Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Khairul Imam
"ABSTRAK
Artikel ini membahas mengenai pengaruh status sosial ekonomi terhadap pola gaya hidup traveling mahasiswa reguler FISIP UI. Pada studi-studi sebelumnya memperlihatkan bahwa pola gaya hidup tertentu dimasyarakat secara tidak langsung menggambarkan kelas sosial tertentu. Dalam hal ini, tiap-tiap kelas sosial memiliki gaya hidup yang berbeda satu sama lain. Perbedaan gaya hidup tersebut disebabkan karena perbedaan pendapatan yang dimiliki oleh tiap kelas sosial. Terdapat dua kelemahan dari pandangan tersebut yaitu 1 kelas sosial yang berbeda dapat memiliki gaya hidup yang sama dan 2 perbedaan gaya hidup tersebut tidak selalu disebabkan oleh perbedaan pendapatan yang dimiliki oleh tiap kelas sosial. Penulis berargumen bahwa gaya hidup traveling tidak hanya dimiliki oleh kelas menengah-atas tetapi juga oleh kelas menengah-bawah. Meskipun dalam melakukan traveling membutuhkan biaya yang tidak sedikit, menabung dapat menjadi sebuah solusi bagi masyarakat kelas menengah-bawah. Studi ini melihat pada kasus mahasiswa di FISIP UI, dimana selain melakukan kegiatan perkuliahan, traveling menjadi suatu gaya hidup yang masih dilakukan oleh sebagian mahasiswa reguler FISIP UI. Penulis ingin mengetahui, apakah gaya hidup traveling mahasiswa FISIP UI tersebut hanya menggambarkan kelas menengah-atas. Penelitian ini dilaksanakan pada awal bulan April sampai akhir Mei 2017. Dalam hal ini, penulis akan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik penarikan sampel, simple random sampling untuk mengetahui hal tersebut.

ABSTRACT
This article discusses the influence of socio economic status on lifestyle patterns of traveling on FISIP UI regular students. Previous studies have shown that certain lifestyle patterns in the community indirectly describe a particular social class. In this case, each social class has a different lifestyle. The difference in lifestyle is due to the difference in income that each social class has. There are two disadvantages to this view 1 different social classes can have the same lifestyle and 2 the lifestyle differences are not always due to the different incomes that each social class has. The author argues that the lifestyle of traveling is not only owned by the upper middle classes but also by the middle lower classes. Although traveling does require a lot of money, saving can be a solution for middle lower class society. This study looks at the case of students at FISIP UI, where in addition to lecturing activities, traveling becomes a lifestyle that is still done by some regular students FISIP UI. The author wants to know, whether the lifestyle of traveling students FISIP UI is only describes the upper middle class. This research was conducted in early April until the end of May 2017. In this case, the writer will use quantitative approach with sampling technique, simple random sampling to know it."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Defi Reisna
"Rumah sehat merupakan salah satu kebutuhan yang harus terpenuhi, sehingga penghuni dapat memperoleh derajat kesehatan yang optimal untuk mendukung berlangsungnya aktivitas sehari-hari mereka. Namun seiring meningkatnya jumlah penduduk yang tidak diiringi ketersediaan lahan untuk perumahan, menjadikan masyarakat berpenghasilan rendah memilih tinggal di hunian liar dan kumuh yang kondisinya jauh dari sebuah rumah sehat. Apakah hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki keinginan untuk tinggal di rumah sehat. Untuk mengkaji mengenai prioritas rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah, dilihat dari sudut pandang Turner. Bagi masyarakat berpenghasilan rendah menurut Turner yang terpenting dari sebuah rumah adalah dilihat dari sudut pandang what it does yakni bagaimana rumah memberikan kesempatan untuk dapat bertahan hidup dan memenuhi harapan-harapan mereka di masa mendatang, tanpa banyak memperhatikan bagaimana kondisi fisik rumah yang merujuk pada pendekatan sudut pandang what it is. Dengan demikian apakah rumah sehat mungkin dimiliki oleh masyarakat berpenghasilan rendah - Bagaimana mereka mengupayakan rumah sehat pada huniannya - Untuk meninjau hal ini, dilakukan studi kasus dengan metode observasi dan wawancara pada ketiga penghuni rumah petak di Jalan Pinang, Pondok Labu yang merupakan masyarakat berpenghasilan rendah. Tinjauan dilakukan dengan melihat kaitan antara prioritas bertinggal dengan kondisi fisik rumah. Berdasarkan hasil telaah dari ketiga penghuni, pada dasarnya mereka memprioritaskan rumah dari sudut pandang what it does. Namun mereka juga tetap memperhatikan kondisi fisik rumah agar mampu mendukung kenyamanan bertinggal dan kesehatan penghuninya. Hal ini terlihat dengan adanya upaya dan solusi untuk menerapkan beberapa kriteria rumah sehat diantaranya mengenai pencahayaan dan penghawaan alami juga kondisi atap, dinding dan langit-langit yang tidak bocor. Dengan adanya upaya ini, menunjukkan bahwa rumah sehat juga menjadi satu hal yang diperhatikan oleh sebagian kecil masyarakat berpenghasilan rendah terhadap huniannya.

Healthy home is one requirement that have to fulfill, so that dweller can obtain an optimal health for supporting their daily activities. But the increasing number of people which is not accompanied by the availability of land for housing, making the lower class choose to live in slum which have conditions far from a healthy home. Does this indicate that they have no desire to live in a healthy home'. To assess the priority of housing for the lower class viewed from the standpoint of Turner. For the lower class, according to Turner's most important from a house is viewed from the standpoint of what it does: how the house provides an opportunity to survive and to make real their expectations, without much attention to how the physical condition of homes that refer to viewpoint approach to what it is. Thus, whether the healthy home may owned by the lower class' How did they effort a healthy home' For this review, a case study using observation and interviews at three residences at Jalan Pinang, Pondok Labu which is the lower class. Reviews carried out by looking at the link between dwelling priorities with the physical condition of the house. Based on the results of a review of the three occupants, they are basically prioritizing the house from the standpoint of what it does. But they also still considering the physical condition of the house to support comfortable and occupant health. This can be seen, with the effort and solution to apply of some criteria for healthy homes such as natural ventilation and natural lighting conditions, and also a roof, walls and ceilings that do not leak. Given these efforts, shows that healthy homes also become a thing noticed by small portion of the lower class of their house.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S52354
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library