Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
Genta Maulana Mansyur
"Meminjam kerangka analisis feminis, kajian Lingkungan Global dalam khazanah ilmu Hubungan Internasional muncul karena relung akademis yang belum membahas aspek lingkungan pada konstelasi politik global. Akan tetapi, seiring perkembangannya, kajian lingkungan global masih menggunakan pendekatan tradisional dengan hanya menitikberatkan peran aktor elit atau struktural dalam pembahasannya, yakni: sistem pasar internasional, negara, dan institusi lingkungan global. Skripsi ini akan melihat bagaimana pemikiran Feminis dalam HI menganalisis suatu potret alternatif pada peran agensi perempuan sebagai aktor dalam isu lingkungan global. Pendekatan pluralis dalam lingkungan global digunakan dalam menganalisis peran agensi perempuan karena memiliki dimensi yang luas dan bersifat inklusif terhadap peran perempuan sebagai agensi lingkungan berkaitan erat dengan pembangunan.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data sekunder melalui studi litertur dan analisis sumber sekunder lainnya seperti dokumen konvensi internasional, hasil wawancara, dan berita. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa agensi-agensi perempuan sebagai aktivis lingkungan di berbagai level memengaruhi tatanan lingkungan global dengan adanya pengarusutamaan gender dan inklusi dimensi gender yang mengakui dan mendorong partisipasi peran perempuan. Skripsi ini mengisi relung akademis pendekatan pluralis pada kajian lingkungan global dalam ilmu HI dengan membahas peran aktor non-struktural yaitu agensi perempuan, juga menyediakan representasi alternatif perempuan dalam isu lingkungan sebagai aktor aktif bukan sebatas sebagai korban.
Utilizing feminist frame of analysis, Global Environment studies in International Relations emerged from the absence of environmental aspect on the discussion of global political phenomenon and dynamics. However, along the academic development, global environment studies still adopts traditional International Relations analysis through the highlight over the roles of mostly elite global actors, such as: the global market system, states, or global environmental institutions. This study will discuss how feminist in IRs analyzes an alternative portrait on the role of womens agency within the global environmet issues. Plural approach in global environment studies through Women, Environment, and Development theory (WED) is applied in analyzing the roles of women as environment agency which is heavily linked towards sustainable development. This study uses qualitative research method through literature study and collects sources from secondary data, such as: international convention documents, literatures, interview script and news. The study finds that womens experiences as environment agency within several level of analyses affects the global environmental order with the incorporation of of gender mainstreaming approach and gender dimension inclusion which highlight the role of women on global initiatives and institutions. This study fills in the academic gap of plural approach on global environment studies by discussing the role of women agency as non-structural actor, as well as providing alternative representation of women in the issue of global environment issues as active actors not only victims."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Supriadi
Jakarta: Sinar Grafika, 2006
344.046 SUP h
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Devyna Fenty
"
ABSTRAKTulisan ini membahas tentang Isu Kepemimpinan (leadership) dalam tata kelola iklim global yang merupakan isu yang masih jarang dikaji dalam ilmu hubungan internasional secara komprehensif mengenai apa itu kepemimpinan, siapa aktor-aktor potensial, serta signifikansi perannya dalam proses negosiasi lingkungan global, khususnya tata kelola global isu perubahan iklim. Kajian literatur ini bertujuan untuk menganalisis apa isu kepemimpinan dalam tata kelola iklim global dan bagaimana kepemimpinan mempengaruhi tata kelola iklim global. Dalam menjawab pertanyaan tersebut, tulisan ini menggunakan metode taksonomi dalam pengkajian literatur dengan memetakan literatur tentang struktur tata kelola iklim global (UNFCCC) sebelum era Paris Agreement dan setelah Paris Agreement, konsep kepemimpinan itu sendiri dalam tata kelola lingkungan global dan isu perubahan iklim, tema peran kepemimpinan dalam pembentukan rezim dan proses negosiasi perubahan iklim, khususnya Protokol Kyoto dan UNFCCC, dan memusatkan fokus perhatian pada peran kepemimpinan negara individual, terutama kepemimpinan Amerika Serikat (AS), kepemimpinan Uni Eropa, dan kepemimpinan dari negar-negara berkembang yang diantaranya merupakan negara ekonomi berkembang. Selain itu, tema kepemimpinan terhadap aktor-aktor non-negara, terutama korporasi, organisasi non-pemerintah (NGOs), dan kepemimpinan kota (cities) dalam tata kelola iklim global yang semakin terfragmentasi. Bagian ketiga tulisan akan menganalisa keterkaitan isu kepemimpinan berdasarkan tiga perspektif tradisional hubungan internasional yaitu perspektif neorealisme, liberal institusionalisme, dan konstruktivisme. Bagian akhir tulisan kemudian memuat kesimpulan atas hasil pemetaan dan analisis serta refleksi untuk kepemimpinan Indonesia dalam tata kelola isu iklim global."
2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Oxford: Oxford University Press, 2007
344.046 OXF
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Tiara Maharanie
"Sistem kapitalisme telah menyebabkan beragam kerusakan lingkungan di seluruh dunia. Aktor-aktor yang mulai sadar pentingnya upaya pelestarian kemudian mendorong dilakukannya perubahan pada tata kelola lingkungan dan bisnis yang lebih berkelanjutan. Melalui metode tipologi, tulisan ini berargumen bahwa kapitalisme – yang meliputi negara dan korporasi menawarkan ‘solusi’ untuk menerapkan ekonomi yang berkelanjutan, yaitu melalui Pembangunan Berkelanjutan dan
corporate environmentalism. Adapun faktor kapitalisme bertahan di tengah tekanan lingkungan global yaitu: kapitalisme disokong oleh negara, kapitalisme merespon balik tekanan lingkungan, kapitalisme melalui peran sektor swasta merupakan penyedia dana terbesar bagi upaya restorasi lingkungan, kapitalisme dianggap sebagai sistem yang bersifat
given dan tidak dapat diubah.
The capitalist system has caused various environmental degradations around the world. Actors who have started to realize the importance of conserving then ask for changes in environmental governance and a more sustainable business. By using typology method, this literature review argued that capitalism – which includes countries and corporations offer ‘solutions’ to implement a sustainable economy, namely through Sustainable Development and Corporate Environmentalism. In addition to that, the factors of capitalism to survive amongst global environmental pressures are following: capitalism is supported by the state, capitalism respond to the global environmental pressure, capitalism through the role of private sector is the largest source of fund for environmental restoration, capitalism is considered as a system that is given and cannot be changed"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Deviyanti Adwinasari
"
ABSTRAKPenelitian ini membahas tentang stakeholder engagement proyek konstruksi, pelaksanaan PKBL dan pelaporan CSR pada PT DEF. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dan deskriptif serta metode pengumpulan data yang digunakkan wawancara dan kajian dokumen sekunder. Indikator yang digunakkan dalam menganalisis adalah AA1000SES, PERMEN BUMN PER-09/MBU/07/2015 dan GRI.Hasil dari penelitian skripsi ini menunjukkan bahwa penerapan stakeholder engagement berdasarkan AA1000SES belum terlalu baik. Hasil penelitian juga menunjukkan tingkat efektifitas penyaluran dana PKBL PT DEF masih tergolong rendah karena adanya kebijakan perusahaan dan pelaporan CSR berdasarkan GRI masih rendah karena media yang digunakkan untuk analisa adalah annual report.
ABSTRACT<>br>
This research discusses the stakeholder engagement on the project construction, the implementation of PKBL and CSR reporting on PT DEF. The research uses is qualitative and descriptive method. Indicators used in the analysis are AA1000SES, PERMEN BUMN PER 09 MBU 07 2015 and GRI.The result of this research shows that stakeholder engagement based on AA1000SES is not too good. The result of the research also shows that the effectiveness of the distribution of PKBL funds of PT DEF is still low due to the company 39 s policy and CSR reporting based on GRI is still low because the media used for analysis is the annual report."
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Btari Anya Safira
"Penelitian ini bertujuan untuk memahami motivasi dan kepentingan Sawit Watch dalam berpartisipasi dalam Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Sebagai organisasi non-pemerintah yang fokus pada isu-isu sosial dan lingkungan, Sawit Watch memiliki peran strategis dalam mendorong praktik produksi minyak kelapa sawit yang berkelanjutan. Menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini menganalisis data primer dari wawancara mendalam dengan perwakilan Sawit Watch serta data sekunder dari literatur terkait. Kerangka kerja Collaboration Motivation Action (CMA) dan konsep tata kelola lingkungan global digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mendorong partisipasi Sawit Watch dalam RSPO. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi Sawit Watch dalam RSPO merupakan langkah strategis untuk memperkuat advokasi dan mencapai tujuan organisasi dalam menciptakan industri kelapa sawit yang lebih adil dan berkelanjutan. Motivasi utama Sawit Watch bergabung dengan RSPO adalah untuk mempengaruhi perubahan kebijakan dari dalam sistem, meningkatkan transparansi dalam industri kelapa sawit, serta melindungi hak-hak masyarakat yang terdampak oleh perkebunan sawit. Penelitian ini juga mengidentifikasi sejumlah tantangan yang dihadapi Sawit Watch dalam berpartisipasi dalam RSPO, seperti perbedaan pandangan dengan anggota RSPO lainnya dan kompleksitas dalam mengimplementasikan standar RSPO di lapangan. Namun, Sawit Watch tetap berkomitmen untuk berpartisipasi dalam RSPO karena melihat adanya potensi untuk mendorong perubahan positif dalam industri kelapa sawit.
This research aims to comprehend the motivations and significance of Sawit Watch's participation in the Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). As a non-governmental organization focused on social and environmental issues, Sawit Watch plays a strategic role in promoting sustainable palm oil production practices. Employing a qualitative approach, this study analyzes primary data from in-depth interviews with Sawit Watch representatives and secondary data from relevant literature. The Collaboration Motivation Action (CMA) framework and the concept of global environmental governance are utilized to analyze the factors driving Sawit Watch's participation in RSPO. The findings indicate that Sawit Watch's involvement in RSPO is a strategic move to strengthen advocacy and achieve the organization's goals of creating a more equitable and sustainable palm oil industry. Sawit Watch's primary motivation for joining RSPO is to influence policy changes from within the system, enhance transparency in the palm oil industry, and protect the rights of communities affected by palm oil plantations. This research also identifies several challenges faced by Sawit Watch in participating in RSPO, such as differing viewpoints with other RSPO members and the complexities of implementing RSPO standards in the field. However, Sawit Watch remains committed to participating in RSPO due to the potential to drive positive change in the palm oil industry."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library