Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amin Budiharto
"Usaha pembuatan magnesium oksida dari pembakaran magnesium hidrosida dengan bahan dasar dolomit merupakan suatu alternatif yang cukup menarik untuk meningkatkan nilai tambah dari dolomit itu sendiri yaitu dari Rp 30,00 /kg menjadi Rp 400,00 /kg untuk 26,5% MgO dan Rp 3.750.000,00 /kg untuk 96% MgO. Dimana ketersedian bijih dolomit di Indonesia dalam jumlah banyak memungkinkan untuk diolah skala industri.
Dolomit yang memiliki CaMg (CO3)2 atau dalam bentuk CaCO3 dan MgCO3 dikalsinasi pada temperatur 900℃ selama 1 jam terdekomposisi menjadi CaO dan MgO, dan dilanjutkan proses slarking guna membentuk Ca(OH)2 dan Mg(OH)2 yang merupakan proses tambahan untuk memudahkan pemisahan magnesiun dan kalsium. Magnesium dipisahkan melalui pengendapan dalam bentuk magnesium hidroksida dari larutan kalsium klorida melalui proses leaching dengan laruutan HCL teknis. Tahap akhir dari proses ektraksi ini adalah proses pembakara magnesium hiroksida atau kalsinasi akhir pada temperatur 400℃ selama 0,5 jam dengan hasil akhir adalah magnesium oksida.
Dalam penelitian ini telah dicoba untuk sejauh mana pengaruh proses slaking dalam menyediakan Ca(OH)2 dan Mg(OH)2 terhadap optimalisasi proses leaching sehingga dapat dihasilkan endapan Mg(OH)2 yang lebih banyak. Variabel proses slaking yang diperhatikan dalam penelitian ini adalah variabel waktu slaking, volume air slaking dan temperatur slaking.
Dari hasil penelitian memperlihatkan bahwa adanya kenaikan waktu slaking akan meningkatkan perolehan persen berat magnesium hingga 90% untuk kenaikan waktu slaking dari 5 sampai dengan 20 menit, dan adanya kenaikan volume air slaking tidak berpengaruh terhadap besar perolehan persen magnesium, dimana dihasilkan rata-rata persen berat 71% sedangkan pengaruh temperatur slaking akan meningkatkan perolehan persen berat magnesium sampai dengan 80% untuk kondisi slaking tanpa pemanasan hingga pemanasan 100℃."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S41406
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Nadi Astuti
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
T39762
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surachman
"Mineral dolomit mcnlpakan salah satu sumber magnesium yang banyak digunakan untuk menghasilkan magnesium ataupun magnesium oksida. Dolomit menipakan ikatan rangkap magnesium karbonat dan kalsium karbonat, sebzigai senyawa campuran kalsit (CaCO;) dan magnesit (MgCO;). Dolomit mempunyai rumus kimia CaMg(C0;);, berat molekul 184,4 dan specific grafity 2,84 g/cm). dengan kandungan rata-rata logam magnesium dalam mineral dolomit I3 wt%.
Penggunaan dolomit utamanya adalah unruk bahan refraktori, indusrri perta.nian, industri semen, fluks untuk paduan besi dan sebagai sumber magnesium. Proses plindian dalarn el-zstraksi magnesium oksida dari mineral dolomit ini adalah salah satu cara untuk meningkatkan nilai tambah dolomit yang tersedia dalam jumlah besar (satu setengah milyar ton) di Indonesia, karena nilai jual dalam bentuk magnesium oksida mencapai ratusan ribu kali lipat dari nilai jual dolomit mentah.
Ekstraksi magnesium ol-csida dari mineral dolomit umumnya dilakukan dengan proses pirometalurgi, yang membutuhkan biaya tinggi karena proses berlangsung pada tcmperatur tinggi. Telmik produksi tanpa proses lcmpcratur tinggi tentunya akan jauh lebih ekonomis dan lebih mudah penanganannya. Untulc itulah. diuji cobakan proses pelindian sebagai altematif dalam menghasilkan magnesium oksida dari mineral dolomit.
Penelitian ini menggunakan 10 gram scrbuk mineral dolomit, mencapai hasil magnesium oksida optimal pacla penggunaan pelarut asam klorida teknis (konsentxasi 8 M) sebanyak 27 ml dan pereaktan pengcndap NaOH 7M scbanyak 24 ml. Proses pencucian sangat berpengaruh dalam mcnghilangkan dan mcmisahkan ga.ra.m-garam anhidrat (NaCl dan CaCl¢) dari magnesium hidroksida. Pemanasan dan pengadukan meningkatkan kelamtan garam-garam anhidrat dalam air pada proses pencucian hingga sam setengah kali lipat proses pencucian tanpa pemanasan dan pengadukan, dan meningkatkan kadar magnesium olcicla hingga clelapan kali lipat. Proses kalsinasi diperlukan untuk merubah magnesium hidroksida menjadi magnesium oksida, dengan tempcratur kalsinasi 400° C.
Dalam uji struktur fasa hasil ekslraksi proses pelindian, melalui perbandingan hasil XRD terhadap data standar PDF (kartu JCPDS, Powder Dwracrion File) clidapatkan baliwa fasa yang terbentuk adalah fasa magnesium oksida.
Magnesium oksida yang dihasilkan dari proses pelindian ini, memiliki tingkat kemurnian yang tinggi (91 wt%). Dengan demikian, proses pelindian ini dirasakan layak dijadikan sebagai metode alternatif untuk mengliasilkan magnesium oksida dari mineral dolomit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S41543
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arya Inayatulloh
"Penelitian ini menggunakan sampel bijih nikel laterit yang telah dilindi dengan metode pelindian atmosferik di lab Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Penelitian ini berfokus untuk mengendapkan pengotor pada PLS, terutama pengotor besi, yang bertujuan untuk menghasilkan mixed hydroxide precipitate pada produk akhirnya. Untuk mengendapkan pengotor tersebut, dilakukan proses yang disebut iron removal sebanyak tiga tahap, yaitu dengan secara berurutan dilakukan titrasi reagen kalsium karbonat (CaCO3) dengan kandungan 25%w/w, 15%w/w, dan 12,5%w/w kedalam PLS hingga mencapai pH 2, 3, dan 3,5. Selanjutnya sampel tersebut dipanaskan dengan temperatur 90oC selama 2, 1,5, dan 1 jam. Pada penelitian diakhiri dengan proses titrasi MHP dengan dilakukan titrasi reagen magnesia (MgO) dengan kandungan 20%w/w kedalam PLS hingga mencapai pH 7. Selanjutnya sampel tersebut dipanaskan dengan temperatur 50oC selama 0,5 jam. Secara keseluruhan hasil penelitian, ditemukan bahwa proses iron removal sebanyak 3 tahap mampu mengurangi kadar pengotor, terutama besi, secara signifikan. Kadar besi mampu berkurang dengan %recovery total mencapai 7,46%. Berbeda dengan kadar nikel dan kobalt yang banyak terbuang pada proses iron removal dengan %recovery nikel sebesar 66,63% dan kobalt sebesar 12,51%. Pada hasil proses titrasi MHP menunjukkan hasil yang belum optimal, hal tersebut diindikasikan oleh kadar nikel dan kobal yang tidak bertambah secara signifikan dan kadar pengotor yang masih ada pada MHP. Kadar nikel pada endapan hanya sebesar 19,3%.

This research used samples of lateritic nickel ore that had been leached using the atmospheric leaching method at Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) lab. This research focuses on precipitating impurities in PLS, especially iron impurities, which aims to produce mixed hydroxide precipitate in the final product. To precipitate these impurities, a process called iron removal was carried out in three stages, iron removal is carried out in series by titrating calcium carbonate reagent (CaCO3) with a content of 25%w/w, 15%w/w, and 12,5%w/w into PLS until it reaches a pH of 2, 3, and 3,5. Furthermore, the sample was heated to a temperature of 90oC for 2, 1,5, and 1 hours. The research ended with the MHP titration process by titrating magnesia reagent (MgO) with a content of 20% w/w into PLS until it reached pH 7. Then the sample was heated to a temperature of 50oC for 0,5 hour. Overall, the results of the study found that the 3-stage iron removal process was able to significantly reduce the levels of impurities, especially iron. Iron content can be reduced with total % recovery reaching 7,46%. In contrast to the nickel and cobalt content, which was mostly precipitate in the iron removal process, with % nickel recovery of 66.63% and cobalt of 12,51%. The results of the MHP titration process showed results that were not optimal, this was indicated by the levels of nickel and cobalt which did not increase significantly and the levels of impurities that were still present in the MHP. The nickel content in the precipitate is only 19,3%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library