Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hana Berliani Adiningsih
Abstrak :
Penelitian kuantitatif ini bertujuan untuk melihat korelasi antara ideologi maskulin dan stres peran gender maskulin dengan kekerasan dalam pacaran pada mahasiswa laki-laki. Pengukuran ideologi maskulin menggunakan alat ukur Masculine Role Norm Inventory-Short Form MRNI-SF , stres peran gender maskulin menggunakan alat ukur Masculine Gender Role Stress-Abbreviated MGRS-A , dan kekerasan dalam pacaran dengan alat ukur The Revised Conflict Tactics Scale CTS2 yang diadministrasikan melalui media daring. Partisipan berjumlah 370 mahasiswa laki-laki dalam rentang usia 18-25 tahun yang sedang mejalani hubungan pacaran selama minimal satu tahun. Teknik korelasi Pearson digunakan untuk melihat hubungan antarvariabel dalam penelitian ini. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikan antara ideologi maskulin dan stres peran gender maskulin dengan kekerasan dalam pacaran.
This quantitative research focuses on identifying the correlation between masculine ideology and masculine gender role stress to dating violence in male college students. Masculine ideology is measured by using Masculine Role Norm Inventory Short Form MRNI SF , masculine gender role stress by using Masculine Gender Role Stress Abbreviated MGRS A , and dating violence is assessed by using The Revised Conflict Tactics Scale CTS2 administered online. 370 male college students aged 18 25 who have been involved in romantic relationship for at least a year were assessed. Pearson correlation is used to define relationship between each variables. The result suggests positive correlation between masculine ideology and masculine gender role stress to dating violence.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dany Christopher
Abstrak :
Grief (respon emosional karena kehilangan seseorang yang dikasihi) merupakan salah satu pengalaman traumatis yang hampir dialami oleh seluruh manusia. Sebagai suatu pengalaman negatif, efek grief biasanya dianggap negatif pula. Namun dalam beberapa penelitian ada indikasi bahwa setelah melewati jangka waktu tertentu seseorang yang mengalami grief bisa, mengalami suatu efek positif atau pertumbuhan tertentu. Dalam penelitiannya mengenai janda. Schultz (Lemme, 1995) menyatakan bahwa ternyata para janda bisa mengalami suatu. Penelitian Scultz didukung oleh Atwater (1983). McMillen, et al.(1998) dan Greenblat (dalam Feldman, 1989). Tidak semua jenis pertumbuhan muncul karena grief Batasan pertumbuhan dalam penelitian ini adalah dalam hal personal growth. yaitu ; change or development in a desireable direction (Atwater, 1983:7). Dalam tulisan ilmiah ini, dilakukan penelitian tentang pertumbuhan (personal growth) pada mahasiswa laki-laki yang mengalami grief karena ayahnya meninggal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami bagaimana pertumbuhan yang terjadi pada mahasiswa laki-laki yang mengalami grief karena ayahnya meninggal. Ada empat hal yang akan diteliti : (a) proses grief yang dialami; (b) proses pertumbuhan yang dialami; (c) faktor utama yang menyebabkan pertumbuhan; dan (d) jenis pertumbuhan yang dialami Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Strategi penelitian yang digunakan adalah studi kasus kolektif. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam (in-depth interview) dan menggunakan pedoman wawancara. Wawancara dilakukan terhadap subyek penelitian serta significant other dari subyek tersebut. Dari hasil analisa, seluruh subyek ternyata telah lama tidak tinggal bersama dengan ayah mereka karena berasal dari daerah. Kondisi ini berpengaruh terhadap beberapa hal. Dalam proses grief muncul reaksi kaget, diam, sedih (menangis), teringat pada ayah, serta munculnya 2 kali periode sedih. Proses grief yang mereka alami juga relatif singkat (2-4 minggu). Ada beberapa faktor yang tampaknya mempengaruhi pertumbuhan yang dialami seperti: urutan kelahiran, tipe kepribadian, kondisi keluarga (ibu) yang ditinggalkan serta kualitas hubungan subyek dengan ayahnya, faktor konteks sosial budaya, dukungan sosial serta jender. Dari hasil ini peneliti menyimpulkan 4 hal. (a) proses grief yang dialami: reaksi seperti kaget, terdiam, sedih (menangis), teringat masa lalu, dua kali masa sedih, kemudian secara emosional dan frekuensi pemikiran mulai menurun dan akhirnya bisa menerima kenyataan yang ada serta hidup normal kembali, (b) proses pertumbuhan yang dialami: adanya penerimaan dan pengakuan bahwa ayah sudah meninggal (bisa disertai kondisi ibu yang sendirian), munculnya pola pikir baru yaitu bahwa hidup itu singkat dan berharga, muncul dampak (tindakan) nyata dari cara berpikir yang baru itu dalam kehidupan, setelah itu pertumbuhan mulai nampak (c) Faktor yang terutama mempengaruhi pertumbuhan karena grief adalah adanya dorongan yang kuat untuk memotivasi diri agar berhasil mencapai tujuan; (d) jenis pertumbuhan yang terjadi ada dua yaitu dalam hal pemikiran (hidup itu singkat dan berharga) serta munculnya empati dan perhatian yang lebih kepada orang lain. Muncul pula rasa tanggung jawab terhadap keluarga dan motivasi untuk berhasil dan sukses. Dari hasil penelitian ini, peneliti menganggap perlu untuk dilakukan penelitian lanjutan lagi tentang fenomena pertumbuhan karena grief agar diperoleh pemahaman yang lebih baik dan menyeluruh.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S3034
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Carina Putri Utami
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kekerasan seksual terhadap perempuan, khususnya dalam bentuk pemerkosaan, merupakan masalah serius yang terjadi di Indonesia. Meskipun demikian, masih belum tercipta kondisi yang mendukung bagi korban karena adanya penerimaan mitos pemerkosaan. Studi ini dilakukan untuk menguji peranan seksisme ambivalen dan objektifikasi seksual terhadap perempuan dalam memprediksi penerimaan mitos pemerkosaan pada mahasiswa laki-laki di wilayah Jabodetabek. Hasil menunjukkan bahwa seksisme ambivalen ? = 0,412, t 2, 272 =8,118. ......Sexual violence against woman, particularly in the form of rape, is a serious problem that occurs in Indonesia. However, the condition for rape victim is still not supporting enough because of rape myth acceptance. This study is conducted to examine the role of ambivalent sexism and sexual objectification of women to predict rape myth acceptance among male college student in Jabodetabek region. The result shows that ambivalent sexism 0,412, t 2, 272 8,118.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S68811
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puti Quratuain Islam Armyando
Abstrak :
Glamorisasi atas peran gender maskulin memberikan tekanan tersendiri bagi mahasiswa laki-laki. Sementara itu, pengaplikasian sikap caring perlu terus berlanjut. Menghadapi ini, laki-laki cenderung menghadapi dilema, yaitu di satu sisi perlu menyesuaikan diri dengan nilai-nilai keperawatan dan di sisi lain masih dituntut dengan nilai-nilai tradisional maskulinitas. Dampak negatif dari pengaplikasian norma maskulinitas secara kaku adalah konflik peran gender. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap gambaran peran gender pada mahasiswa laki-laki keperawatan yang diukur dengan adanya kejadian konflik peran gender di antara mahasiswa laki-laki program studi keperawatan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang dilakukan kepada 125 mahasiswa laki-laki keperawatan melalui teknik sampling convenience sampling dan snowballing sampling. Instrumen GRCS-I digunakan untuk mengukur tingkatan konflik peran gender yang terjadi pada mahasiswa keperawatan laki-laki. Uji analisis univariat menghasilkan bahwa mahasiswa laki-laki program studi keperawatan memiliki tingkatan konflik peran gender yang tergolong sedang. Penelitian selanjutnya, mengingat kompleksitas variabel-variabel yang terkait dengan peran gender, penting untuk dilakukannya penelitian terkait variabel yang mempengaruhi peran gender. ......The glamorization of masculine gender roles puts male students under strain. On the other hand, the application of caring needs to continue. Facing this, men tend to face a dilemma, they must adapt to nursing norms while yet adhering to conventional masculine values. The negative impact of applying rigidly masculinity norms is gender role conflict. This study aims to uncover the gender roles in male nursing students as measured by the occurrence of gender role conflicts among male students in the nursing program. This research is a quantitative descriptive study conducted on 125 male nursing students through convenience and snowballing sampling techniques. The GRCS-I instrument is used to assess the degree of gender role conflict experienced by male nursing students. The univariate analysis concluded that male students exhibited a moderate level of gender role conflict. In future research, given the complexity of the variables associated with gender roles, it is important to conduct research on variables that influence gender roles.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febyuka Azalia Hanjani
Abstrak :
Menurut ajaran Islam laki laki beriman diharuskan untuk menjaga pandangan dan kemaluannya. Namun ternyata terdapat pemuka agama yang melakukan pelecehan seksual karena tak mampu mengontrol gairah seksualnya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kompulsivitas seksual dan religiositas Islam pada mahasiswa laki laki muslim. Sebanyak 241 mahasiswa laki laki muslim yang tergabung dalam kelompok berafiliasi agama Islam mengisi Sexual Compulsivity Scale dan Muslim Religiosity Personality Inventory Scale yang mengukur kompulsivitas seksual dan pandangan dunia Islaminya. Kompulsivitas seksual mereprentasikan hadirnya preokupasi berlebihan terhadap seks dan pandangan dunia Islami merepresentasikan berbagai macam hal yang seharusnya diketahui dipercayai dan dipahami oleh seorang muslim terhadap Tuhan dan Islam. Hasil penelitian menunjukkan terdapat korelasi negatif yang signifikan antara kompulsivitas seksual dan religiositas Islam r 0 128 n 241 p 0 05 two tail walaupun derajat hubungan masih tergolong lemah. Oleh sebab itu semakin tinggi tingkat kompulsivitas seksualnya maka semakin rendah pemahaman dan keyakinan seseorang terhadap Tuhan dan agamanya. ...... There is an Islamic faith that tell the believing men to reduce of their vision and guard their private parts. But surprisingly there was Islamic religious leaders who committed sexual harassment and confess that they were unable to control their sexual arousal. The current study examined associations between sexual compulsivity and Islamic religiosity among muslim college men. Two hundred and forty one muslim college men who joined Islamic affiliated group completed Sexual Compulsivity Scale and Muslim Religiosity Personality Inventory Scale that assess their sexual compulsivity and their Islamic worldview. Sexual compulsivity represent excessive preoccupation with sex acts and encounters while Islamic worldview represent what a Muslim should know believe and inwardly comprehend about Allah and Islam. Negative correlation were found between the measure of sexual compulsivity and Islamic religiosity although the degree of relationship was weak r 0 128 n 241 p 0 05 two tail. It indicates that the higher their sexual compulsivity level the lower their Muslim's belief and understanding about Islam and Allah.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55007
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Wulandhani
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara religiositas dan kompulsivitas seksual pada mahasiswa laki-laki. Mahasiswa laki-laki memiliki karakteristik tertentu yang menjadikannya berbeda dari populasi lain karena berada pada tahap perkembangan emerging adulthood, yaitu periode eksplorasi yang memungkinkan individu untuk mencoba cara hidup baru dan melakukan eksperimentasi seksual. Pengukuran religiositas dilakukan dengan alat ukur The Revised-Muslim Religiosity-Personality Scale (Krauss & Hamzah, 2011), sementara kompulsivitas seksual diukur melalui Sexual Compulsivity Scale (Kalichman & Rompa, 2001). Partisipan pada penelitian ini berjumlah 467 laki-laki yang memiliki status mahasiswa aktif dan belum menikah. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan negatif antara religiositas dan kompulsivitas seksual (r = -,093; n = 467; p < 0,05, two tail). Berdasarkan hasil tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa pada mahasiswa laki-laki, semakin tinggi tingkatan dan manifestasi kesadarannya tentang keberadaan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari maka mereka semakin tidak sulit mengontrol impuls seksual yang disadari. Karena penelitian ini tergolong baru di Indonesia, maka penelitian lanjutan sangat diperlukan. ...... This study examined the relationship between religiosity and sexual compulsivity among male college students. Male college students have a distinct feature compared than any other population as emerging adulthood that makes them more likely to do exploration and engage in sexual experimentation. Religiosity was measured by The Revised–Muslim Religiosity-Personality Inventory (Krauss & Hamzah, 2011), whereas the sexual compulsivity was measured by Sexual Compulsivity Scale (Kalichman & Rompa, 2001). The respondents of this study were 467 Indonesian male college students. The result of this study shows that there is negative significant relationship between religiosity and sexual compulsivity (r = -,093; n = 467; p < 0,05, two tail). It indicates that in male college students, the higher level or manifestation of God-consciousness in daily life indicates the lower propensity to experience sexual disinhibition and under-controlled sexual impulses and behaviors as self-identified by individual. Because this is the first research related sexual compulsivity that conducted in Indonesia, further research is needed.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55318
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meika Marlina Primaningrum
Abstrak :
Penelitian ini dilatarbelakangi fenomena kekerasan seksual berupa pemerkosaan yang pelakunya termasuk pemuka agama di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara religiusitas dan penerimaan mitos pemerkosaan pada mahasiswa laki-laki dari perguruan tinggi agama dengan rentang usia 17-25 tahun. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Peneliti menggunakan alat ukur MRPI (Muslim Religiosity Personality Inventory) untuk mengukur religiusitas dan alat ukur IRMAS (Illinois Rape Myth Acceptance Scale) untuk mengukur mitos pemerkosaan. Partisipan penelitian merupakan 158 orang mahasiswa laki-laki dari sebuah perguruan tinggi agama Islam Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan negatif yang signifikan antara religiusitas dan penerimaan mitos pemerkosaan (r=0,252; n=158; p<0,01, one tail). Artinya semakin tinggi religiusitas partisipan maka penerimaan mitos pemerkosaannya semakin rendah. ...... This research conducted because of the sexual violence phenomenon such as rape which had done by some of religious leaders in Indonesia. This research aims to determine the relationship between religiosity and rape myth acceptance among male college students from religious colleges/institution with the age range of 17-25 years old. This research uses the quantitative approach. Researcher use MRPI (Muslim Religiosity Personality Inventory) to measure religiosity and IRMAS (Illinois Rape Myth Acceptance Scale) to measure rape myth acceptance. Participants of this research were 158 male college students from one of Islam religious college/institution Jakarta. The result shows there is a significant negative correlation between religiosity and rape myth acceptance (r = 0.252, n = 158, p<0.01, one tail). This means that the higher participants? religiosity, their rape myth acceptance will be lower.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55370
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library