Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadia Nabila Anjani
Abstrak :
Mobility as a Service (MaaS) merupakan sebuah model layanan mobilitas yang telah digunakan perusahaan hingga pemerintah di berbagai negara. MaaS berperan sebagai perantara antara perusahaan atau pemerintah dengan pengguna dalam menyediakan berbagai layanan transportasi yang komprehensif. Implementasi MaaS di Indonesia telah dilakukan oleh Provinsi DKI Jakarta untuk meningkatkan layanan informasi transportasi umum bagi masyarakatnya. Salah satu platform MaaS yang tersedia di Jakarta adalah Trafi. Dengan pengguna terbanyak dibandingkan platform MaaS lainnya di Jakarta, Trafi menjadi platform MaaS yang sangat diandalkan oleh para pengguna transportasi umum di Jakarta. Sayangnya, user research yang dilakukan Trafi di Jakarta terakhir berlangsung pada tahun 2016. Hal ini menjadi salah satu pendorong dibutuhkannya evaluasi usability pada aplikasi untuk menemukan permasalahan yang dialami pengguna dan menentukan solusi dalam bentuk desain alternatif yang dapat meningkatkan user experience (UX). Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif berupa survei daring dan metode kualitatif berupa user interview. Hasil yang ditemukan meliputi masalah usability sehingga diperlukan perbaikan pada fitur yang sudah ada, dan perancangan fitur baru untuk meningkatkan usability. Setelah rancangan desain yang baru diusulkan, dilakukan evaluasi usability testing (UT). Secara keseluruhan, diperoleh hasil evaluasi yang positif secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil UT yang didapat adalah rata- rata sebesar 91,11% untuk tingkat keberhasilan tugas yang diuji dan rata-rata sebesar 85,02% untuk tingkat keberhasilan setiap pengguna. Hasil evaluasi juga menunjukkan bahwa pengguna mendapatkan kesan yang baik dan memberikan umpan balik positif terhadap rancangan desain alternatif. ......Mobility as a Service (MaaS) is a mobility service model that has been used by companies to governments in various countries. MaaS acts as an intermediary between companies or governments and end-users in providing a variety of comprehensive transportation services. The implementation of MaaS in Indonesia has been carried out by the Province of DKI Jakarta to improve public transportation information services for the community. One of the available MaaS platforms in Jakarta is Trafi. Having the most users compared to other MaaS platforms in Jakarta, Trafi is a MaaS platform that is highly relied on by public transport users in Jakarta. Unfortunately, the last user research conducted by Trafi in Jakarta took place in 2016. This has become one of the drivers of the need for usability evaluation on the application to find problems the users encounter and determine solutions in the form of alternative designs that can improve user experience (UX). The methods used in this research are quantitative methods, specifically online survey, and qualitative methods, specifically user interview. The result includes usability issues which conclude the need for improvements on existing features and design development on new features to improve usability. After the new design is proposed, it is then evaluated using usability testing (UT) method. Overall, a positive result was found, both on the quantitative and qualitative evaluation. The results were an average of 91.11% for the success rate of the tested tasks and an average of 85.02% for the success rate of each user. Evaluation results also show that users had a good impression and give positive feedback on the proposed alternative design.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Ayu Kurniati
Abstrak :
MaaS (Mobility as a Service) diinterpretasikan sebagai sebuah konsep yang menawarkan solusi mobilitas yang dapat diimplementasikan di perkotaan Indonesia dengan angkutan umum sebagai fundamental utama. Penelitian ini akan mengembangkan suatu framework indikator baru yang komprehensif dan dapat digunakan untuk melihat kesiapan suatu kota terhadap implementasi MaaS berdasarkan perspektif pemerintah di wilayah perkotaan di Indonesia. Pengembangan framework ini dilakukan dengan menyusun framework dari berbagai studi literatur kemudian menguji kelayakan framework dilakukan dengan analisis pre-sampling dan sampling. Analisis pre-sampling dilakukan untuk menguji validitas suatu framework dengan para ahli melalui pengujian Content Validity Index sehingga terbentuk instrumen yang dapat digunakan sehingga dapat dilakukan analisis sampling. Sebanyak 20 (dua puluh) variabel framework dari analisis pre-sampling kemudian diujicobakan di wilayah Joglosemar. Tahap selanjutnya, pada analisis sampling dibagi menjadi 2 (dua) analisis yaitu deskriptif dan SEM-PLS. Data kemudian diolah dan diperoleh 11 (sebelas) variabel yang memenuhi uji SEM-PLS. Berdasarkan analisis SEM-PLS diketahui pengaruh variabel eksogen yang paling berpengaruh baik langsung dan pengaruh tidak langsung terhadap "Ketersediaan Dana" (variabel endogen) melalui variabel "Familiarisasi" (variabel mediasi) adalah variabel Regulasi dan Peraturan. Oleh karena itu, kebijakan untuk menjalankan perencanaan implementasi MaaS di Indonesia, harus didukung dengan ketersediaan dana dan diperlukan regulasi dan peraturan yang kuat melalui familiarisasi MaaS kepada stakeholder terkait. ......MaaS (Mobility as a Service) is interpreted as a concept that offers mobility solutions that can be implemented in Indonesian cities with public transportation as the main fundamental. This research will develop a new, comprehensive indicator framework that can be used to see a city's readiness for MaaS implementation based on the government's perspective in urban areas in Indonesia. The development of this framework is carried out by compiling frameworks from various literature studies and then testing the feasibility of the framework is carried out by pre-sampling and sampling analysis. A pre-sampling analysis is carried out to test the validity of a framework with experts by testing the Content Validity Index so that an instrument is formed that can be used so that a sampling analysis can be carried out. A total of 20 (twenty) framework variables from the pre-sampling analysis were then tested in the Joglosemar area. In the next stage, the sampling analysis is divided into 2 (two) analyzes, namely descriptive and SEM-PLS. The data was then processed and 11 (eleven) variables were obtained that fulfilled the SEM-PLS test. Based on the SEM-PLS analysis, it is known that the exogenous variables that have the most direct and indirect influence on the "Availability of Funds" (endogenous variable) through the "Familiarization" variable (mediation variable) are Regulatory and Regulatory variables. Therefore, policies to carry out MaaS implementation plans in Indonesia must be supported by the availability of funds and strong regulations and rules are needed through familiarization of MaaS to relevant stakeholders.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Borgart, Ben
Amsterdam: De Bezige Bij, 1978
BLD 839.36 BOR bl
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhif Muhammad Rekoputra
Abstrak :
OpenAirInterface(OAI) 5G adalah suatu perangkat lunak berbasis open source yang dapat mengimplementasikan sistem jaringan telekomunikasi berbasis LTE serta susunan protokolnya, yang berstandar 3GPP, pada suatu komputer umum. OpenAirInterface 5G digunakan untuk melakukan riset pengembangan jaringan 4G menjadi 5G dengan biaya yang lebih murah. Pada skripsi ini dilakukan pengujian konesp Virtual Network Function pada jaringan OpenAirInterface 5G dengan cara mengevaluasi kinerja sistem OpenAirInterface 5G pada platform cloud yang terkelola oleh Juju Orchestration. Digunakan platform cloud yang terkelola oleh Metal as a Service(MAAS) untuk memudahkan penyebaran infrastruktur, baik fisik mapun virtual, dan Juju Orchestration untuk mempercepat dan mempermudah penyebaran aplikasi OpenAirInterface diatas platform cloud. Pengujian kinerja layanan dilakukan dengan cara menguji bitrate, latensi, jitter, performa streaming, dan performa browsing. Oai cloud memiliki hasil bitrate rata-rata 12,60 Mbps pada proses unduh, hasil bitrate rata-rata 17,50 Mbps pada proses unggah, waktu rata-rata 51,64 ms pada latensi, dan waktu rata-rata 11,40 ms pada jitter. Sedangkan pada Oai fisik memiliki hasil bitrate rata-rata 12,56 Mbps pada proses unduh, hasil bitrate rata-rata 17,42 Mbps pada proses unggah, waktu rata-rata 54,44 ms pada latensi, dan waktu rata-rata 12,48 ms pada jitter . Dari hasil yang didapat dapat diambil kesimpulan bahwa performa internet Oai cloud lebih unggul walaupun nilai perbedaannya yang tidak signifikan dan sedikit. Namun walaupun begitu, Oai cloud masih memiliki kelebihannya yang sangat berbeda jaruh dalam kemampuan skalabilitasnya dikarenakannya memiliki kemampuan penyebaran aplikasi secara otomatis dan cepat yang dilakukan oleh Juju Orchestration. ......OpenAirInterface (OAI) 5G is an open source based software that can implement LTE-based telecommunications systems and its protocols, which uses the 3GPP standard, on a public computer. OpenAirInterface 5G is used to conduct research on the development of 4G to 5G at a lower cost. In this work we evaluate the concept of Virtual Networks on the OpenAirInterface 5G network by evaluating the performance of our the OpenAirInterface 5G system on a cloud platform managed by Juju Orchestration. The cloud platform used is managed by Metal as a Service (MAAS) to help allocate the network infrastructure, both physical and virtual. Juju Orchestration is used to accelerate and automate the deployment and configuration of OpenAirInterface applications on the cloud platforms. The performance evaluation is done by testing the bitrate, latency, jitter, streaming performance, and browsing performance. OAI cloud has an average bitrate of 12.60 Mbps during the download process, an average bitrate of 17.50 Mbps for the upload process, an average time of 51.64 ms at latency, and an average time of 11.40 ms at jitter. The physical OAI has an average bitrate of 12.56 Mbps in the download process, the average bitrate of 17.42 Mbps in the upload process, the average time of 54.44 ms on latency, and the average time of 12.48 ms at jitter. From the results obtained it can be concluded that the the performance quality of OAI cloud is better even though the differences are not significant and small. However, OAI cloud still has its big advantages in term of its scalability process for the ease of automation deployment of application carried out by Juju
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library