Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nabila Aida Novitarani
"Penggunaan barang mewah atau produk mewah terus meningkat dengan yang baru generasi memasuki industri produk mewah sebagai konsumen, generasi milenial. Perbedaan antara generasi milenial dan generasi sebelumnya konsumen yang lebih tradisional dari produk mewah membuat industri ini membutuhkan perubahan untuk mengakomodasi karakteristik dan kebutuhan generasi milenial. Penelitian ini bertujuan untuk memahami pengaruh motivasi konsumen terhadap niat beli produk mewah dengan merek halus atau eksplisit dengan pengaruh faktor kebutuhan konsumen akan keunikan dan swa-monitor. Penelitian ini dibagi menjadi 2 dengan Penelitian 1 untuk menguji pengaruh kebutuhan konsumen terhadap keunikan dan Penelitian 2 hingga uji efek pemantauan mandiri. Metode purposive sampling digunakan untuk penelitian ini dengan responden dan dianalisis menggunakan IBM SPSS Statistics dengan campuran ANOVA 2X2 metode.
Temuan penelitian ini mengungkapkan bahwa dalam kondisi keunikan tinggi, konsumen yang termotivasi secara ekstrinsik akan lebih memilih produk mewah dengan branding eksplisit dan konsumen yang termotivasi secara intrinsik akan lebih memilih produk mewah dengan branding yang halus. Sementara itu, dalam kondisi pemantauan diri yang rendah, tidak ada perbedaan yang signifikan dalam pemilihan produk mewah dengan branding eksplisit atau halus dengan ekstrinsik atau motivasi intrinsik. Implikasi manajerial dibahas dalam penelitian ini juga rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut.

The use of luxury goods or luxury products continues to increase with the new generation entering the luxury product industry as a consumer, millennial generation. The difference between millennials and previous generations of more traditional consumers of luxury products makes this industry need a change to accommodate the characteristics and needs of millennial generations. This study aims to understand the influence of consumer motivation on the purchase intention of luxury products with refined or explicit brands with the influence of consumer demand factors for uniqueness and self-monitoring. This study was divided into 2 with Research 1 to examine the effect of consumer needs on the uniqueness and Research 2 to the independent monitoring effect test. The purposive sampling method was used for this study with respondents and analyzed using IBM SPSS Statistics with a mixture of ANOVA 2X2 methods.
The findings of this study reveal that in conditions of high uniqueness, extrinsically motivated consumers will prefer luxury products with explicit branding and consumers who are intrinsically motivated will prefer luxury products with smooth branding. Meanwhile, in conditions of low self-monitoring, there is no significant difference in the choice of luxury products with explicit or subtle branding with extrinsic or intrinsic motivation. Managerial implications discussed in this study are also recommendations for further research.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aneira Meidhania
"Penelitian ini bertujuan untuk memahami pendorong sikap Gen Zs terhadap produk mewah dan palsu di Jakarta yang dimoderatori oleh pengaruh interpersonal. Penelitian menggunakan sampel sebanyak 272 responden yang berdomisili di Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perfeksionis dan konsumsi status memiliki sikap positif terhadap produk mewah. Selanjutnya, ketika perfeksionisme dan konsumen dimotivasi oleh status yang dimoderatori oleh pengaruh interpersonal, hal itu hanya mempengaruhi konsumen status dan sikap mereka terhadap produk mewah. Hasil temuan ini berimplikasi untuk memberikan perspektif baru bagi para praktisi, regulator, dan akademisi terkait sikap konsumen terhadap produk mewah dan palsu.

The study aims to understand the drivers of the attitude towards luxury and counterfeit products of Gen Zs in Jakarta, which is moderated by interpersonal influence. The study uses a sample of 272 respondents that reside in Jakarta. The findings showed that perfectionist and status consumption have a positive attitude towards luxury products. Furthermore, when perfectionism and consumers are motivated by status moderated by interpersonal influence, it only influences status consumers and their attitude towards luxury products. The results of these findings have implications for providing new perspectives for practitioners, regulators, and academics regarding the consumer’s attitude toward luxury and counterfeit products."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karima Shehab
"ABSTRAK
Luxury goods di Indonesia semakin dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat, hal ini dapat dilihat dari nilai pasar luxury goods yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Namun seiring meningkatnya produk luxury fashion yang masuk ke Indonesia, penjualan produk tiruan pun ikut meningkat. Penelitian ini melihat bagiamana pandangan negatif terhadap barang tiruan mampu mempengaruhi intensi konsumen untuk membeli luxury fashion product yang orisinil. Dengan melibatkan variabel-variabel lain yaitu, Public Self-Consciousness, Self-Esteem, Brand Consciousness dan Ethical Idealism. Sampel penelitian ini adalah Generasi Y dengan rentang umur 18 ndash; 35 yang berdomisili di daerah Jabodetabek dan beberapa kota besar lainnya di Indonesia, yang memiliki luxury fashion products. Peneliti menggunakan analisis Structural Equation Modelling SEM . Hasil penelitian memperlihatkan bahwa Generasi Y memiliki pandangan negative terhadap barang tiruan yang tinggi namun belum tentu memiliki keingin untuk membeli luxury product yang orisinil, perkiraan peneliti hal ini disebabkan karena pendapatan yang belum cukup.Luxury goods di Indonesia semakin dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat, hal ini dapat dilihat dari nilai pasar luxury goods yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Namun seiring meningkatnya produk luxury fashion yang masuk ke Indonesia, penjualan produk tiruan pun ikut meningkat. Penelitian ini melihat bagiamana pandangan negatif terhadap barang tiruan mampu mempengaruhi intensi konsumen untuk membeli luxury fashion product yang orisinil. Dengan melibatkan variabel-variabel lain yaitu, Public Self-Consciousness, Self-Esteem, Brand Consciousness dan Ethical Idealism. Sampel penelitian ini adalah Generasi Y dengan rentang umur 18 ndash; 35 yang berdomisili di daerah Jabodetabek dan beberapa kota besar lainnya di Indonesia, yang memiliki luxury fashion products. Peneliti menggunakan analisis Structural Equation Modelling SEM . Hasil penelitian memperlihatkan bahwa Generasi Y memiliki pandangan negative terhadap barang tiruan yang tinggi namun belum tentu memiliki keingin untuk membeli luxury product yang orisinil, perkiraan peneliti hal ini disebabkan karena pendapatan yang belum cukup.

ABSTRACT
Luxury goods in Indonesia are increasingly easily in the public, this can be seen from the luxury goods market value continues to increase from year to year. But along with the increasing fashion luxury products in Indonesia, sales of counterfeits products also increased. This study sees how the negative feel towards counterfeit luxury goods can affect the intention of consumers to buy an original fashion luxury product. By involving other variables which are, Public Self Consciousness, Self Esteem, Brand Consciousness and Ethical Idealism. The sample of this research is Generation Y with age range 18 35 domiciled in Jabodetabek area and several other big cities in Indonesia, which have fashion fashion products. Researchers used Structural Equation Modeling SEM analysis. The results shows that Generation Y has high negative view of counterfeit luxury goods but does not necessarily have an intention to buy the original luxury product, the researchers estimate this is due to insufficient income."
2017
S67422
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library