Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Rendro Dhani
"Selama menjadi presiden keempat RI, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mengalami begitu banyak permasalahan komunikasi baik yang bersumber dari Gus Dur sendiri maupun kinerja dari para pembantunya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui permasalahan komunikasi tersebut dan memahami bagaimana konsep dan strategi manajemen komunikasi Presiden KH Abdurrahman Wahid. Selain itu, tesis ini juga meneliti bagaimana peran dari pers/media massa dalam konteks manajemen komunikasi kepresidenan.
Penelitian ini didesain menggunakan metode penelitian kualitatif dan memakai pendekatan studi kasus, dengan tujuan ingin mengetahui lebih dalam permasalahan dalam manajemen komunikasi Gus Dur sebagai Presiden. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang objektif, penulis menggunakan teknik pengumpulan data wawancara mendalam dan studi kepustakaan, tale menganalisis data tersebut yang berasal dari beberapa kalangan, yaitu kalangan pemerintah dan birokrasinya, kalangan pers/media pemberitaan, dan sejumtah pakar terkait.
Sebuah konsep yang dijadikan rujukan dalam menganalisis manajemen komunikasi Presiden Wahid adalah konsep yang dikembangkan oleh Mark Fletcher (1999) tentang manajemen komunikasi. Menurut Fletcher, manajemen komunikasi secara sederhana merupakan manajemen atas bentuk, isi, dan konteks dari informasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Presiden Wahid tidak menjalankan atau menggunakan salah satu teknik atau konsep manajemen komunikasi yang umumnya dilakukan presiden. Selama menjadi presiden Gus Dur sangat sering mengeluarkan pernyataan dan kebijakan yang kontroversial, sehingga hal itu merefleksikan bahwa Presiden Wahid tidak mengolah informasi yang diterimanya dan mempersiapkan pesanpesan yang ingin disampaikan kepada publik. Ada beberapa kekurangan yang menyebabkan mengapa hal itu terjadi, seperti faktor eksternal dan faktor internal dari Gus Dur sendiri.
Namun demikian, kesimpulan lain dalam penelitian ini menyebutkan bahwa kekurangan yang dimiliki Gus Dur dalam berkomunikasi masih bisa diminimalkan seandainya Presiden Wahid mempunyai asisten atau pembantu-pembantu yang mampu bekerja secara cermat dan professional berdasarkan mekanisme kerja yang jelas dalam menjembatani hubungan presiden dengan media massa, dan secara tegas mampu mendisiplinkan Gus Dur. Dengan kata lain Presiden Wahid membutuhkan suatu manajemen yang ketat luar biasa dan dia harus mematuhi aturan mainnya jika dia ingin menghindarkan, atau paling tidak mengurangi kesalahan-kesalahan dalam penyampaian informasi.

During his term as the fourth Indonesian President, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) had face many communication problems, which derived from Gus Dur himself, and his assistants. This study was carried out in order to understand the concept and strategy of President Wahid in managing his communication. Besides, this thesis also tries to understand the role of the press/mass media in the context of presidential communication management.
This study was designed to use qualitative method, using case study approach that the objective is to understand more deeply some problems in President Wahid communication management. To obtain objective result, the author used in-depth interview of people from various circles, such as government officers, journalists, experts, and other people close to President Wahid.
A conceptual definition about management communication, developed by Mark Fletcher (1999), was used in analyzing President Wahid communication management. According to Fletcher, in order to bring about specific outcome the concept of communication management is put simply three crucial elements: the management of the form, the content, and the context of information.
The result of this study indicate that President Wahid actually has no management in his communication because President Wahid often launching controversial statement and policy, which is reflecting that he did not manage information carefully and prepare his messages before announce it to public. There were some weaknesses that caused this to happen, such as internal and external factors from Presiders Wahid.
However, other conclusion in this thesis indicate that President Wahid's weakness could be minimized if he has some good assistants who can able to work professionally based on a vivid working mechanism, such as able to bridge the relation between president and the press, portray the correct image of the president, and the most important thing is able to discipline the president to follow the rule of presidential protocol."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T1568
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Woro Setyati
"Visi dapat menjadi suatu masalah dan perlu mengalami perubahan bilamana perusahaan mengalami masa transisi, misalnya karena perubahan status, perubahan rnanajemen ataupun karena adanya tekanan eksternal agar mampu berkompetisi dengan dunia luar. Selain itu perubahan visi tersebut dapat juga dilakukan sebagai akibat dari visi yang ada sulit untuk dijabarkan atau dipandang kurang sesuai dengan status perusahaan. Perubahan ini perlu disosialisasikan kepada seluruh karyawan agar tidak terjadi pemahaman yang salah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi komunikasi yang digunakan oleh pimpinan untuk mengkomunikasikan visi baru di dalam organisasi sehingga sejalan dengan budaya organisasi. Penelitian ini juga ingin mengetahui mengapa sosialisasi visi tersebut penting untuk dilakukan, serta bagaimana hasil dari sosialisasi tersebut.
Metode penelitian ini adalah bersifat deskriptif dengan pendekatan secara kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam (indepth interview), pengamatan dan penelitian dokumen.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa visi yang ditetapkan oleh level puncak tanpa melalui pengujian pada tiap tingkat, menyebabkan orang tidak memahami dan tidak merasa memiliki visi tersebut. Agar tidak terjadi pemahaman yang salah atas visi tersebut, maka sosialisasi merupakan langkah yang sangat penting untuk dilakukan. Sosialisasi ini kemudian dilanjutkan dengan melakukan proses umpan balik dari karyawan agar tingkat pemahaman dapat diketahui. Namun hal paling utama demi tercapainya suatu visi adalah adanya komitmen pada semua level. Oleh karena itu, visi dalam konteks ini merupakan atribut utama seorang pernimpin untuk membangun, memelihara, mengembangkan, mengkomunikasikan, menerapkan dan menyegarkannya agar tetap memiliki kemampuan untuk memberikan respon yang tepat terhadap berbagai permasalahan dan tuntutan yang dihadapi organisasi.
Berikut adalah sejumlah saran yang diberikan, yaitu perlu dilakukan evaluasi, secara periodik atas isu-isu strategik yang terjadi dalam perusahaan, dengan demikian dapat diketahui tingkat pemahaman karyawan atas isu tersebut. Selain itu perlu dibuat dibuat action plan dan program yang terarah baik pada level atas sampai level bawah, sehingga karyawan dapat mengetahui konsekuensi yang timbul akibat perubahan visi tersebut. Untuk membangun budaya yang kuat, maka perusahaan melembagakan kode etik, aturan-aturan yang diterapkan dalam kebiasaan-kebiasaan berperilaku bagi seluruh karyawan. Selain itu untuk mendapatkan komitmen dari para karyawan, maka diperlukan keteladanan dari pemimpinan perusahaan, transparansi dalam manajemen, dan hubungan yang bersifat dialogis melalui strategi komunikasi yang efektif, yang mampu mernbangkitkan pengaruh bagi karyawan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22617
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Morris, John O.
New York: McGraw-Hill , 1980
658.45 MOR m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sutarto
Yogyakarta: Duta Wacana University Press, [date of publication not identified]
658.45 SUT d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Prescott, David
Sydney: Harcourt Brace Jovanovich, 1993
658.45 PRE c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lewis, Richard D.
Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997
658.409 LEW m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hamilton, Cheryl
Belmont, California: Wods Worth Publishing, 1993
658.45 HAM c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hamilton, Cheryl
Belmont, California: Wadsworth, 1982
658.45 HAM c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Chapman, Gary D, 1938-
"The workplace is stressful these days. When people are stressed, they have a harder time learning and applying helpful information. Fortunately, stories are one of the most powerful ways to communicate truths effectively. Fables cut through complexity to reveal simple, crucial wisdom. Sync or Swim is a refreshing, illustrated story of a sheepdog and a puffin, that helps us to solve a frustrating mystery: Why do morale-building programs often hurt morale. and why does communicating appreciation too often result in cynical reactions? In Sync or Swim, you'll follow an organizational manager and the challenges he has to overcome: A threating storm rapidly approaching the island The expectation to do more with less Complaining, negative team members Morale of loyal employees who feel undervalued Long history of mismanagement It's a small tale with great wisdom, a classic insight into the ways expressing authentic appreciation can change everything-and help us survive the storms that threaten us in work and life. "Love, love, loved it! Besides describing exactly what is transpiring in many workplaces, the characters also reflect to perfection the personality types commonly experienced. It was an easy read that flowed well. Amazing work!" -Caroline Rochon (Author /​ Corporate Trainer ."
Chicago: Northfield Publishing, 2014
658.45 CHA s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>