Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alcoutt, Louisa May
Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2010
813 ALC g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Alcoutt, Louisa May
Hertfordshire: Wordsworth Classics, 1993
813.4 ALC l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Alcott, Louisa May, 1832-1888
Bandung : Qanita, 2013
813.4 ALC l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Ramdhania Dewi
Abstrak :
Tidak jarang dalam drama menggunakan simbol untuk memaknai kehidupan manusia. Salah satu drama yang menggunakan simbol di dalam ceritanya adalah drama Korea berjudul Little Women (2022). Objek yang digunakan adalah simbol bunga anggrek biru atau bunga anggrek Epipogium aphyllum. Bunga anggrek biru yang muncul dalam drama ini seringkali memunculkan makna yang mengandung pesan di dalamnya.Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis ragam makna simbol bunga anggrek biru yang muncul dalam drama Little Women.Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori semiotika Roland Barthes. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan mengumpulkan data lalu menganalisis dialog antar tokoh, sikap dan perilaku para tokoh, serta adegan-adegan yang memperlihatkan anggrek biru. Hasil penelitian menunjukkan makna yang terdapat dalam simbol anggrek biru ditemukan sebanyak 3 makna, yaitu kematian, kesetiaan, dan harapan kehidupan baru. ......It is not uncommon in drama to use symbols to interpret human life. One of the drama that uses symbols in its story is the Korean drama Little Women (2022). The object is the symbol of a blue orchid or Epipogium aphyllum. The blue orchids that appear in this drama often bring out meanings that contain messages in them. The purpose of this study is to analyze the various meanings of the blue orchid symbol that appears in the drama Little Women. This study uses a descriptive qualitative method by collecting data and after that analyzing the dialogue between characters, the attitudes and behavior of the characters, as well as scenes showing blue orchids. The results showed that the meaning contained in the blue orchid symbol found as many as 3 meanings, such as death, loyalty, and hope for a new life.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bramandito Darmawan Putra
Abstrak :
Novel Little Women telah berulang kali diadaptasi ke dalam film dengan versi Greta Gerwig sebagai adaptasi terakhir. Jo March, protagonis dari Little Women, dipercaya sebagai arketipe pahlawan fiksi perempuan dari era awal literatur perempuan di Amerika (Stoneley, 2003). Walau karakterisasi Jo March dalam film 2019 mempunyai beberapa persamaan dengan versi novel, Greta Gerwig memilih untuk memasukkan cukup banyak visi pribadinya ke dalam film yang ia buat. Riset ini tidak hanya bertujuan untuk menganalisis persamaan dan perbedaan antara dua versi tersebut, tetapi juga untuk memahami apa yang ingin Greta Gerwig capai melalui karakter Jo March menurut versinya. ......The novel Little Women has been adapted into films multiple times with Greta Gerwig’s version (2019) as the most recent. Jo March, the protagonist of Little Women, is believed to be the archetype of female fictional heroine from early American Girls’ literature (Stoneley, 2003). Although the characterization of Jo March in the 2019 film shares similar qualities with the novel version, Greta Gerwig chooses to put her own vision in it quite significantly. This research is not only intended to analyze the similarities and difference between the two versions, but also to find what Greta Gerwig tries to achieve from her version of Jo March.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Shuri Mariasih Gietty
Abstrak :
Sebagai seorang penulis wanita di Amerika pada akhir abad 19, Louisa May Alcott yang sebelumnya hanya dikenal sebagai penulis karya-karya domestik ternyata juga menghasilkan karya-karya gothic. Dengan menghasilkan dua karya dengan genre yang bertolak belakang ini, ternyata terdapat persamaan dan perbedaan perihal ideologi gender yang berusaha disampaikan. Dua korpus yang dipilih yaitu, Little Women dan Behind A Mask; or A Woman's Power merepresentasikan pemikiran gender yang berbeda tersebut dengan mempertimbangkan latar belakang konstruksi gender pada masa itu yaitu the true cult of womanhood. Dengan melihat konstruksi gender yang ada, ideologi gender yang ditampilkan kedua karya ternyata sudah mulai mengangkat nilai-nilai feminisme walaupun pada dasarnya keduanya tidak bisa terhindar dari pemikiran patriarki. Persamaan yang ada terdapat pada identitas gender yang muncul pada kedua tokoh utama, yaitu Jo March dalam Little Women dan Jean Muir dalam Behind A Mask. Dengan bentuk yang berbeda, kedua tokoh ini berusaha mengatasi konstruksi gender yang ada supaya dapat terhindar dari segala macam bentuk opresi terhadap wanita. Jo March berusaha keluar dari konstruksi tersebut dan bahkan menyeberang dari sisi feminin ke sisi maskulin. Hal ini menjadi mencolok terutama bila dibandingkan dengan karya domestik pada umumnya yang cenderung mengacu pada konstruksi gender yang ada dan menempatkan tokohnya pada sisi yang feminin. Di lain pihak, dalarn Behind A Mask, Jean Muir berusaha melakukan negosiasi dengan memanipulasi konstruksi feminitas dan justru menempatkan diri dalam sisi yang feminin. Dua Cara yang berbeda ini sebenarnya sudah merupakan bentuk pemberontakan terhadap nilai-nilai patriarki dalam konstruksi gender the true cult of womanhood. Akan tetapi, hal yang sangat disayangkan adalah kegagalan Behind A Mask sebagai sebuah karya gothic yang seharusnya bisa lebih memberontak terhadap konstruksi gender masyarakat apabila dibandingkan dengan karya domestik seperti Little Women. Pada akhir cerita, Jean Muir terjebak dalam feminitasnya yaitu dalarn institusi pernikahan ketika sang tokoh harus mempertahankan topeng feminitasnya supaya tidak diketahui identitas aslinya oleh sang suami. Menempatkan Jean dalam feminin pada akhir cerita meruntuhkan kekuatan manipulasi yang dilakukannya sebelumnya, terutama bila dibandingkan dengan Jo March yang berhasil keluar dari feminitasnya dan menyebrang ke sisi maskulin sebagai sebuah bentuk pemberontakan. Maka dari itu, bisa disimpulkan bahwa karya Little Women bisa menampilkan idoeologi gender yang lebih feminis apabila dibandingkan dengan Behind A Mask yang pada akhirnya justru 'menjebak' tokoh utamanya dalam konstruksi gender tersebut.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S13926
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library