Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Henny Setyaningsih
Abstrak :
Industri mempunyai pengaruh besar kepada lingkungan, karena mengubah sumber alam menjadi produk baru dan menghasilkan limbah produksi yang mencemari lingkungan. Limbah produksi bisa mencemarkan bahkan merusak lingkungan, baik untuk jangka waktu .yang pendek maupun untuk jangka waktu yang panjang. Karena itu, perlu diusahakan teknik dan cara produksi yang memperkecil bahkan meniadakan dampak negatif terhadap lingkungan dalam proses produksi yang menghasilkan produk sampingan. Untuk memudahkan pengendalian pencemaran industri, maka pemusatan industri pada kawasan industri akan sangat membantu. Air buangan bukanlah merupakan masalah yang baru di masa sekarang ini, tetapi meruapakan masalah yang telah ada sejak dulu. Namun, masih ada sebagian masyarakat yang belum atau tidak menyadari akan pengaruh negatif dari adanya pencemaran lingkungan. Hal ini terbukti dengan masih banyaknya industri-industri dan perusahaan yang membuang air buangannya ke lingkungan sekitar dengan tidak memperhatikan akibat-akibat sampingan yang dapat ditimbulkan oleh air buangan tersebut. Limbah air yang berasal dari pabrik batik mengandung bahan buangan yang berupa zat warna yang berasal dari proses pencucian kain. Warna merupakan indikator pencemaran air yang sangat mudah terlihat. Pembuangan air limbah berwarna tidak hanya merusak estetika badan air penerima tapi juga meracuni biota air di badan air penerima. Di samping itu adanya warna yang pekat akan menghalangi tembusnya sinar matahari pada badan air, sehingga mempengaruhi proses fotosintesis di dalam air. Akibatnya oksigen yang dihasilkan pada proses fotosintesis yang dibutuhkan untuk kehidupan- biota air akan berkurang. Hal ini akan mengancam-kehidupan makhluk hidup yang ada di badan air tersebut. Hampir sebagian besar industri batik saat ini membuang air limbahnya langsung ke badan air penerima. Hal ini disebabkan karena belum diketahuinya cara pengolahan limbah yang tepat dan murah dan juga kesadaran untuk menjaga kelestarian lingkungan masih rendah. Dengan adanya relokasi industri batik yang berasal dari pindahan industri batik Karet Setiabudi ke daerah Kompleks Industri Kerajinan batik di desa Pasirbolang Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, maka diperlukan cara pengolahan limbah batik yang tepat dan murah. Dengan didapatkannya cara pengolahan yang tepat dan murah, pihak industri di samping merasa tidak dirugikan, juga limbah yang dikeluarkan sudah memenuhi baku mutu lingkungan. Untuk mendapatkan cara pengolahan limbah batik yang tepat dan murah, dilakukan percobaan laboratorium dengan mengambil sampel dari pabrik batik Gabatex di Palmerah. pengolahan limbah yang dipilih adalah dengan proses kimia dan fisik, hal ini karena tujuan utama dari pengolahan limbah batik adalah penghilangan warna dari limbah batik. Koagulan yang digunakan adalah FeSO4 dan Ca(OH)z. Dari percobaan yang dilakukan di laboratorium, didapat dosis optimum koagulan FeSO4 = 300 mg/1 dan Ca(OH)2 = 200 mg/l. Untuk nendapatkan pengolahan limbah yang paling tepat, dilakukan rangkaian percobaan pengolahan limbah : Koagulasi/flokulasi-sedimentasi, Koagulasi-flotasi, koagulasi/flokulasi-sedimentasi-adsorpsi dan proses adsorpsi Baja. Dari rangkaian percobaan tersebut, didapat hasil yang paling optimum adalah proses koagulasi/flokulasi-sedimentasi-adsorpsi, dengan persen pengurangan warna sebesar 100%. Untuk mengetahui jenis adsorben yang paling bagus, dilakukan percobaan secara batch terhadap jenis karbon aktif tempurung kelapa, karbon aktif sekam padi, karbon aktif batu bara lokal dan karbon aktif batu bara impor. Karbon aktif sekam padi dibuat sendiri di laboratorium, sedang jenis karbon aktif yang lain (tanpa merek dagang) didapat dari toko bahan kimia. Dalam percobaan ini dilakukan pengamatan terhadap perubahan waktu kontak dan konsentrasi dari karbon yang digunakan. Pengurangan warna yang paling besar dicapai dengan menggunakan karbon aktif sekam padi yaitu sebesar 95,16%, sedangkan dengan tempurung kelapa hanya sebesar 75,81%. Untuk mendapatkan pembangunan unit pengolah limbah yang murah, dilakukan penbandingan antara sistem kelompok dan sistem individu. Dari perhitungan biaya pembuatan pengolahan limbah, didapat biaya yang paling murah, jika industri batik melakukan pengolahan secara berkelompok, yaitu didapat penghematan sebesar 24 juta. Angka ini didapat dari perhitungan total 4 pabrik bila melakukan pengolahan secara individu dan bila ke empat pabrik melakukan pengolahan secara berkelompok.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Idup Suhady
Abstrak :
Pada Hakikatnya setiap orang berkewajiban memelihata lingkugan hidup, mencegah dan menanggulangi kerusakan serta pencemaran (UU No. 4/ 1982). Dalam Hal kebersihan lingkungan. Pemerintah DKI Jakarta berkewajiban membina kebersihan dan setiap penduduk wajib memelihara kebersihan lingkungan sampai setiap penduduk wajib memelihara kebersihan lingkungan sampai batas bahu jalan di sekitas pekarangan masing-masing (Perda No. 5/1988). Berdasarkan ketentuan tersebut, pengelolaan limbah padat perkotaan sebagai bagian dari pelayanan kebersihan lingkungan kota menghendaki adanya peranserta masyarakat bersama dengan pemerintah.

Dalam rangka memberikan pelayanan kebersihan terhadap seluruh warga kota, Pemerintah DKI Jakarta menghadapi kendala yang serius, pertama tidak ada keseimbangan antar alokasi anggaran dengan luas lingkup pelayanan kebersihan; kedua rendahnya penerimaan retribusi kebersihan termasuk ketidakmampuan Pemerintah Dearah untuk membiayai pelayanan kebersihan yang demikian luas, yang kemudian menyebabkan pelayanan yang tidak memadai sehingga tidak setiap warga kota memperoleh palayanan pemerintah daerah. Oleh karena itu untuk menyelenggarakan pelayanan kebersihan kota perlu dicari pemecahan yang tepat sesuai dengan ciri-ciri khas dari sistem pengelolaan limbah padat perkotaan yang bersifat kemitraan antara pemerintah dan masyarakat.

Permasalahan pokok yang diobservasi adalah sebagai berikut:
  1. Faktor apa saja menghambat pengelolaan limbah padat?
  2. Pada tahao dan sejauh mana dperlukan peranserta masyarakat?
  3. Bagaimana sebaiknya pembinaan peranserta masyarakat dilaksanakan?
  4. Model bagaimana yang harus dikembangkan dan diterapkan agar dapat mewujudkan pelayanan pengelolaan limbah padat secara berlanjut?


Jenis Penelitian yang diterapkan adalah penelitian kualitatif dengan panduan grounded research yang bertujuan mengembangkan model institusi dan tatalaksana yang mampu meningkatkan peranserta masyarakat.

Berdasarkan pengematan pertama kali terhadap permasalahan penelitian, dirumus hipotesis kerja: bentuk institusi dan tatalaksana pembinaan peranserta masyakarta mempusnya pengaruh terhadap kesadaran, rasa memiliki lingkungan dan masyarakat dalam berperanserta dan bekerja bersama dengan pemerintah dalam pengelolaan limbah padat perkotaan secara berlanjut.

Dari Hasil penelitian juga dapat diketahui bahwa pada umumnya kepatuhan responden untuk membayar retribusi relatif tinggi, tetapi kurang banyak mengerti dari memahami kebijaksanaan pemerintah tentang retribusi kebersihan dan hubungan antara kesehatan lingkungan dengan penanggulangan limbah padat. Responden juga mempunyai tingkat pengatahuan yang rendah mengenai cara yang tepat dalam menanggulangi limbah mereka.

Perilaku kebersihan (membuang limbah padat disembarang tempat) responden yang tidak mendukung penanggulangan limbah padat disebabkan oleh kurangnya informasi dan penyuluhan yang diberikan pada mereka. Oleh sebab itu dirasakan bahwa institusi yanga da perlu dikembangkan dan diarahkan untuk menumbuhkembangkan kesadaran, rasa memiliki dan tanggung jawab masyarakat untuk berperanserta secara aktif dalam pengelolaan kebersihan lingkungan kota. Selanjutnya dapat diidentifikasi adanya tingkat peranserta masyarakat yang berbeda. Hal itu dipengaruhi oleh:
  1. Status Ekonomi, dilihat dari tingkat penghasilan kebanyakan penduduk kota, para responden dikategorikan ke dalam kelompok masyarakat berpenghasilan rendah, sehingga kemampuannya membayar retribusi juga rendah. Meskipun demikian kelompok ini merupakan produsen limbah yang tidak sedikit dan menuntut lebih banyak pelayanan. Sebaliknya kelompok orang-orang yang berpenghasilan tinggi pada dasarnya mampu membayar retribusi tinggi. Namun demikian keterlibatan fisikya dalam penanggulangan limbah padat relatif rendah, dan mereka senang mendapat pelayanan pemerintah kota.
  2. Perbedaan tingkat pengetahuan dan kesadaran terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan diantara kelompok masyarakat.
  3. Tidak tegasnya pengenaan sanksi, kurang tepatnya ketentuan pemberian insentif dan mutu sistem pemantauan.


Data Hasil penelitian menunjuk adanya permasalahan sebagai berikut:
  1. Institusi dan tatalaksana pengelolaan limbah padat terpisah dengan pengelolaan retribusi kebersihan, padahal dalam kenyataan merupakan kegiatan yang saling terkait dan harus terintegrasi agar tidak menghambat kelancaran pengelolaan.
  2. Tidak ada koordinasi perencanaan terpadu dalam penanggulangan limbah padat antar institusi terkait. Penanggulangan limbah padat tidak hanya merupakan tugas dan fungsi dinas kebersihan melainkan juga menjadi tugas dan fungsi dinas-dinas otonom lainnya sepertinya dians pertamanan, dinas pekerjaan umu, PD Pasar Jaya dan institusi pemerintah pusat seperti badan pelaksana proyek induk sungai cisadane-ciliwung.
  3. Penyuluhan untuk menumbuhkan dan mengembangkan peranserta masyarakat belum intensif, meluas dan merata karena dinas kebersihan masih dihadapkan pada keterbatasan anggaran dan sumber daya manusia.
  4. Prosedur dan proses pembayaran retribusi belum diselenggarakan secara tepat dan efektif sehingga penerimaan retribusi rendah.


Dari analisis data dapat diketahui adanya beberapa model institusi dan tatalaksana yang dapat dikembangkan dalam peningkatan peranserta masyarakat sebagai berikut:
  1. Model institusi pembina peranserta masyarakat yang mempunyai unsur-unsur staf, unsur pelaksana (Jabatan Fungsional PEnyuluh sebagai ujung tombak pembinaan peranserta masyarakat), dan unit penyuluhan keliling.
  2. Model koordinasi perencanaan terpadu untuk meningkatkan peranserta ditingkat institusi terkait dan untuk keterpaduan program pembinaan peranserta masyarkat.
  3. Model penyuluhan yang terintegrasi antara keberishan lingkungan retribusi dilengkapi dengan paket-paket terprogram sesuai kelompok masyarakat sasaran penyuluhan.
  4. Model pembayaran retribusi dan model penanggulangan limbah padat oleh swadaya masyarakat.
......In priciple every person is reponsible to santain the living enviroment, to prevent and overcome damage and its pollution (Law. no 4 1982). With regard to enciromental cleanliness in the jakarta region, every citizen is obligatory to maintain the cleanliness for the living enronment up to tha sidewalks to houseyard (local law no. 5 1988). Based on the above mentioned provisions, the overcoming of urban solid waste as a part of city environmental cleansing management needs the involment of both the whole comunity and the goverment as well.

In the framework of cleaning services to provided to the whole citizen, the gonverment of dk jakarta is being faced serious constraints, i.e. First, There is an inbalanced ratio between budget allocation and the coverage of cleaning services: second, low charges of cleaning retribution imply inability on the part of the goverment to cover the total cowst of cleaning services which subsequently cause poor services so that not every citizen is equally provided with the government's services. thus, the implementation of city cleaning services should find suitable solutions that suit the specifio characteristics of urban solid waste management systems in the frame of comunity and the goverment partnership.

The salient problems to be observed are as follows:
  1. what factors hinder the existing solid waste management?
  2. At what level and to what extent is comunity participation needee?
  3. How should the development of comunity participation be implemented?
  4. What model should be developed and implemented in order to render the solid waste management services sustainable?


The type of approach used in the research is a combination of qualitative and grounded research. It is aimed to find and develop instituional model and procedure for more effective solid waste management which will be capable of enhacing comunity participation.

Based on the first observation on the research problens a working hypothesis was formulated it is neede a kind of institution and procedural developmnet for people s participation that cloud gave impact on their environmental consciousness and sense of belonging; under which the people and the goverment could work together in the continous management of urban splid waste.

From the results of the research it was found put that in general the obedience of the respondents to pay the retribution was relatively high but ther have low understanding on the goverment policy regarding cleansing retribution and the relationship beetween healthy enrionment and solid waste management due the respondenet have low level od knowledge on the right way to handle their waste.

The cleanliness behavior(improrer storing and disposal og the solid waste) which does not support good solid waste management is due to the lack informations and extension services provide to them. For the reason, it felt that an instituion in needed to develop and direct community participant the could grow and develop their awareness. sense of belonging and reponsibility to actively participate in the management of the cleanliness of the city environment.

Futher, it was indentified that there are spme different levels of community participation. Such condition is influenced by:
  1. Economic Status, viewed from the level of income of the low income group, so that their abilities to pay retribution are also low, eventhough this group is postively ht emajor producer of urban solid waste and hence demand more services, on the country, the group of the people with high income are basically capable to pay high retribution. Eventhough their rat of physical involvements in the handling of the solid waste are low, they enjor good services provided by the city government in returen of their high restribution.
  2. The different levels on knowledge and awareness toward cleanliness and healthy environment among groups of people.
  3. Improper sanction enforcement, inappropriate provision of incentives, and the existing week quality of monitoring system.


Data of research indicate the following problems:
  1. Institution and procedure of solid waste management are evidently seperated from the cleaning retribution management. in fact, it is actually interconnected activities that should be integrated in order to avoid in appropriate management.
  2. There is no integrated planning coordination in the handling of solid waste among the interconnected institutions. Solid waste handling is not only the tast and function od the dki cleaning departmenet dinas kebersihan but it is also the task and function of the other dki autonomous department susch as those concerned with park, public works, cisadane-ciliwung river project implementation agency and local government owned company pasar jaya.
  3. Extention services to promoteand develop the community participation was not being carried out intensively and equally due the pact that reponsible cleansng department are still being wiht limites budget and human resources.
  4. The procedures and process of charging the retribution have not been effectively and properly managed, resulting to low retribution revenue.


Data Analysis shows that some models of instituion and procedures to enhance community participantion could be developed in the following ways:
  1. Developing the isntitution models for community participation by rearrangement of the exiting componentrs, including staff and, line components and mobile unit of extension services. In the instituion, the functional position of extension service agents as the community participations can be developed;
  2. Integrated planning coordination models to enchance the community participation on the level of government isntituions and integreted programme in developing comunity participation.
  3. Integrated extention service models related with environmenta cleenliness and retribution payment, supported by programmed packages are highly relevant to the community extension's targer groups.
  4. Retribution payment model and community solid waste management models.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugiharto
Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press), 2008
628.506 8 SUG d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Divia Agustina Ahmad
Abstrak :
Peningkatan suhu bumi dan suhu udara merupakan salah satu dampak dari Perubahan iklim yang merupakan akibat dari meningkatnya emisi gas rumah kaca. Terjadinya peningkatan emisi gas rumah kaca salah satunya dikarenakan adanya aktivitas manusia yang dilakukan di kawasan pemukiman, seperti kegiatan pengelolaan sampah dan air limbah serta penggunaan air bersih dan energi listrik. Penelitian ini dilakukan di Perumahan Bintang Alam, Kabupaten Karawang dengan tujuan untuk mengetahui sumber serta jumlah emisi gas rumah kaca yang dihasilkan agar kemudian dapat diberikan rekomendasi penurunan emisi gas rumah kaca. Perolehan data dilakukan dengan sampling sampah, wawancara serta penyebaran kuisioner. Berdasarkan perhitungan, Perumahan Bintang Alam menyumbang emisi gas rumah kaca sebesar 1.149,6 kg CO2e/orang/tahun dari keempat kegiatan/sektor yang diteliti. Sektor yang menyumbang emisi terbesar adalah dari penggunaan energi listrik yaitu sebesar 749,61 kg CO2e/orang/tahun diikuti oleh sektor pengelolaan limbah padat yaitu sebesar 297,14 kg CO2e/orang/tahun pada posisi tertinggi kedua. Strategi penurunan emisi gas rumah kaca pada Perumahan Bintang Alam yang direkomendasikan adalah dengan melakukan penghematan penggunaan energi listrik serta melakukan pengelolaan limbah padat lebih lanjut dengan composting dan recycling. Dengan menerapkan rekomendasi tersebut maka akan menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 26%.
The increaseing of global temperature is one of the impacts from climate change which is a result of increased greenhouse gas emissions. The increasing of greenhouse gas emission is caused by the human activities carried out in residential areas, such as waste management, waste water treatment and disposal, the use of clean water and the use of electricity. This research was conducted at Bintang Alam Residence, Karawang Regency with the aim to find out the source and the amount of greenhouse gas emissions produced, so the recommendation can be made to reduce greenhouse gas emissions. The data needed is obtained by solid waste sampling, interviewing, and distributing questionnaires. Based on calculations, Bintang Alam Residence contributes to greenhouse gas emissions of 1.149,6 kg CO2e/person/year from the four activities/sectors studied. The sector that contributed the most to emissions was the use of electrical in the amount of 749,61 kg CO2e/person/year followed by the solid waste management sector which amounted to 297,14 kg CO2e/person/year in the second highest position. The recommended strategy to reduce greenhouse gas emissions is with save electricity usage and with further manage solid waste by composting and recycling. Applying these recommendations will reduce greenhouse gas emissions by 26%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edgar Zeta
Abstrak :
DKI Jakarta merupakan kota metropolitan dengan kepadatan penduduk dan timbulan volume air limbah domestik yang tinggi. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Krukut merupakan perwujudan dari pengolahan air limbah terpusat skala perkotaan yang digunakan di Jakarta. Air limbah domestik yang tidak terolah dengan baik dapat mencemari lingkungan dan menyebabkan berbagai masalah lingkungan dan kesehatan masyarakat. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif yang akan menjelaskan mengenai metode pengumpulan limbah, volume limbah, kualitas limbah, metode pengolahan, dan efektivitas pengolahan di IPAL Krukut pada periode bulan Mei 2022 sampai dengan bulan Mei 2023. Analisis kuantitatif dilakukan menggunakan rumus efektivitas oleh Spellman. Air limbah domestik dialirkan dari penghasil ke IPAL Krukut menggunakan sistem jaringan perpipaan. Metode pengolahan dilakukan melalui inlet chanel, moving bed biofilm reactor, koagulasi flokulasi, high rate clarifier, disinfeksi, dan filtrasi sand carbon filter. Rerata volume air limbah yang diolah oleh IPAL Krukut sebesar 6.979 m3 air limbah domestik setiap harinya yang berasal dari bangunan rumah tangga, niaga kecil, niaga besar, bangunan sosial, dan industri. Sebagian besar hasil effluent IPAL Krukut sudah memenuhi baku mutu yang berlaku dan IPAL Krukut sudah efektif dalam mengurangi kadar pencemar pada air limbah domestik di DKI Jakarta. ......DKI Jakarta is a metropolitan city with a high population density and generation of domestic wastewater. The Krukut Wastewater Treatment Plant (WWTP) is an embodiment of the urban-scale wastewater treatment used in Jakarta. Domestic wastewater that is not treated properly can pollute the environment and cause various environmental and public health problems. This study uses a descriptive design that will explain the wastewater collection method, wastewater volume, wastewater quality, processing method, and treatment effectiveness at the Krukut WWTP in the period from May 2022 to May 2023. Quantitative analysis was carried out using the effectiveness formula by Spellman. Domestic wastewater is channeled from the producer to the Krukut WWTP using a pipe network system. Processing methods are carried out through inlet channels, moving bed biofilm reactors, flocculation coagulation, high rate clarifiers, disinfection, and carbon filter sand filtration. The average volume of wastewater treated by Krukut WWTP is 6,979 m3 of domestic wastewater every day, originating from household buildings, small businesses, large businesses, social buildings, and industries. Most of the Krukut WWTP effluent has met the applicable quality standards and the Krukut WWTP has been effective in reducing pollutant levels in domestic wastewater in DKI Jakarta.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
gram. Pada penelitian ini membran PVDF/PVP digunakan pada proses ultrafiltrasi untuk mengolah limbah air berminyak yang sudah diolah melalui koagulasi-flokulasi menggunakan koagulan PAC dengan konsentrasi 500 ppm. Proses ultrafiltrasi menggunakan variasi tekanan 1, 2, dan 3 bar. Limbah air berminyak memiliki karakteristik awal COD 99,316 mg/L; pH 6.1; TSS 194 mg/L; TDS 10,280 mg/L; dan kekeruhan 185 FAU. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyisihan parameter limbah yang paling sesuai dengan baku mutu dengan fluks permeat terbesar terdapat pada komposisi larutan cetak 0.05 PVP dan tekanan umpan 3 bar dengan penyisihan COD 42.43%, TSS 90.38%, kekeruhan 87.50%, dan pH akhir 6.91. ...... The oily wastewater contains high levels of contaminants such as COD, TDS, TSS, pH, and turbidity and tends to have a thick color. Therefore, further waste treatment is needed. This research will discuss the application of membrane technology in treating oily wastewater. This study prepared polyvinylidene fluoride (PVDF) ultrafiltration membranes made by phase inversion technique with N,N, dimethylacetamide (DMAc), and polyvinylpyrrolidone (PVP) additives. Membranes were made with variations in the amount of PVP 0.05; 0.15; 0.25; and 0.35 grams. The PVDF/PVP membranes were used in the ultrafiltration process to treat oily wastewater, which had been pre-treated by coagulation-flocculation using a PAC coagulant with a concentration of 500 ppm. The ultrafiltration processes were conducted at the trans-membrane pressure of 1, 2, and 3 bar. The initial oily wastewater has the characteristics of COD 99,316 mg/L; pH 6.1; TSS 194 mg/L; TDS 10,280 mg/L; and turbidity 185 FAU. The results showed that the best waste parameter allowance according to the quality standard with the most significant permeate flux was found in the composition of 0.05 PVP printing solution and 3 bar feed pressure with 42.43% COD removal; 90.38% TSS; 87.50% turbidity; and the final pH of 6.91.
[Depok;Depok, Depok]: [Fakultas Teknik Universitas Indonesia;Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia], 2023
S-pdf;S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Dachyar
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Nikolas Setiadi
Abstrak :
Limbah air lindi merupakan masalah global yang saat ini menjadi perhatian hampir di semua negara dan mendesak untuk diselesaikan. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sebagai tempat akhir pembuangan limbah padat menghasilkan air lindi akibat air yang meresap melewati timbunan sampah dan melarutkan materi-materi organik hasil dekomposisi biologis. Air lindi yang tidak terolah dapat meresap ke dalam tanah yang berpotensi bercampur dengan air tanah sehingga menimbulkan pencemaran. Permasalahan pada pengolahan limbah air lindi menggunakan teknologi canggih belum banyak dikembangkan. Teknologi Advanced Oxidation Process (AOPs) berbasis ozon merupakan salah satu teknologi canggih yang menawarkan solusi degradasi zat beracun dan pengolahan limbah yang lebih sederhana. Salah satu pengembangan yang dilakukan adalah dengan menambahkan filter Zeolit Alam Lampung (ZAL) yang diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pengolahan. Pengembangan yang dilakukan pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas sistem Reaktor Ozon Plasma Nanobubble (ROPN) dengan filter Zeolit Alam Lampung (ZAL) dalam mendegradasi limbah air lindi. Sistem reaktor yang digunakan adalah Reaktor Ozon Plasma Nanobubble (ROPN) yang dirancang untuk menghasilkan ozon didalamnya sebagai oksidator kuat dalam mendegradasi limbah air lindi. Proses pengolahan limbah air lindi ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu preparasi, pengolahan dan analisis. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini antara lain penurunan COD, TDS, TSS, Nitrat dan BOD sebesar 87,34%, 42,42%, 100%, 76,09% dan 95,23%. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka ROPN ini mampu mendegradasi limbah air lindi secara baik. ......Landfill leachate is a global problem that is currently a concern in almost all countries and urgently needs to be resolved. Landfills as the final place for solid waste disposal produce leachate as water percolates through waste piles and dissolves organic matter from biological decomposition. Untreated leachate can seep into the soil and potentially mix with groundwater, causing pollution. The problem of leachate treatment using advanced technology has not been widely developed. Ozone-based Advanced Oxidation Process (AOPs) technology is one of the advanced technologies that offers solutions for the degradation of toxic substances and simpler waste treatment. One of the developments carried out is by adding Lampung Natural Zeolite (ZAL) filters which are expected to increase processing efficiency. The development carried out in this study aims to determine the effectiveness of the Plasma Nanobubble Ozone Reactor (ROPN) system with Lampung Natural Zeolite (ZAL) filters in degrading leachate wastewater. The reactor system used is a Plasma Nanobubble Ozone Reactor (ROPN) designed to produce ozone in it as a strong oxidizer in degrading leachate wastewater. The leachate waste water treatment process is carried out in three stages, namely preparation, processing and analysis. The results obtained in this study include a decrease in COD, TDS, TSS, Nitrate, BOD by 87.34%, 42.42%, 100%, 76,09% and 95.23%. Based on the research results obtained, this ROPN is able to degrade leachate waste water well.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riki Ridwan Rahman
Abstrak :
Tujuan penelitian adalah untuk merencanakan minimisasi Iimbah serta menentukan sistem pengolahan air Iimbah industri PT. MB yang memproduksi jamu dan kosmetik. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Penyehatan 8. Lingkungan, Jurusan Sipi! FTUI. Karakteristik Iimbah adalah kimiawi dengan karakteristik dominan yaitu suspended solid dan COD. Pengolahan Iimbah dilakukan dengan proses kimia dan tisil-L. Jar test dilakukan untuk mendapatkan dosis optimum dan pH optimum koagulan. Parameter-parameter yang diperiksa dalam jar test adalah SS, COD dan pH. Koagulan yang digunakan untuk pengolahan air limbahnya dalah aluminium suifat, ferro sulfat serta kalsium hidroksida dengan dosis optimum masing-masing 1,2 gril. Perencanaan IPAL PT. MB mencakup unit-unit saluran, bak equatisasi, bak koagulasi - flokulasi, bak sedimentasi, serta bak pembubuhan bahan kimia (koagutan). Untuk mengetahui keseimbangan suatu sungai, dewasa ini telah berkembang berbagai macam Model, baik Model fisik maupun Model matematika. Pada karya tulis ini dibahas keseimbangan sungai deugan menggu nakan Model matematika. Salah satu metode dalam Model matematika yang di kembangkan sejalan dengan era komputelisasi adalah metode 4 titik implisit. Pada metode ini, pendekatan yang dilakukan beratuan pada 4 persamaan, yaitu persamaan momentum, persamaan kontinuitas air, persamaan kontinuitas sedimen dan persamaan angkutan sedimen; yang kemudian dirubah bentuknya ke dalam persamaan numerik untuk selanjutnya dirubah ke dalam program komputer. Dengan memasukkan harga-hrga kondisi batas dan kondisi awal kedalam Model matematika yang berhasil dibentuk, akan didapatkan simulasi dari suatu sungai dengan faktor-faktor pentingnya yaitu tinggi air (h), kecepatan aliran (V), angkutan sedimen (S), dan elevasi sungai (Z). Didalam analisanya, Model matematika dioobakan untuk 3 macam kondisi yaitu kondisi slope konstan dan landai, kondisi slope tidak beraturan serta kondisi slope hulu curam dan hilir landai. Dari hasil-hasil perhitungan yang diperoleh dapat diambil kesimpulan bahwa Model matematika ini dapat dipakai secara memadai untuk menghitung perubahan-perubahan tinggi air (h), kecepatan aliran (V), angkotan sedimen (S) dan dinamika dari elevansi sungai (Z) yang merupakan faktor-faktor penting keseimbangan sungai, perubahan-perubahan elevansi dasar sungai (Z) pada simulasi Steady flow tidak begitu besar dan simulai untuk ko disi Unsteady flow menimulkan perubahan yang besar pada elevasi dasar sunga (Z).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S34658
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Giovanni Pasca
Abstrak :
Limbah grafit ex-elektrolisis dapat dimanfaatkan sebagai adsorben melalui Pre-Treatment, aktivasi, dan modifikasi dengan nanopartikel magnetit (Fe3O4). Pre-Treatment dilakukan dengan pemanasan pada suhu 60,75, dan 90ºC selama 30,60,dan 90 menit. kemudian grafit hasil Pre-Treatment diaktifkan dengan asam HCl 0,1M dan 2M. Untuk meningkatkan luas permukaan, dimodifikasi dengan Fe3O4 pada rasio komposisi 1:0,5, 1:1, dan 1:2. Uji Adsorpsi dilakukan pada 4 pewarna tekstil (Methylene Blue, Methyl Orange, Methyl Violet, dan Rhodamine B) dalam kondisi batch pada adsorben dosis 0,1g, waktu adsorpsi 5 menit, dan konsentrasi zat warna 10ppm. Pre-Treatment optimum pada suhu 60ºC selama 30 menit dengan efisiensi 96,3% (MB), 89,2% (MO), 100% (MV), dan 75,3% (RB). Modifikasi terbaik didapat setelah aktivasi asam HCl 2M, dan rasio komposisi 1:1 dengan efisiensi 81,6% (MB), 40,9% (MO), 76,0% (MV), 20,9% (RB) dan luas permukaan 64,6 m2/g. ......Graphite ex-electrolysis could be process into adsorbent through pre-treatment, activation, and modification with magnetite nanoparticle (Fe3O4). Pre-Treatment was heating process at 60,75, and 90ºC for 30,60,and 90 minutes. Then, graphite from Pre-Treatment was activating with acid HCl 0,1M and 2M. Increasing the surface area, graphite modified by Fe3O4 at composition ratio 1:0,5, 1:1, dan 1:2. The adsorption experiment has used for adsorp four textile dyes (Methylene Blue, Methyl Orange, Methyl Violet, dan Rhodamine B) in batch reactor with dosage 0,1g, adsorption time 5 minute, and dye concentration 10ppm. The result show optimum Pre-Treatment at 60ºC for 30 minute with eficiency 96,3% (MB), 89,2% (MO), 100% (MV), and 75,3% (RB). The best modification (Graphite- Fe3O4) reached after acid activation (HCl 2M), and composition ratio 1:1 with efficiency 81,6% (MB), 40,9% (MO), 76,0% (MV), 20,9% (RB) and surface area 64,6 m2/g.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64666
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>