Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yanisa Fitri Amelia
"ABSTRAK
Jakarta Selatan sebagai bagian dari ibukota negara menjadi pusat bisnis dan investasi termasuk bagi kaum ekspatriat Korea dalam mengembangkan bisnis kuliner Korea. Pada umumnya, terdapat 2 jenis restoran Korea khususnya yang berada di Indonesia, yaitu restoran Korea tradisional dan modern. Tren budaya K-Pop disinyalir dapat memengaruhi peningkatan konsumen di restoran Korea. Sebagai konsumen restoran Korea, penggemar budaya K-Pop memiliki faktor yang berpengaruh dalam memilih restoran Korea yang dapat dikaji dari aspek spasial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan makna tempat restoran Korea tradisional dengan restoran Korea modern dan menganalisis perilaku spasial penggemar budaya K-Pop dalam memilih restoran Korea di Jakarta Selatan dengan mengetahui aspek kognitif, afektif serta konatif. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan metode purposive sampling untuk menentukan informan penelitian yang selanjutnya akan ditemui untuk wawancara mendalam. Analisis spasial dengan metode deskriptif digunakan untuk menganalisis pola spasial dari perilaku penggemar budaya K-pop sebagai konsumen restoran Korea. Penelitian ini menghasikan 10 informan utama yang dibedakan berdasarkan tipologi penggemar budaya K-Pop. Hasil penelitian menunjukkan bahwa restoran Korea tradisional dimaknai sebagai restoran dengan suasana formal yang tidak memutarkan lagu K-Pop serta memiliki harga menu makanan relatif mahal dengan rasa autentik. Sementara restoran Korea modern K-Pop dimaknai sebagai restoran dengan suasana casual yang memutarkan lagu K-Pop serta memiliki harga menu makanan relatif murah dengan rasa yang telah dimodifikasi. Dalam memilih restoran Korea, pola spasial perilaku penggemar budaya K-Pop yang terbentuk yaitu perilaku mengunjungi restoran Korea modern yang dekat dari titik asal keberangkatan dengan mengendarai alat transportasi dan menempuh waktu yang relatif singkat. Penggemar budaya K-Pop dari ketiga tipologi umumnya memiliki preferensi terhadap restoran Korea modern K-Pop yang memiliki site yaitu memutarkan lagu dan musik K-Pop, dengan motivasi mengunjungi yaitu motivasi sosial sehingga memunculkan makna tempat restoran Korea sebagai fungsi sosial.

ABSTRACT
South Jakarta as part of the capital city became a center of business and investment for Korean expatriates in developing Korean culinary business. In general, there are two types of Korean restaurants, particularly those in Indonesia, which are traditional and modern Korean restaurants. K Pop trends are alleged to affect the increase of consumer in Korean restaurants. As a Korean restaurant consumer, K Pop fans have influential factors in choosing a Korean restaurant that can be studied from spatial aspects. This study aims to analyze the difference of sense of place, of a traditional Korean restaurant with a modern Korean restaurant and to analyze the spatial behavior of K Pop fans in choosing Korean restaurant in South Jakarta by knowing cognitive, affective and conative aspects. This study uses qualitative approach by using purposive sampling method to determine informant of research which can be encountered for in depth interviews. Spatial analysis by using the descriptive method is used to analyze the spatial patterns of K Pop fans behavior as a Korean restaurant consumer. This study produces 10 main informants that are distinguished by the typology of K Pop fans. The results show that traditional Korean restaurant is interpreted as a restaurant with a formal atmosphere that does not play K Pop songs and has a relatively expensive food menu prices with an authentic taste. While a modern Korean restaurant K Pop is interpreted as a casual atmosphere restaurant that plays K Pop songs and has a relatively cheap food menu prices with modified taste. In choosing a Korean restaurant, the spatial pattern of K Pop fan behavior is the act of visiting modern Korean restaurants that are close to the point of departure by driving and taking relatively short periods of time. K Pop fans by the three typologies generally have a preference for a modern Korean restaurant K Pop that has a site that plays K Pop songs and music, with a visiting motivation social motivation that raises the sense of place of Korean restaurant as a social function."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Fithrahadi
"Bioskop dengan gedung tua yang ada di Jakarta Pusat yaitu Djakarta XXI dan Metropole XXI. Usia masing-masing gedung bioskop ini lebih dari 40 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh makna lokasi dan motivasi terhadap perilaku pengunjung bioskop gedung tua dalam hal ini Metropole XXI dan Djakarta XXI. Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan analisis spasial. Hasil dari penelitian menunjukkan perilaku pengunjung dipengaruhi oleh keterikatan lokasi dengan pengunjung yang melibatkan emosi. Makna tempat terhadap suatu lokasi juga mempengaruhi perilaku pengunjung bioskop.

The remaining old cinema building in Central Jakarta are Djakarta XXI and Metropole XXI. Each of these theaters were existed over 40 years. This study aims to determine the effect of sense of place and moviegoers? motivation that formed spatial behavior in the old cinema building of Metropole XXI and Djakarta XXI. The method used is descriptive analysis and spatial analysis. Result of the study is that consumer spatial behavior is influenced by the location bounding of the visitors that engage the emotions. Sense of place also affects the behavior of moviegoers."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42134
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Talitha Tiara Ramadhani
"ABSTRAK
Sebuah plaza di Kota New York bernama Plaza Javitz mengalami empat tahap perubahan. Perubahan terjadi akibat adanya penambahan objek-objek yang mengintervensi perubahan pola pergerakan dan penggunaan ruang di plaza. Intervensi setiap objek memberikan pemaknaan yang berbeda bagi plaza. Manusia memberikan makna ketika mengalami sebuah ruang. Makna yang diberikan berupa hasil interaksi manusia dengan objek dalam ruang melalui persepsi. Perubahan makna dapat terjadi akibat adanya kualitas pemaknaan yang dihasilkan sebuah tempat. Skripsi ini mencoba membahas bagaimana makna ruang plaza berubah akibat adanya intervensi objek. Penulisan ini dimaksudkan untuk mengetahui peran objek dalam proses pemaknaan pada ruang plaza tersebut.

ABSTRAK
A plaza in New York City named Plaza Javitz underwent four stages of change. Changes occur due to the addition of objects that interfere with changes in the pattern of movement and use of space in the plaza. Intervention of each object provides a different meaning for the plaza. Humans give meaning while in space. The meaning given is the result of human interaction with objects in space through perception. Changes in meaning can occur due to the quality of meaning generated a place. This thesis tries to discuss how the meaning of plaza space changed due to object intervention. This writing aims to know the role of objects in the process of meaning in the plaza space. "
2017
S68774
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library