Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Meidy Hidayanto
Abstrak :
Fatik las logam atau kelelahan logam las adalah pcnyebab kegagalan atau kerusakan sebuah kontruksi las yang mengalami beban berulang Untuk memahami hal tersebut penulis mengadakan analisa fatik las dengan menggunakan baja ASTM A 516 grade 70 yang akan mendapat perlakuan berbeda.
Baja ASTM A516 grade 70 dilas menggunakan elektroda E 7018 dengan menggunakan arus 80 Ampere dan 120 Ampere, dan baja ASTM A5 I6 grade 70 yang tidak mendapat perlakuan pengelasan (original). Setelah baja tersebut dilas, kemudian dibuat benda uji fatik, dengan menggunakan pemesinan. Dalam proses pemesinan ini panas baja tersebut dijaga dari panas yang akan teljadi, dengan menggunakan cainm pendingin. Pelaksanaan uji fatik dilakukan dengan menggunakan metode plane bending dan torsion fatigue machines, sekaligus dengan analisa makroskopi dan analisa mikroskopi. -
Hasil pengujian fatik dan analisa metalograii dapat disimpulkan bahwa :
- Endurance limit (batas lelah) material yang ticlak dilas lebih tinggi dibandingkan dengan material yang dilas.
- Penjalaran retak lelah terjadi secara transgranular.
- Mekanisme patah fatik pada material yang dilas maupun yang tidak dilas, bidang patahannya ic (Tensile Sfress).
- Peningkatan arus dari 80 A lce 120 A pada pembebanan 214 (N/mm2) menyebabkan terjadinya penurunan jumlah siklus.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S37403
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Suganta Handaru Setiawan
Abstrak :
ABSTRAK
Deposit logam las SMAW 308L dengan variasi ferrit, nitrogen dan fluk basicity dievaluasi untuk meneliti pengaruhnya terhadap kekuatan mekanik dan perilaku korosi. Sifat mekanik diteliti melalui kekuatan tarik pada suhu kamar, charpy impak V-notch dan lateral expansion (LA) di suhu kriogenik -196oC. Polarisasi siklik potensiodinamik dilakukan pada lingkungan NaCl 3.5%w.t untuk mengamati potensial pitting dan hysteresis loop.
Peningkatan ferrit dari 2-10FN, secara umum meningkatkan kekuatan logam lasan sebesar 0.5-4.9%. Pengurangan ferrit dari 4FN menjadi 2FN, meningkatkan secara signifikan charpy impak sebesar 21% dan LA sebesar 69%. Lasan dengan kandungan nitrogen yang lebih rendah memiliki charpy impak 10% lebih tinggi dan LA 37% lebih tinggi. Fluk tipe basa memiliki charpy impak 16% lebih besar dan LA 51% lebih besar.
Positif hysteresis loop menunjukkan bahwa logam 308L rawan terhadap korosi pitting pada lingkungan NaCl 3,5%wt. Keberadaan ferrit mengurangi ketahanan terhadap korosi sumuran yang ditandai oleh penurunan nilai Epit. Nitrogen yang lebih rendah mengakibatkan Epit menjadi lebih aktif sementara itu Fluk tipe basa memiliki Epit yang lebih noble.
Ketangguhan kriogenik dan ketahanan korosi pada logam las 308L dikontrol oleh kandungan ferrit yang rendah, kandungan nitrogen yang rendah dan fluk yang lebih basa. Sementara itu kekuatan mekanik dikontrol oleh kandungan ferrit yang tinggi
ABSTRACT
SMA (Shielded Metal Arc) welds metal 308L with variation in ferrite, nitrogen and flux basicity were evaluated in order to study its influence to mechanical and corrosion behavior. Mechanical behaviors were investigated by using tensile strength at room temperature, charpy impact V-notch and lateral expansion(LA) at cryogenic temperature -196oC. Cyclic polarization potensiodynamic was performed at 3.5% NaCl to observe pitting potential and hysteresis loop.
Increment ferrite from 2-10 FN, in general increased 0.5- 4.9% welds strength. Reduction from 4FN to 2 FN had significantly increased charpy impact and LA to 21% and 69% respectively. Weld with lower nitrogen content had 10% higher charpy impact and 37% higher LA. Basic flux significantly increased charpy impact to 16% and LA to 51%.
Positive hysteresis loop showed that 308L welds were prone to pitting corrosion at 3.5%w.t chloride solution. Present of ferrite reduced pitting corrosion resistance which indicated by Epit reduction. Lower nitrogen showed more active Epit. Weld with higher flux basicity resulted noble Epit.
Cryogenic toughness and corrosion resistance at SMA 308L weld metal are controlled by low ferrite content, low nitrogen content and more basic flux. Meanwhile weld metal strength are controlled by high ferrite content.
2016
T46433
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library