Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jovita Rainy Pranata
Abstrak :
Manajemen merek merupakan hal sangat krusial dalam meraih keberhasilan untuk memasarkan suatu produk pada masa sekarang ini. Penulis menjadi sangat tertarik untuk melakukan penelitian mengenai faktor-faktor Yang Mempengaruhi Top of Mind Brand Awareness ini karena penulis sebagai pemasar yang sehari-harinya bergelut dengan pemasaran dan penjualan barang elektronik melihat bahwa merek pada dasarnya merupakan suatu ikatan emosional antara produsen dan konsumen, sementara masalah pengelolaan merek ini seringkali terabaikan. Padahal, dalam era di mana arus informasi sudah demikian maju sekarang ini, konsumen telah menjadi cukup cerdas untuk memilih merek dari produk yang akan mereka gunakan/konsumsi. Seiring dengan semakin banyaknya produk yang beredar di pasar, penulis juga melihat bahwa masing-masing produk berusaha untuk meraih perhatian dari pasar sasarannya, dan melakukan berbagai macam cara seperti melakukan aneka promosi penjualan, iklan, dan Iain sebagainya, walau mereka belum tentu tahu, cara manakah yang paling efektif untuk memilih pasar sasaran mereka itu. Cara terbaik untuk meraih pasar sasaran adalah dengan melekatkan nama merek produk sebaik mungkin dalam benak konsumen. Melekatkan nama merek dalam benak konsumen dirasa sangat penting, karena merek yang diingat dengan baik oleh konsumen, terlebih Iagi yang menempati posisi teratas dalam benak konsumen, atau menempati posisi Top of Mind Brand Awareness otomatis akan memiliki porsi terbesar untuk dipilih oleh konsumen. Dalam menempatkan suatu merek menjadi yang teratas pada benak responden, maka cara komunikasi pemasaran, seperti iklan, ataupun yang paling sederhana, dari mulut ke mulut (word of mourh) dan penempatan rangsangan kognitif dalam otak konsumen menjadi hal yang penting. Penempatan merek menjadi yang teratas ini, diharapkan juga dapat berlangsung dalam jangka panjang, bukan hanya dalam waktu singkat saja, karena itu perlu diketahui elemen yang berpengaruh dalam penciptaan Top of Mind ini, agar strategi manajemen merek yang dilakukan pemasar menjadi lebih fokus. Pada penelitian ini, penulis menggunakan 200 orang responden yang berdomisili di Jabodetabek sebagai sampel untuk mengetahui mengenai hal-hal apa sajakah yang berkontribusi dalam menempatkan suatu merek menjadi yang teratas dalam benak konsumen pada produk lemari es dan mie instan, dengan berhaluan pada teori yang mengatakan bahwa pencapaian Top of Mind dipengaruhi oleh komunikasi pemasaran dan rangsangan kognitif. Produk lemari es dan mie instan yang saling bertolak belakang dipilih oleh penulis karena kedua produk ini mewakili produk yang high involvement, yaitu produk yang dalam membelinya konsumen memiliki pertimbangan tentang merek, reputasi, dan sebagainya, dimana produk mie instan mewakili produk yang low involvement, yang mana untuk membelinya konsumen hanya berdasarkan preferensi individu saja, diluar pertimbangan reputasi atau merek. Selain itu, produk lemari es yang tergolong produk rumah tangga elektronik dan mie instan yang tergolong produk konsumer juga merupakan produk-produk yang dapat dikatakan paling ketat situasi kompetisi dan kondisi pasarnya sekarang ini. Dalam merepresentasikan hasil penelitian dan menganalisis data untuk diperoleh hasil yang akurat, maka penulis menggunakan distribusi frekuensi, cross tabulasi, regresi berganda dan korelasi pada SPSS versi 12. Diharapkan, dengan mengetahui hal-hal apa yang paling berkontribusi dalam menempatkan suatu merek menjadi merek yang teratas dalam benak konsumen, maka pemasar dapat lebih memfokuskan strategi pemasaran mereka pada sisi-sisi yang paling efektif.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T13552
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zainul Fikri
Abstrak :
Penelitian ini meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi strategi co-branding antara entitas komersial dengan entitas non-profit. Pada satu sisi entitas komersial ingin mendapatkan citra positif entitas non-profit, disisi lain entitas non-profit membutuhkan pendanaan. Kerjasama antara kedua entitas dapat menguntungkan, namun karena tidak semua strategi dapat berjalan sesuai dengan rencana begitu pula strategi co-branding tidak selamanya efektif malah dapat menimbulkan risiko bagi citra suatu merek. Penelitian ini menemukan bahwa familiaritas konsumen terhadap suatu merek bukan berarti akan menimbulkan penilaian positif terhadap aliansi merek yang dilakukan. ...... This study examines the factors that influence the strategy of co-branding between commercial entities with non-profit entities. The commercial entities wants to obtain a positive brand image of non-profit entities, vice versa the nonprofit entities in need of funding. The cooperation between the two entities can be profitable, but not all strategies can be implemented as planned as did co-branding strategy is not always effective even may pose a risk to the image of a brand. This study found that the consumers brand familiarity does not mean that will lead to a positive assessment of the brand alliance evaluation.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Keller, Kevin Lane
Abstrak :
For students, managers and senior executives studying Brand Management. Keller's market leading strategic brand management book provides insights into profitable brand strategies by building, measuring, and managing brand equity. The Global Edition strengthens relevance by using locally applicable examples that include Scoot, Hyundai, Etisalat, Qantas, Uniqlo, Mambo. This Global Edition has been edited to include enhancements making it more relevant to students outside the United States
Harlow: Essex Pearson, 2013
658.827 KEL s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wimala Puspa Enggaringtyas
Abstrak :
[Urbanisasi yang semakin marak terjadi menimbulkan peningkatan penduduk kelas konsumen di Indonesia. Didukung dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan produk kesehatan membuat angka pertumbuhan yang mencapai angka 173,2% dari tahun 2008 sampai 2013 untuk penjualan produk perawatan kulit. Potensi yang besar pada industri ini tentu mengundang semakin banyak pemain-pemain bisnis untuk ikut bersaing. Oleh karena itu dibutuhkan strategistrategi pemasaran baru yang dapat memperkuat loyalitas konsumen akan merek pada pasar yang kompetitif ini. Sayangnya, merek merupakan hal yang tidak dapat terukur sehingga dibutuhkan model yang dapat mensimulasikan sistem yang kompleks untuk mengukurnya. Melihat fenomena revolusi digital yang mengembangkan penjualan secara online, pada penelitian ini penulis menganalisis efek dari pengadaan saluran online sebagai alternatif saluran distribusi berdasarkan pembentukan loyalitas merek menggunakan simulasi dinamis. Hasil dari penelitian ini adalah besaran loyalitas merek, keinginan untuk membeli produk, dan persepsi kualitas akan produk sebagai pertimbangan pengambil keputusan pada perusahaan untuk menentukan strategi saluran distribusi.
High urbanization phenomenon gives rise to the number of consuming class citizens in Indonesia. Supported by the escalation of needs for healthcare products, sales of skincare products increased significantly from the year of 2008 to 2013 with 173.2% growth. As the opportunity is now widely open with such potentials, competitive environment in skincare industry gets tougher especially with many new comers in the business. Therefore, current players need to have new marketing strategies in order to strengthen their brand loyalty in this highly competitive market. However, brand is an intangible variable which requires a model that can simulate a complex system for its measurement. Take a look at digital revolution that creates online platform as new distribution channel, the aim of this study is to analyze the effect of adding online channel as alternative distribution channel based on the formation of brand loyalty using systems dynamics. The result of this research is the number of brand loyalty, desire to buy brand and perceived quality of the product for decision maker in company to consider the best marketing strategy in choosing distribution channel., High urbanization phenomenon gives rise to the number of consuming class citizens in Indonesia. Supported by the escalation of needs for healthcare products, sales of skincare products increased significantly from the year of 2008 to 2013 with 173.2% growth. As the opportunity is now widely open with such potentials, competitive environment in skincare industry gets tougher especially with many new comers in the business. Therefore, current players need to have new marketing strategies in order to strengthen their brand loyalty in this highly competitive market. However, brand is an intangible variable which requires a model that can simulate a complex system for its measurement. Take a look at digital revolution that creates online platform as new distribution channel, the aim of this study is to analyze the effect of adding online channel as alternative distribution channel based on the formation of brand loyalty using systems dynamics. The result of this research is the number of brand loyalty, desire to buy brand and perceived quality of the product for decision maker in company to consider the best marketing strategy in choosing distribution channel.]
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S62562
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marshal Bagus Nugroho
Abstrak :
Saat ini, beragamnya pilihan promosi yang tersedia untuk mendukung merek merupakan salah satu tantangan sulit bagi pemasar. Akibatnya, pemasar harus memahami apa saja pilihan promosi pemasaran yang ada dan bagaimana mereka harus dikombinasikan untuk dapat mengefektifkan program pemasaran mereka. Ekuitas merek sebagai kunci utama dalam memenangkan persaingan dan tujuan utama dalam manajemen pemasaran menjadi basis yang dapat digunakan untuk menganalisis bauran promosi. Menuju tujuan itu, penelitian ini akan mempertimbangkan faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengembangan ekuitas merek. Kemudian, secara khusus hal itu dijadikan analisis dalam mengevaluasi promosi pemasaran yang efektif dengan memperlihatkan interkoneksi antar faktor yang terlibat dalam pengembangan ekuitas merek.
Nowadays, various promotion program to support the brand that available is one of the difficult challenges for marketers. As a result, marketers must understand what marketing promotion program that available and how they should be combined in order to make their marketing program effective. Brand equity as the key factor in winning the competition in the market and the main objective in marketing management can be used to analyze the promotional mix. Toward that end, this research will consider the factors affecting brand equity development. Then, in particular it made an analysis in evaluating the effective marketing promotion by understanding the interconnection between the factors involved in the brand equity development.
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S62563
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wipperfurth, Alex
Abstrak :
A guide to successful branding without typical marketing practices introduces the concept of consumer-driven, or word-of-mouth, branding, in a practical guide that addresses such challenges as media saturation, consumer evolution, and the erosion of image marketing. 50,000 first printing.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006
658.8 Wip b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Annistya Oedaya
Abstrak :
Industri penerbangan tidak lagi dipandang sebagai industri transportasi belaka. Industri ini telah berkembang menjadi bagian dari industri jasa. Dengan demikian, penting bagi perusahaan penerbangan untuk memiliki karyawan dengan pengetahuan merek yang mendalam sesuai untuk memberikan apa yang dijanjikan oleh merek tersebut. Manajemen merek internal akan bertindak sebagai alat bagi perusahaan untuk menginternalisasi nilai-nilai merek dan identitasnya kepada karyawannya. Manifestasi nilai-nilai dan identitas merek yang berakar dalam adalah karyawan yang mewarisi perilaku kewarganegaraan organisasi. Dalam studi ini, kita akan melihat variabel mana dalam konstruk manajemen merek internal yang memiliki pengaruh terbesar pada setiap dimensi perilaku kewarganegaraan organisasi, yang dimediasi oleh identifikasi organisasi dan keterlibatan kerja. Penelitian ini dilakukan di kantor pusat PT Garuda Indonesia Tbk dengan jumlah 319 karyawan tetap sebagai responden. Metode utama pengumpulan data dilakukan melalui survei menggunakan kuesioner. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan pemodelan persamaan struktural menggunakan perangkat lunak LISREL 8.80. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di antara empat variabel yang membangun manajemen merek internal, kepemimpinan berorientasi merek pada level mikro memiliki pengaruh tertinggi pada perilaku kewarganegaraan organisasi terhadap organisasi dan individu. Juga ditemukan bahwa identifikasi organisasi secara parsial memediasi pengaruh komunikasi merek internal, sumber daya manusia yang berpusat pada merek, kepemimpinan berorientasi merek mikro dan kepemimpinan berorientasi merek makro terhadap keterlibatan kerja. Sedangkan keterlibatan kerja sepenuhnya memediasi pengaruh identifikasi organisasi pada perilaku kewargaan organisasi individu. Penelitian ini akan memperkaya penelitian akademik dalam manajemen merek internal khususnya dalam industri penerbangan. ...... Airline industry is no longer seen as a mere transportation industry. It has evolved into part of service industry. Thus, it is important for airline company to have employees with deep brand knowledge accordingly to deliver what was promised by the brand. Internal brand management will act as the tool for company to internalize its brand values and identity to its employees. The manifestation of deeply rooted brand values and identity is employees which inherit organizational citizenship behavior. In this study, we would see which variables in the internal brand management construct that have the biggest influence on each dimension of organizational citizenship behavior, mediated by organizational identification and work engagement. This research was conducted at the head office of PT Garuda Indonesia Tbk with total of 319 permanent employees as the respondents. The primary method of data collection was done through a survey using questionnaire. The data obtained were analyzed using structural equation modeling using LISREL 8.80 software. The result showed that among four variables that construct internal brand management, micro level of brand-oriented leadership had the highest influence on both organizational citizenship behavior towards organization and individual. It also found that organizational identification partially mediated the influenced of internal brand communication, brand-centered human resources, micro brand-oriented leadership and macro brand-oriented leadership on work engagement. While work engagement fully mediated the influence of organizational identification on organizational citizenship behavior individual. This research would enrich the academic research in internal brand management specifically in airline industry.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53883
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library