Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 54 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Harrington, Scott E.
Boston: McGraw-Hill, 2004
368 HAR r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Herman Darmawi
Jakarta: Bumi Aksara, 2004
658.155 HER m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abram G.L. Muljana
"Tidak ada suatu perusahaan atau organisasi yang dapat berjalan tanpa risiko. Walaupun pada dasarnya para pengelola organisasi atau perusahaan terbiasa menghadapi risiko, mereka tetap harus menangani risiko secara serius, sebab hal ini sangat berpengaruh terhadap kelangsungan kegiatan usaha organisasi yang-bersangkutan. Skripsi ini membahas penerapan manajemen risiko diperusahaan penerbangan, dengan melihat pengelolaan risiko pada Perusahaan Penerbangan 'X'. Seperti juga pengelolaan risiko pada jenis perusahaan lainnya, teknik pengelolaan risiko yang diterapkan di perusahaan ini secara garis besar dapat dibagi menjadi empat yaitu: menghindari risiko, mengurangi risiko, menahan risiko dan yang terakhir adalah memindahkan risiko kepada pihak lain. Dalam kasus yang terdapat di Perusahaan Penerbangan 'X', pihak manajemen mengelompokkan teknik-teknik tersebut menjadi dua-bagian-besar yaitu: pengelolaan risiko sendiri dan pengelolaan risiko dengan memindahkannya pada pihak luar perusahaan (dalam hal ini perusahaan asuransi). Selain hal tersebut diatas, skripsi ini juga akan melihat pembagian tanggung jawab dalam pengelolaan risiko di 'Perusahaan Penerbangan 'X'. Kerjasama yang sangat erat antara dua departemen di Perusahaa Penerbangan 'X', yaitu Departemen Operasional dan Departemen Keuangan, tampak sangat menonjol dalam mengelola risiko-risiko yang dihadapi. Penulis telah mengamati bahwa pihak manajemen di Perusahaan Penerbangan 'X' menerapkan pengelolaan risiko sesuai dengan kaidah yang lazim digunakan (dalam arti tidak ada sesuatu yang diluar kebiasaan), hanya saja penulis berpendapat bahwa sistim informasidi dalam perusahaan sendiri masih harus ditingkatkan untuk menunjang manajemen perusahaan secara keseluruhan, khususnya manajemen risiko. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18634
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herry Eko Priyono
"Persaingan dunia usaha konstruksi perlu ditingkatkan dalam menangani proyek-proyek perumahan di masa yang akan datang. Proyek pembangunan perumahan layak huni di wilayah Jabotabek sudah saatnya menerapkan pengendalian waktu, mutu dan biaya yang handal. Manajemen resiko tersebut diterapkan selama masa pelaksanaan proyek untuk mengatasi berbagai masalah manajemen, prosedur dan aplikasi proses pelaksanaannyaa.
Penerapan manajemen resiko secara terstruktur dan baku akan bermanfaat untuk mengetahui resiko-resiko yang berpengaruh terhadap kinerja proyek sehingga dapat dicarikan cara-cara penanganan proyek secara tepat. Dalam rangkan pembuktian secara hipotesa, penulis melakukan penelitian terhadap beberapa proyek perumahan yang telah selesai dan dengan menggunakan minimal 20 responden (sampel) pembangunan rusun dan apartemen yang menggunakan sistem tunnel form dengan menggunakan 27 variabel bebas dan 1 variabel terikat (kinerja waktu).
Dari hasil analisa terhadap sampel dan variabel dengan dibantu oleh SPSS versi 10 diperoleh 2 variabel penentu untuk model persamaan liniernya, yaitu keterlambatan pembayaran pihak owner dan keterlambatan pembayaran kantor wilayah kepada subkontraktor/supplier. Dari hasil analisa juga didapatkan bahwa kualitas identifikasi faktor resiko berkorelasi positif terhadap kinerja waktu, atau dengan kata lain identifikasi faktor resiko pada tahap pelaksanaan dapat meningkatkan kinerja waktu. Referensi tersebut dapat kita gunakan pada pembelajaran proyek-proyek yang akan datang."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T 5949
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adri Cahyadi
"ABSTRAK
Kepemilikan asuransi penerbangan merupakan prasyarat yang harus dipenuhi setiap perusahaan penerbangan untuk dapat beroperasi di dalam maupun luar negeri. Ada berbagai macam jenis asuransi penerbangan, diantaranya adalah Aircraft Hull and Spares ?War and Allied Perils? Insurance dan Liability Insurance.
Tragedi 11 September banyak mempengambi kedua jenis asuransi ini terutama dengan adanya perubahan klausul AVN52D menjadi AVN52C yang mengharuskan setiap perusahaan penerbangan membayar tambahan premi sebesar 0,05% dan agreed value dan memiliki minimal US$ 50,000,000-. third party liability coverage per kejadian. Hal ini sangat memberatkan perusahaan penerbangan yang belum pulih, termasuk Garuda.
Perubahan premi tersebut terjadi karena adanya penambahan resiko yang harus ditanggung perusahaan asuransi. Penambahan resiko terutama disebabkan karena peningkatan probabilitas kejadian dan peningkatan nilai kerugian per kejadian, disamping itu jumlah prusahaan asuransi dan perusahaan penerbanganpun berkurang, sehingga biaya yang harus ditanggungpun bertambah yang mana hal tersebut tercermin dalam premi yang harus dibayar.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa besarnya coverage yang paling baik bagi cash flow Garuda saat ini adalah dengan mengambil Coverage /lab/lily sebesar USS 500,000,000 per kejadian dimana akan ada tambahan biaya sebesar USS 5,333,72963 pertahun atau total biaya asuransi sebesar USS 15,704,546,63 per tahun.
Pemilihan coverage ini akan mempengaruhi cash flow Garuda sebesar rata-rata 7%, namun besarnya tambahan premi ini adalah yang terkecil. Hal tersebut dìsebabkan karena probabilita kejadian dengan nilai kerugian sebesar USS 500,000,000 - adalah terbesar dari data-data historis, sehingga akan banyak perusahaan penerbangan yang mengambil coverage tersebut.
Untuk mempertahankan cash flow Garuda dapat membebankan tambahan premi kepada penumpang internasional yaitu sebesar USS 2.58 per penumpang sehingga perubahan 7% per tahun dapat ditutup. Penambahan beban kepada penumpang tentunya diharapkan tidak akan mempengaruhi keinginan penumpang untuk memiiih Garuda karena sifat penumpang internasional yang sangat tidak elastis terhadap perubahan harga. Mereka lebih mengutamakan kualitas pelayanan dan keselamatan penerbangan. Sehingga secara keseluruhan tujuan manajemen resiko Garuda yaitu menstabilkan pendapatan dengan meminimalkan biaya dapat tercapai."
2002
T1256
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Didy Alamsyah
"Kesadaran serta kesamaan pandangan dalam melihat risiko perbankan secara internasional telah menciptakan suatu kesepakatan dalam cara pengelolaan risiko perbankan. Kesepakatan yang dimaksud adalah Basel. Kesepakatan Basel tentang risiko perbankan telah berkembang menjadi tolak ukur bagi bank sentral di berbagai negara dalam merancang regulasi manajemen risiko perbankan yang berlaku pada negara masing-masing. Bank Indonesia sebagai bank sentral di Indonesia telah membuat serangkaian regulasi yang terkait dengan manajemen risiko yang mengacu kepada kesepakatan Basel. Salah satunya adalah manajemen terhadap risiko kredit. Risiko kredit dikenal sebagai kerugian yang diakibatkan oleh kegagalan bayar debitur kepada kreditur. Mengingat risiko kredit berkorelasi dengan risiko perbankan yang lain dan dapat menciptakan krisis likuiditas pada perbankan, maka perbankan harus memperhatikan manajemen risiko terhadap kredit perbankan yang diantaranya melalui persiapan kebijakan dan prosedur secara tertulis, pengawasan terhadap modal dan aktiva kreditnya, sampai membatasi kredit-kredit yang dapat merugikan bank.

Awareness and similarity of views in the view of the risk of banking has crealed an International agreement in the way banks manage risk. An agreement is referred to Basel. Basel agreement on the risk of banking has developed into decline measure for Central banks in various countries in designing risk management banking regulations that apply to the respective countries. Bank Indonesia as the central bank in Indonesia has made a series of regulations associated with the risk management refers to the Basel agreement. One is the management of credit risk Credit risk known as losses caused by the failure of deblors to pay creditors. Given the risk correlated with credit risk that banks and others can create liquidity in the banking crisis, the bank must pay attention to risk management credit among banks through the preparation of policies and procedures in writing, supervision of Capital assets and credit, to restrict credits which can be harm the bank."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2009
T25890
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Raharjo
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2010
T28509
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Didy Alamsyah
"Kesadaran serta kesamaan pandangan dalam melihat risiko perbankan secara internasional telah menciptakan suatu kesepakatan dalam cara pengelolaan risiko perbankan. Kesepakatan yang dimaksud adalah Basel. Kesepakatan Basel tentang risiko perbankan telah berkembang menjadi tolak ukur bagi bank sentral di berbagai negara dalam merancang regulasi manajemen risiko perbankan yang berlaku pada negara masing-masing. Bank Indonesia sebagai bank sentral di Indonesia telah membuat serangkaian regulasi yang terkait dengan manajemen risiko yang mengacu kepada kesepakatan Basel. Salah satunya adalah manajemen terhadap risiko kredit. Risiko kredit dikenal sebagai kerugian yang diakibatkan oleh kegagalan bayar debitur kepada kreditur. Mengingat risiko kredit berkorelasi dengan risiko perbankan yang lain dan dapat menciptakan krisis likuiditas pada perbankan, maka perbankan harus memperhatikan manajemen risiko terhadap kredit perbankan yang diantaranya melalui persiapan kebijakan dan prosedur secara tertulis, pengawasan terhadap modal dan aktiva kreditnya, sampai membatasi kredit-kredit yang dapat merugikan bank.

Awareness and similarity of views in the view of the risk of banking has crealed an International agreement in the way banks manage risk. An agreement is referred to Basel. Basel agreement on the risk of banking has developed into decline measure for Central banks in various countries in designing risk management banking regulations that apply to the respective countries. Bank Indonesia as the central bank in Indonesia has made a series of regulations associated with the risk management refers to the Basel agreement. One is the management of credit risk Credit risk known as losses caused by the failure of deblors to pay creditors. Given the risk correlated with credit risk that banks and others can create liquidity in the banking crisis, the bank must pay attention to risk management credit among banks through the preparation of policies and procedures in writing, supervision of Capital assets and credit, to restrict credits which can be harm the bank."
Jakarta: Universitas Indonesia, 2009
T37329
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Engkus Sutisna
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T40616
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadief Kaelani
Jakarta: Prima Pundi Redana, 2010
368 NAD m (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>