakan dengan memanipulasi kehadiran retak didalam arsitektur. Manipulasi retak dilakukan sebagai metode dalam merancang ruang dengan menggunakan pengetahuan tentang cerita retak agar retak yang dihadirkan terlihat alami.
ABSTRACT
Crack is a sign of weaknesses and damage in buildings, and the presence of crack is usually avoided. Otherwise, there is story behind the presence of crack which produce new interesting performance in building. The potential and beauty of crack can produce space with different and interesting qualities. By learning the story or mechanism of crack, the potential and beauty of crack can be created by manipulating the presence of crack in architecture. Crack manipulation is done as method in designing space by using the knowledge of story of crack in order to create the presence of crack looks natural.
2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Prudentia Rachel Damiana
Abstrak :
Manusia terlahir dengan kemampuan luar biasa dalam menerima dan mengartikan informasi yang mereka terima dari lingkungan sekitar nya. Penilitian ini berfokus lebih mendalam mengenai kemampuan persepsi manusia terhadap stimuli musik yang berhubungan dengan aspek ketertarikan, ekspresi, dan kenikmatkan. Penilitian ini bertujuan untuk mencari tahu efek dari manipulasi bentuk presentasi music dalam penilaian partisipan atau pendengar terhadap stimuli music yang diberikan.Desain penelitian eksperimen antar subjek (within-subject design study) telah digunakan untuk mendelegasi partisipan (N = 60) dari berbagai umur (M = 20,15, SD = 5,10) dan latar belakang pengetahuan musik, kedalam 2 presentasi music berbeda; hanya audio, dan audio dan visual. Hasil penelitian mengindikasi hipotesa yang terdukung bahwa skor penilaian partisipan akan semakin tinggi ketika diberikan stimuli musik dalam rupa audio dan visual. Dapat disimpulkan, penilaian estetik partisipan terhadap penampilan musik yang diberikan terpengaruh dengan presentasi visual nya ketika dibandingkan dengan penampilan musik yang hanya berupa suara tanpa visual. ......Humans are gifted with an incredible ability to receive and perceive information from their surround environment. This study focuses on human’s perception towards music stimuli in related to their interest, expressiveness, and enjoyment. The aim of the study is to figure out the effect of presentation manipulation on audience’s or participants’ judgment towards the given musical performance. A within-subject design study was conducted by delegating participants (N = 60) from varying age (M = 20,15, SD = 5,10) with different musical background, into 2 different musical presentation; audio-only and audio-visual. The result indicated a supported hypothesis in related to higher score of participant’s judgments when given and exposed to an audio-visual presentation of the music performance. In conclusion, audience’s and participant’s judgment on the music performance is affected even more significant by the present of the visual compared to being exposed only to the audio stimuli.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Feby Tandiary
Abstrak :
ABSTRAK
Psikopat fiktif telah dianalisis sebagai realistis atau tidak realistis. Praktisi klinis, psikolog forensik, dan psikiater forensik juga telah menggunakannya sebagai contoh dan alat pengajaran. Karakter the Joker yang digambarkan pada film 2008 ldquo;The Dark Knight rdquo; dideskripsikan sebagai seorang kriminal yang memiliki gangguan mental. Sesuai dengan hal tersebut, ia telah didiagnosis oleh psikiatris forensik di kehidupan nyata sebagai seorang psikopat. Oleh karena itu, para penonton berkemungkinan mereferensikan dirinya sebagai contoh para psikopat dan tingkah lakunya sebagai indikasi-indikasi psikopati. Namun, jika the Joker bukanlah psikopat fiktif yang realistis, gambarannya dalam film ini dapat membawa para penonton ke fakta yang salah. Untuk memahami betapa realistisnya the Joker, tulisan ini bertujuan untuk menganalisis fitur-fitur linguistik yang menandai the Joker sebagai seorang kriminal dan/atau seorang psikopat: manipulasi dan ancaman. Penulis tulisan ini menekankan analisis pada penggunaan penipuaan lisan the Joker karena penipuan lisan adalah sebuah tipe manipulasi, dan karena pada umumnya, psikopat cenderung pengguna baik manipulasi. Penulis menemukan bahwa the Joker lebih menggunakan penipuan lisan daripada ancaman. Namun, perbedaan frekuensi penggunaan fitur-fitur linguistik ini tidaklah signifikan. Dalam kata lain, the Joker tidak memiliki preferensi antara menggunakan penipuan lisan atau ancaman sebagai strategi linguistik untuk mencapai tujuannya. Ini merefleksikan karakteristik sebuah sub-tipe psikopati, the macho, yang cenderung menggunakan ancaman untuk mencapai tujuannya. Oleh sebab itu, berdasarkan fitur-fitur linguistiknya, the Joker adalah seorang psikopat fiktif yang realistis, terutama untuk sub-tipe the macho. Berdasarkan penemuan ini, implikasi praktis dan teoretisnya adalah para psikopat mungkin menggunakan ancaman hampir sama banyaknya dengan menggunakan manipulasi, dan para pembuat dan para konsumen karya fiksi sebaiknya lebih memperhatikan penggambaran karakter-karakter psikopat dan karakter-karakter yang berkecenderungan menggunakan ancaman, terutama jika mereka juga berkecenderungan menggunakan manipulasi.
ABSTRACT
Fictional psychopaths have been analysed to be either realistic or non realistic. Clinical practitioners, forensic psychologists, and forensic psychiatrists have also used them as examples and teaching tools. The character of the Joker as portrayed in the 2008 ldquo The Dark Knight rdquo movie is described as a criminal with a mental disorder. Accordingly, he has been diagnosed by a real life forensic psychiatrist to be a psychopath. Therefore, the movie audience may refer to him for an example of psychopaths and to his behaviours for indications of psychopathy. However, if the Joker is not a realistic fictional psychopath, his portrayal in this movie may lead the audience to false facts. To understand how realistic the Joker is, this paper aims to analyse the linguistic features which mark the Joker as a criminal and or a psychopath manipulations and threats. The writer of this paper emphasizes the analysis on the Joker rsquo s uses of verbal deception as verbal deception is a type of manipulation, and because generally, psychopaths tend to be really good users of manipulation. The writer finds that the Joker uses more verbal deceptions compared to threats. However, the differences in frequency of his using these linguistic features are not significant. In other words, the Joker has no preference when it comes to using verbal deceptions or threats as a linguistic strategy to achieve his goals. This reflects the characteristics of a subtype of psychopathy, the macho, which tends to utilize threats to achieve his goal. Thus, based on his linguistic features, the Joker is a realistic fictional psychopath, especially of the macho subtype. On the basis of these findings, the practical and theoretical implications are that psychopaths may use threats about as much as they use manipulation, and that creators and audience of fictional works should pay more attention to portrayal of psychopathic characters and characters who have a tendency of using threats, especially if they also have a tendency of using manipulation.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
[This book reports on the DEXMART research project, which sought to fill the gap between the use of dexterous and autonomous dual-hand manipulative robots in industrial environments and the use of future robots in everyday human and unstructured environments. , This book reports on the DEXMART research project, which sought to fill the gap between the use of dexterous and autonomous dual-hand manipulative robots in industrial environments and the use of future robots in everyday human and unstructured environments. ]
Berlin : [Springer, ], 2012
e20397727
eBooks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>