Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jamalul Adil
"Latar belakang. Ketertarikan terhadap penggunaan analgesik tambahan nonopioid intraoperasi semakin meningkat. Salah satu obat yang mendapatkan banyak perhatian adalah penggunaan lidokain intravena. Tiroidektomi adalah prosedur bedah endokrin yang paling umum dilakukan di seluruh dunia. Pemulihan pascaanestesia umum merupakan salah satu hal yang penting untuk dinilai sebagai hasil akhir dari pelayanan anestesia dan pembedahan. Kuesioner Quality of Recovery-40 (QoR-40) merupakan alat penilaian multidimensi yang dapat diandalkan untuk mengevaluasi status pemulihan pasien pascaoperasi. Metode. Penelitian ini merupakan randomized controlled trial dengan pengambilan sampel secara consecutive sampling. Sebanyak 34 subjek yang akan menjalani operasi bedah tiroid dimasukkan ke dalam penelitian selama periode Maret – Mei 2022. Subjek penelitian akan diberikan lidokain intravena bolus 1.5 mg/kg saat induksi dilanjutkan dengan rumatan 2 mg/kg/jam hingga selesai jahit kulit (kelompok lidokain) atau diberikan NaCl 0.9% dengan volume yang sama (kelompok kontrol). Kualitas pemulihan pascaanestesia akan dinilai menggunakan kuesioner QoR-40 yang dilakukan pada praoperasi dan 24 jam pasca operasi. Hasil. Tiga puluh empat subjek, dengan 17 subjek pada tiap kelompok, mengikuti penelitian hingga selesai. Infus lidokain intravena kontinyu menghasilkan kualitas pemulihan pascaanestesia yang lebih baik pada operasi bedah tiroid sebesar 20,06 (vs kontrol 4.82, p <0,001), namun tidak signifikan secara statistik terhadap kebutuhan opioid fentanyl intraoperatif yaitu 136.47 mg vs placebo 100,3 mg (p = 0.117). Tidak ada efek samping lidokain yang ditemukan selama penelitian. Simpulan. Infus lidokain intravena kontinu intraoperatif pada operasi tiroidektomi menghasilkan kualitas pemulihan yang lebih baik, diukur dengan selisih nilai QoR-40 (delta) dibandingkan dengan kelompok kontrol, namun secara statistik tidak ada perbedaan signifikan mengenai kebutuhan opioid fentanyl intraoperatif antara kelompok lidokain dan kontrol.

Background. There has been a growing interest in the use of additional intraoperative non-opioid analgesics in recent years. One drug that has received a lot of attention is the use of intravenous lidocaine. Thyroidectomy is the most common endocrine surgical procedure performed worldwide. Recovery after general anesthesia is one of the important things to be assessed as the final outcome of anesthesia and surgery services. The Quality of Recovery-40 (QoR-40) questionnaire is a reliable multidimensional assessment tool to evaluate the recovery status of postoperative patients. Methods. This study is a randomized controlled trial with consecutive sampling. A total of 34 subjects who will undergo thyroid surgery were enrolled in the study during the period of March – May 2022. Subjects will be given either intravenous lidocaine bolus 1.5 mg/kg at induction followed by maintenance at 2 mg/kg/hour until skin closure (lidocaine group) or NaCl 0.9% with the same volume (control group). The quality of recovery after surgery will be assessed using the QoR-40 questionnaire conducted preoperatively and 24 hours postoperatively. Results. Thirty-four subjects, with 17 subjects in each group had completed the study. Continuous intravenous lidocaine infusion resulted in a better quality of recovery after thyroid surgery in 20.06 (vs control 4.82, p < 0.001), but not statistically significant for intraoperative fentanyl opioid requirement of 136.47 mg vs control 100.3 mg, p = 0.117. No side effects of lidocaine were found during the study. Conclusion. Continuous intravenous lidocaine infusion in thyroidectomy resulted in a better quality of recovery, measured by the difference in QoR-40 (delta) values compared to the control group, but there was no statistically significant difference in intraoperative fentanyl opioids requirement between the lidocaine and control groups."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andy Omega
"Latar belakang: Relaksasi otak saat pembukaan dura merupakan aspek yang penting pada operasi kraniotomi tumor. Secara teori, lidokain dapat menurunkan metabolisme otak (CMRO2), menurunkan CBF dan CBV, sehingga berpotensi menurunkan ICP dan menghasilkan relaksasi otak yang baik. Lidokain juga diketahui memiliki efek analgesia dan antiinflamasi. Hingga saat ini, belum ada penelitian yang meneliti mengenai efek infus lidokain intravena kontinu intraoperatif terhadap relaksasi otak saat pembukaan dura, kebutuhan opioid intraoperatif dan kepuasan operator pada pasien dewasa yang menjalani operasi kraniotomi.
Metode: Penelitian ini merupakan randomized controlled trial dengan pengambilan sampel secara Consecutive sampling. Sebanyak 60 subjek yang akan menjalani operasi kraniotomi tumor dimasukkan ke dalam penelitian. Subjek penelitian akan diberikan lidokain (2%) intravena bolus 1,5 mg/kg saat induksi dilanjutkan rumatan 2 mg/kg/jam hingga selesai jahit kulit (kelompok lidokain) atau diberikan NaCl 0,9% dengan volume yang sama (kelompok Plasebo). Relaksasi otak saat pembukaan dura dinilai oleh operator Bedah Saraf dengan skala 4 derajat, kebutuhan opioid fentanyl intraoperatif dalam mcg dan mcg/kg/menit, serta kepuasan operator dengan skala 4 derajat.
Hasil: Enam puluh subjek, dengan 30 subjek pada tiap kelompok, mengikuti penelitian hingga selesai. Infus lidokain intravena kontinu intraoperatif menghasilkan relaksasi otak yang baik saat pembukaan dura sebesar 96,7% (vs plasebo sebesar 70%, p = 0,006), kebutuhan opioid fentanyl intraoperatif sebesar 369,2 mcg (vs plasebo sebesar 773,0 mcg, p < 0,001) atau sebesar 0,0107 mcg/kg/menit (vs plasebo sebesar 0,0241 mcg/kg/menit, p < 0,001), dan menghasilkan kepuasan operator yang puas sebesar 96,7% (vs plasebo sebesar 70%, p = 0,006). Tidak ada efek samping lidokain yang tampak selama penelitian.
Simpulan: Infus lidokain intravena kontinu intraoperatif dibandingkan plasebo dapat meningkatkan proporsi relaksasi otak yang baik saat pembukaan dura, menurunkan kebutuhan opioid intraoperatif, dan meningkatkan proporsi kepuasan operator yang puas pada pasien dewasa yang menjalani operasi kraniotomi tumor.

Background: Brain relaxation after dural opening is important aspect in craniotomy tumor removal operation. Theoretically, lidocaine can decrease brain metabolism (CMRO2), decrease CBF and CBV, and has potential to decrease ICP and resulting excellent brain relaxation after dural opening. Lidocaine also has analgesic and anti-inflammatory effect. Until now, there is no study analyze continous intravenous Lidocain infussion effect to brain relaxation, intraoperative opioid consumption and surgeon’s satisfactory in adult population undergo craniotomy tumor removal operation.
Methods: This study is randomized controlled trial with Consecutive sampling. Sixty subject scheduled for craniotomy removal tumor were enrolled. Subject received either a dose of lidocaine (2%) intravenous bolus 1.5 mg/kg before induction followed by an infussion at a rate 2 mg/kg/h until skin closure (Lidocaine group) or the same volume of NaCl 0.9% (Placebo group). Brain relaxation was evaluated by Neurosurgeon with a four-point scale, total intraoperative opioid consumption in mcg and mcg/kg/minutes, and surgeon’s satisfactory with a four-point scale.
Results: All of sixty subjects completed the study. Lidocaine group resulting good brain relaxation after dural opening in 96.7% subject (vs 70% subject in placebo group, p < 0.006), intraoperative fentanyl consumption was 369.2 mcg (vs 773.0 mcg in placebo group, p < 0,001) or 0.0107 mcg/kg/minutes (vs 0.0241 mcg/kg/minutes in placebo group, p < 0,001), and resulting good surgeon’s satisfactory in 96.7% subject (vs 70% subject in placebo group, p = 0.006). There is no side effect of lidocaine infussion was observed during this study.
Conclusions: Continous lidocaine intravenous infussion intraoperatively can increase proportion of good brain relaxation after dural opening, decrease intraoperative opioid consumption, and increase proportion of good surgeon’s satisfactory compared to Placebo in adult population undergo craniotomy tumor removal operation.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library