Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cameron, Alastair
Chichester: Ellis Horwood, 1981
621.89 CAM b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lansdown, A.R.
Oxford: Pergamon Press, 1982
R 621.8 LAN l
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Damanik, Polhan Benny
Abstrak :
Tesis ini mengkaji permasalahan dalam efektifitas penggunaan endorser di dalam komunikasi untuk pelumas kendaraan bermotor roda dua. Desain penelitian cksploratori dengan menggunakan metode kualitatif dan pilot survey Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh pemahaman yang lebib mendalam mengenai tantangan komunikasi pemasaran di industri pelumas kendaraan bermotor roda dua dengan menemukan fenomena ena yang ada di sekitar konsumen, Hasil penelitian menyarankan di penelitian lanjutan secaa kuantitatif atas beberapa fenomena yang ditemukan sehubungan dengan perilaku konsumen pelumas kendaraan roda dua......The focus of this study is to analyse the effectiveness of the use of an endorser in marketing communication for motorcycle lubricants. The research design is an exploratory research by using qualitative and pilot survey methods. The purpose is Focusedon getting a deeper understanding regarding the challenges in marketing communication of the motorcycle lubricants industry by finding phenomenon and behaviour amongst intended consumers. The result suggested a more deeper and detailed work in quantitative method for some phenomenons found related to consumer behaviour and segments.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lansdown, A.R.
Abstrak :
Buku yang berjudul "Lubrication : a practical guide to lubricant selection" ini ditulis oleh A. R. Lansdown. Buku ini merupakan sebuah buku panduan mengenai pelatihan lubricant.
Oxford: Pergamon Press, 1982
R 621.89 LAN l
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Muhamad Ibnu Fajar
Abstrak :
Limbah pelumas yang mengandung bahan beracun dan berbahaya mengganggu kesehatan ekosistem sehingga menjadi ancaman terhadap berlanjutnya lingkungan hidup. Kinerja lingkungan produsen pelumas mampu mengendalikan limbah produksi di sekitar lokasi pabrik, namun tidak menjangkau pengendalian limbah konsumen di luar lokasi pabrik. Literatur dan publikasi ilmiah belum mendalami pengaruh kinerja lingkungan produsen terhadap sikap lingkungan konsumen untuk mendorong upaya pengendalian limbah pelumas di luar lokasi pabrik, khususnya pada wilayah saluran distribusi pelumas. Riset ini bertujuan untuk membangun model kinerja lingkungan pada saluran distribusi pelumas untuk menganalisis pengaruh kinerja lingkungan produsen terhadap sikap lingkungan konsumen baik secara langsung maupun melalui peran mediasi dari kualitas hubungan konsumen dan pengecer dan peran mediasi dari perilaku pembelian konsumen. Hasil riset dengan menggunakan metode analisis Partial Least Square menunjukkan bahwa kinerja lingkungan produsen berpengaruh positif secara langsung terhadap sikap lingkungan konsumen. Namun, kualitas hubungan konsumen dan pengecer berperan negatif dalam mendorong pengaruh kinerja lingkungan produsen terhadap sikap lingkungan konsumen, sebaliknya, perilaku pembelian konsumen berperan positif. Model kinerja lingkungan pada saluran distribusi pelumas berbasis kinerja lingkungan produsen, sikap lingkungan, kualitas hubungan dan perilaku pembelian dapat digunakan sebagai referensi oleh pemangku kepentingan untuk menyusun strategi dan kebijakan pengendalian limbah pelumas di wilayah saluran distribusi pelumas.  ......Lubricant waste containing toxic and hazardous materials disturbs the health of the ecosystem so that it becomes a threat to the sustainability of the environment. The environmental performance of lubricant producers is able to control production waste around the factory location but does not reach consumer waste control outside the factory location. Literature and scientific publications have not explored the influence of producer environmental performance on consumer environmental attitudes to encourage efforts to control lubricant waste outside the factory location. This research aims to build a model of environmental performance in the distribution channel of lubricants to analyze the effect of the environmental performance of producers on consumers' environmental attitudes either directly or through the mediating role of the quality of consumer-retailer relationships and the mediating role of consumer buying behavior. Using Partial Least Square analysis method, results show that the environmental performance of producers has a direct positive effect on consumers' environmental attitudes. However, the quality of the relationship between consumers and retailers has a negative role in encouraging the influence of producer environmental performance on consumer environmental attitudes, on the other hand, consumer buying behavior plays a positive role. The environmental performance model in the lubricant distribution channel can be used as a reference by stakeholders to formulate strategies and policies for controlling lubricant waste in the lubricant distribution channel area.
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Ratna Pertiwi
Abstrak :
Bisnis minyak pelumas dalam negeri memiliki prospektif yang cerah, seiring dengan pertumbuhan industri otomotif. Terutama setelah penetapan Keputusan Presiden (Keppres) No. 21 Tahun 2001 tentang Penyediaan dan Pelayanan Pelumas yang semakin membuka peluang bagi perusahaan asing untuk mernperluas bisnisnya di Indonesia. Walau sudah banyak pemain lama yang menguasai sebagian besar pasar, namun tidak menutup kemungkinan bagi pemain barn untuk meriembus pasar pelumas karena konsumsi minyak pelumas nasional yang terus meningkat. Sebagai pemain baru, tentu perlu dilakukan berbagai upaya untuk dapat bersaing. Untuk mendukung upaya tersebut, PT. COPDI mengembangkan Supply chain management sebagai bagian support dalam memutar roda bisnis perusahaan, terutama dalam mengatasi permasalahan arus material, informasi dan finansial dalam hubungan kerja samanya dengan pihak eksternal (distributor dan pemasok) dan internal. Supply chain management berpotensi untuk memperbaiki tiga komponen penggerak dari performs finansial, yaitu pertumbuhan, keuntungan dan utilisasi kapital. Namun temyata dalam pelaksanaan belum memadai, semua aktivitas operasional supply chain yang dilakukan selama ini berjalan dengan minim peraturan dan tanpa kebijakan tertulis dari perusahaan. Akibat rninimnya peraturan dan kebijakan tersebut, performa supply chain yang berdampak kepada kinerja keuangan perusahaan menjadi belum terukur. Performa supply chain sangat tergantung dari kebijakan dan prosedur yang pengukuran cash to cash cycle dengan tujuan untuk memperbaiki kebijakan dan prosedur yang terkait dengan pergerakan piutang, persediaan dan hutang perusahan. Pengukuran yang digunakan dalam karya akhir ini dibatasi pada pengukuran finansial yang terkait dengan aktivitas supply chain. Untuk mengetahui tingkat likuiditas perusahaan perlu dilihat dari masingmasing komponen cash to cash cycle, yaitu days sales outstanding, days of inventory dan days payable outstanding. ICondisi salt ini menunjukkan lamanya pembayaran piutang dari distributor melebihi ketentuan credit term yang berlaku, perputaran persediaan di gudang yang lambat dan pembayaran hutang ke pemasok yang melebihi credit term. Hal tersebut terjadi karena kurang diterapkannya kebijakan dan prosedur yang berlaku. Tidak adanya kebijakan penalti bila terjadi keterlambatan dalam pembayaran piutang dari distributor, demikian pula dengan pembayaran hutang ke pemasok, pembelian barang distributor yang melebihi limit kredit, pemesanan barang ke pemasok yang tidak mengikuti prosedur dan proses operasional lainnya yang berjalan tidak sesuai aturan. Salah satu perbaikan yang dilakukan adalah membuat kebijakan dan prosedur untuk kegiatan finansial dan operasional yang belurn ada peraturan tertulisnya. Dengan menetapkan credit term yang baru pada pembayaran piutang dan kebijakan pembelian barang oleh distributor tidak melebihi limit kredit, lamanya days sales outstanding dapat dipersingkat. Sementara untuk lamanya dayA payable outstanding, tetap dipertahankan dengan memanfaatkan keuntungan dari posisi PT. COPDI sebagai anak perusahaan dari perusahaan yang sama dengan pemasok. Saat ini PT. COPDI tidak menggunakan metode perhitungan dalam mengatur besarnya barang yang dipesan ke pemasok. Besamya pemesanan didapat dari penjualan rata-rata selama 6 bulan kebelakang, laporan re-order dari PT. BDPI, permintaan distributor dan forecast dari tim penjualan. Perencanaan pemesanan seperti ini mengalami beberapa kendala karena tidak adanya persediaan pengarnan, tidak adanya re-order point dan tidak terukurnya jumlah barang di gudang apakah kelebihan atau kekurangan. Untuk mengatasi masalah tersebut, digunakan klasifikasi ABC dan metode fixed order quantity. Dalam perhitungan pergerakan barang hanya digunakan barang-barang dalam klasifikasi A. Dengan menggunakan model fixed order quantity didapat penurunari nilai persediaan sebesar 32.79%. Penurunan nilai persediaan berdampak pada penurunan harga pokok sebesar 0.67% dan dipersingkatnya days inventory outstanding. Setelah dilakukan perbaikan kebijakan dan prosedur financial terutama mengenai piutang dan pergerakan persediaan dipercepat, berdampak pada peningkatan nilai cash cycle sebesar 91%.
Domestic lubricants business has bright prospective in conjunction with automotive industry growth especially after pronouncement of President Decree No 21 year 2001 on Lubricants Supply and Services. This decree opened the opportunity for foreign company to expand its business in Indonesia. Although there were many previous player already had dominate most of the market, but the possibility for new player to enter lubricants market was still wide open. The possibility can be happened because of the continuous increasing of national lubricants oil consumption. As a new player, PT. COPDI without doubt has to do numerous efforts to keep up with the competition. To support those efforts, PT. COPDI had developed supply chain management as support function to maintain the ongoing company business, especially in term to overcome problems in material, information and financial flows that occurred in relationship with external (supplier and distributor) and internal factor. Supply chain management had the potential to fix three components driver of financial performance, which is growth, profit and capital utilization. But in actual fact the company operational activities has not accommodated those potentials. Currently, the entire supply chain operational activities proceed with lack of company rules and regulations. As the results of that lack of rules and regulations, supply chain performance that have effect to company financial performance could not be recorded. The performance of supply chain closely depends on company rules and regulations. To identify supply chain performance, cash to cash cycle valuation being used in this thesis with the purpose to mend company rules and regulation that related to account payable, inventory and account receivable movements. Valuation used throughout this thesis limited into financial valuation that related to supply chain activity. To comprehend the company liquid level we need to overlook each of cash to cash cycle components, which are days sales outstanding, days of inventory and days payable outstanding. At the moment, the company state of affairs showed that payment term from distributor for account receivable exceeds the company credit term regulation, also inventory turnover in the warehouse was much slowed and payments to supplier for account payable exceed the credit term agreement. These conditions happened because the business processes within the company have not followed the rules and regulation in place. There were no penalty for late payment from distributor for account receivable and also the payment to supplier for account payable, distributor could bought exceed the credit limit and credit term, ordering material processes that were not followed the procedure and other operational processes that were not followed regulation in place. One of the improvements that can be done was to form rules and regulations for financial and operational activities that have no written regulation. With new credit term for account receivable payment and new regulation that were not allowing distributor to buy exceed the credit limit and credit term, expectantly the length of days sales outstanding could be shortened. While for entrancement on days payable outstanding, the length of days were kept as the way it is, taking advantage on the positioned of PT. COPDI as sister company of the supplier.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18200
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Rizkiandi
Abstrak :
Kontribusi sektor transportasi dan pergudangan di Indonesia berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2020 turun ke peringkat 8 sebesar 3,81% dibandingkan data tahun 2019 di peringkat 7 sebesar 4,41%. Penurunan sektor usaha transportasi dan pergudangan terhadap PDB mengakibatkan perusahaan minyak dan gas harus menerapkan strategi keunggulan biaya untuk mencapai kesesuaian strategi dengan rantai pasok pelumas yang efisien. Adanya batasan waktu pelayanan di gudang untuk pengiriman dan penerimaan produk pelumas sangat penting dalam penentuan rute. Penambahan titik hub sebagai solusi pemenuhan kebutuhan pelumas sesuai service level. Titik hub yang diusulkan diperoleh melalui K-Means Clustering dan rute optimal dengan kendala kapasitas truk dan waktu pelayanan di gudang digunakan metode CVRPTW (Capacitated Vehicle Routing Problem with Time Windows). Penelitian ini digunakan data realisasi pengiriman produk pelumas tahun 2019-2021 pada perusahaan BUMN minyak dan gas di Indonesia. Data realisasi tahun 2019 digambarkan permintaan pelumas pada masa pra COVID-19. Data realisasi tahun 2020 digambarkan permintaan pelumas pada masa COVID-19, dan data realisasi tahun 2021 digambarkan permintaan pelumas pasca COVID-19. Hasil penelitian diperoleh dua titik hub yang diusulkan pada koordinat -6.59395726,107.47077792 dan -7.388939,111.76971405. Selanjutnya diperoleh kenaikan utilitas truk sbesar 76,91% dan biaya distribusi setelah penambahan depot 21,62% lebih rendah dibandingkan dengan kondisi semula. ......The contribution of the transportation and warehousing sector in Indonesia based on data from the Central Statistics Agency (BPS) in 2020 fell to rank 8 at 3.81% compared to 2019 data at rank 7 at 4.41%. The decline in the transportation and warehousing business sector to GDP has resulted in oil and gas companies having to implement a cost leadership strategy to achieve strategic alignment with an efficient lubricant supply chain. The existence of a service time limit in the warehouse for shipping and receiving lubricant products is very important in determining the route. Addition of hub points as a solution to meet the needs of lubricants according to service level. The proposed hub point is obtained through K-Means Clustering and the optimal route with constraints of truck capacity and service time at the warehouse is the CVRPTW (Capacitated Vehicle Routing Problem with Time Windows) method. This study uses data on the realization of lubricant product shipments in 2019-2021 at state-owned oil and gas companies in Indonesia. The realization data in 2019 depicts the demand for lubricants during the pre-covid 19 period. The realization data in 2020 describes the demand for lubricants during the covid 19 period, and the realization data in 2021 describes the demand for lubricants after the covid 19. The results of the study obtained two proposed hub points at coordinates -6.59395726, 107.47077792 and -7.388939,111.76971405. Furthermore, the increase in truck utility was 76.91% and the distribution cost after the addition of the depot was 21.62% lower than the original condition
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berlian Islamiati
Abstrak :
Low back pain adalah rasa nyeri maupun pegal-pegal pada punggung bawah yang terjadi apabila ada penekanan pada daerah lumbal yaitu L4 dan L5. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif semi kuantitatif dengan pendekatan cross sectional untuk melihat distribusi dan frekuensi dari faktor yang berhubungan dengan keluhan subjektif low back pain pada operator forklift yaitu faktor personal berupa umur, masa kerja, kebiasaan olahraga (stretching), dan riwayat low back pain, serta dosis pajanan getaran dan durasi pajanan getaran. Metode yang digunakan adalah pendekatan cross sectional dan melibatkan 33 operator forklift di PT. Pertamina Lubricants Production Unit Jakarta Tahun 2014 sebagai responden penelitian. Pengambilan data primer pada penelitian ini yaitu melakukan pengukuran getaran menggunakan human vibration meter 100 Larson Davis, penyebaran kuesioner, dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 60,6% operator forklift yang mengalami keluhan low back pain dan 39,4% operator tidak mengalami keluhan low back pain. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat tiga variabel yang berhubungan signifikan dengan keluhan subjektif low back pain, yaitu umur, kebiasaan olahraga (stretching), riwayat low back pain. Sedangkan yang tidak berhubungan yaitu masa kerja, dosis pajanan getaran, dan durasi pajanan getaran. ......Low back pain is pain and stiffness in the lower back that occurs when there is an emphasis on areas lumbar that L4 and L5. This study is a descriptive semi-quantitative with cross-sectional approach to look at the distribution and frequency of factors associated with subjective complaints of low back pain in forklift operators that personal factors such as age, years of work, exercise habits (stretching), and a history of low back pain, and vibration exposure dose and duration of vibration exposure. The method is a cross-sectional approach and involves 33 forklift operator PT. Pertamina Lubricants Production Unit Jakarta in 2014 as research respondents. Primary data collection in this study is measuring vibration using human vibration meter 100 Larson Davis, questionnaires, and interviews. The results of this study indicate that there is a 60.6% forklift operators who have complaints of low back pain and 39.4% operators do not have complaints of low back pain. Based on the research results, there are three variables significantly associated with subjective complaints of low back pain, namely age, exercise habits (stretching), a history of low back pain. While that is not related to years of work, vibration exposure dose, and duration of exposure to vibration.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55778
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>