Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 35 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maryono Suwargo
Abstrak :
Tidak dapat disangkal bahwa lingkungan usaha suatu perusahaan akan sangat mempengaruhi keberhasilan bahkan kelangsungan hidup suatu perusahaan. Saat ini terjadi banyak perubahan lingkungan usaha yang berlangsung secara terus menerus dan sifatnya seringkali tidak terduga dan tidak dapat diramalkan sebelumnya. Perubahan-perubahan tersebut adalah perubahan dalam paradigm yaitu suatu aturan atau pengaturan baru yang melahirkan lingkup baru dan aturan baru dan aturan bertindak yang baru. Karena aturan mainnya berubah maka segala sesuatunya juga menjadi berubah sehingga setiap pihak yang ingin tetap berhasil haru sbisa beradaptasi dengan perubahan lingkungannya. Perubahan paradigm aini seringkali bersifat quantum leap yaitu perubahan yang total radikal dan membawa efek dramatic. Misalnya pola-pola yang berlaku pada abad industry kini sudah menjadi using diganti oleh pola-pola yang berlaku untuk abad informasi. Pasar yang stabil kini sudah menjadi sejarah dan yang ada sekarang adalah pasar yang terus-menerus berfluktuasi. Di sector perbankan Indonesia banyak fenomena menarik yang terjadi sejak digulirkannya deregulasi yang dikenal sebagai Pakto 88 yang isinya antara lain memberikan kemudahan-kemudahan bagi pendirian kantor cabang bagi bank-bank yang sudah berdiri sebelum Pakto 88 dikeluarkan serta pendirian bank-bank swasta baru. Adanya Pakto 88 mengakibatkan perkembangan bank swasta nasional mengalami pertumbuhan sangat pesat bahkan mampu menggeser dominasi bank milik pemerintah. Pertumbuhan bank-bank baru ini ternyata menimbulkan persaingan antar bank yang semakin sengit dan cenderung kurang sengit. Setelah mengalami pertumbuhan yang sangat pesat pada tahun 1988, 1989, 1990, perbankan di Indonesia ternyata harus mengalami masa-masa yang cukup sulit. Tingkat persaingan yang tinggi, lonjakan sukubunga dana, kesulitan kredit, control yang ketat dari otoritas moneter dan beberapa kebijaksanaan pemeirntah yang dikeluarkan pada tahun-tahun belakangan ini memaksa perbankan untuk lebih menahan diri dlam melakukan ekspansi usaha dan lebih melakukan konsolidasi. Keadaan tersebut lebih sipersulit lagi dengan adanya beberapa peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini yang sempat mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat kepada bank-bank swasta. Deregulasi tersebut di satu sisi telah membawa sejumlah dampak positif bagi perekonomian makro seperti keberhasilan sector perbankan dalam ikut mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Masalah-masalah yang timbul dalam dunia perbankan itu disebabkan oleh banyak factor termasuk manajemen perbankan yang relative masih baru pemanfaatan dan penyaluran kredit yang belum tepat dan yang jelas tingkat persaingan menjadi sangat ketat karena banyaknya bank-bank baru akibat Pakto 88. Kasus-kasus di atas memberi isyarat bahwa kehidupan perbankan banyak mengalami gejolak sejak ditetapkannya deregulasi perbankan 88. Perubahan yang terjadi pada lingkungan kadang-kadang demikian cepatnya sehingga sukar diprediksi. Demikian pula halnya yang tenjadi dengan perusahaaan. Lingkungan yang membatasinya atau disebut sebagai lingkungan usaha juga mengalami perubahan. Pada umumnya perubahan yang terjadi pada lingkungan usaha terjadi secara terus menerus dan selalu mengalami pergolakan. Lingkungan perusahaan secara umum dapat meliputi seluruh faktor seperti ekonomi, politik, sosial budaya, teknologi, hukum, dan ekologi, yang mungkin mempunyai dampak terhadap perusahaan tetapi relevansi dampaknya tidak bersifat langsung. Disamping itu tentu saja meliputi pula lingkungan spesifik perusahaan dimana pergerakannya bisa berdampak langsung kepada perusahaan. Lingkungan spesifik mi terdiri dari lingkungan industri perusahaan dan lingkungan operasi perusahaan. Pembahasan lingkungan dunia usaha perbankan di Indonesia, menunjukkan betapa bergejolaknya dunia usaha perbankan. Tingkat gejolaknya cukup tinggi dengan sifat akselerasi perubahan yang cepat, sulit diprediksi, dan tidak bisa diramalkan berdasarkan pengalaman masa lalu. Mengacu pada konsep lingkungan bergejolak dari Igor Ansoff dan Edward Mc Donnell maka level turbulensinya berada pada level sekitar 4. Sedangkan berdasarkan pandangan dan Emery dan Tnist maka lingkungan dunia usaha perbankan berada pada lingkungan turbulentfield. Menghadapi kondisi tersebut setiap bank dituntut untuk tidak terlambat mengantisipasi keádaan dan melakukan penyesuaian sehingga tetap mampu berkembang dengan baik clan sukses. Saat mi nasabah menuntut pelayanan yang ramah, cepat, tanggap, tepat, dan sanggup memenuhi keinginan mereka. Tingginya tuntutan mereka berjalan seiring dengan makin tingginya pengetahuan nasabah akan jasa-jasa perbankan dan semakin ketatnya tingkat kompetisi diantara bank. Dilain pihak perbankan nasional menghadapi sistem kontrol yang ketat dalam operasinya dari pihak otonitas moneter. Banyak rambu-rambu yang hams dipatuhi clan dipenuhi agar memenuhi kritenia sebagai bank yang dinilai sehat. Menghadapi lingkungan usaha yang turbulen demikian maka tiap-tiap perusahaan hams melakukan antisipasi strategi yang tepat pula. Hipotesa strategi sukses menyatakan bahwa, potensi penampilan perusahaan akan optimum jika tiga kondisi mi dipenuhi: a. Tingkat agresifitas dari strategi perusahaan seimbang dengan tingkat gejolak lingkungannya. b. Respon dari kemampuan perusahaan seimbang dengan tingkat agresifitas dari strategi perusahaan. c. Komponen-komponen dari kemampuan perusahaan hams saling mendukung satu sama lain. Perubahan adalah salah satu aspek dalam kehidupan manusia, dan hampir merupakan suatu keharusan bagi kelangsungan kehidupan ekonomis perusahaan. Perubahan-perubahan di dalam suatu organisasi dapat bermacam-macam bentuknya. Perubahan dapat meliputi sistim perangkat keras, seperti otomatisasi pabrik, penggunaan sistim komputer yang barn; atau meliputi sistim perangkat lunak, seperti sumber daya manusia, sistim kontrol kualitas. Tambahan lagi, perubahan mi sebagian terjadi dalam skala yang besar seperti restrukturisasi organisasi, tetapi sebagian terjadi dalam skala yang kecil seperti pengenalan personal computer work stations barn. Perubahan adalah perlu, bahkan baik untuk perusahaan, tetapi hams diperkenalkan dengan bijaksana. Karena suatu perusahaan terdiri dari para karyawan yang merupakan kunci sukses yang utama, maka orang-orang mi hams berubah dulu sebelum suatu sistem dapat berubah. Ketika situasi bisnis sedang berubah dengan cepat baik karena alasan organisasi ataupun alasan teknologi, adalah sangat penting untuk meyakinkan bahwa selunuh karyawan perusahaan mendapat dukungan psikologis. Pada era masa kini, dimana terjadi kecenderungan peningkatan kompetisi global, pengambil-alihan perusahaan (take over), penciutan (down sizing), restrukturisasi, dan bahkan kebangkrutan seketika, maka mengelola perubahan dalam organisasi adalah tantangan paling sulit yang dihadapi para pelaku bisnis. Sisi lain dari perubahan cepat yang terjadi pada lingkungan usaha mi adalah tingginya tingkat ketidak-pastian. Tetapi perubahan mi mempunyai sam hal yang berlaku umum yaitu bähwa perubahan mi dapat direncanakan (can be planned). Sebagian besar keberhasilan perusahaan diukur dari seberapa efektif orang-orangnya mengelola perubahan dengan baik. Bank Danamon (PT. Bank Danamon Indonesia) sebagai salah satu bank swasta devisa nasional di Indonesia, juga tidak terlepas dari kondisi yang dihadapi perbankan nasional. Bank Danamon saat mi memiliki jaringan tidak kurang dari 218 kantor cabang dan cabang pembantu, yang tersebar di 27 propinsi serta hampir semua kota besar di Indonesia. Dengan total karyawan sekitar 7000 orang, total asset yang dimilikinya mencapai Rp 7,3 triliun (posisi per 30 September 1993), dan menjadikannya bank swasta nasional terbesar ke dua di Indonesia. Menghadapi kondisi lingkungan usaha yang terus berubah, maka bagi Bank Danamon perubahan untuk mengikuti hal tersebut merupakan sesuatu yang mutlak hams dilakukan agar tetap kompetitif. Perubahan mi menunjukkan adanya usaha perusahaan untuk menutup kesenjangan dari reaksi perusahaan dalam menghadapi tingkat gejolak perubahan lingkungan yang terjadi. Perubahan yang dilakukan Bank Danamon mi sebenarnya bisa dikategorikan sebagai bagian dari suatu Business Process Reengineering (BPR) yang sedang dilakukan. Proses tersebut merupakan suatu langkah pembenahan yang sifatnya fundamental. Pembenahan mi tidak hanya meliputi .proses bisnis saja, melainkan juga struktur organisasi, definisi pekerjaan, sistem manajemen, nilai-nilai budaya perusahaan (values and beliefs). Tujuan utama perubahan mi adalah untuk membuat perusahaan mampu melayani nasabahnya lebih cepat, lebih memuaskan, lebih efisien, dan lebih berkualitas. Dengan demikian pihak perusahaan akan menjadi lebih kompetitif dalam menghadapi para pesaingnya. Untuk mencapai tujuan itulah Divisi Knedit Korporasi Bank Danamon melakukan suatu restrukturisasi organisasi, dengan menerapkan suatu struktur organisai horizontal. Struktur barn mi memangkas lapisan manajer lini tengah yang ada. Dengan memangkas manajer lini tengah, struktur organisasi barn mi menjadi lebih datar. Struktur barn mi sering disebut sebagai struktur yang datar (flat organization). Dalam struktur datar mi, aturan-aturan dan prosedurprosedur dibuat selonggar mungkin untuk mengurangi dampak birokrasi yang dapat memperlambat fleksibilitas organisasi. Hal mi tentu saja dilakukan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian yang seharusnya dimiliki dan dijalankan oleh seluruh aparat bank. Dengan perubahan mi, model organisasinya benar-benar menjadi sangat organik karena dipersiapkan untuk menghadapi keadaan lingkungan yang benar-benar tidak stabil. Kendala utama dalam pelaksanaan proses pembahan mi adalah faktor manusia, karena kita mengubah orang dari paradigma lama ke paradigma barn. Pernsahaan akan menghadapi orang-orang yang tidak mau bernbah, yang selalu menginginkan adanya status quo. Dalam suatu organisasi bisnis biasanya selalu ada power center - power center. Dalam pelaksanaan pernbahan, kalau ada power center yang hams dihilangkan, akan banyak yang merasa kurang senang. Pasti akan timbul tantangan yang hebat dari mereka. Maka untuk melaksanakan setiap perubahan yang dilakukan, Bank Danamon, sesuai dengan komitmen para manajernya, mempersiapkan terlebih dahulu sumber daya manusianya. Segala macam upaya dilakukan seperti memberikan penjelasan-penjelasan, pengarahan, dialog, hingga pendidikan-pendidikan yang menunjang. Hal mi dimaksudkan agar begitu tiba saatnya untuk melaksanakan strategi pernbahan yang disusun, semua orang telah siap dengan segala penilaku, tugas, pengetahuan, sistem dan keahlian barn. Semua pelaksana pembahan, hams benar-benar mengerti mengenai tujuan serta pentingnya dari perubahan yang akan dilakukan. Para pelaksana perubahan hams diyakinkan dan dimotivasi bahwa dengan perubahan tersebut, segala sesuatunya akan berjalan lebih baik. Dukungan dari manajemn kepada para pelaksana perubahan hams banyak diberikan untuk meyakinkan mereka bahwa perubahan yang harus dijalani bukanlah sesuatu yang menakutkan ataupun mencemaskan. Pendekatan dan dialog terbuka perlu diadakan bagi para penentang perubahan, untuk secara perlahan-lahan menyadarkan mereka, dan melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan mengenai perubahan atau dengan memberikan informasi yang menekankan pada unsur kebaikan dari perubahan tersebut. Berkenaan dengan proses adaptasi para pelaksana perubahan terhadap situasi dan kondisi yang barn, maka selain dukungan dari manajemen, pendidikan atau training memegang peranan penting. Menghadapi tugas-tugas barn sebagai akibat dari pelaksanaan perubahan maka kemampuan para pelaksana penlu disesuaikan melalui training dan tambahan pendidikan. Untuk mengetahui apakah implementasi dari dari perubahan tersebut telah berjalan dengan baik, dan membenikan hasil sesuai dengan yang diinginkan, maka perlu diadakan proses monitor. Proses monitor mi dilakukan dengan melakukan pengumpulan data, umpan balik, dan pertemuan-pertemuan khusus dengan para pelaksana perubahan untuk membicarakan hasil dan perubahan tersebut. Yang terutama hams dilihat tentu saja adalah out-put setelah implementasi perubahan itu, seperti yang diinginkan atau tidak. Jika tidak, tentu saja hams dievaluasi sebab-sebabnya, dan diperbaiki kembali. Jika ternyata sudah sesuai maka proses monitor juga tetap diperlukan untuk mengamati apakah kondisi barn tersebut masih sesuai dengan perkembanganperkembangan barn yang terjadi pada lingkungan usaha perusahaan. Memperhatikan cara-cara pengelolaan perubahan yang dilakukan oleh Bank Danamon, maka dapat diperkirakan bahwa implementasi dari pembahan yang sedang dilakukan akan dapat berjalan dengan baik, dan dampak negatif yang mungkin timbul, antara lain karena adanya para pelaksana yang menentang, kiranya akan dapat diminimalkan.
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Utami
Abstrak :
Adanya UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasionaldan PP No.19 tentang Standar Nasional Pendidikan menetapkan bahwa sekolah harus menerapkan Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan memenuhi 8 standar pendidikan serta menjadi Sekolah Kategori Mandiri selambat-lambatnya pada tahun 2013, hal ini menjadi faktor pendorong eksternal bagi organisasi sekolah untuk melakukan perubahan. Selain itu berangkat dari kondisi internal untuk menghasilkan output siswa yang lebih berkualitas, maka SMAN 1 Anyer sebagai salah satu Sekolah yang ditetapkan sebagai rintisan Sekolah Kategori Mandiri (SSN) membuat visi yang baru untuk memperbaiki proses akademik dalam menerapkan konsep Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kepala Sekolah sebagai pemimpin perubahan menjadi penentu keberhasilan sekolah dengan melihat penerapan perubahan secara bertahap. Penelitian ini menggunakan dua teori sebagai pisau analisis. Pertama, teori memimpin perubahan untuk menganalisis peran Kepala Sekolah dalam memimpin perubahan. Dan kedua, teori manajemen perubahan untuk menganalisis implementasi perubahan yang dilakukan di Sekolah. Peneliti menyimpulkan bahwa Kepala Sekolah dalam memimpin perubahan hasilnya masih sangat lemah. Terutama pada tahap activating, implementing, ensuring, dan recognizing. Faktor penghambat perubahan terutama pada sumber daya manusia yaitu guru dan siswa. Selain itu keterbatasan sumber dana menjadi alasan sulitnya memenuhi standar sarana prasarana. ......The existence of UU No. 20, 2003 concerning National Education System and PP No. 19,2005 concerning National Standard of Education which state that schools have to apply Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) and fulfill 8 education standards and also become Sekolah Kategori Mandiri (SKM) at the latest in 2013, these matters become the external motivating factors for school organization to make changes. In addition to the internal conditions to produce better quality of students, SMAN I Anyer as one of schools stated as pioneer of Sekolah Kategori Mandiri (SKM) formulates a new vision to improvethe academic process in applying Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). The Headmaster as the leader of change determines the school success by observing the application of changes step by step. This research uses two theories as analysis cutter. First, Leading into Change Theory to analyze the Headmaster role in leading changes. And second, Management of Change Theory to analyze the changes implementation done in school. Researcher concludes that the Head master role in leading change is still very weak. Especially at phase activating, implementing, ensuring, and recognizing. Themain resistant factor of changes is human resources which consist of teachers and students. Furthermore, the limited fund resource results in difficulty to meet the standard facilities and infrastructures.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T29129
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Amy Yayuk Sri Rahayu
Jakarta: UI-Press, 2015
658.406 AMY m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wibowo
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012
658.406 WIB m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Kavitasari
Abstrak :
ABSTRAK
Manajemen perubahan merupakan suatu proses yang dibutuhkan untuk mengelola perubahan dalam reformasi birokrasi. Manajemen perubahan dilakukan untuk memastikan bahwa program-program yang dilaksanakan dalam reformasi birokrasi berjalan dengan lancar dengan mengurangi resiko resistensi yang mungkin terjadi seminimal mungkin. Manajemen perubahan berkaitan dengan pengelolaan program dan sumber daya manusia. Untuk itu, dalam penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kesiapan pegawai dalam menghadapi reformasi birokrasi dan menggambarkan proses manajemen perubahan dalam reformasi birokrasi tersebut. Penelitian ini menggunakan metode ADKAR untuk melihat lima dimensi yang berhubungan dengan kesiapan pegawai dan metode proses manajemen perubahan Lewin yaitu unfreezing, movement/changing, dan refreezing. Penelitian ini menggunakan pendekatan post- positivist dimana teori ADKAR dan Lewin menjadi dasar analisis temuan penelitian. Data diperoleh dari wawancara, dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan antara proses manajemen perubahan yang dilakukan dengan kesiapan berubah dari pegawai. Namun di tengah kurang maksimalnya manajemen perubahan yang dilakukan, BKN tetap dapat melaksanakan program-program reformasi birokrasi.
ABSTRACT<>br> Change management is a process that needed to manage change in bureaucratic reform. Change management is done to ensure that programs implemented in bureaucratic reform are running smoothly by reducing the risk of resistance that may occur. Change management related to program management and human resources aspect. Therefore, in this study aims to describe the readiness of employees in the face of bureaucratic reform and describe the process of change management in the reform of the bureaucracy. This research uses ADKAR method to see five dimensions related to employee readiness and change management method of Lewin that is unfreezing, movement changing, and refreezing. This study used a post positivist approach in which the theory of ADKAR and Lewin became the basis of analysis of research findings. Data were obtained from interviews, and literature studies.The results show that there is a gap between the change management process done with the readiness to change from the employee. However, in the middle of the lack of maximum management of changes made, BKN can still implement bureaucratic reform programs.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Mudihati
Abstrak :
Tulisan Tugas Akhir ini merupakan salah satu prasyarat kelulusan dalam program Pascasarjana Fakultas Psikologi Jurusan PIO Non-Reguler periode 2003 - 2004. Melalui tulisan ini dibahas suatu rancangan program dalam manajemen perubahan oleh sebuah Lembaga Pendidikan X yang didasarkan pada teori-teori Pengembangan Organisasi (Organisational Development) dan Manajemen Sumberdaya Manusia yang melandaskan pada teori-teori psikologi Industri dan Organisasi.

Lembaga Pendidikan X menghadapi tuntutan pasar dan persaingan yang sangat mendesak yang mengharuskan Lembaga X melakukan strategi-strategi untuk bisa tetap bertahan dan bersaing. Pemimpin baru ingin mempercepat proses implementasi strategi dengan perubahan dimana penekanan dalam visi dan misi lebih pada orientasi bisnis dan proses bisnis.

Unsur Sumberdaya Manusia merupakan asset vital bagi Lembaga namun ditemukan beberapa masalah pada asset tersebut dan organisasinya secara umum yang justru menghambat proses perubahan dan implementasi strategi. Maka masalah dirumus dalarn 2 bagian yaitu dilihat dari sisi organisasi dan dari sisi mariusia atau sumberdaya manusia.

Melalui analisis dan intervensi Lembaga diharapkan mampu mempercepat proses pelaksanaan perubahan dan akan mampu bertahan serta bersaing dalam kondisi bisnis saat Kondisi yang dihadapi Lernbaga dijelaskan melalui tinjauan teoritis dengan menggunakan teori Organisasi, Pengembangan Organisasional, Manajemen Perubahan dan Manaiemen Sumberdaya Manusia Lembaga X sebagai Organisasi sudah berkiprah selama 22 tahun dan menuju fase pertumbuhan organisasi yang matang (Maturity phase). Kondisi organisasi ditemukan dalam keadaan yang kurang sehat dimana ada ketidak puasan dari para SDM yang juga sudah mulai usang dalam cara-cara kerjanya. Dari segi kapabilitas dan selama proses pertumbuhan, SDM kurang diperhatikan terutama dari segi kebutuhan pengembangan ketrampilan dan kompetensi. Kebanyakan SDM sudah masuk comfort zone tanpa menyadari bahwa eksistensi Lembaga terancam. Lembaga memerlukan struktur organisasi yang Iebih fleksibel serta tanggap terhadap perkembangan lingkungan dan memiliki dukungan SDM yang trampil dan progresif Serta proaktif terhadap lingkungan yang terus berubah.Suatu strategi untuk ?revival ? sebagai organisasi diperlukan agar tidak terpuruk dan masuk fase ?decline?.

Jenis intervensi yang digunakan mengikuti formulasi dari Kurt Lewin : Unfreezing lalu Changing atau Moving dan berakhir dengan Refreezing. Tentu saja dalam pelaksanaan diperlukan langkah-langkah seperti diagnosa masalah, penetapan rencana dan rancangan program manajemen perubahan Serta penentuan agen perubahan yang akan rnernbantu dan mernfasilitas terjadinya perubahan serta implementasi strategi perubahan dari Lembaga.

Secara organisasi Lembaga perlu menginformasikan kebijakan dan strategi-strategi barunya. Perlu diperbaiki manajemen sistem baik yang menyangkut Manajemen Sumberdaya manusia maupun operasional secara keseluruhan. Perlu di upayakan agar oragnisasi menjadi suatu open system yang fleksibel dan merupakan suatu learning organisation. Dari segi manusia maka perlu ada assessment terhadap SDM yang dimiliki dan diatur ulang dengan perbaikan sistem manajemen SDM secara keseluruhan. Lalu pada tahap refreezing konsistensi terhadap strategi perubahan dan kesepakatan perbaikan perlu dijaga terutama dalam sistem pelaporan, appraisal dan evaluasi maupun dalam mengambil keputusan dan kebijakan.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arina Tantya Asianti
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang Resistensi dalam Manajemen Perubahan Pada Direktorat Pensiun PNS dan Pejabat Negara Badan Kepegawaian Negara. Analisis Resistensi berisi faktor penghambat perubahan, strategi mengatasi hambatan, serta langkah change management mensukseskan perubahan dalam kasus perubahan strategi pelayanan pensiun cepat, tepat menggunakan Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian dan berstandar Internasional ISO 9001:2008. Penelitian ini menggunakan pendekatan postpositivist dengan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penghambat perubahan di Direktorat Pensiun PNS dan Pejabat Negara adalah parochial self interest, Misunderstanding and lack of trust, different assessment, dan low tolerance of change. Strategi yang digunakan untuk mengatasi hambatan tersebut adalah pendidikan dan komunikasi, partisipasi, fasilitasi training, negoisasi, dan paksaan atau tindakan tegas. Direktorat Pensiun PNS dan Pejabat Negara telah melakukan delapan tahapan Kotter (1996) namun masih memiliki kelemahan pada tahap increase urgency, communicate for buy in, empower action create, short term wins dan anchoring new approaches in the culture. ......This thesis discusses about the resistance of change management on the Retirement Directorate of Civil Servants and State Officials at the National Civil Service Agency The Resistance Analysis consists of the change resistance factors strategy to overcome resistances and the change management steps to succeed the change on the strategies for a faster and precise service of retirement using the National Civil Service Information System and international standard of ISO 9001 2008 This research uses the post positivist approach by the kualitatif method The research result shows that the change resistance factors on the Retirement Directorate of Civil Servants and State Officials are parochial self interest misunderstanding and lack of trust different assessment and low tolerance of change Meanwhile the strategies used to overcome those obstacles are education and communication participation training facilitation negotiation and enforcement or forceful conduct It shows that the Retirement Directorate of Civil Servants and State Officials has already been conducting the eight steps.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T45213
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Gunawan Sumianto
Abstrak :
ABSTRAK
Nama : Andri Gunawan SumiantoProgram Studi : Administrasi dan Kebijakan PublikJudul Tesis : Analisis Efektivitas Manajemen Perubahan Pada Reformasi Birokrasi di Kejaksaan Upaya pembaruan atau reformasi di organisasi Kejaksaan sudah dimulai sebelum reformasi birokrasi dicanangkan sebagai agenda nasional. Namun kredibilitas dan kepercayaan publik terhadap Kejaksaan sebagai lembaga pemerintah yang menjalankan kekuasaan negara di bidang penuntutan dan wewenang lain berdasarkan Undang-Undang tidak kunjung membaik. Manajemen perubahan di Kejaksaan menjadi objek yang penting dicermati dalam penelitian ini mengingat perubahan membutuhkan kepemimpinan sebagai faktor kunci dan memiliki resiko kegagalan. Sehingga permasalahan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah mengapa manajemen perubahan pada reformasi birokrasi di Kejaksaan tidak efektif. Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivis dengan metode pengumpulan data kualitatif melalui studi dokumen dan wawancara mendalam. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah model perubahan yang digagas oleh Kotter yang membagi perubahan ke dalam delapan tahapan yang kemudian menjadi variabel dalam penelitian ini. Penelitian ini juga menggunakan teori kepemimpinan khususnya peran pemimpin dalam perubahan. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa manajemen perubahan di Kejaksaan tidak berjalan dengan efektif. Meskipun upaya-upaya perubahan sebagaimana teori Kotter sudah dilaksanakan oleh Kejaksaan, tetapi upaya tersebut tidak berjalan secara optimal. Kepemimpinan menjadi faktor yang mempengaruhi pengelolaan reformasi di Kejaksaan, selain perubahan yang belum menjadi nilai dalam budaya organisasi. Kata kunci:Manajemen perubahan, reformasi birokrasi, kepemimpinan, kejaksaan
ABSTRACT
Name Andri Gunawan SumiantoStudy Program Administration and Public PolicyTitle Analysis in Change Management Effectiveness on Bureaucratic Reforms in the Attorney General rsquo s Office Efforts to reform in the Attorney General rsquo s Office have begun before bureaucratic reforms are declared as national agenda. However, the credibility and public trust of the Public Prosecution Service as a government institution that exercises state power in the field of prosecution and other authorities under the Law does not improve. Change management in the Attorney General rsquo s Office became an important object in this study considering that change requires leadership as a key factor and has a risk of failure. The problem to be answered in this research is why the change management on bureaucracy reform in Attorney General rsquo s Office is not effective. This study used a post positivist approach with qualitative data collection methods through document studies and in depth interviews. The theory used in this study is a model of change initiated by Kotter which divides the changes into eight stages which then becomes the variable in this study. This research also uses leadership theory especially the role of leader in change. The results of this study conclude that the change management in the Attorney General rsquo s Office is not running effectively. Despite efforts to change as Kotter 39 s theory has been carried out by the Attorney General rsquo s Office, the effort has not worked optimally. Leadership becomes a factor affecting the management of reforms in the Attorney General rsquo s Office, in addition to changes that have not yet become a value in organizational culture. Keywords Change management, bureaucratic reform, leadership, Attorney General rsquo s Office
2017
T48496
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Mahastri Pratami
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penggunaan komunikasi manajerial di dalam manajemen perubahan. Kerangka konsep penelitian ini menggunakan konsep komunikasi manajemen perubahan dan komunikasi manajerial untuk mendapatkan hasil berupa pengurangan ketidakpastian di dalam sebuah organisasi. Analisis kasus yang digunakan di dalam penelitian ini adalah perubahan yang terjadi di SKK Migas yang telah mengalami perubahan manajemen beberapa kali dalam lima tahun kebelakang.Penelitian ini menggunakan paradigma post-positivistik dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini menggunakan metode analisis kasus dan pengumpulan data berdasarkan observasi serta wawancara yang mendalam dalam mengevaluasi implementasi komunikasi manajerial saat manajemen perubahan di SKK Migas. Objek penelitian ini adalah SKK Migas dengan subjek penelitian yang diambil dari manajemen, middle management, maupun karyawan SKK Migas. Kriteria utama dari karyawan SKK Migas adalah mereka yang bekerja di SKK Migas minimal lima tahun dan telah mengalami lebih dari satu kali perubahan manajemen. Hasil penelitian menunjukan bahwa komunikasi manajerial di dalam manajemen perubahan masih memerlukan strategi yang lebih baik untuk dapat mengurangi ketidakpastian di SKK Migas.
ABSTRACT
The purpose of this study is to evaluate the use of managerial communication in change management. The conceptual framework of this study uses the concept of change management communication and managerial communication to obtain results in the form of reduction of uncertainty within an organization. The case analyzes used in this study are changes that occurred in SKK Migas which have undergone management changes several times in the past five years.This research uses post positivistic paradigm with qualitative approach. This research uses case analysis method and data collection based on observation and in depth interview in evaluating the implementation of managerial communication during change management in SKK Migas. The object of this research is SKK Migas with research subjects taken from management, middle management, and employees of SKK Migas. The main criteria of employees of SKK Migas are those who have worked in SKK Migas for at least 5 five years and have experienced more than one change of management. The results show that managerial communication in change management still needs a better strategy to reduce uncertainty in SKK Migas.
2018
T51194
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>