Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Ruth Kartika Purnasasmita
"Tesis ini mengeksplorasi metode perancangan arsitektur berbasis pemahaman bau yang dapat membentuk lintasan dalam proses navigasi ruang arsitektur. Studi ini diawali dengan argumen bahwa arsitektur cenderung untuk menghilangkan atau menimpa kehadiran bau yang ada. Hal ini mendiskriminasi kehadiran bau dalam ruang dan menjadikannya hanya dilihat sebagai rangsangan dari matter. Tesis ini kemudian mengangkat pentingnya pergeseran perspektif bau dalam ruang dimana yang dilihat melalui pemahaman akan lintasan bau. Hal ini menunjukkan bahwa bau menghadirkan kondisi dinamis dalam ruang. Penelusuran lintasan bau dapat mengungkap lapisan-lapisan bau dalam ruang dimana tesis ini melihat lapisan tersebut dalam komposisi foreground-background. Tesis ini melihat lintasan bau berdasarkan pergerakan bau dalam ruang, pergerakan manusia, dan susunan lapisan tersebut.
Fragmentasi kemudian dilihat sebagai metode yang dapat mengungkap dan mengintervensi lintasan bau. Kajian fragmentasi diawali dengan penelusuran makro melalui proses smellwalking pada konteks urban untuk melihat susunan lapisan dalam lintasan yang menghasilkan navigasi dinamis dalam ruang. Studi tersebut dilanjutkan dengan penelusuran mikro yaitu mengeksplorasi ragam perlakuan bau dan medium perantara dimana berfokus pada bau rempah-rempah tradisional Indonesia. Temuan dari studi ini menghasilkan rancangan arsitektur lintasan bau untuk navigasi dengan menyoroti makna temporalitas oleh bau dalam membentuk dan menembus waktu. Rancangan yang dihasilkan berupa skenario lintasan yang terdiri atas susunan lapisan foreground-background dan navigasi dinamis berupa wayfinding serta koreografi respons tubuh manusia dengan bau. Hal ini mempertimbangkan temporalitas serta hubungan aktif bau, tubuh manusia, elemen spasial (medium perantara bau), dan waktu.
This thesis explores the trajectory of smell as the basis of architectural design method development in navigating space. It argues that architecture often removes or overwrites smell based on its stimulating existence created from matter. However, it tends to discriminate the presence of smell in space. This thesis then highlights the importance of understanding smell through the idea of trajectory, enabling the dynamic condition in space. The investigation of the trajectory of smell reveals layers of smell in space which can be seen in the form of foreground-background compositions. Furthermore, the trajectories of smell in this study are driven by the distribution of smell in space, human movement, and the existing layers within the space.Fragmentation is seen as an architectural design method that reveals and intervenes the trajectory of smell. The study began with a macro investigation by conducting the process of smellwalking in urban context. It reveals the compositions of foreground-background enabling dynamic navigations in space. Further micro investigations are done through various explorations of the smells’ treatment and mediums by focusing on the smell of traditional Indonesian herbs and spices. These findings then suggest possible architectural programming in navigating space by developing various scenarios of trajectory. It highlights the notion of temporality of smell in making and passing through time. The scenarios consist of foreground-background layers and dynamic navigation in the form of wayfinding and various choreographies of bodily response towards the smell. This thesis then higlights the notion of temporality and the active relations between smell, human body, spatial elements (mediums), and time."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Ladifta Arindra Chandra
"Kajian perancangan ini bertujuan memaparkan proses eksplorasi terhadap memori terkait dengan bau (odour-linked memories) untuk mengkonstruksi arsitektur yang puitis melalui sebuah proses reproduksi imaginatif. Kajian ini melihat bahwa bau sebagai pemicu memori berperan kuat sebagai sebuah substansi pembentuk arsitektur yang puitis, bergerak dari arsitektur yang menekankan pada visual. Perancangan ini melihat bagaimana satu pemicu bau bisa menciptakan lintasan bau dan memori yang hadir diantaranya sehingga bisa dilakukan eksplorasi terhadap fragmentasi memori berbasis bau. Operasi pembentukan ruang pada arsitektur ini juga tidak hanya mempertimbangkan karakternya yang puitis, tetapi juga mengambil esensi dari majas puisi yang biasa digunakan dalam merangkai kata-kata. Rangkaian fragmentasi ruang memori yang sudah terkonstruksi disusun berdasarkan majas puisi akan menghasilkan bau yang berbeda dari bau awal sehingga tercipta pengalaman bau yang baru dan puitis. Konsep ini menghadirkan dunia virtual yang bisa dikunjungi dan sistem yang bekerja sebagaimana memori dalam bentuk bau bisa disimpan, dicampur, diekstraksi, dan ditarik kembali. Sistem dari dunia memori bau ini menjadi dasar bagaimana memori bisa disimpan dalam bentuk bau hingga divisualisasikan kembali menjadi bentuk yang puitis. Perancangan ini menunjukkan bahwa arsitektur tidak hanya terbentuk dari lintasan bau sebagai substansi, tetapi juga membentuk lintasan puitis dan sebuah puisi spasial dari sistem dunia memori bau.
This design study aims to explain the process of exploring odour-linked memories to construct poetic architecture through a process of imaginative reproduction. This study sees that smell as a memory trigger plays a strong role as a substance that forms poetic architecture, moving from architecture that emphasises the visual. This design looks at how a single odour trigger can create a path of odours and the memory present between them so that exploration of odour-based memory fragmentation can be carried out. The operation of creating space in this architecture also not only takes into account its poetic character, but also takes the essence of the poetic figures of speech that are usually used in arranging words. The series of fragmentation of the memory space that has been constructed based on the figure of speech of poetry will produce a smell that is different from the initial smell, thereby creating a new and poetic smell experience. This concept presents a virtual world that can be visited and a system that works as memories in the form of smells can be stored, mixed, extracted and recalled. This system of the world of smell memory is the basis for how memories can be stored in the form of smells until they are visualised again into a poetic form. This design shows that architecture is not only formed from the trajectory of smell as a substance, but also forms a poetic trajectory and a spatial poetry from the world system of smell memory."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library