Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Endah Susilantini
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1997
899.222 END k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ricklefs, Merle Calvin, 1943-
Singapore: Asian Studies Association of Australia in association with NUS Press, 2018
959.802 RIC s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Awidya Mahadewi
Abstrak :
AWIDYA MAHADEWI. 0795040075. Legiun Mangkunagara 1808-1874, pokok permasalahan pada skripsi di Jurusan Sejarah, Fakultas Sastra Universitas Indonesia pada tahun 2000, (Di bawah bimbingan Drs. Saleh A. Djamhari). Legiun Mangkunagara adalah salah satu pasukan cadangan dari Tentara Hindia Belanda yang ikut serta dalam peperangan di pulau Jawa dan berdinas aktif di pulau Luar Jawa. Pembentukan Legiun Mangkunagara didorong oleh status dan kedudukan Mangkunagara yang kurang baik di dalam struktur politik kerajaan di Jawa, yang kemudian mendorong Mangkunagara untuk menjalin interaksi dengan pemerintah kolonial Belanda hingga terbentuknya Legiun Mangkunagara pada tahun 1808. Legiun Mangkunagara adalah suatu organisasi militer yang dibiayai oleh pemerintah Hindia Belanda secara rutin, namun Legiun Mangkunagara pernah menjadi salah satu pasukan militer yang disewa oleh pemerntah Inggris di Hindia selama periode tahun 1812 hingga 1816, untuk menjaga keamanan di wilayah-wilayah kerajaan di Jawa (Vorstenlanden). Sebagai salah satu pasukan cadangan dari Tentara Hindia Belanda, Legiun Mangkunagara lebih banyak memberikan peranannya dalam usaha-usaha mempertahankan keamanan di pulau Jawa ataupun di pulau Luar Jawa hingga tahun 1874.Penelitian skripsi yang berlangsung sejak bulan Januari 1999 hingga pertengahan Maret 2000 lebih banyak dilakukan di Perpustakaan Reksapustaka Kraton Mangkunagara di Surakarta dan di Arsip Nasional Republik Indonesia, Jakarta. Pengumpulan data menggunakan metode kepustakaan dengan mengumpulkan sumber primer yang berupa arsip dan dokumen resmi tercetak dan sumber sekunder yang berupa tulisan-tulisan tercetak, maupun tidak tercetak. Sumber-sumber itu kemudian di kritik untuk menguji validitas sumber dan relevansinya terhadap pokok permasalahan. Sumber-sumber yang telah dikritik secara internal dan eksternal itu kemudian di diinterpretasikan dan disusun untuk kemudian ditulis.
2000
S12091
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
L.M. Elmi Wiarti
Abstrak :
Kita yang menggeluti kebudayaan Jawa, khususnya di bi_dang kesusasteraan, boleh bangga karena memiliki sejumlah pujangga yang telah mewariskan karya-karyanya kepada kita. Misalnya kita mengenal R.Ng. Yasadipura I dan II yang anta_ra lain menggubah kitab Serat Menak, Rama Jarwa, Wiwaha Jarwa, Wicara Keras, Sasanasunu, Arjunasasrabahu atau Lokapala. Sinuhun Pakubuwana IV terkenal dengan gubahannya yaitu Wu_lang Rah yang dipakai sebagai pedoman Para abdi keraton. R.Ng. Sindusastra terkenal dengan karyanya yang berjudul Arjunasasrabahu yang bersumber dari Serat Linda. R. Ng. Rang_gawarsita antara lain menggubah Paramayoga, Pustaka Raja, Jitapsara, dan masih banyak pujangga lain yang juga menghasilkan karya-karya besar (Poebatjaraka,1957). Salah seorang pujangga yang tidak kalah pentingnya da_lam sejarah kesusasteraan Jawa adalah K.G.P.A.A Mangkunegara IV (MN IV), Beliau adalah seorang seniman dan juga filosof yang banyak mewariskan karya-karyanya kepada kita. Karya-_karyanya dalam bentuk tembang (puisi Jawa) banyak digemari dan dikagumi orang, baik dalam maupun luar negeri. Th.Pigeaud dalam majalah Djawa (1927:244) mengakui MN IV sebagai penyair yang menduduki tempat utama dalam hal keindahan bahasa. Dalam keadaan demikian beliau telah mem_peroleh tempat utama dalam sejarah kesusasteraan Jawa. P.T.R. Soedjonoredjo, yang pernah membahas kitab Wedhatama, mengagumi MN IV dalam hal susunan kalimatnya yang sa_ngat menarik untuk didengar, menggetarkan perasaan dan dapat dijadikan sarana penggemblengan serta pembinaan jiwa (Hadi_sutjipto,1979:74). Pendapat-pendapat tersebut di atas didukung pula oleh S.Z. Hadisutjipto (Ibid :75). Jika kita mendengar nama MN IV tentu teringat pada Wedhatama atau Tripama, dua karya MN IV yang paling digemari orang hingga kini. Hal ini disebabkan oleh isi yang terkan_dung di dalamnya dan juga keindahan bahasanya. Akan tetapi kita tidak boleh melupakan karyanya yang lain yang juga sa_ngat indah bahasanya. Misalnya Rerepen, yang menceritakan seseorang yang sedang menghibur diri untuk meredakan kese_dihan karena rindu pada kekasih hati. Dalam Rerepen MN IV memperlihatkan kemahirannya menggubah tembang dengan merangkaikan kata-kata berisi teka-teki atau tebakan dan sekaligus mencantumkan jawabannya secara tersamar. Seni merangkai kata_kata seperti ini menghasilkan suatu bentuk karya sastra yang disebut wangsalan. R.Ng. Sasrasumarta (1956:38) mengatakan, ... wangsalan punika dados bumbu ingkang sedhep sanget bahwa wangsalan merupakan bumbu yang sangat sedap.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Sentosa
Jakarta: Buku Kompas , 2011
959.8 IWA l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library