Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Lenny Lijantini
"Menurut pedoman rumah sakit yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan RI, pelayanan di rumah sakit dapat ditingkatkan den dapat berjalan deagan baik apabila dalam menjalankan operasioralnya menggunakan manajemen yang professional. Untuk menunjang upaya ini pemerintah telah menetapkan salah satu tujuan program kesehatan yaitu peningkatan mutu, cakupan, den efisiensi rumah sakit melalui penerapan standar pelayanan. Standar pelayanan rumah sakit merupakan seperangkat kebijakan peraturan pengarahan, prosedur atau hasil kerja yang ditetapkan untuk seluruh upaya kesehatan di rumah sakit. Pengakuan yang diberikan oleh pemerintah pada rumah sakit yang telah memenuhi standar yang ditentukan disebut Akreditasi Rumah Sakit. R.S Kusta Sungai Kundur merupakan rumah sakit pusat yang belum terakreditasi. Telah dilaksanakan penelitian tentang pembuatan Rencana Strategi Menuju Rumah sakit Kusta Terakreditasi tahun 2002 - 2005, sebagai upaya untuk persiapan rumah sakit sesuai standar mutu dan mendapat pengakuan Akredatasi rumah sakitt, dengan ruang lingkup penelitian di RS Kusta Sungai Kundur. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian operasional dengan metode analisis data kualitatif berupa metode wawancara mendalam den analisis data kuantitatif. Data yang diperoleh berasal dari data sekunder den data primer."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T3977
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
F.A. Boediarto
"Penyakit kusta merupakan penyakit menular yang sudah dikenal sejak jaman purba. Berbagai nama seperti kusta ( Kushtha ), Lepra, Zaraath, Morbus Hansen diberikan pada penyakit ini dengan konsepsi serta interpretasi yang disesuaikan dengan perkembangan peradaban manusia.
Sebelum penyebab penyakit ditemukan oleh Gerhard Armauer Hansen, maka penyakit ini lebih banyak dikaitkan dengan hal-hal yang bersifat supranatural. Bahkan di dalam Kitab Injil penyakit ini disebut dalam riwayat penyembuhan mukjizat yang dilakukan oleh Yesus Kristus.
Dengan ditemukannya Mycobacterium Leprae serta berkembangnya pengetatuan tentang sifat-sifat khususnya di bidang imunologi dari penyakit ini maka pemahaman terhadap penyakit kusta menjadi lebih rasional.
Karena sifat penyakit yang kronis dengan masa inkubasi yang panjang, serta prevalensi dan angka kematian yang rendah dapat dipahami kalau prioritas penanggulangan terhadap penyakit kusta di negara manapun termasuk Indonesia merupakan prioritas deretan belakang. Akibatnya hal tersebut hampir terlupakan di tengah-tengah hiruk pikuknya program Keluarga Berencana dan Imunisasi. Tetapi ironisnya akibat persepsi masyarakat yang dilatar belakangi konsepsi dam interpretasi yang tidak rasional selama berabad-abad, turun temurun, menyebabkan nasib penderita penyakit ini dikucilkan dari kehidupan masyarakat . Dengan demikian penanganan dini penyakit ini menjadi terhambat, yang berakibat timbulnya kecacatan menjadi lebih besar.
Adanya cacat tubuh yang mengganggu penampilan dan fungsi,ditambah peraepsi masyarakat yang negatif jelas akan menimbulkan dampak negatif dalam kesehatan jiwa penderita kusta khususnya dalam bentuk depresi. Penulisan-penulisan yang menyoroti aspek kejiwaan dari penyakit ini khususnya di Indonesia sangat kurang; sehingga mendorong penulis untuk mengungkap dampak penyakit kusta di bidang kejiwaan dengan penelitian ini. Mudah-mudahan rintisan ini merangsang peneliti berikut untuk melanjutkannya sehingga lebih melengkapi bahan-baban yang pen ting dalam upaya penanganan penyakit kusta baik di bidang prevensi terapi maupun rehabilitasi serta lambat laun merubah persepsi masyarakat menjadi lebih wajar dan rasional."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herry Ruswan
"Penyakit kusta adalah merupakan penyakit menular yang bersifat kronis dan memiliki dampak sosial yang cukup besar. Penularannya melalui hubungan yang lama dan akrab, karena itu kontak serumah dengan penderita kusta diduga merupakan resiko yang tinggi untuk terjadinya penularan. Namun demikian tidak semua kontak serumah tertular, untuk itu perlu diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penularan penyakit kusta pada kontak serumah.
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Daerah Tingkat II Bekasi dengan desain Cross sectional . Populasi penelitian ini diduga 974 kontak serumah dengan penderita kusta tipe MB yang telah RFT yang terdiri dari 270 penderita kusta dan 704 bukan penderita kusta Sampel sebanyak 400 yang terdiri dari 111 penderita kusta dan 289 bukan penderita kusta yang dipilh dengan meta de stratified random sampling secara proposianal.
Hasil penelitian menunjukkan 1 diantara 3,6 kontak serumah menderita kusta Beberapa faktor yang berhubungan adalah: pendidikan, pengetahuan, status perkawinan, pekerjaan, umur, hygiene sanitasi, lama kontak, keakraban dan status gizi (p< 0.05), dan variabel keakraban memiliki hubungan yang paling kuat (POR=6.87). Dari hasil analisa muitivariat ada 6 variabel utama yang berhubungan yaitu pendidikan, gizi, pekerjaan, pengetahuan, keakraban dan status perkawinan. Setelah dilakukan penilaian interaksi ditemukan ada 5 interaksi dari variabel-variabel utama yang bermakna. (p<0.05), sehingga dapat dikemukakan sebuah model dengan 6 variabel utama dan 5 variabel interaksi.

The Correlation Factors with the New Leprosy Case Supposed to be by Household Contact at Bekasi, 1997Leprosy is a infectious disease with the characters become cronical and has big social impact. The infection through the close and long contact, so that household contact with the leprosy patient supposed to be has high rich to the infection case. Nevertheless not all the house hold contact will become a case, it is important to be known that the correlation factors with the infection of the leprosy disease supposed to be by living together contact.
The research has been doing at Bekasi with the cross sectional design. The population are 974 house hold contact with the leprosy patient, and 704 leprosy patient Total sample about 400.consist of 111 leprosy patient, and 289 not leprosy patient, thet has been chosen by stratified random sampling proportionally.
The result shows that I of 3.6 house hold contact has leprosy. There are many correlation factor i.e.education, knowledge, marital status, job, age, hygiene sanotation, the length of contact, closely and the nutrient ( p< 0.005), and the closely variable has the strongest correlation (PDR= 6.87 ). The result of the multivariate analysis there are 6 main variables that has correlation i.e. education, nutritien, job, knowledge, closely and marital status after interaction judgment by done there are 5 interactions from the main variables that meaningfully (p<0.005), so that there will be a model using 6 main variables and 5 interaction variables."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library