Ditemukan 1 dokumen yang sesuai dengan query
Luqyaanaa Mursyidah Zahra Ash-Shalehah
"Microbial Fuel Cell (MFC) merupakan jenis fuel cell dengan sistem biologis yang banyak menarik perhatian para peneliti dunia. Namun dalam pengoperasiannya MFC masih memiliki keterbatasan, salah satunya pada penyediaan akseptor elektron seperti oksigen. Sejumlah alternatif yang telah dilakukan seperti menyediakan oksigen secara langsung memerlukan energi yang cukup besar, sedangkan penggunaan air-cathode memerlukan katalis yang cukup mahal. Oleh karena itu, dikembangkanlah suatu integrasi menggunakan mikroalga menjadi Microalgae-microbial Fuel Cell (MmFC) dimana mikroalga fotosintetik berperan sebagai penghasil oksigen. Dengan menggunakan substrat air limbah, perangkat MmFC dapat berfungsi untuk pemulihan air limbah sekaligus menghasilkan biolistrik. Pada penelitian ini digunakan model air limbah tempe sebagai substrat dengan kandungan bakteri indigenous yang mampu mendegradasi senyawa organik. Mikroalga yang digunakan pada penelitian ini berupa konsorsium Chlorella vulgaris dan Spirulina platensis melihat potensi dari interaksi simbiosis pada kedua mikroalga tersebut. Penelitian ini akan diawali dengan pre-kultur menggunakan variasi pada rasio komposisi konsorsium Chlorella:Spirulina (1:0, 0:1, 1:1, 2:1, 3:2). Komposisi konsorsium pada 3:2 menghasilkan biomassa dan laju pertumbuhan tertinggi yaitu 3,94 g/L pada jam ke-222 dan 0,021/jam pada jam ke-110. Konsorsium ini juga menghasilkan kadar oksigen tertinggi yang dapat dimanfaatkan sebagai akseptor electron yaitu 6,77 mg/L pada jam ke-192. Konsorsium mikroalga kemudian digunakan dalam perangkat dual-chamber MmFC 500 mL. Setelah pengoperasian selama 49 jam diperoleh tegangan dan energi listrik tertinggi dihasilkan oleh konsorsium mikroalga pada rasio 3:2 dengan luas permukaan anoda 59,06 cm2 pada jam ke-24 sebesar 437,1 mV dan 323,48 mW/m2.
Microbial Fuel Cell (MFC) is a type of fuel cell with biological system that attracts the attention of world researchers. However, MFC still has limitations where one of which is the provision of electron acceptors such as oxygen. Several alternatives have been made such as providing oxygen directly, but it requires a large amount of energy, while the use of air-cathode requires an expensive catalyst. Therefore, an integration using microalgae was developed which become Microalgae-microbial Fuel Cell (MmFC) where photosynthetic microalgae act as oxygen producers. By using a wastewater as a substrate, the MmFC device can be used for wastewater treatment and producing bioelectricity at the same time. In this study, tempe wastewater model will be used as a substrate with indigenous bacteria that can degrade organic compounds. The microalgae that will be used in this study is a consortium of Chlorella vulgaris and Spirulina platensis due to its potential of symbiotic interaction between the two microalgae. This research will begin with pre-culture using variations in the composition ratio of the Chlorella:Spirulina consortium (1:0, 0:1, 1:1, 2:1, 3:2). The composition of the consortium at 3:2 produced highest biomass and growth rate 3.94 g/L at 222-hour and 0.021/hour at the 110-hour, respectively. This consortium also produced the highest oxygen content that could be used as an electron acceptor, which was 6.77 mg/L at 192-hour. The microalgae consortium then used in 500 mL MmFC dual-chamber device. After operating for 49 hours, the highest voltage and electrical energy was obtained by the microalgae consortium at a ratio of 3:2 with an anode surface area of 59.06 cm2 at 24-hour of 437.1 mV and 323.48 mW/m2."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library