Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mamak Jamaksari
"Di Indonesia, penyakit TB merupakan masalah utama kesehatan masyarakat dengan prevalensi 2,4 per 1000 penduduk, dan penyebab kematian nomor tiga (3) setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernafasan pada semua kelompok usia, dan nomor satu (1) dari golongan penyakit infeksi.
Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Banten dengan jumlah penduduk pada tahun 2003 sebanyak 1.062.813 jiwa, memiliki 30 puskesmas yang sudah menerapkan strategi DOTS dalam program penanggulangan TB yaitu sejak tahun 1998. Namun demikian bila dilihat dari hasil cakupan penemuan penderita baru BTA (+), angka kesembuhan, angka konversi maupun angka kesalahan laboratorium masih belum mencapai target yang telah ditetapkan. Keempat indikator tersebut erat kaitannya dengan kinerja petugas.
Tujuan dari penelitian ini adalah diperolehnya informasi mengenai kinerja dan faktor-faktor yang beruhubungan dengan kinerja petugas TB paru puskesmas. Metode penelitian dengan desain studi crossectional. Populasinya meliputi seluruh petugas TB pare Puskesmas se-Kabupaten Pandeglang. Sampling dalam penelitian ini adalah seluruh populasi yang dimanfaatkan untuk analisis sebanyak 30 orang.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara melalui kuesioner untuk variabel independen dan untuk variabel dependen berupa observasi dengan menggunakan checklist. Variabel dependen adalah kinerja petugas yang meliputi penemuan penderita, pengobatan dan penanganan logistik. Sedangkan variabel independen adalah variabel individu (mencakup umur, pendidikan, pelatihan, pengetahuan, larva kerja dan status perkawinan), variabel organisasi (meliputi beban kerja, sarana, supervisi, kepemimpinan dan imbalan) dan variabel psikologis (motivasi dan persepsi peran).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja petugas TB paru puskesmas sebagian besar masih kurang yaitu sebesar 56,7%. Dari 13 variabel yang dianalisis secara bivariat, hanya ada 3 (tiga) variabel yang terbukti bermakna secara statistik yaitu variabel kepemimpinan, imbalan dan motivasi. Sedangkan pada analisis multivariat didapatkan bahwa variabel yang paling dominan berhubungan adalah variabel motivasi.
Perlu bagi Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang untuk mengadopsi pendekatan baru dalam mengelola kinerja petugas TB puskesmas yaitu dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen mutu terpadu (total quality manajemen). Antara lain dengan lebih fokus terhadap pelanggan (pasien dan masyarakat), melakukan pendekatan budaya dalam perbaikan kinerja baik budaya organisasi puskesmas maupun budaya masyarakat, perlu ada exit strategi untuk mengantisipasi putusnya dana bantuan yang selama ini diterima dari KNCV-CIDA, melibatkan pegawai dalam keputusan-keputusan yang diambil dan memberi mereka wewenang yang cukup untuk melaksanakan tugas. Kemudian dengan mengaplikasikan prinsip kepemimpinan untuk mutu dengan terus menerus memperbaiki metode dan proses kerja. Jangan terlalu fokus pada target, tetapi fokus utama pada proses. Setelah itu lakukan perbaikan kinerja terus menerus secara bertahap dengan rnenggunakan siklus PDCA (Plan-Do-Check Actg. Dengan menerapkan hal tersebut diharapkan kinerja petugas di masa yang akan datang akan lebih baik.
Daftar Bacaan : 56 (1974-2003)

Analysis on Performance of TB Worker in Public Health Center in Pandeglang District in the Year 2003 Using Integrated Quality Management ApproachIn Indonesia, tuberculosis (TB) is one major public health problem with prevalence of 2.4 per 1000, and is ranked third as cause of death after cardiovascular and respiratory tract infection for all ages, and ranked first among infectious diseases group.
Pandeglang District is one district in Banten Province with number of population of 1 062 813 in 2003. There were 30 Public Health Centers that have been applying DOTS strategy in combating TB since 1998. However, the coverage of new patients BTA (+), recovery rate, conversion rate, and laboratory error still showed results below the determined targets. Those indicators are known as strongly associated with worker's performance.
This study aims at obtaining information on worker's performance and factors related to it. The design was cross sectional with population of study of all TB workers across Public Health Centers in Pandeglang District. Sampling was all population of 30 workers.
Data were collected through interview using questionnaires for independent variables (individual variables including age, education, training, knowledge, length of work, and marital status; organization variables including workload, facility, supervision, leadership, and reward; and psychological variables including motivation and role perception), while dependent variables (performance including patient finding, medication, and logistic handling) were collected through observation using checklist.
The study shows more than half (56.7%) of worker had poor performance. There are three variables that related significantly to performance, i.e. leadership, reward, and motivation. Multivariate analysis shows that motivation was the most dominant factor.
It is necessary to Pandeglang Health Office and Public Health Centers to adopt new approach in managing performance that is Total Quality Management approach. Among others, it suggested to focus more on client, using cultural approach, need to develop an exit strategy as to face the end of KNCV-CIDA aid, to involve workers in decision making, and to offer them sufficient authority to decide, to apply quality leadership, and to employ PDCA (plan-do-check-act) cycle.
References: 56 (1974-2003)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T12794
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wakhid Kurniawan Saputra
"Tujuan dari tesis ini untuk menilai dampak penerapan PSAK 5 (revisi 2009). Standar PSAK 5 (revisi 2009) menyaratkan pengungkapan segmen didasarkan pada pelaporan internal yang ditelaah oleh pengambil keputusan operasional. PSAK 5 (revisi 2000) menyaratkan perusahaan mengungkap informasi segmen berdasarkan pada format segmen primer dan sekunder yang diidentifikasi sesuai produk/jasa dihasilkan yang mempunyai tingkat risiko dan pengembalian sama. Enam kerangka analisis dikembangkan untuk penelitian ini, yaitu: (1) analisis penyajian informasi segmen berdasarkan PSAK 5 (revisi 2000) vs PSAK 5 (revisi 2009), (2) analisis penentuan dan identifikasi pengambil keputusan operasional, (3) analisis definisi & identifikasi segmen operasi antar sektor industri, (4) analisis agregasi segmen, (5) analisis penentuan segmen dilaporkan, serta (6) analisis pengungkapan segmen dilaporkan. Kesimpulan, pada umumnya, pengungkapan informasi segmen berdasarkan standar PSAK 5 (revisi 2009) dengan menggunakan pendekatan manajemen menghasilkan laporan segmen yang lebih lengkap, dengan menyampaikan informasi segmen yang lebih relevan dari sudut pandang kinerja internal manajemen dibanding standar sebelumnya, yaitu PSAK 5 (revisi 2000). Ditemukan perubahan signifikan terkait peningkatan pengungkapan segmen terutama untuk pengungkapan segmen usaha, agregasi segmen, dan informasi dasar pengukuran kinerja segmen pada perusahaan terbuka di Indonesia.

The purpose of this thesis was to assess the impact of the application of PSAK 5 (revised 2009). PSAK 5 (revised 2009) requires segment disclosure based on the internal reporting reviewed by the operation decision maker. PSAK 5 (revised 2000) requires companies to disclose segments information based on the format of the primary and secondary segments as identified per products / services that generate the same level of risk and return. The six analytical frameworks developed for this thesis, namely: (1) analysis of the presentation of segment information based on PSAK 5 (revised 2000) versus PSAK 5 (revised 2009), (2) analysis of the determination and identification of operational decision-making, (3) the analysis of the definition and identification operating segments between industry sectors, (4) analysis of segment aggregation, (5) analysis of determination of the reportable segments, and (6) analysis of reported segment disclosures. In conclusion, generally, the disclosure of segment information based on PSAK 5 (revised 2009) by using the management approach yields a more complete segment report, by conveying more relevant segmental information from the standpoint of management's internal performance than the previous standard, which was PSAK 5 (revised 2000). This thesis found significant changes related to an increase in the disclosure of segment disclosure in business segments, segment aggregation, and basic information on the public company's segmental performance measurement in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library