Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sitorus, Felix Leonard A.M
Abstrak :
Pemetaan suhu digambarkan sebagai proses menangkap rentang suhu, mendokumentasikannya dan memeriksa variasi dan perbedaan suhu di area tertentu selama durasi waktu tertentu. Area yang dimaksud terutama tempat-tempat yang harus dalam rentang suhu yang dikontrol, seperti ruangan gudang, tempat penyimpanan, lemari es, kendaraan atau kotak pengiriman. Pemetaan suhu bertujuan untuk memastikan suhu pada ruang penyimpanan barang relatif merata di semua titik dan mengetahui suhu dalam area penyimpanan baik yang terendah maupun tertinggi. Pada Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) ini, calon Apoteker memperoleh kesempatan untuk melakukan pemetaan suhu lemari pendingin/chiller, dengan rentang suhu 2oC s/d 8oC, di gudang penyimpanan CCP KFTD Tangerang. Tugas khusus ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman calon Apoteker mengenai pelaksanaan pemetaan suhu. Suhu rata-rata dari tiap titik tidak ada yang melebihi batas rentang yang ditetapkan. Suhu rata-rata tertinggi berada di titik 4 dengan suhu 4,4oC dan suhu rata rata terendah berada di titik 3 dengan suhu 3,9oC. Pada pemetaan suhu juga didapatkan data MKT yang dimana setiap titik tidak ada yang melebihi batas rentang suhu yang ditetapkan. Nilai MKT tertinggi terdapat di titik 4 dengan suhu 5,1oC dan nilai MKT terendah terdapat pada titik 1 dan titik 2 dengan suhu 4,5oC. Titik penyimpanan CCP paling optimal berada di titik 4, terletak di bagian bawah tengah lemari pendingin, dikarenakan pada titik 4 rentang antara titik tertinggi dan titik terendahnya (1,6-6oC) yang paling mendekati dari rentang suhu yang ditetapkan yaitu 2-8oC. Pemetaan suhu lemari pendingin di gudang penyimpanan CCP KFTD Tangerang dapat dilakukan. Lemari pendingin masih dapat mempertahankan suhu penyimpanan berada dalam rentang yang ditentukan yaitu 2-8oC, baik itu pada saat penyimpanan biasa maupun saat dilakukan simulasi buka tutup. Titik penyimpanan paling optimal berada di titik 4, memiliki rentang suhu terendah dan tertinggi 1,6-6oC, yang berada di bagian bawah tengah dari lemari pendingin. ...... Temperature mapping is described as the process of capturing temperature ranges, documenting them and examining temperature variations and differences in a particular area over a specified duration of time. The areas in question are mainly places that must be within a controlled temperature range, such as warehouse rooms, storage areas, refrigerators, vehicles or shipping boxes. Temperature mapping aims to ensure that the temperature in the goods storage room is relatively even at all points and to determine the temperature in the storage area, both the lowest and highest. In this Pharmacist Professional Work Practice (PKPA), prospective pharmacists have the opportunity to map the temperature of refrigerators/chillers, with a temperature range of 2oC to 8oC, in the CCP KFTD Tangerang storage warehouse. This special assignment aims to increase prospective pharmacists' understanding of the implementation of temperature mapping. The average temperature of each point does not exceed the specified range limit. The highest average temperature is at point 4 with a temperature of 4.4oC and the lowest average temperature is at point 3 with a temperature of 3.9oC. In temperature mapping, MKT data is also obtained, where no point exceeds the specified temperature range limit. The highest MKT value is at point 4 with a temperature of 5.1oC and the lowest MKT value is at point 1 and point 2 with a temperature of 4.5oC. The most optimal CCP storage point is at point 4, located at the bottom of the middle of the refrigerator, because at point 4 the range between the highest point and the lowest point (1.6-6C) is closest to the specified temperature range, namely 2-8oC. Mapping of refrigerator temperatures in the CCP KFTD Tangerang storage warehouse can be done. The refrigerator can still maintain the storage temperature within the specified range, namely 2-8oC, both during normal storage and when opening and closing simulations are carried out. The most optimal storage point is point 4, which has the lowest and highest temperature range of 1.6-6oC, which is at the bottom center of the refrigerator.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Toto Juniandri
Abstrak :

ABSTRAK
Pada dewasa lemari pendingin mempakan peralawn rumah tangga yang paling banyak membutuhkan energi Iistrik_ Dalam rangka upaya konservasi energi, diadalcan suatu pengujian untuk mengetahui tingkat konsumsi energ lemari pendingin Pengujian dilakukan di dalam suatu mangan yang dikondisikan sesuai dengan standarisasi yang telah dipersyaratkan.

Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk menganalisa unjuk kerja peralalan mesin pendingin yang digwzakar; unluk mengkondisfkan ruang uji lemari perzdingm Proses yang pertama kali dilakukan dalam penyusunan skripsi ini adalah menentukan berapa besar kapasitas peralatan mesin pendingin yang dibutuhkan untuk mengkondisikan ruang uji lemari pendingin sesuai dengan yang diinginkan. Kedua, menganalisa apakah kapasitas peralatan mesin pendingin yang djgunakan sudah sesuai dengan hasil perancangan. Terakhir, melakukan pengujian unjuk kerja dali peralatan mesin pendingin itu sendiri.

Hasil yang ingin dicapai adalah apakah dengan spesifikasi peralatan mesin pendingin yang saat ini digunakan, kondisi udara di dalam ruang uji dapat mencapai temperatur yang diinginkan.
1997
S36807
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alde Renaldi
Abstrak :
Keinginan masyarakat untuk dapat menjaga kondisi makanan serta mendapatkan minuman dalam keadaan segar membuat lemari pendingin menjadi salah satu alat rumah tangga yang sangat populer. Sebagian besar lemari pendingin tersebut menggunakan sistem pendingin konvensional yang saat ini sedang ramai diperbincangkan karena penggunaan refrigeran yang dapat merusak ozon. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan nilai unjuk kerja antara lemari pendingin berbasis termoelektrik dengan lemari pendingin berbasis absorpsi. Nilai unjuk kerja dalam hal laju pendinginan kabin, temperatur kabin, dan nilai COP, lemari pendingin termoelektrik mampu mengungguli performa lemari pendingin absorpsi, dengan nilai COP 0,093 - 0,15 lemari pendingin termoelektrik memiliki potensi yang besar untuk menjadi pengganti lemari pendingin konvensional.
People desire to keep meals and drinks in a good conditions makes refrigerator become the most popular for a appliance. Almost all of refrigerator in the world using conventional refrigeration system which is using refrigerant as a working fluid. Today, many refrigerant are discused because it can makes ozon depletion. This research aim to compare between thermoelectric refrigerator performance and absorption refrigerator performance. The number of performance such as cooling rate, cabin temperature, and a number of COP, thermoelectric refrigerator has been able to outperform absorption refrigerator performace, with a number of COP between 0,093 ' 0,15, thermoelectric refrigerator is highly potential to become a future refrigerator.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50962
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library