Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Imas Noor Arafah
Abstrak :
ABSTRAK


Pada penelitian mi digunakan limbah cair tahu sebagal substrat fermentasi nata, dengan penambahan 10,0%, 12,5%, 15,0%, atau 17,5% sukrosa dan 0,1%, 0,3%, atau 0,5% amonium sulfat [(NH4 ) 2SO4 ]. Fermentasi nata dilakukan dengan menggunakan bakteri Acetobacter xylinwn (Brown) Bergey dkk.

Tujuan penelitian mi adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penainbahan beberapa konsentrasi sukrosa dan (NH4 ) 2 SO4 serta interaksi antara kedua faktor tersebut terhadap ketebalan rata-rata nata, dan rnenentukan konsentrasi sukrosa dan (NH 4 ) 2SO4 yang memberikan hasil ketebalan rata-rata nata paling baik.

Ketebalan rata-rata nata yang tertinggi (0,601 cm) diperoleh dari penambahan 12,5% sukrosa dan 0,1% (NH4)2SO4. Ketebalan rata-rata nata yang terendah (0,157 cm) diperoleh dari penambahan 17,5% sukrosa dan 0,5% (NH4)2SO4.

Uji statistik pada a = 0,01 menunjukkan ada pengaruh penambahan sukrosa dan (NH4 ) 2SO4 , serta interaksi antara sukrosa dan (NH4 ) 2SO4 terhadap ketebalan rata-rata nata. Interaksi penainbahan sukrosa dan (NH4 ) 2 SO4 terlihat pada penambahan 15,0% atau 17,5% sukrosa. Pada penambahan sukrosa 15,0% atau 17,5% menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi (NH4 ) 2SO4 yang dltambahkan, semakin rendah ketebalan rata-rata nata yang dihasilkan
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistyoweni Widanarko
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan kinerja sistim pengolahan limbah industri tahu/tempe dan penerapannya di lapangan untuk laporan pertama tahun ke satu sampai pada tahap identifikasi limbah serta pengujian modul proses. Industri tahu tempe di DKI tersebar di lima wilayah dengan jumlah industri terbanyak di Jakarta Timur. Karakteristik limbah yang ada menunjukkan sifat organik dengan BOD = 4200-4400 mg/I, COD = 7300-8000 mg/I, kekeruhan 380 satuan NTU. Unsur-unsur kimiawi umumnya dominan dengan beberapa logam terlarut seperti calsium magnesium, besi, mangan, dan seng. Pengujian terhadap modul yang merupakan inti dari proses aerob dalam sistim pengolahan dilakukan pada Aerated Submerged Fixed Film Bioreactor (ASSF Bioreactor). Uji kerja beban 3 kg COD/m3 dengan waktu tinggal 24 jam dari reaktor menunjukkan penyisihan zat karbon organik rata-rata 74,8 %, pengurangan suspended solid 30 - 33 %, amoniak 30 - 33 % serta phosphate 41 - 44 %. Untuk Fluidized Bed dengan beban olah lebih rendah yaitu 1 kg COD/m3 serta waktu tinggal lebih pendek yaitu 20 - 30 menit menghasilkan penyisihan rata-rata 69,8 % dalam COD. Kedua unit memerlukan waktu seeding 2 minggu untuk mencapai steady state. Waktu yang diperlukan dalam penelitian Upflow Anaerobic Sludge Blanket (UASB) lebih lama 6 minggu dibandingkan steady state yang diperlukan pada ASFF ataupun Fluidized Bed; hal ini dikarenakan beban olahnya lebih tinggi (mencapai 7000 mg/l) serta waktu tinggal dalam reaktor 24 jam
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sonny Alfa
Abstrak :
ABSTRAK
Anaemb-Aemb Fixed Bed Reaclor merupakan unit pengolahan biologis aengan kombinasi proses anaerobik aerobik untuk mendapatkan hasil penyisihan yang optimal.

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja dari anaerob-aemb Hxed bed reactor dalam pengolahan Iimbah tahu tempe terutama dalam penyisihan COD dan kandungan N delam Iimbah tahu dan mengidemitikasi kelemahan dan perbaikan yang dlbutuhkan untuk memudahkan penerapan di lapangan.

Reaktor anaerob dan aerob ini terbuat dari bahan FRP (Hbenglass Reinforced Plastic). Bahan ini dipilih karena sifamya yang ringan dan tidak mudah retak. Hal ini membenkan kemudahan dalam pemasangan dan pemindahan Iokasi.

Media pengisi (lempat menempelnya mikroorganisme) terbuat dari bahan PVC dengan ukuran % inch dan panjang potongan 2 inch yang ditempatkan dalam keranjang berlubang dari FRP.

Limbah yang digunakan adalah limbah tempe dan Iimbah dari tahap penggumpalan bubur tahu dari pabrik tahu milik PRtMKOPT| di Jalan Gang Seratus Kelurahan Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Variasi beban pada penelitian ini seperti dilihat pada tabel dibawah :

Parameter-parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah COD, pH, temperatur NH4-N. NO2~N, NO3-N, suspended solid dan alkalinitas pada Laboratorium Analisa PT SUCOFINDO.

Dari hasil peneliiian ini diperoleh hasil konsentrasi effluent reaktor sebagai berikul :
1996
S34576
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wendi Anata
Abstrak :
Limbah dari pengolahan tahu dan tempe mempunyai kadar COD yang tinggi sekitar 7,000 ? 12,000 mg/L. Dampak lingkungan yang ditimbulkan akibat tercemarnya air di sekitar pabrik tahu dapat mempengaruhi kualitas air sungai yang dapat mengganggu ekosistem perairan. Parameter kualitas air dapat diukur dengan nilai Chemical Oxygen Demand (COD). Diperlukan peningkatkan kualitas air agar kadar COD dapat sesuai dengan standar baku mutu (COD 150 mg/L). Salah satu cara menjaga kualitas air yang dapat digunakan adalah adsorpsi menggunakan karbon aktif. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan, yakni proses persiapan bahan eceng gondok, dehidrasi pada suhu 120 °C selama 12 jam, karbonisasi tanpa udara pada suhu 400 °C selama 70 menit, penyaringan ukuran 100 mesh, dan aktivasi kimiawi menggunakan KOH dengan variasi konsentrasi 2 M, 3 M, 4 M, dan 5 M. Nilai bilangan iod yang menyatakan luas permukaan karbon aktif terbesar adalah dengan menggunakan aktivator KOH 5 M, yakni 469,790 mg/g. Selanjutnya, dilakukan pengujian karakterisasi karbon aktif dengan analisis SEM-EDX yang menghasilkan morfologi luas permukaan karbon akibat pengaruh konsentrasi zat pengaktif. Setelah itu, sampel karbon aktif dipilih yang terbaik dengan luas permukaan optimum dan dilakukan uji kinerja adsorpsi untuk penurunan COD terhadap air limbah tahu dengan mengaduk 1 g karbon aktif dengan 100 mL air sampel dengan variasi waktu kontak 30, 60, 90, 120, dan 150 menit. Waktu kontak yang paling optimum dalam penelitian ini adalah dengan pemberian adsorben karbon aktif selama 150 menit dengan penurunan COD sebesar 57,96%.
Waste from processing and tofu has a high COD levels of around 7,000 to 12,000 mg/L. The environmental impact caused by contamination of water around the plant out can affect the quality of river water can disrupt aquatic ecosystems. Water quality parameters can be measured by the value of Chemical Oxygen Demand (COD). Water quality improvement is required in order to be able to COD levels in accordance with quality standards (COD 150 mg/L). One way to maintain the quality of water that can be used is adsorption using activated carbon. This research was conducted in several stages, namely the process of preparation of materials hyacinth, dehydrated at 120 °C for 12 hours, carbonization without air at a temperature of 400 °C for 70 minutes, filtering size of 100 mesh, and the activation of chemically using KOH with various concentrations 2 M, 3 M, 4 M and 5 M. Values iodine number is declared the largest surface area of activated carbon is to use 5 M KOH activator, namely 469,790 mg/g. Furthermore, activated carbon characterization testing performed by SEM-EDX analysis that generates a surface area morphology of carbon due to the influence of the concentration of activators. After that, the sample activated carbon have the best surface area is optimized and tested the performance of adsorption for COD reduction of the waste water out by stirring 1 g of activated carbon with 100 mL of water samples with a variation of contact time 30, 60, 90, 120, and 150 minute. The most optimum contact time in this research is the provision of an activated carbon adsorbent for 150 minutes with a COD reduction about 57.96%.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S64690
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Maryati Kurniadi
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2003
T39572
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raissa Maulina
Abstrak :
Indonesia dikenal sebagai negara maritim dengan luas laut mencapai 7,9 juta km2, namun Indonesia diproyeksikan akan mengalami krisis air bersih pada tahun 2025. Microbial Desalination Cell (MDC) merupakan teknologi yang dikembangkan untuk mengurangi konsentrasi garam pada air laut sehingga dapat digunakan untuk kebutuhan masyarakat. Pada penelitian ini, substrat yang digunakan berasal dari model limbah tahu. Untuk meningkatkan kinerja MDC, maka desain reaktor dimodifikasi, dimana membran IEM akan disusun bertumpuk dua pasang dan pada akhir siklus desalinasi akan dilakukan proses resirkulasi anolit-katolit untuk mempertahankan nilai pH. Variasi yang dilakukan yaitu laju alir resirkulasi 0,5 dan 5 mL/ menit, jenis oksidator berupa KMnO4 0,1 M (katolit) dan aerasi katoda (tanpa katolit) dengan laju alir 100 mL/ menit, serta perbandingan volume anolit dan volume penyangga fosfat berturut-turut sebesar 1:1; 1:0,75; 1:0,5 dan 1:0,25. Hasil yang diperoleh yaitu oksidator KMnO4 0,1 M dapat digantikan dengan aerasi katoda pada laju alir 100 ml/menit dengan perbedaan TDR sebesar 1,061 g/jam, laju alir resirkulasi optimum untuk sistem 2-stacked MDC yaitu 0,5 ml/menit dengan TDR sebesar 2,447 g/jam, dan perbandingan penyangga:substrat optimum sebesar 0,5:1 dengan perolehan TDR sebesar 5,202 g/jam. ......Indonesia has been known as maritime country with the extemtion of sea is 7.9 million km2, but Indonesia is predicted to undergo water crisis pHenomena in 2025. Microbial Desalination Cell (MDC) is a developed technology for reducing salt concentration of seawater, so it could be used for people daily needs. In this research, the substrate comes from tofu wastewater model. For increasing MDC performance, there are modification in reactor design, whereas the IEM membrane would be arranged in two stacked design, yet in the end of of desalination cycle there would be a recirculation through anolyte-catholyte to maintain pH level. The variations are flow rate of recirculation 0,5 and 5 mL/ min, types of oxidator in the form of KMnO4 0,1 M (catholyte) and cathode aeration (without catholyte) with flowrate of 100 mL/ min, and the ratio of anolyte and buffer pHospHate volume respectively as 1:1; 1:0,75; 1:0,5 and 1:0,25. The result showed that KMnO4 0,1 M could be replaced with air cathode 100 ml/min which has different value of TDR reached 1.061 g/h, optimum recirculation flowarate for 2-stacked MDC was 0.5 ml/min that reached 2.447 g/h of TDR, and the optimum ratio of buffer phosphate:substrate was 0.5:1 that reached 5.202 g/h of TDR.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library