Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agnes Natalia Insan Indrasari, Author
"ABSTRAK
Setiap organisasi diciptakan dan dirancang untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan oleh pendirinya maupun manajemen puncak. Pada dasarnya, survival and growth merupakan tujuan mutlak yang ditunjang mekanisme value creation. Dalam sektor bisnis, value creation cenderung semakin didominasi human capital dan intangible asset, sehingga sumber daya manusia semakin berarti bagi keunggulan perusahaan. Tenaga kerja yang berkualitas, akan memperbesar peluang perusahaan dalam meningkatan kualitas produk dan pelayanan, serta menekan biaya, guna memenangkan persaingan. Pengelolaan sumber daya manusia merupakan kontributor penting untuk mencapai misi organisasi. Di sini pelatihan berperan meningkatkan kinerja karyawan untuk meningkatkan kualitas produk dan pelayanan, serta menekan biaya.
Karya tulis ini membahas PT.KG, sebuah konglomerasi bisnis yang telah bergerak di industri media massa selama empat dasawarsa, yang mengalami kesulitan dalam meningkatkan kinerja karyawan di sebuah unit layanan yang berperan cukup vital, yaitu Bagian Audit Intern (AI) dan Sistem Prosedur Akuntansi (SPA). Di kedua Bagian itu, hampir semua staf-baru kurang mampu mencapai tingkat kinerja yang diharapkan, karena kurang memiliki pengetahuan dan ketrampilan teknis mengaplikasikan prinsip akuntansi dalam bidang kerjanya. Umumnya, dibutuhkan break in time sekitar satu setengah tahun, agar mampu mengaplikasikan pengetahuan akuntansi tersebut.
Beberapa upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan tersebut telah dilakukan, namun masih belum efektif, antara lain karena materi pelatihan terlalu generik sehingga menghambat transfer of training, format pelatihan kurang sistematis dan kurang terstandar. Untuk mengatasi hal ini, ditawarkan Program On the Job Training Terstruktur (SOJT) yang merupakan program terencana untuk mengembangkan keahlian karyawan yang relevan dengan tugas dan dilakukan dalam setting pekerjaan aktual.
Program SOJT menggunakan pendekatan sistem yang melibatkan semua elemen organisasi (manajer lini, manajer SDM dan trainer) yang penting bagi peningkatan kinerja trainee; menerapkan serangkaian tahap mulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, upaya mengatasi masalah hingga troubleshooting untuk memastikan perbaikan terus menerus bagi pengelolaan proses belajar di unit kerja. Pelatihan SOJT dilaksanakan melalui kontak tatap muka one on one antara supervisor sebagai trainer dan staf-baru sebagai trainee, dua kali seminggu, masing-masing selama dua jam dan berlangsung dua puluh dua hingga dua puluh lima minggu, tergantung pada kecepatan belajar trainee."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T38573
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinny Syafriadi
"Dalam menghadapi era globalisasi pada tahun 2020 mendatang, perlu dipersiapkan tenaga kezja. yang profesional Yang mampu berkornpetisi dan mempunyai kompetensi tinggi. Peningkatan kualitas SDM dapat ditingkatkan melalui pelatihan dan pengembangan keterampilan. Balai Latihan Kerja telah melaksanakan berbagai jenis program pelatihan dan keterampilan yang sesuai dengan misi Depnaker yakni : (i) mendorong perluasan Iapangan kerja dan penempatan tenaga kerja, (ii) meningkatkan keahlian dan keterampilan serta produktivitas tenaga kerja, (iii) meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan tenaga kerja Tetapi sampai sejauh ini terlihat bahwa manajemen pelatihan yang dikelola oleh BLK belum seperti yang diharapkan. Masih banyak lulusan BLK yang belum bekerja dan tidak dapat berusaha mandiri.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas manajemen pelatihan BLK dan mencari manajemen pelatihan yang sesuai dengan BLK sehingga diharapkan setiap lulusan (outcome) dari BLK bcnar-benar bermanfaat bagi dirinya sendizi, keluarga dan masyarakat.
Temuan dari penelitian adalah bahwa banyak kelemahan manajemen pelatihan BLK yang perlu di refonnasi baik dari segi perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan SDM dan pengendalian program maupun pengendalian keuangan. Proses perencanaan pelatihan yang mcmakan waktu terlalu lama, perencanaan program pelatihan sebaiknya benar-benar memperhatikan kebutuhan pasar (marketable). Dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan, bebcrapa peraturan yang mengakibatkan ifensiensi yang perlu diregulasi, Pengelolaan SDM mulai dari rekrutmen dan seleksi sebaiknya mengutamakan kriteria standar. Keberadaan dua instansi pengendali yang dalam menjalankan fungsinya terkesan tumpang tindih, sebaiknya mengadakan koordinasi yang lebih baik, karena temyata dalam pelaksanaannya dapat menimbulkan inefisiensi.
Balai Latihan Kelja perlu meningkatkan kerjasama dan menjadi mitra dari dunia industri dan dunia usaha. BLK diharapkan dapat menjadi scmacarn Production Traming Cenfre (PTC) yang menghasilkan jcnis-jenis produk ataupun jasa dan menjadikannya sebagai institusi pengembang program pelatihan yang potensial di daerahnya masing-masing.

In the era of globalization in the upcoming year 2020, needs to be a professional workforce that is able to compete and have high competence. Improving the quality of human resources can he improved through training and skills development. Training Center has been conducting various types of training and skills in accordance with the mission Depnakcr namely: (i) encourage the expansion of employment and placement of workers, (ii) increase the expertise and skills and productivity of labor, (iii) improve the welfare and protection of work. But until this far seen that the management training, which is managed by BLK not as expected. Many of BLK graduates who have not been worked and can not work independently.
This study aims to find out the of BLK training management and inputs for the Directorate General of Training and Productivity (Ditien Binalattas) in order to create a policy to become a professional training institution by improving the quality and performance of instructors and training providers.
The findings of this study is that many management training BLK weaknesses that need to reform both in terms of planning, implementation, management and human resources management programs and financial control. The planning process of the training takes too long, planning training programs should really consider the needs of the market (marketable). In the implementation of training activities, some of the rules that lead to inefiiecieney that need to deregulate. Human resource management from recruitment and selection criteria should be had a standard. The existence of two agencies that control the function seemed to overlap, which should make coordination better, because in its implementation may cause inefficiency.
Central Training needs to enhance the collaboration and to become partners of the industry and the business world. BLK expected to serve as Production Training Center (PTC), which generate the kind of product or service and make it as an institution of the training program developer potential in their respective regions.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T32345
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Christina Ekawati, Author
"ABSTRAK
Kegiatan Pelatihan dan Pendampingan merupakan salah satu unsur penting dari Program Kredit Usaha Kecil Yayasan Pengembangan Wiraswasta Indonesia (YPWI) yang diberikan kepada para peternak lele di Desa Cihowey, Parung, Boger. Kegiatan pelatihan dan pendampingan ini dimaksutkan untuk mengatasi salah satu permasalahan dari pengembangan usaha kecil pada umumya yaitu minimnya pengetahuan manajerial dari para pelaku usaha kecil. Dalam melaksanakan Program Kredit Usaha Kecil tersebut, YPWI melakukan kerjasama dengan MMUI. Dimana bentuk dari kerja sama tersebut adalah melibatkan mahasiswa MMUI untuk bertindak sebagai fasilitator dalam kegiatan pelatihan dan pendampingan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab problematika permasalahan yang ada yaitu untuk mengetahui profil latar belakang para peternak lele di Desa Cihowey Parung Boger yang merupakan peserta pelatihan, kondisi dan persepsi mereka terhadap pelatihan yang ada, mengetahui efektifitas pelatihan di berbagai tahap evaluasi yaitu reaksi, pembelajaran, perubahan
perilaku, dan hasil, dan apakah ada hubungan antara profil Jatar belakang peserta pelatihan dengan tahap-tahap evaluasi dan antar variahel-variabel tahap-tahap evaluasi tersebut.
Metode pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, penelaahan dokumen. Sementara metode analisis datanya adalah dengan menggunakan distribusi frekuensi, pemberian skor, dan analisis korelasi.
Dari hasil penelitian profil peserta pelatihan diketahui bahwa dalam hal usia sebagian besar usia mereka adalah 51 -55 tahun, dalam hal tingkat pendidikan sebagian besar dari mereka adalah SD dan SLTP, sebagian besar memiliki usaha lain di luar budidaya Iele, dan sebagian besar peternak melibatkan keluarga dalam kegiatan budidaya lelenya.
Hasil evaluasi tingkat efektifitas pelatihan secara total pada masing-masing tahap pelatihan yaitu tahap reaksi secara total cukup, tahap pembelajaran cukup, tahap perilaku cukup, dan tahap hasil cukup.
Hasil evaluasi pelatihan pada tahap reaksi dirinci ke dalam berbagai variabel yaitu kehadiran yang dikategorikan cukup, keaktifan dikategorikan cukup, materi pelatihan dinilai telah sesuai, frekuensi pelatihan dinilai cukup sesuai, waktu pelatihan dinilai cukup sesuai, jumlah fasilitator dinilai cukup sesuai, sikap fasilitator dinilai cukup baik, tempat pelatihan dinilai kurang sesuai, fasilitas prasarana mengajar juga dinilai masih kurang.
Pada tahap perubahan perilaku evaluasi dirinci ke dalam berbagai variabel yaitu frekuensi bekerja di lahan dikategorikan biasa, cara budidaya dikategorikan cukup baik, cara membelanjakan modal kerja dikategorikan biasa saja, dan pencatatan pembukuan dikategorikan cukup.
Pada tahab hasil evaluasi terdiri dirinci ke dalam dua variabel yaitu variabel hasil panen yang dapat dikategorikan masih kurang dan kelanjutan program dimana sebagian besar peserta rnernutuskan melanjutkan program.
Sementara ada berbagai hubungan yang signifikan antar variabel-variabel tersebut yaitu hubungan yang kuat dan positif antara dukungan keluarga dan keputusan rnelanjutkan program, hubungan yang kuat dan positif antara kehadiran dan pemahaman dalam pembelajaran, hubungan yang kuat dan positif antara cara belanja dan hasil panen, dan terdapat hubungan yang kuat dan positif antara kegiatan lain dan keputusan rnelanjutkan program.
Dari hasil evaluasi pelatihan dan pendampingan di atas rnaka masih ada beberapa hal yang perlu Uhtuk dilakukan atau ditingkatkan agar pelatihan lebih efektif. Berbagai penyesuaian perlu dilaktikan terutama pada variabel atau hal-hal yang rnasih dikategorikan kurang yaitu tempat pelatihan dan fasilitas prasarana pelatihan untuk efektifitas tahap reaksi. Usaha-usaha penyesuaian perlu dititikberatkan pula pada variabel-variabel yang mempunyai hubungan yang signifikan dengan variabel tahap-tahap efektifitas pelatihan yaitu dukungan keluarga, kehadiran, cara belanja, dan kegiatan usaha lain.
"
2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elviera
"Pelayanan pelanggan juga perlu diperhatikan oleh perusahaan yang bergerak di bidang jasa. Persaingan usaha saat ini begitu ketat, tidak hanya teknologi dan produk, tetapi perusahaan juga dituntut untuk Iebih memperhatikan pelayanan. Dalam pelayanan yang sangat diperlukan adalah sikap dan perilaku positif terhadap pelayanan pelanggan. Hal ini bisa terlihat antara lain dari keramahannya, tersenyum dengan tulus, dan gembira saat melayani nasabah. Pelanggan yang berhadapan dengan karyawan yang mempunyai sikap dan perilaku positif ini tentu akan senang dan datang kembali untuk berbisnis dengan perusahaan tersebut. Bank XYZ adalah Salah satu bank swasta nasional yang cukup besar di Indonesia, mempunyai 780 kantor cabang per 31 Maret 2004 dengan jumlah petugas frontliner lebih dari 7.000 orang. Manajemen Bank XYZ menyadari bahwa saat ini persaingan semakin ketat dan sudah melibatkan pelayanan dengan sikap dan perilaku positif terhadap pelayananan pelanggagan (nasabah) sebagai Salah satu pendukung bisnis. Mereka menyadari dan mengetahui bahwa karyawan yang ada saat ini lebih memperhatikan kecepatan, ketepatan, dan ketelitian. Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan sikap dan perilaku positif terhadap pelayanan nasabah pada karyawan Bank XYZ, seperti SMART Reward Program dan Program Assessment Teller Senior (PATS). namun ternyata hasilnya masih belum memuaskan. Dan hasil wawancara penulis dengan beberapa Pemimpin Cabang dan observasi di lapangan, para karyawan Bank XYZ kurang memiliki sikap dan perilaku positif terhadap pelayanan nasabah, seperti keramahannya, tersenyum dengan tulus, dan gembira saaat melayani nasabah. Adanya tuntutan bisnis dan kesadaran manajemen mengenai pentingnya sikap dan perilaku positif terhadap pelayanan nasabah, serta kondisi karyawan Bank XYZ yang belum memiliki sikap dan perilaku tersebut, penulis menganggap panting untuk memberikan pelatihan. Pelatihan dibuat dengan menyentuh tiga komponen sikap, yaitu kognitif, afeksi, dan perilaku. Dengan adanya pelatihan ini diharapkan sikap dan perilaku karyawan berubah. Perubahan tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat yang berdampak pada bisnis perbankan Bank XYZ. Nasabah makin banyak karena senang berhubungan dengan Bank XYZ, transaksi dan keuntungan semakin meningkat dan hal ini juga berpengaruh pada karyawan. Pelatihan diberikan satu hari, yaitu pada hari Sabtu, di luar waktu kerja karyawan. Hai ini memberikan kesempatan kepada karyawan melihat hal-hal lain yang juga diperlukan dalam menunjang pekerjaannya. Metode yang digunakan adalah conférence or discussion, classroom training, dan simulation method. Jumlah peserta maksimal lima belas orang dengan seorang pelatih dan seorang fasilitator. Pelatihan dilanjutkan dengan monitoring hasil. Monitoring menggunakan bantuan buku monitoring. Buku monitoring merupakan buku kontrak pribadi karyawan. Buku monitoring digunakan untuk memantau sikap dan penlaku posmf karyawan terhadap pelayanan nasabah dan untuk umpan baliknya diberikan coaching dua minggu sekali. Jika dari hasil pelatihan ini dapat memunculkan sikap dan perilaku potisitif terhadap pelayanan nasabah, maka pelatihan dan rangkaian monitoringnya dapatjuga dicobakan ke perusahaan dengan kondisi yang sama."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38372
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tuti Rahmi
"Perubahan PT. X menjadi Perusahaan industri pangan berbasis produk pertanian dan jasa terkait, membawa perubahan pada operasional PT. X, salah satunya adalah dibentuknya unit karyawan frontliner yang bertugas dalam melayani penjualan secara langsung.
Front liner ini terdiri atas Sales Representative dan Technical Representative. Untuk meningkatkan kinerjanya PT. X memberikan beberapa pelatihan, salah satu pelatihan tersebut adalah Pelatihan Service Excellence.
Pelatihan tersebut telah dilaksanakan, namun sejauh ini belum diketahui sejauh mana efektivitas pelatihan tersebut dalam aplikasi pekerjaannya. Untuk mengetahui efektivitas tersebut maka dibutuhkan suatu bentuk evaluasi pelatihan.
PT. X telah melakukan Evaluasi pada tahap pertama (reaction) dan kedua (learning). Namun saat ini PT. X ingin mengetahui efektivitas pelatihan tersebut dalam aplikasi pekerjaannya, sehingga penulis mencermati untuk mengetahui hal tersebut perlu dilakukan dengan membuat rancangan evaluasi tahap III yaitu tahap Behaviour. Evaluasi tahap Behaviour berorientasi pada pengukuran perubahan perilaku setelah mengikuti proses pelatihan, yang dilakukan dengan cara menanyakan apakah perilaku peserta dalam bekerja berubah karena program pelatihan. Tahap ini akan dilakukan penulis dengan merancang Personal Development Plan Book, yang terdiri dari Action Plans and Follow up Assignments dan Questionnaire. Questionnaire berisi pernyataan-pernyataan yang harus dijawab oleh peserta pelatihan berkaitan dengan aspek-aspek yang diberikan pada pelatihan. Questionnaire diisi sebelum mengikuti pelatihan (pre test) dan tiga bulan setelah pelatihan Quost tesy, yang akan memberikan gambaran terhadap perubahan perilaku para peserta sebelum dan setelah mengikuti pelatihan dan apakah pembahan tersebut positif sebagai dampak dari pelatihan yang diharapkan, Sedangkan Action Plan and follow up assignment akan membantu peserta dalam membuat perencanaan dalam peningkatan kinerjanya."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tuti Rahmi
"ABSTRAK
Perubahan PT. X menjadi Perusahaan industri pangan berbasis produk pertanian dan jasa terkait, membawa perubahan pada operasional PT. X, salah satunya adalah dibentuknya unit karyawan frontliner yang bertugas dalam melayani penjualan secara langsung.
Front liner ini terdiri atas Sales Representative dan Technical Representative. Untuk meningkatkan kinerjanya PT. X memberikan beberapa pelatihan, salah satu pelatihan tersebut adalah Pelatihan Service Excellence.
Pelatihan tersebut telah dilaksanakan, namun sejauh ini belum diketahui sejauh mana efektivitas pelatihan tersebut dalam aplikasi pekerjaannya. Untuk mengetahui efektivitas tersebut maka dibutuhkan suatu bentuk evaluasi pelatihan.
PT. X telah melakukan Evaluasi pada tahap pertama (reaction) dan kedua (learning). Namun saat ini PT. X ingin mengetahui efektivitas pelatihan tersebut dalam aplikasi pekerjaannya, sehingga penulis mencermati untuk mengetahui hal tersebut perlu dilakukan dengan membuat rancangan evaluasi tahap III yaitu tahap Behaviour. Evaluasi tahap Behaviour berorientasi pada pengukuran perubahan perilaku setelah mengikuti proses pelatihan, yang dilakukan dengan cara menanyakan apakah perilaku peserta dalam bekerja berubah karena program pelatihan. Tahap ini akan dilakukan penulis dengan merancang Personal Development Plan Book, yang terdiri dari Action Plans and Follow up Assignments dan Questionnaire. Questionnaire berisi pernyataan-pernyataan yang harus dijawab oleh peserta pelatihan berkaitan dengan aspek-aspek yang diberikan pada pelatihan. Questionnaire diisi sebelum mengikuti pelatihan (pre test) dan tiga bulan setelah pelatihan Quost tesy, yang akan memberikan gambaran terhadap perubahan perilaku para peserta sebelum dan setelah mengikuti pelatihan dan apakah pembahan tersebut positif sebagai dampak dari pelatihan yang diharapkan, Sedangkan Action Plan and follow up assignment akan membantu peserta dalam membuat perencanaan dalam peningkatan kinerjanya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T34132
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alaitanisa Nabila
"Dalam praktiknya, industri penerbangan memiliki sistem yang kompleks dengan tingkat risiko yang tinggi, dimana sistem operasional yang tidak aman dapat menimbulkan dampak yang merugikan. Maka dari itu, aspek keselamatan merupakan aspek yang diutamakan dalam industri penerbangan. Walaupun penerbangan sudah dianggap moda transportasi yang paling aman, masih terdapat ruang untuk mempertahankan dan juga meningkatkan performa keselamatan. Sejumlah penelitian menunjukkan pentingnya pengukuran iklim keselamatan dan kaitanya dengan performa keselamatan di perusahaan. Maka dari itu, pengukuran Iklim leselamatan pada perusahaan yang baru saja menyediakan pelayanan penerbangan komersil berjadwal. Hasil menunjukkan bahwa perusahaan penerbangan komersil yang diteliti memiliki iklim keselamatan yang optimal, walaupun masih terdapat ruang untuk perbaikan pada dimensi yang terkait dengan equipment & maintenance dan safety rule & procedure.

The safety aspect is a priority in Aviation Industry due to its nature, which involves a complex system with a high level of risk, where unsafe operational systems can lead to detrimental impacts. The aviation industry has taken significant steps to improve its overall safety systems, resulting in travel by air is now considered to be the safest mode of transport. Nevertheless, the continuous effort to uphold and enhance safety remains crucial, and there are still areas where safety enhancements can be implemented. Several studies show the importance of measuring the safety climate and its relation to safety performance especially in High Risk Industries (HRO) such as Aviation. Therefore, measuring safety climate is crucial to be conducted for an airline that has just begun providing scheduled commercial aviation services, PT XYZ. The results show that the airline being studied has an optimal safety climate, although there is still room for improvement in the dimensions related to Equipment & Maintenance and Safety Rules & Procedures."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Justhanto Mongan
"Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk menganalisis praktek manajemen K3 terkait motivasi pekerja PT PQR sehingga dapat menjadi dasar pertimbangan dalam pembuatan kebijakan manajemen terkait K3 yang lebih tepat sasaran. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah mixed approach atau semi kuantitatif dengan desain cross sectional. Kombinasi ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang tidak sepenuhnya dapat dijawab dengan pendekatan kualitatif ataupun kualitatif. Hasil dalam penelitian sebagai berikut : (1) Penelitian menunjukan bahwa rata-rata dimensi yang diamati berada pada skala 5 atau dalam skala sangat sesuai. Hal tersebut menunjukkan bahwa motivasi keselamatan terkait praktik manajemen sudah tinggi dan perlu di pertahankan kedepannya. (2) Komunikasi keselamatan dan umpan balik di ketahui merupakan faktor yang dipersepsikan paling rendah di bandingkan faktor yang lain. Namun berbeda dengan hasil wawancara yang menunjukkan bahwa : Komunikasi Keselamatan dan Umpan Balik terlihat sudah cukup berjalan dengan baik. Hal ini menujukkan adanya perbedaan antara hasil kuesioner dengan hasil wawancara. (3) Hasil penelitian menujukkan bahwa terhadap hubungan yang bermakna antara komitmen amanjemen pelatihan keselamatan, keterlibatan karyawan, komunikasi keselamatan dan umpan balik, peraturan dan prosedur keselamatan, kebijakan promosi keselamatan dengan motivasi keselamatan. Hal tersebut menujukkan bahwa motivasi keselamatan kerja karyawan di PT PQR ini terkait dengan komitmen amanjemen pelatihan keselamatan, keterlibatan karyawan, komunikasi keselamatan dan umpan balik, peraturan dan prosedur keselamatan, dan kebijakan promosi keselamatan.

This study purpose is to analyze Occupational Health and Safety (OHS) management practices related to worker motivation at PT PQR to use in making good safety management policy related OSH. The approach used in this study is a mixed or semi-quantitative with a cross-sectional design. This combination is used to answer the research questions that can not fully answered by qualitative or qualitative approach. The results of the study as following: (1) Research shows that the average dimensions are observed mostly at 5 in scale or in high scale. It shows that management practices related to safety motivation is high and needs to be maintained in the future. (2) Safety Communication and feedback are the most lower factor compared to the other factors. However, the results of the interviews showed that: Safety Communication and Feedback perform well on the field by the mamagment. This shows the difference between the results of the questionnaire with the interview. (3) The results showed that the significant relation between management commitment, safety training, employee involvement, safety communication and feedback, regulations and safety procedures, safety promotion policy with safety motivation. It shows that the motivation for the employee's safety PT PQR is linked to management commitment, safety training, employee involvement, safety communication and feedback, regulations and safety procedures, and safety promotion policies.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41926
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library