Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tiara Fauziyah Rahmawati Sigid
"Ascidian merupakan invertebrata bentik filter feeder yang menetap pada berbagai substrat seperti karang, tali jangkar kapal yang terendam, dan sampah laut. Sampah plastik di laut mengalami degradasi menjadi mikroplastik berukuran <5 mm yang dapat terakumulasi dalam tubuh ascidian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelimpahan, bentuk, ukuran, warna, dan jenis polimer mikroplastik pada ascidian Leptoclinides reticulatus dan Lissoclinum patella, serta pada air dan sedimen di Pulau Tidung dan Pulau Tikus, Kepulauan Seribu. Sampel diambil menggunakan metode random sampling pada kedalaman 5–7 meter, dengan preparasi menggunakan HNO₃ 65% untuk biota dan NaCl untuk air serta sedimen. Identifikasi dilakukan dengan mikroskop stereo dan Raman Spectroscopy. Hasil menunjukkan bahwa terdapat mikroplastik di kedua sampel ascidian. Leptoclinides reticulatus memiliki rata- rata kelimpahan mikroplastik yang lebih tinggi sebesar 22,81±13,40 partikel gr-1 koloni sedangkan Lissoclinum patella sebesar 16,16±8,32 partikel gr-1. Total kelimpahan mikroplastik pada air tertinggi terdapat di Pulau Tidung (32,7 partikel/L), sedangkan kelimpahan mikroplastik pada sedimen tertinggi di Pulau Tikus (520 partikel/kg). Bentuk dominan adalah fiber pada semua sampel (≥65%), dengan warna dominan transparan, disusul hitam dan ungu. Ukuran dominan pada biota adalah <0,3 mm, sedangkan pada air dan sedimen adalah 1–5 mm. Jenis polimer utama adalah PET, diikuti oleh PE dan HDPE, dengan PET mendominasi pada sedimen dan biota. Kemiripan karakteristik mikroplastik pada lingkungan dan tubuh ascidian mendukung potensinya sebagai bioindikator pencemaran mikroplastik. Temuan ini menunjukkan adanya akumulasi mikroplastik lintas kompartemen di Kepulauan Seribu dan pentingnya pengelolaan limbah plastik di wilayah pesisir.

Ascidians are benthic invertebrate filter feeders that attach to various substrates such as corals, submerged ship anchor ropes, and marine debris. Plastic waste in the ocean undergoes degradation into microplastics measuring less than 5 mm, which can accumulate in ascidian bodies. This study aims to analyze the abundance, shape, size, color, and polymer type of microplastics in the ascidians Leptoclinides reticulatus and Lissoclinum patella, as well as in seawater and sediment samples from Tidung Island and Tikus Island, located in the Seribu Islands. Samples were collected using a random sampling method at depths of 5–7 meters, soaked using 65% HNO₃ for biota and NaCl for water and sediment. Identification was conducted using a stereo microscope and Raman Spectroscopy. The results showed the presence of microplastics in both ascidian samples. Leptoclinides reticulatus exhibited a higher average microplastic abundance of 22.81±13.40 particles per gram of colony compared to Lissoclinum patella, which had 16.16±8.32 particles per gram. The highest microplastic abundance in water was found at Tidung Island (32.7 particles/L), while the highest in sediment was found at Tikus Island (520 particles/kg). Fibers were the dominant form of microplastics in all samples (≥65%), with transparent being the most common color, followed by black and purple. The dominant particle size in biota was <0.3 mm, while in water and sediment it was 1–5 mm. The main polymer type was PET, followed by PE and HDPE, with PET being predominant in sediment and biota. The similarity in microplastic characteristics between the environment and ascidian tissues supports the potential of ascidians as bioindicators of microplastic pollution. These findings indicate cross-compartment microplastic accumulation in the Seribu Islands and underscore the importance of effective plastic waste management in coastal areas."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library