Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Dahliah Darwis
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui potensi genotoksik formaidehida pada limfosit manusia. Kerusakan materi genetik dideteksi dengan cara menghitung jumiah mikronukleus pada sediaan limfosit yang diwarnai dengan Giernsa. Daiam pengadaan sediaan iimfosit diterapkan teknik kuitur limfosit dengan irietoda whole blood. Sampel darah berasal dari pnia sehat, tidak merokok, dan berumur 21 tahun. Pemaparan formaldehida terhadap limfosit dilakukan selama tiga jam dengan konsentrasi 0 (kontrol), 5. 10, 15, dan 20 ni/mi. Rata-rata .jumiah mikronukieus pada limfosit yang dipaparkan formaidehida dengan konsentrasi 5 ni/mi adalah 24,267; sedangkan dengan konsentrasi 20 ni/mi adaiah 37,389. Hasii uji Tukey menunjukan pemaparan formaidehida 5 ni/mi mengakibatkan rata-rata jumlah mikronukieus berbeda nyata dibandingican dengan kontrol (a = 0,05). Pemaparan formaidehida 10, 15, dan 20 ni/mi mengakibatkan rata-rata jumiah mikrcinukleus berbeda sangat nyata dibandingkan dengan kontroi (a = 0.01). Analisis regresi ilnier menuniuk]can rata-rata Jumlah mikronukieus meningkat sesual dengan meningkatnya konsentrasi formaidehida yang dipaparkan (Y = 17.3206 + 1.13385'X)"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfin Alexander
"Ion kalsium (Ca2+) merupakan kation yang berperan dalam kondensasi kromosom. Berbagai penelitian mengenai pengaruh Ca2+ terhadap struktur kromosom telah dilaporkan. Akan tetapi, penelitian-penelitian tersebut masih terbatas pada galur sel kanker atau sel hewan mamalia dengan pendekatan analisis ultrastruktur. Pengaruh Ca2+ terhadap struktur dan pola banding kromosom pada sel manusia non-kanker belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Ca2+ terhadap struktur dan pola banding kromosom dari sel darah manusia melalui teknik GTL-banding. Sel darah manusia dikultur, kemudian dilakukan pemanenan kromosom dan banding menggunakan pewarna Leishman. Pengaruh Ca2+ dievaluasi dengan menginkubasikan kromosom pada dua larutan berbeda, yaitu larutan 1 mM BAPTA sebagai chelator spesifik Ca2+ dan 1 mM EDTA sebagai chelator kation, dan dibandingkan dengan kontrol. Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dengan mengamati struktur dan pola banding kromosom, serta secara kuantitatif dengan menentukan nilai kromosom berdasarkan kriteria Quality Assessment (QA) dari International System for Human Cytogenetics Nomenclature (ISCN). Hasil yang diperoleh menunjukkan kromosom kelompok perlakuan 1 mM BAPTA memiliki struktur tidak padat, membentuk struktur fibrous, dan berukuran lebih lebar dibandingkan kromosom kontrol dengan pola banding tidak jelas dan kabur. Kromosom kelompok perlakuan 1 mM EDTA membentuk struktur tidak padat dan berukuran lebih panjang dibandingkan kelompok kontrol. Rata-rata nilai kromosom pada kelompok kontrol, BAPTA, dan EDTA berturut-turut adalah 4,467 ± 0,78; 4,30 ± 0,75; dan 4,467 ± 0,86. Perbedaan struktur kromosom, pola banding, dan rata-rata nilai kromosom pada kromosom 1 mM BAPTA dan 1 mM EDTA menunjukkan bahwa kation Ca2+ merupakan faktor penting dalam kondensasi struktur kromosom.

Calcium ion (Ca2+) is a cation that has a major role in chromosome condensation. Studies about Ca2+ effect in chromosome structure have been reported. However, the studies are limited for cancer cell lines using the ultrastructure analysis approach. The effect of Ca2+ on chromosome structure and banding pattern of the human non-cancer cell line is still unknown. This study aims to determine the effect of Ca2+ on human blood cell chromosome structure and banding pattern using the GTL-banding technique. The blood cell was cultured and then the chromosome was harvested and banded with Leishman dye. The Ca2+ effect was evaluated by using 1 mM BAPTA as Ca2+ specific chelator and 1 mM EDTA as common cation chelator and then compared with the control. The data were then analysis both qualitatively by observing chromosome structure and banding pattern, as well as quantitatively by determining chromosome value based on Quality Assessment (QA) from International System for Human Cytogenetics Nomenclature (ISCN). The result showed that the BAPTA-treated chromosome structure was fuzzy, fibrous, and wider than the control group with a less clear banding pattern than the control. In addition, EDTA-treated chromosome structure was less condensed and longer than those of the control. The mean chromosome value of control, BAPTA-, and EDTA-treated chromosome are 4.467 ± 0.78; 4.30 ± 0.75; and 4.467 ± 0.86. Distinct characteristic of chromosome structure, banding pattern, and mean of chromosome value from BAPTA- and EDTA-treated chromosome further indicates that Ca2+ plays an important role in chromosome condensation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfin Alexander
"Ion kalsium (Ca2+) merupakan kation yang berperan dalam kondensasi kromosom. Berbagai penelitian mengenai pengaruh Ca2+ terhadap struktur kromosom telah dilaporkan. Akan tetapi, penelitian-penelitian tersebut masih terbatas pada galur sel kanker atau sel hewan mamalia dengan pendekatan analisis ultrastruktur. Pengaruh Ca2+ terhadap struktur dan pola banding kromosom pada sel manusia non-kanker belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Ca2+ terhadap struktur dan pola banding kromosom dari sel darah manusia melalui teknik GTL-banding. Sel darah manusia dikultur, kemudian dilakukan pemanenan kromosom dan banding menggunakan pewarna Leishman. Pengaruh Ca2+ dievaluasi dengan menginkubasikan kromosom pada dua larutan berbeda, yaitu larutan 1 mM BAPTA sebagai chelator spesifik Ca2+ dan 1 mM EDTA sebagai chelator kation, dan dibandingkan dengan kontrol. Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dengan mengamati struktur dan pola banding kromosom, serta secara kuantitatif dengan menentukan nilai kromosom berdasarkan kriteria Quality Assessment (QA) dari International System for Human Cytogenetics Nomenclature (ISCN). Hasil yang diperoleh menunjukkan kromosom kelompok perlakuan 1 mM BAPTA memiliki struktur tidak padat, membentuk struktur fibrous, dan berukuran lebih lebar dibandingkan kromosom kontrol dengan pola banding tidak jelas dan kabur. Kromosom kelompok perlakuan 1 mM EDTA membentuk struktur tidak padat dan berukuran lebih panjang dibandingkan kelompok kontrol. Rata-rata nilai kromosom pada kelompok kontrol, BAPTA, dan EDTA berturut-turut adalah 4,467 ± 0,78; 4,30 ± 0,75; dan 4,467 ± 0,86. Perbedaan struktur kromosom, pola banding, dan rata-rata nilai kromosom pada kromosom 1 mM BAPTA dan 1 mM EDTA menunjukkan bahwa kation Ca2+ merupakan faktor penting dalam kondensasi struktur kromosom.

Calcium ion (Ca2+) is a cation that has a major role in chromosome condensation. Studies about Ca2+ effect in chromosome structure have been reported. However, the studies are limited for cancer cell lines using the ultrastructure analysis approach. The effect of Ca2+ on chromosome structure and banding pattern of the human non-cancer cell line is still unknown. This study aims to determine the effect of Ca2+ on human blood cell chromosome structure and banding pattern using the GTL-banding technique. The blood cell was cultured and then the chromosome was harvested and banded with Leishman dye. The Ca2+ effect was evaluated by using 1 mM BAPTA as Ca2+ specific chelator and 1 mM EDTA as common cation chelator and then compared with the control. The data were then analysis both qualitatively by observing chromosome structure and banding pattern, as well as quantitatively by determining chromosome value based on Quality Assessment (QA) from International System for Human Cytogenetics Nomenclature (ISCN). The result showed that the BAPTA-treated chromosome structure was fuzzy, fibrous, and wider than the control group with a less clear banding pattern than the control. In addition, EDTA-treated chromosome structure was less condensed and longer than those of the control. The mean chromosome value of control, BAPTA-, and EDTA-treated chromosome are 4.467 ± 0.78; 4.30 ± 0.75; and 4.467 ± 0.86. Distinct characteristic of chromosome structure, banding pattern, and mean of chromosome value from BAPTA- and EDTA-treated chromosome further indicates that Ca2+ plays an important role in chromosome condensation."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library