Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wahid Gunawan
"ABSTRAK
Maraknya usaha restoran saji cepat asing, terutama di kota-kota besar,
di Indonesia sejak tahun 1990, telah mengundang pertanyaan apakah bisnis ¡ni
masih Iayak atau tidak. Karena beberapa dari padanya telah jatuh dan tutup.
Oleh sebab itu masalah ini sangat menarik untuk diteliti. Dari seluruh restoran
asing yang ada di Indonesia, sebagian besar waralaba dan ada 97% yang
berasal dari negara Amenka Serikat. Hal ini dapat dimaklumi mengingat bisnis
waralaba dewasa ¡ni merupakan faktor dominan dalam pertumbuhan dan
perkembangan usaha kecil di negara itu. Amir Karamoy dan Herbert Rust
berpendapat bahwa waralaba menguntungkan ke dua belah pihak; pewaralaba
maupun terwaralaba. Bagi pihak asing,. cara ini dipandang sebagai sarana untuk
masuk ke pasar lokal. Sebaliknya bagi pihak lokal prinsipnya akan diuntungkan,
karena resiko gagal lebih kecil, tersedia tenaga kerja ahli dan terwaralaba,
dukungan manajemen yang baik, akumulasi modal sangat cepat dan mudah
dijalankan.
Perkembangan yang sangat pesat dalam usaha ini tidak lepas dari peran
sentral Mc Donald?s dan restoran saji cepat Amerika lainnya. Melalui ekspansi
geographisnya di hampir seluruh penjuru dunia, mereka nyaris telah membawa
perubahan kebudayaan dan gaya hidup yang amat besar di sebagian besar
belahan dunia. Pengaruh yang sangat luar biasa ini, membuat mereka
mempunyai peluang yang sangat besar dalam mengambil pasar dan meraih
penjualan di atas titik impas. Pun jauh di atas Wendy?s, yang saat ini hanya
dapat mencapai penjualan setengahnya Mc Donald?s pada setiap cabang.
Burger XYZ sebagai salah satu makanan waralaba, juga asal Amerika
Serìkat, masuk ke Indonesia tahun 1995. Tujuannya ikut mengambil peluang
pasar yang sangat besar tadi. Tetapi ternyata pertumbuhannya jauh dari apa
yang ditargetkan. Pertanyaannya kenapa?
Salah satunya ialah hambatan internal yaitu visi pemilik yang cenderung
jangka pendek telah membawa kemunduran dalam infrastruktur. Ditambah lagi
dengan kurang kuatnya dukungan dana dan strategi yang kurang tepat. Maka
persoalannya ialah produk bagus tetapi tidak punya pasar. Dihadapkan dengan
struktur industri makanan yang berfragmentasi dan pasar burger yang
persaingan monopoli, membuat perusahaan ini jalan di tempat.
Ketidak mampuan mengubah kelemahan menjadi kekuatan hanya
menyisakan satu pilihan yaltu dijual (divestiture). Ketimbang dijual dalam bentuk
mesin (likuidasi), studi ini menyarankan jual dalam bentuk saham (divestiture)
dan terpaksa dilakukan dua kali. Yang pertama, untuk membentuk infrastruktur
dan kedua; untuk mengambil capital gain. Setelah itu manajemen melakukan
definisi kembali tentang aturan main, memperkuat komitmen akan perlunya
strategi bersaing sebagai prolog, di seluruh lapisan organisasi termasuk
melakukan down-sizing pada organisasi yaitu menjadikan cabang sebagai unit
bisnis sendiri. Ekspansi dilakukan dengan cara kombinasi antara low cost dan
diferensiasi. Investasi setiap cabang ditekan seminimal mungkin dan QSCV
diusahakan semaksimal mungkin. Manajemen baru disarankan melakukan
aliansi strategis, membangun The Balanced Scorecard (BSC) untuk lima tahun
pertama 1997-2001 dan jangan bersaing secara berhadap-hadapan dengan
dua pemain kuat Mc Dona?d atau Wendys. Manajemen juga disarankan untuk
Ìebih banyak meakukan strategi pemasaran secara sempit.
Esensi dari paragraph terakhir ialah melakukan ikian ?above the line?
secara terbatas dan banyak melakukan pemasaran intra restoran (local store
marketing) untuk meningkatkan penjualan dan membentuk pasar yang
diharapkan dapat menjadi selling point ketika melakukan divestiture untuk ke
dua kalinya.
Selanjutnya manajemen disarankan melakukan inovasi dalam proses
internal bisnis (value chain) untuk menghasilkan kualitas produk yang lebih baik
cycle time yang lebih pendek dari suatu pengalaman berbelanja yang balk bagi
pelanggan. Terakhir manajemen disarankan untuk melakukan aliansi strategis
dengan pihak lain yang diyakini dapat membenikan kontribusi positif dan
melakukan pemeliharaan atas BSC dengan cara melakukan evaluasi yang
terus menerus atas prestasi yang telah dicapai dan pengkajian ulang terhadap
asumsi yang mendasari strategi ini.
"
Lengkap +
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Aulia
"Sugar Sweetened Beverages (SSBs) merupakan cairan yang dimaniskan dengan berbagai bentuk gula tambahan seperti corn syrup, dekstrosa, fruktosa, glukosa, sukrosa, madu dan gula yang secara alami terdapat di dalam bahan pangan namun telah dipekatkan, jika dikonsumsi secara berlebihan maka akan menyebabkan kejadian obesitas dan mengakibatkan faktor risiko lain seperti penyakit tidak menular yaitu diabetes dan penyakit kardiovaskular. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan proporsi konsumsi Sugar Sweetened Beverages (SSBs) berdasarkan konsumsi fast food, screen time, karakteristik individu, karakteristik lingkungan pada mahasiswa Universitas Indonesia tahun 2023. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan jumlah sampel 185 orang. Data diambil melalui pengisian kuesioner online secara mandiri oleh responden. Data akan dianalisis secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 61,6% mahasiswa Universitas Indonesia mengonsumsi SSB dalam tingkat tingi (≥ 200 kkal). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat perbedaan proporsi yang signifikan antara ketersediaan SSBs p-value 0,045 dan odds ratio OR 2,057 (1,068-3,963), pengaruh media sosial p-value 0,025 dan odds ratio OR 2,273 (1,159-4,457), konsumsi fast food p-value 0,049 dan odds ratio OR 0,514 (0,277-0,954), dan screen time p-value 0,044 dan odds ratio OR 1,986 (1,066-3,699) terhadap konsumsi SSBs. Peneliti menyarankan konsumen untuk memperhatikan konsumsi SSBs dan memilih alternatif lain agar tidak mengonsumsi SSBs berlebihan saat melakukan kegiatan luar bersama dengan teman maupun keluarga. Produsen SSBs disarankan untuk mencantumkan label gizi pangan terkait jumlah gula yang ada di produk SSBs terutama SSBs yang berbentuk warlaba. Peneliti juga menyarankan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dapat mencantumkan infromasi nilai gizi dalam bentuk traffic light atau penggunaan warna yang berbeda untuk membedakan kandungan zat gizi yang rendah, sedang dan juga tinggi seperti warna hijau untuk kandungan zat gizi yang rendah, warna kuning untuk kandungan zat gizi yang sedang dan warna hijau untuk kandungan zat gizi yang tinggi.

Sugar Sweetened Beverages (SSBs) are liquids that are sweetened with various forms of added sugar such as corn syrup, dextrose, fructose, glucose, sucrose, honey, and sugar which are naturally found in foodstuffs but have been concentrated, if it consumes in excess, it will cause an obesity and lead to other risk factors such as infectious diseases diabetes and cardiovascular disease. The purpose of this study is to determine the differences in the proportion of consumption of Sugar Sweetened Beverages (SSBs) based on consumption of fast food, screen time, individual characteristics, environmental characteristics among the students at University of Indonesia in 2023. This study used a cross-sectional study design with a sample size of 185 respondents. Data was collected by filling online questionnaires independently by respondents. Data will be analyzed univariately and bivariate. The results showed that 61.6% of University of Indonesia students consumed high levels of SSB (≥ 200 kcal). The results of the bivariate analysis showed that there was a significant proportion difference between the availability of SSBs p-value 0.045 and odds ratio OR 2.057 (1.068-3.963), social media influence p-value 0.025 and odds ratio OR 2.273 (1.159-4.457), consumption of fast-food p -value 0.049 and odds ratio OR 0.514 (0.277-0.954), and screen time p-value 0.044 and odds ratio OR 1.986 (1.066-3.699) for consumption of SSBs. Researchers suggest consumers to pay attention to consumption of SSBs and choose other alternatives to avoid heavy consumption of SSBs when doing outdoor activities with friends or family. SSBs producers are advised to put food nutrition labels related to the amount of sugar in SSBs products, especially SSBs in the form of franchises. Researchers also suggest that the Food and Drug Monitoring Agency (BPOM) can put nutritional value information in the form of traffic lights or the use of different colors to distinguish low, medium, and high nutrient content such as green for low nutrient content, yellow for medium nutrient content and green for high nutrient content."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Isnaini Hamidah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kebiasaan konsumsi makanan cepat saji (fast food) pada siswa-siswi SMAN 46 Jakarta selama masa pandemi COVID-19 tahun 2021. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan desain studi cross-sectional. Besar sampel dihitung menggunakan rumus estimasi proporsi dan proportionate sampling untuk perhitungan sampel pada setiap tingkatan kelasnya. Penelitian ini dilakukan pada bulan November-Desember 2021 kepada 253 siswa-siswi kelas X, XI, dan XII SMAN 46 Jakarta yang dipilih menggunakan teknik stratified sampling dan kuota untuk pengambilan pada setiap stratanya. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner daring berupa google form. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 70,4% siswa-siswi sering mengonsumsi fast food. Hasil faktor predisposisi yaitu tingkat pendidikan ayah dan ibu tinggi sebesar 88,1% dan 87,4%, siswa memiliki pengetahuan yang kurang terkait gizi seimbang dan fast food sebesar 58,1%, serta sikap yang positif sebesar 51,4%. Hasil faktor pemungkin menunjukkan bahwa sebesar 57,7% siswa memiliki jarak tempat tinggal yang sedang (1-5 kilometer) ke gerai makanan fast food terdekat dan sebesar 53,4% sering menggunakan layanan pesan-antar makanan online. Hasil faktor penguat menunjukkan bahwa sebesar 55,7% siswa tidak didukung keluarga untuk mengonsumsi fast food, 54,5% siswa didukung teman sebaya, dan 68,8% siswa terpengaruh media sosial.

The study aimed to describe the fast food consumption habits of students at SMAN 46 Jakarta during the COVID-19 pandemic in 2021. This study is a descriptive quantitative study using a cross-sectional design. The sample size is calculated using estimation and proportionate sampling for each stratum. This research was conducted in November-December 2021 among 253 students in grades X, XI, and XII of SMAN 46 Jakarta, who were selected using a stratified sampling and quotas technique for dataa collection at each grade level. Data was collected by filling out a questionnaire of Google form. The results showed that 70.4% of students often consumed fast food. The results of predisposing factors are that both fathers and mothers have high education levels by 88.1% and 87.4%, respectively, students have less knowledge related to nutrition and fast food by 58.1%, and positive attitudes by 51.4%. The results of the enabling factors showed that 57.7% of students have a moderate distance from their residence (1–5 kilometers) to the nearest fast food outlet, and 53.4% often use online food delivery services. The results of the reinforcing factors showed that 55.7% of students were not supported by their families to consume fast food, 54.5% of students were supported by their peers, and 68.8% of students were influenced by social media."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mardatillah
"Kemajuan yang pesat dalam pembangunan nasional dan perkembangan ilmu pengetahuan menyebabkan meningkatnya taraf dan kualitas hidup masyarakat, terutama yang tinggal di wilayah perkotaan yang menimbulkan perubahan yang sangat cepat akan perilaku kehidupan modern, perubahan aktivitas fisik sehingga dapat meningkatkan prevalensi gizi lebih yang merupakan faktor resiko terhadap penyakit degeneratif. Adapun dampak gizi lebih pada remaja khususnya antara lain menurunkan produktivitas dan daya tahan tubuh serta umur harapan hidup, lebih cepat lelah dan kurang aktif bergerak.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kejadian gizi lebih yang dilihat dari pengukuran indeks massa tubuh (IMT) yang dihubungkan dengan kebiasaan konsumsi makanan cepat saji modern (fats food), aktifitas fisik (waktu tidur, waktu menonton TV, main komputer/main video games), pola konsumsi (konsumsi energi, konsumsi karbohidrat, konsumsi lemak dan konsumsi protein), karakteristik siswa (jenis kelamin, pengetahuan gizi dan uang saku) dan karakteristik orang tua (pendidikan ibu dan pendapatan orang tua) pada remaja SMA Islam PB. Soedirman di Jakarta Timur tahun 2008.
Analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi square dilakukan pada 113 responden laki-laki dan perempuan di SMA Islam PB. Soedirman kemudian dilakukan pengisian kuesioner oleh responden mengenai karakterik dan perilaku responden. Dimana recall 24 jam dan FFQ dilakukan untuk melihat konsumsi makanan responden. Sebanyak 33,6% responden mengalami gizi lebih (IMT ≥ 85 persentil) Proporsi responden dengan frekuensi makan fast food sering (≥ 2x/minggu) (60,2%) lebih tinggi dibandingkan responden dengan frekuensi konsumsi fast food tidak sering (< 2x/minggu). Sebanyak 81,4% responden memiliki lama waktu tidur sebentar (> 7 jam), 69,9% responden dengan waktu menonton TV, main komputer/ main video games > 2 jam sehari dan sebanyak 67,2% responden melakukan kebiasaan olahraga ringan. Konsumsi lemak dan protein dalam penelitian ini tergolong tinggi dengan proporsi 76,1% dan 80,5% dibandingkan dengan konsumsi energi dan karbohidrat dikategorikan cukup. Proporsi responden laki-laki (53,1%) lebih banyak dibandingkan responden perempuan. Sebagian besar responden (78,8%) memiliki pengetahuan tentang gizi baik dan 52,2% responden memiliki uang saku besar (≥ Rp. 20.000,-)/hari. Sekitar 61,1% tingkat pendidikan ibu responden ≤ SMA dan 62,8% pendapatan orang tua responden tinggi (≥ Rp. 4.000.000).
Karakteristik pengetahuan gizi memiliki hubungan bermakna dengan kejadian gizi lebih. Kebiasaan konsumsi makanan cepat saji modern (fast food), waktu tidur, waktu menonton TV, main komputer/main video games, kebiasaan olahraga, konsumsi energi, karbohidrat, lemak, protein, jenis kelamin, uang saku, pendidikan ibu dan pendapatan orang tua tidak berhubungan dengan kejadian gizi lebih. Dari hasil penelitian ini diharapkan pihak sekolah dapat mengadakan penyuluhan kegiatan monitoring status gizi pada siswa secara rutin dalam Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan pemanfaatan Kinik Soedirman yang dimiliki Yayasan sekolah untuk memantau status gizi pada siswa."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Egi Marissa
"Loyalitas pelanggan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberlangsungan perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas pelanggan restoran makanan cepat saji. Data diperoleh melalui kuesioner yang didistribusikan pada tiga perusahaan restoran makanan cepat saji di Indonesia dengan 400 sampel responden untuk setiap perusahaan. SEM Structural Equation Modeling digunakan sebagai metode pengolahan data.
Penelitian ini menggunakan tujuh variabel laten dan 29 variabel terukur yang ditentukan berdasarkan studi literatur dan penilaian pakar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan dan citra restoran mempengaruhi loyalitas pelanggan. Berdasarkan efek secara langsung, kepuasan pelanggan memiliki pengaruh terbesar terhadap loyalitas pelanggan pada ketiga objek penelitian.

Customer loyalty is the main factor for sustainability company. The purpose of this research is to investigate the factors affecting customer loyalty in fast food restaurant. Data were collected through a questionnaire distributed to three fast food restaurant companies in Indonesia with 400 sample respondents for each company. Structural equation modeling was used to examine the hypothesized relationships between the variables.
Research used seven latent variables and 29 measured variables which determined based on literature study and expert assessment.
The results showed that customer satisfaction and restaurant image affects customer loyalty. Another key finding, based on comparison of direct effect, customer satisfaction has the greatest impact on customer loyalty.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67558
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dellaneira
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan frekuensi konsumsi fast food pada siswa-siswi SMAN 35 Jakarta. Pada penelitian ini, frekuensi konsumsi fast food sebagai variabel dependen dan variabel independennya adalah Online Food Ordering, jenis kelamin, pengetahuan gizi dan fast food, preferensi fast food, uang jajan, perilaku emotional eating, pengaruh peer group dan pengaruh media sosial. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan pada bulan April 2020 kepada 164 siswa-siswi kelas 10 dan 11 SMAN 35 Jakarta yang dipilih dengan stratified random sampling. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner secara daring (online). Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara univariat, bivariat menggunakan chi-square, dan multivariat dengan uji regresi logistik ganda. Hasil menunjukkan bahwa sebanyak 73,8% responden memiliki tingkat konsumsi fast food yang tinggi yaitu mengonsumsi fast food > 3 kali per minggu. Hasil juga menunjukkan bahwa kebiasaan Online Food Ordering, pengetahuan gizi dan fast food, perilaku emotional eating, pengaruh peer group dan pengaruh media sosial berhubungan dengan konsumsi fast food pada remaja. Analisis multivariat menunjukkan pengetahuan gizi dan fast food sebagai faktor dominan yang berhubungan dengan konsumsi fast food pada remaja. Peneliti menyarankan kepada pihak sekolah untuk bekerja sama dengan Puskesmas atau Suku Dinas Kesehatan untuk dapat memberikan program edukasi kepada siswa terkait perilaku makan yang sehat dan sesuai dengan pedoman gizi seimbang


This study aims to determine the factors associated with the frequency of consumption of fast food among students of SMAN 35 Jakarta. The dependent variable in this study is the frequency of fast food consumption and the independent variables are Online Food Ordering, gender, knowledge of nutrition and fast food, fast food preferences, pocket money, emotional eating behavior, peer group influence and the social media influence. This is a quantitative study with cross-sectional design. This study conducted in April 2020 at SMAN 35 Jakarta with a total of 164 respondents who selected with stratified random sampling method. Data were collected through filling out questionnaires online. The data obtained were then analyzed by univariate, bivariate analysis using chi-square, and multivariate analysis using multiple logistic regression tests. The results show that as many as 73,8% of the respondents had a high level of fast food consumption ie consuming fast food > 3 times per week. The results also showed that Online Food Ordering habits, knowledge of nutrition and fast food, emotional eating behavior, peer group influence and social media influence were related to adolescent fast food consumption. Multivariate analysis shows knowledge of nutrition and fast food as the dominant factors related to fast food consumption in adolescents. This study suggest the school to collaborate with Public Heath Center or Health Service Office to increase education to students regarding healthy eating behavior and in accordance with the guidelines for balanced nutrition

"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luki Indra Malik
"Perkembangan dalam bisnis di Indonesia akhir-akhir ini semakin berkembang terutama di Jakarta. Bisnis atau produk lokal akhir-akhir ini dijalankan oleh anak muda karena koneksi yang mudah melalui media sosial. Proposal ini umumnya membahas kegiatan pemasaran produk makanan cepat saji lokal dan produk makanan yang berfokus pada sayap ayam, bernama Wings It! berdasarkan analisis kondisi, kegiatan pemasaran, dan peluang Wings It! penulis memilih untuk fokus pada pemasaran digital Wings It!. Bahan-bahan diperoleh dan diambil langsung oleh penulis melalui wawancara dan mengobrol dengan pemilik Wings It! dan survei kepada target audiens yang telah disasar. Analisis dengan Wings It! seperti masalah komunikasi, strategi komunikasi, implementasi, dan hingga rencana evaluasi untuk mengukur keberhasilan program pemasaran digitalnya yang telah dijadwalkan dan diatur. Desain pemasaran digital ini mengacu pada teori dan konsep ilmiah yang digunakan dalam bidang tujuan periklanan untuk diterapkan pada pengembangan bisnis Wings It!, terutama dari sudut pandang pemasaran.

The development and the progression of business in Indonesia is growing lately especially in Jakarta. Business or a local product lately run by the youngster because of the easy connection through social media. This proposal generally discusses marketing activities of a local fast food product and a food product that focus on chicken wings, named Wings It! based on an analysis of the conditions, marketing activities and opportunity of Wings It! the authors chose to take a focus on Wings It! digital marketing. The materials is gained and taken directly by the author through interview and chat with Wings It! owners and surveys to its target audience. the analysis with Wings It is such as communication problems, communication strategies, implementation, and up to the evaluation plan to measure the success of its digital marketing program that has been scheduled and arrange. This digital marketing design refers to the theories and scientific concepts used in the field of advertising purposes to be applied on Wings It business development, especially from marketing point-of-view."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Salena Nur Adinda
"Dalam era modern ini, hal ini menjadi lebih menantang untuk menawarkan layanan pelanggan yang baik, terutama dalam industri makanan cepat saji sebagai arus pelanggan yang meningkat meningkat. Poros bisnis berorientasi layanan lainnya, karyawan atau restoran cepat saji memiliki interaksi langsung dengan pelanggan dan Dianggap sebagai tulang punggung atau restoran. Namun topik mengatasi stres dan tekanan kerja menarik untuk dipertimbangkan dari kedua akademisi dan praktisi. Banyak kepentingan di daerah mengklaim Itu mengatasi karyawan stres dan tekanan terkait dengan gaya kepemimpinan atasan. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami kondisi kerja di restoran cepat saji dan meneliti peran gaya kepemimpinan manajemen pada stres kerja dan tekanan dalam Mencapai motivasi karyawan.
Penelitian ini didasarkan pada strategi kualitatif Berapa banyak pengikut meneliti industri makanan cepat saji menggunakan waralaba restoran McDonald di Jakarta, Indonesia. Data dikumpulkan melalui wawancara semi-terstruktur Terdiri dari satu manajer dan tiga karyawan.
Temuan menunjukkan pekerjaan stres dan tekanan yang negatif terkait dengan motivasi karyawan. hubungan negatif ini Menunjukkan Bahwa karyawan yang mengalami stres kurang atau tekanan lebih puas dibandingkan Mereka yang mengalami tingkat stres yang tinggi dan tekanan. Selain itu, tingkat dirasakan gaya kepemimpinan transformasional yang digunakan oleh atasan di restoran makanan cepat saji mendapatkan umpan balik positif pada mengatasi stres kerja dan tekanan dari karyawan. Data ini dikumpulkan dari sampel kecil, yang membatasi generalisasi penelitian ini.

In this modern era, it is becoming more challenging to offer good customer service, especially in fast food industry as the flows of its customers are increasing. As any other service oriented business, employees of fast food restaurants have direct interactions with customers and considered as the backbone of restaurants. However the topic of overcoming employee stress and pressure have attracted considerable interest from both academics and practitioners. Much of the interest in the area claims that overcoming employee stress and pressure are linked to supervisor leadership style. Therefore, the purpose of this study is to understand the working conditions in fast food restaurants and examine the role of management leadership style on job stress and pressure in achieving employee motivation.
This study based on qualitative strategy which examines the fast food industry using McDonalds franchise restaurant in Jakarta, Indonesia. The data were collected through semi structured interviews consisting of one manager and three employees.
The findings shown job stress and pressure are negatively associated with employee motivation. This negative association indicates that employees who are experiencing less stress or pressure are more satisfied than those who are experiencing high level of stress and pressure. Moreover, the level of perceived transformational leadership style used by supervisor in fast food restaurant gain a positive feedback on overcoming job stress and pressure of the employees. The data was collected from a small sample, which limits the generalization of this study.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S66791
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover