Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Juliman
Abstrak :
Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Pemenuhan kebutuhan rumah bagi masyarakat akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dalam pembangunan suatu rumah khususnya rumah sederhana terdapat komponen-komponen biaya yang menentukan seperti komponen biaya tanah, pematangan tanah, perijinan, infrastruktur, bangunan, overhead dan biaya lain-lain. Persentase masing-masing komponen biaya tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor dominan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi seberapa besar pengaruh dari faktor dominan tersebut terhadap persentase masing-masing komponen biaya dan untuk mengetahui faktor sensitif yang mempengaruhi kinerja biaya developer. Dari hasil analisis dengan tools SPSS versi 11.0 terhadap 30 sampel yang dilakukan diperoleh bahwa status hukum tanah, kontur tanah, dan, teknik membangun merupakan faktor yang mempengaruhi dalam pembangunan rumah sederhana. Sedangkan dari Simulasi Montecarlo dengan 3000 trials terhadap cash flow developer dihasilkan persen probabilitas profit developer sebesar 34.83% dengan faktor-faktor sensitif terhadap profit adalah eskalasi (68,2%), pemasaran (23.9%), bunga pinjaman (S.7%), administrasi KPR (0.8%) serta faktor perencanaan dan pengawasan (0.7%).
Identification of Cost Components Low Cost Housing That Influence Developer's Cost PerformanceShelter is one of the most basic human needs the fulfillment of shelter for society will increase as the living standard of that society increased. In one house construction especially for low cost housing there is cost components that will determination point like cost of land, cost of land treatment, cost of legality, cost of infrastructure, cost of building, overhead cost and etc. Each percentage is influenced by several factors. This research's aim is to identify how large the impact from dominant factor for those cost above and to know the sensitive factors that influence developer's cost performance. The analysis result with SASS version 11.0 as a tool to 30 samples that legal status of land; land contour and technique to construct the building are the factors that influence in low cost housing construction. While the result form Monte Carlo Simulation with 3000 trials to the developer's cash flow there is probability percentage for developer profit about 34.83% with sensitive factors to the profit are escalation (68.2%), marketing (23.9%), rate of loan (5.7%), credit administration (0.8%) and planning and surveillance (0.7%).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T 3386
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudiarto
Abstrak :
Pembangunan perumahan sangat sederhana di Perumnas DV Karawaci yang berlokasi di Kelurahan Uwungjaya dan Cibodas, Kecamatan Jatiuwung, Kotamadya Dati II Tangerang dilaksanakan oleh Perum Perumnas pada tahun 1992. Pembangunan perumahan sangat sederhana tersebut sebagian besar diperuntukkan bagi relokasi permukiman kumuh Kampung Sawah, Kelurahan Tanjungduren dan Kemanggisan Jakarta Barat. Pembangunan perumahan sangat sederhana dengan luas bangunan 21 m2 dan luas tanah 54 m2 secara sepintas merupakan keberpihakan terhadap pemenuhan kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah. Karakteristik data di lapangan menunjukkan masih terdapat rumah sangat sederhana yang utuh (belum diubah) disingkat RSSUT dan rumah sangat sederhana yang telah diubah (direnovasi) disingkat RSS-RV. Ditinjau dari luas bangunan, bahan bangunan dan konstruksi diduga tidak layak huni, bahkan ada kesan memindahkan permukiman kumuh baru dan tidak manusiawi dan tidak memenuhi persyaratan lingkungan baik sosial, fisik maupun kesehatan. Tujuan pertama penelitian ini adalah mencari hubungan antara aspek sosial ekonomi, aspek fisik dan aspek kesehatan/sanitasi lingkungan perumahan sangat sederhana dengan kesehatan penghuninya. Tujuan penelitian yang kedua untuk memperoleh gambaran bangunan tipe berapakah rumah sangat sederhana yang memperhatikan aspek sosial ekonomi, aspek fisik, aspek sanitasi lingkungan dan aspek kesehatan penghuni. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi pihakpihak terkait dalam merumuskan kebijaksanaan dan melaksanakan pembangunan perumahan yang berwawasan lingkungan. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: 1. Terdapat perbedaan kondisi kesehatan antara penghuni rumah sangat sederhana yang masih utuh (RSS-UT) dengan penghuni rumah sangat sederhana telah direnovasi (RSS-RV). 2. Terdapat hubungan antara kondisi sosial ekonomi penghuni rumah sangat sederhana dan kesehatan penghuninya. 3. Terdapat hubungan antara kondisi fisik rumah sangat sederhana dan kesehatan penghuninya. 4. Terdapat hubungan antara kondisi kesehatan/sanitasi lingkungan rumah sangat sederhana dan kesehatan penghuninya. Penelitian yang dilakukan adalah ekspos faktor korelasi, dengan pengumpulan data primer dari 120 kepala keluarga penghuni rumah sangat sederhana sebagai responden, data sekunder, dan observasi langsung. Responden ditentukan secara acak sederhana untuk memperoleh jumlah yang sama, karakteristik data rumah meliputi rumah sangat sederhana yang masih utuh (RSS-UT) berjumlah 518 unit dan rumah sangat sederhana yang telah direnovasi (RSS-RV) 675 unit, total 1193 unit RSS. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji analisis statistik non parametrik menggunakan rumus X2 (chi square) untuk menentukan adanya hubungan antar variabel yang diteliti. Uji koefisien kontinjensi untuk mengetahui derajat hubungan antar variabel. Hasil penelitian 1. Antara penghuni rumah sangat sederhana yang masih utuh (RSS-UT) dan rumah sederhana yang telah direnovasi (RSS-RV) terdapat perbedaan kesehatan menurut tingkat kesehatan penghuni, jenis penyakit dan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Tingkat kesehatan penghuni rumah sederhana yang telah direnovasi (RSS-RV) lebih baik dibandingkan dengan penghuni rumah sangat sederhana yang masih utuh (RSS-UT). 2. Kondisi sosial ekonomi penghuni rumah sangat sederhana berpengaruh terhadap kesehatan penghuni. Analisis hubungan antara jumlah anggota keluarga (kepadatan hunian), pendidikan, dan pendapatan dengan kesehatan penghuni menunjukkan dua tabulasi silang pada derajat hubungan yang kuat dan enam tabulasi silang pada hubungan yang cukup kuat. Tujuh diantaranya mempunyai nilai kontinjensi di atas nilai tengah koefisien kontinjensi maksimum dan satu dengan nilai kontinjensi di bawah nilai tengah kontinjensi maksimum. 3. Kondisi fisik rumah sangat sederhana berpengaruh terhadap kesehatan penghuninya. Rumah sangat sederhana tipe RSS-21 m2 dengan jumlah penghuni rata-rata 6 orang untuk satu rumah menyebabkan kesehatan menurun. Analisis hubungan antara luas bangunan rumah, kondisi ventilasi udara, kondisi kenyamanan hawa, kondisi sinar matahari, jumlah kamar tidur, dan tats letak kerapatan mempunyai hubungan dengan kesehatan penghuninya, Hubungan tersebut pada derajat cukup kuat terdapat lima nilai kontinjensi di atas nilai tengah kontinjensi maksimum sedangkan tujuh di bawah nilai tengah koefisien kontinjensi maksimum. 4. Sanitasi lingkungan perumahan sangat sederhana mempengaruhi terhadap kesehatan penghuni. Analisis hubungan antara pembuangan air limbah, pembuangan limbah padatlsampah, kondisi kebersihan halaman dan lingkungan dengan kesehatan penghuni secara keseluruhan mempunyai derajat hubungan yang cukup kuat berarti mempunyai hubungan yang bermakna. Pada derajat hubungan yang cukup kuat, lima hubungan dengan nilai kontinjensi di bawah nilai kontinjensi maksimum dan satu di atas nilai tengah kontinjensi maksimum. Kesimpulannya bahwa tingkat kesehatan penghuni rumah sederhana yang telah direnovasi (RSS-RV) lebih baik dibandingkan dengan penghuni rumah sangat sederhana yang masih utuh (RSS-UT). Terdapat hubungan antara perumahan sangat sederhana dengan kesehatan penghuninya. E. Daftar Kepustakaan : 47 (1982-1998)
The Relationship Between Very Low Cost Housing And The Health Of Its Inhabitant (A Case Study of the Very Low Cost Housing Environment in Tangerang Municipality)In 1992 Perum Perumnas (The National Urban Development Corporation) implemented the very low cost housing development at Uwungjaya and Cibodas, Jatiuwung, Tangerang Municipality. This development is mostly meant for relocation of the shanty settlement of Kampung Sawah Tanjungduren and Kemanggisan in West Jakarta. At first glance, the development of the very low cost housing of 54 square meters plot of land , 21 square meters out of which is allocated for housing, seems to take side to the people with lower income. There are some original very low cost housing and renovated houses. Based on the width of the building, the material used and construction, the houses can be considered improper to stay, even it appears to move the new shanty town and it is not human and unable to create a good and healthy environment. The first purpose of this research is to find associations between the social economic aspect, physical aspect, sanitation and environmental health aspect of the very low cost housing and the health of its inhabitant. The second purpose is to get an answer to the question of what type of the very low cost housing which really observed the environmental aspects. The findings of this research are expected to become an input to the related institutions and policy makers in formulating policy and implementing the housing development that has great concern towards environmental aspects. The hypothesis are as follows : 1. There are differences between the health condition of inhabitants of 2. There is a relationship between the social economic condition of the very low cost housing and the health of its inhabitant. 3. There is a relationship between the physical condition of the very low cost housing and the health of its inhabitant. 4. There is a relationship between the sanitary condition of the very" low cost housing and the health of its inhabitant. The methodology of this research is expost facto correlation by collecting primary data from 120 respondents namely inhabitants of the very low cost housing, secondary data, and direct observation in the area. The respondents were taken by simple random sampling . The characteristic data of the houses are 518 units of the original very low cost houses and 675 units of similar type but already renovated ; the total number is 1193 units of very low cost houses. Data analysis was carried out by non parametric statistical analysis examination, and formula X2 (chi square) was used to determine whether or not there is correlation among variables to be examined. The contingency coeficient test was used to know the degree of relationship among variables. The findings of this research include : 1. Between the original very low cost housing inhabitant and the renovated very low cost housing inhabitant, there were health differences by the health level of its inhabitant, deseases and the usage of the health services. The health level of the renovated housing inhabitant was much better in comparison to the original housing inhabitant. 2. The social economic conditions of the very low cost housing have influence upon the health of its inhabitants. The relationship analysis between the housing density, education, income and the health of its inhabitants have two cross tables of relationship at the strong level and six tables at the slightly less strong level of relationship. Seven (7) out of eight (8) tables have contingency value above the middle maksimum coeficient contingency value and only one is below the middle maksimum coeficient contingency value. 3. The physical condition of the very low cost housing has influence upon the health of its inhabitant. The type of the very low cost houses of 21 square meters building occupied by an average of six inhabitants tend to cause the health level to decline. The relationship analysis of house floorspace, ventilation condition, pleasant air condition, sunray condition, the a number of bedrooms, the housing design and density has relationships with the health of its inhabitants. The relationship at the sufficiently strong degrees relationship has, five contingency above the middle maksimum coeficient contingency whereas seven below are the middle maksimum coeficient contingency. 4. Very low cost housing sanitation influenced the health of its inhabitant. The relationship analysis between the sewage, garbage dump, and the and clean condition of the yard of houses environment and the health of its inhabitant showed that there is a significant relationship. The strong degree relationship has, five significant contingency value under the middle maksimum coeficient contingency, only one is above the middle maksimum coeficient contingency. 5. The conclusion is the health level of the renovated housing inhabitant is much better compared to the original housing inhabitant. There is relationship between the very low cost housing and the health of its inhabitant. E References: 47 (1982-1998)
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Deliyanto
Abstrak :
Keberhasilan pembangunan perumahan seringkali digunakan sebagai salah satu tolok ukur keberhasilan suatu negara dalam menyejahterakan rakyatnya. Oleh karena itu tujuan pembangunan perumahan adalah agar setiap keluarga dapat menempati rumah yang layak dalam lingkungan pemukiman yang teratur dan sehat, dalam arti dapat terselenggaranya perumahan sesuai dengan fungsinya untuk peningkatan kesejahteraan. Masalah Perumahan yang dihadapi khususnya di kota-kota besar Indonesia adalah disamping masalah kualitas, seperti kelayakan rumah, kesehatan lingkungan, ruang hunian yang padat dan Lain-lainnya, juga masalah kuantitas seperti adanya kesenjangan yang semakin besar antara pertumbuhan penduduk yang pesat dengan penyediaan rumah baru atau pengganti. Oleh karena itu melalui Peraturan Pemerintah no 29 tahun 1974 tentang penunjukan Perum Perumnas sebagai pelaksana pembangunan perumahan secara nasional pemerintah melaksanakan pembangunan perumahan. Pendekatan pembangunan perumahan yang hanya berorientasi pada masalah kuantitas menghasilkan pembangunan secara besar-besaran atau diproduksi secara masal. Konsekuensi pembangunan secara masal adalah; bahan. konstruksi, luas kapling dan denah sudah dibakukan. Kritik para pakar terhadap pembangunan perumahan seperti ini adalah tidak peka dan kurang menyentuh kondisi penghunian calon penghuni khususnya dari aspek psikologis seperti, kebiasaan, aspirasi, persepsi kekentalan komunitas dan harapan calon penghuni. Upaya yang dibakukan agar lebih dapat menyentuh dan peka terhadap kondisi penghunian calon penghuni, tetapi tetap terjangkau oleh golongan berpenghasilan rendah, pemerintah melalui Perumnas membangun perumahan sederhana, khususnya perumahan sederhana tidak lengkap atau lebih dikenal dengan rumah inti. Pembangunan perumahan sederhana tersebut di atas, menimbulkan pertanyaan dalam penelitian : 1. Apa kriteria keberhasilan pembangunan sederhana ditinjau dari keberhasilan penghuniannya ? 2. Faktor-faktor apakah yang berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan penghunian? Adapun tujuan penelitian di samping untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut di atas, juga ingin mengetahui tingkat keberhasilan penghunian di daerah penelitian. Sedangkan cara yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian. dilakukan tahapan sebagai berikut: 1. Mengetahui kedudukan manusia di dalam lingkungan dan kriteria keberhasilan penghunian sebagai dasar untuk menentukan pola hubungan variabel-variabel yang diduga mempunyai hubungan dengan tingkat keberhasilan penghunian. Model hubungan manusia dengan lingkungannya Moore (1984) akan dioperasionalkan pada penelitian ini. 2. Menentukan lokasi penelitian untuk menguji kebenaran pendugaan yang mempengaruhi keberhasilan penghunian, dengan kasus penghunian perumahan sederhana tidak lengkap (Rumah Inti) di Perumnas Klender yang berada pada wilayah Kelurahan Malaka Jaya, Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur. 3. Tahap selanjutnya adalah menentukan jumlah sampel berdasarkan rumus Cohran. Di dapat jumlah sampel 100 responden yang dipilih secara acak sederhana. 4. Tahap pengumpulan data dilakukan dengan wawancara yang berpedoman pada kuesioner berstruktur dan sekaligus pula dilakukan pengamatan lapangan, disamping melakukan penelaahan data sekunder dari instansi terkait. 5. Data yang terkumpul dianalisis secara kuantitatip dan kualitatip. Analisis kuantitatip digunakan teknik statistik non parametrik, uji statistik Kai Kuadrat dioperasionalkan untuk mengetahui adanya hubungan antar variabel, sedangkan untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan digunakan Koefisien Kontingensi. Analisis kualitatip berdasarkan pengamatan lapangan analisis kuantitatif. 6. Tahap terakhir adalah mengintepretasi data dan mengambil kesimpulan dari analisis kuantitatip dan kualitatip. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan penglntnian yang terbagi dalam kondisi fisik, psikologis dan sosial ekonomi adalah sebagai berikut : a. Keberhasilan fisik adalah kelayakan rumah di Perumnas Klender yang mencapai 61% untuk tingkat rumah layak dan sehat, dipengaruhi oleh : 1. Motivasi penghuni dalam memperoleh rumah pada saat membeli rumah. 2. Pendapatan perkapita keluarga 3. Jenis pekerjaan kepala keluarga. Sedangkan kelayakan rumah sendiri dapat meningkatkan rasa puas penghuni terhadap rumah dan lingkungannya. b. Keberhasilan psikologis adalah kebetahan penghuni yang mencapai 99% untuk tingkat betah dan sangat betah, dipengaruhi oleh : 1. Rasa aman tinggal dalam rumah dan lingkungannya. 2. Rasa puas terhadap rumah dan lingkungannya. 3. Motivasi penghuni dalam memperoleh rumah pada saat membeli rurnah. 4. Status rumah yang ditempati. c. Keberhasilan sosial kemasyarakatan adalah tingkat partisipasi penghuni dalam memelihara dan mengembangkan perumahan dan lingkungannya yang mencapai 99%, untuk tingkat cukup dan sangat berpartisipasi, dipengaruhi oleh : 1. Rasa aman tinggal dalam rumah dan lingkungannya. 2. Pendidikan kepala keluarga. 3. Persepsi tentang keberhasilan partisipasi penghuni dalam memelihara dan mengembangkan perumahan dan lingkungannya. Keberhasilan sosial ekonomi adalah adanya peningkatan pendapatan perkapita yang mencapai 48%, untuk adanya peningkatan di atas 1,5 kali dibandingkan pada saat menghuni, dipengaruhi oleh: 1. Pendidikan Kepala ketuarga 2. Jenis pekerjaan kepala keluarga 3. Pendapatan perkapita keluarga Sedangkan adanya peningkatan pendapatan perkapita dapat terlihat atau berpengaruh terhadap kondisi rumah tambahan. Dari rincian tersebut di atas, aspek-aspek atau variabel-variabel keberhasilan penghunian tersebut tidak secara langsung saling berhubungan dan mempengaruhi antar variabel, tetapi dapat mempengaruhi variabel keberhasilan penghunian lainnya melalui variabel antara. Setiap penghuni dapat mengalami variasi keberhasilan penghunian yang berbeda dengan yang lainnya, tetapi keberhasilan penghunian perumahan sederhana pada tahap pertama di Perumnas Klender, lebih terlihat pada kondisi psikologis dan sosial kemasyarakatan, yaitu kebetahan dan partisipasi dibandingkan dengan kondisi fisik kelayakan rumah dan meningkatnya pendapatan perkapita. Hal ini dapat dimengerti karena kelayakan rumah dan meningkatnya pendapatan perkapita keluarga bagi golongan berpendapatan rendah seperti penghuni Perumnas Klender menjadi prioritas kedua dan merupakan keberhasilan penghunian pada tahap berikutnya. Seperti yang dapat dilihat dari keberhasilan penghunian sederhana di Perumnas Klender adalah, 32% sangat berhasil (4 variabel), 43% cukup berhasil (3 variabel) dan 25% kurang berhasil (2 variabel), dan ternyata variabel keberhasilan penghunian yang selalu dicapai penghuni, mayoritas (98%) adalah rasa betah dan partisipasi. Daftar kepustakaan : 47 (1963-1992)
Factors Affecting The Success of The Low-Cost Housing Habituation at Perumnas KlenderThe success of the housing development very often used as country standard of success in prospering its people. Therefore, the objectives of the housing development in order that each family can live in decent house in orderly and healthy housing environment, in sense there is housing which is suitable with its definition and function to increase prosperity. The housing problems which are faced especially in big cities in indonesia beside other quality problems such as feasibility, environmental health, densely populated residence space, etc also quantitative problem such as wider gap between rapid population growth and the availability of new housing or replacement housing. Therefore, through Government Regulation no 29 - 1974 concerning appointment of Perumnas as developer of the housing at national level, the government implements the housing development. The housing developments approach which only quantity oriented results in mass production. The consequences of mass development are on material. construction. Area and standardized blueprint. Criticism toward such housing development is considered not sensitive and less touching the prospective resident condition such as habits. Aspiration, community solidity perception and expectation of the prospective resident. In order to touch and be sensitive to the prospective resident condition, but still can be afforded by the lower income group, the government through Perumnas build incomplete low cost housing or well known as core house. The low cost housing development above several questions in the research: 1. What is the success criterion of low cost housing development in term its residents? 2. What factors which influence the extent of resident?s success? While the objectives of the research besides to answer research question also to know the extent of the residence success in the area surveyed. Methods used to answer research questions will be in stages as follows: 1. The first stage is to know the position of human being in environment and the criteria of residence success as a basis to determine the variable relationship pattern which is presumably has relationship with the extent of residence success. The Moore (1984) model of human being relationship with the environment will be employed in this research. 2. Determine the research location to test the validity of hypothesis which influence the residence success. Perumnas Klender which is located in subdistrict of Malaka Jaya, District of Duren Sawit. East Jakarta is selected as the research location. 3. The next stage is to determine the number of sample based on Cohran method. There are 100 respondents which is selected randomly. 4. The data collection will be done by interview based on the structured questionnaire and in the same time as field observation. beside study of secondary data from related authority. 5. The data collected will be analyzed quantitatively and qualitatively. For quantitative analysis will be used non parametric statistic, and Chi Square used to determine the relationship. while to measure the intensity of relationship will be used Coefficient Contingency. Qualitative analysis base on field analysis of quantitative analysis. 6. The last stage is to interpreted the data and make conclusion of the quantitative and qualitative analysis. The research result indicates that factors with influence the extent to which the residence success which is divided into physical, psychological and economic social condition are as follows : a Decent house or the appropriateness housing and health in Perumnas Klender which is 61% influenced by : 1. Satisfaction toward housing and its environment 2. Motivation/expectation of resident to obtain the housing at the time of purchasing it. 3. Income percapita 4. Type of household occupation b. Felling positive (comfortability) of the resident reached 99% to stay which influenced by : 1. Security living in the house and its environment 2. Satisfaction toward the house and its environment 3. Motivation/expectation of resident to obtain the housing at the time of purchasing it. 4. Status of the housing occupied c. The residents participation rate in maintaining and developing the housing and its environment achieved 99% for highly participated and medium which are influenced by : 1. Security living in the house and its environment 2. The household head education 3. The success of the inhabitant?s participation in maintaining and developing the housing and its environment. d. The income percapita increase which indicate 48% influenced by: 1. The household head education 2. Type of household occupation 3. Family income percapita 4. Condition of additional house The success of residence condition in Perumnas Klender is, 32% successful!, 43% moderate successful, and the residence success at first stage are manifested in psychological, economic and social condition that is positive felling (comfortability) and participation compared with housing physical condition. While the next stage the residence success is appropriateness housing and percapita income increase. The success of housing physical condition is lower compared with the psychological and economic - social success, this is due to smaller residence space and cross ventilation which is substandard. In order to increase the physical success it can be done by improving ventilation through expert guidance. white for inhabitance space density it can be improved if married children which is still live with their parents can occupy decent house in other place. Bibliography : 47 (1963 - 1992)
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1996
T1419
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dilli Windu Sugandhi
Abstrak :
Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional 2004 Badan Pusat Statistik, menyebutkan bahwa sebanyak 5,9 juta keluarga belum memiliki rumah. Sementara setiap tahun terjadi penambahan kebutuhan rumah akibat penambahan keluarga baru sekitar 820.000 unit rumah. Selain itu pesatnya urbanisasi di kota-kota besar dan metropolitan telah menyebabkan permasalahan ketersediaan lahan bagi perumahan. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian terhadap kinerja produktivitas developer dalam membangun rumah susun sederhana milik (RUSUNAMI) di DKI Jakarta. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk merumuskan faktor-faktor, dampak, penyebab dan strategi/kebijakan preventive ataupun koreksi terhadap penyebab dari faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas rusunami. Metode penelitian menggunakan metode survey dengan menyebarkan quesioner berisi variable resiko. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisa uji statistik. Dari hasil analisa uji statistik dengan korelasi dan AHP terhadap hasil tabulasi quesioner responden, didapat empat variable resiko yang berpengaruh sangat tinggi terhadap kinerja produktivitas developer rusunami. Variable tersebut adalah : X11 (Harga konstruksi per m2 yg ditetapkan pemerintah sebesar Rp. 2 jt/m2), X17 (Review design dilakukan oleh developer), X24 (Subsidi bagi para debitur untuk memenuhi KPR Sarusun), X3 (Pengaruh nilai jual tanah yang tinggi pada pemilihan lokasi perumahan).
The Backlog in family housing is recorded to be 5,9 million based on National Social Economic Survey 2004 Central Bureau Statistics. Population growth every year contributes to an additional 820.000 units every year. Urbanization in metropolitan areas also adds to the lack of stock in housing. This research intends to study the factors that influence the productivity of the developer for low cost housing in DKI Jakarta. As for the main goals of this research it self are to calculate facts, impacts, causes and correction action of facts cause that affect the productivity of low cost housing. This research used survey method by spreading risk variable questionnaire. Data processed use statistic test analysis. Based on the correlation and AHP analysis of respondent questionnaire tabulation results, there was four variables which affect to low cost housing developer productivity. Those variables are X11 (Constructions price per m2 is Rp. 2 million/m2 as government decision), X17 (design review done by developer), X24 (Debtors? incentive to fulfill KPR), and X3 (The affect of highland price stock on selecting the housing location).
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T40729
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library