Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 53 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rosinta Magdalena
Abstrak :
Tahun 2017 rata-rata waktu tunggu penyelesaian administrasi pasien pulang rawat inap di RS Eka Pekanbaru 246 menit (> 2 jam), yang meyebabkan ketidakpuasan pasien sehingga perlu dilakukan analisa terkait penyebab lamanya waktu tunggu tersebut dengan pendekatan Lean-Six Sigma untuk dapat melihat pemborosan yang terjadi. Penelitian ini adalah operational research, dengan desain penelitian kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian memperlihatkan proses diawali dengan instruksi dokter bahwa pasien boleh pulang sampai pasien menerima bukti pembayaran administrasi. Hasil penelitian digambarkan dengan value stream mapping yang memperlihatkan lead time proses pengurusan administrasi pasien pulang selama 356,42 menit dengan value added 70,49 menit (22,58%), dan aktivitas yang tergolong non value added sebesar 285,93 menit (77,42%). Proses paling lama terjadi di keperawatan karena menunggu obat pasien, dan kasir (administrasi rawat inap) karena menunggu finalize dari farmasi dan jawaban asuransi / perusahaan penanggung biaya pasien. Waste paling besar yaitu waiting sebesar 193,33 menit (69,44%) dari total seluruh waste yang ada. Berdasarkan analisis fishbone diagram diketahui bahwa akar penyebab masalah paling banyak berasal dari kategori man. Usulan perbaikan berupa pembuatan standarisasi kerja, rapat koordinasi, meningkatkan pengawasan, dan menerapkan heijunka. ......In 2017 the average waiting time for the process of Discharged Patients Administration at Eka Pekanbaru Hospital is 246 minutes (> 2 hours), it causes patient complaint so it is necessary to analyze the causes of the long waiting time with the Lean-Six Sigma approach to be able to see the waste that occurs. This is operational research that uses quantitative and qualitative design. The result of this research showed that the Discharged Patients Administration in hospital begins from the instruction of the doctor that the patient can go home until the patient receives an administrative payment receipt. The results of this research were also described with the value stream mapping that showed lead time of discharged patients administration process is 356,42 minutes, with value added 70,49 minutes (22,58%), and non value added 285,93 minutes (77,42%). The longest process occurs on nursing unit and inpatient administration unit. The longest waste is waiting waste of 193,33 minutes (69,44%) of the total waste that found. Based on fishbone diagram analysis it is known that most of the root cause of discharged patients administration process problem come from man category. Based on that analysis, improvements proposed are work standardization, coordination meeting, increase of supervision, and implementation of heijunka.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T52453
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Santoso
Abstrak :
Unit farmasi rawat jalan RS XYZ mengalami masalah kekosongan obat, inventory makin besar, kesalahan obat, dan waktu tunggu yang lama. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif menggunakan metode lean six sigma, melalui tahapan mendefinisi, mengukur, menganalisa, memperbaiki, dan mengendalikan. Pada penelitian ditemukan defect berupa obat kosong. Disamping itu, teridentifikasi berbagai aktifitas yang merupakan pemborosan (waste) yang mengakibatkan inefisiensi. Faktor-faktor penyebabnya adalah personal, komunikasi, kebijakan / prosedur, pendidikan dan pelatihan, dan peralatan / sarana. Usulan perbaikannya berupa penerapan kanban inventory, mempersingkat proses, heijunka, mistake proofing, efisiensi SDM, dan 5S. Pada simulasi perbaikan cepat dengan menerapkan Kanban inventory untuk obat fast moving, alat dan bahan habis pakai dijadikan floor stock, serta pemberlakuan formularium, didapatkan perbaikan berupa penurunan kejadian obat kosong dan peningkatan nilai Sigma dari 3.3 ? 3.7 menjadi 3.7 - 4.3. Usulan perbaikan yang dibuat diharapkan dapat meningkatkan mutu dan efisiensi farmasi rawat jalan RS XYZ. ......Outpatient hospital pharmacy units XYZ having problems emptiness drug, increase in inventories, medication errors, and long waiting times. This study is a qualitative study using lean six sigma, through the stages define, measure, analyze, improve, and control. In the study, found defects in the form of empty medicine. Alongside it, identified various activities that constitute waste which resulted in inefficiencies. Contributing factors are personal, communication, policies / procedures, education and training, and equipment / facilities. Proposed improvement is the implementation of kanban inventory, shorten the process, heijunka, mistake proofing, HR efficiency, and 5S. In the simulation using rapid improvement event by applying Kanban inventory for fast moving drugs, devices and consumables moved into floor stock, and implementation of formulary, improvement obtained in the form of decreased incidence of empty medicine and increase the value of Sigma from 3.3 - 3.7 to 3.7 - 4.3. Proposed improvements being made is expected to improve the quality and efficiency of outpatient pharmacy XYZ hospital.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46629
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva
Abstrak :
Pengelolaan logistik salah satu aspek kritis dalam penyediaan layanan kesehatan dan memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas perawatan, kepuasan pasien dan kepuasan perawat. Perbaikan suatu proses kegiatan sangat dibutuhkan untuk optimalisasi pengelolaan logistik keperawatan. Lean six sigma merupakan metodologi perbaikan yang dirancang untuk mengurangi variasi dalam suatu proses dan meningkatkan kemampuan proses dalam perbaikan. Tujuan : untuk mengidentifikasi pengaruh improvement pengelolaan logsitik dengan studi lean six sigma terhadap kepuasan perawat. Metode : Pre-experimental designs: One-group pretest-posttest design yaitu hanya menggunakan satu kelompok eksperimen, tanpa adanya kelompok kontrol. Variabel dependen diukur sebelum diberikan perlakuan dan kemudian diukur kembali setelah diberi perlakuaan. Tehnik sampling dengan nonpropability sampling khususnya purposive sampling, terdiri dari 1I6 responden, yang dibagi menjadi 10 sampel intervensi dan 106 responden yang diukur tingkat kepuasannya dengan kriteria inklusi kepala ruang, ketua tim, perawat pelaksana yang berdinas di ruang rawat inap dan rawat jalan. Hasil : Rata-rata kepuasan perawat dalam pengelolan logistik sebelum improvement dengan studi lean six sigma adalah 57.75% dan setelah improvement dengan studi lean six sigma adalah 80.51%. Hasil penelitian didapatkan nilai 0.001, sehingga dapat disampaikan ada perbedaan yang signifikan pada kepuasan perawat dalam pengelolaan logistik antara sebelum dan setelah improvement dengan studi lean six sigma. Kesimpulan : Improvement pengelolaan logistik dengan studi lean six sigma memberikan pengaruh terhadap kepuasan perawat dan bermanfaat dalam optimalisasi pengelolaan logistik keperawatan. ......Logistics management is one of the critical aspects in the provision of health services and has a vital role in improving the quality of care, patient satisfaction and nurse satisfaction. Repair a process of activity is needed to optimize the management of nursing logistics. Lean six sigma is an improvement methodology designed to reduce variation in a process and improve process capability for improvement. Purpose: To identify the effect of logistics management improvement with a lean six sigma study on nurse satisfaction. Method: Pre-experimental designs: One-group pretest-posttest design, that is, using only one experimental group, without a control group. The dependent variable was measured before being given treatment and then measured again after being given treatment. Sampling technique with non-probability sampling, especially purposive sampling, consisting of 1I6 respondents divided into ten intervention samples and 106 respondents whose satisfaction level was measured with the inclusion criteria of the head of the room, team leader, implementing nurse who served in inpatient and outpatient rooms. Results: The average satisfaction rate of nurses in logistics management before improvement with the lean six sigma study is 57.75% and after improvement with the lean six sigma study is 80.51%. The study's results obtained a value of 0.001, so it can be conveyed that there is a significant difference in nurse satisfaction in logistics management between before and after improvement with a lean six sigma study. Conclusion: Improvement logistics management with study lean six sigma affects nurse satisfaction and helps optimize nursing logistics management.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Royyadi Chandra Saputra
Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang analisis proses pemulangan pasien rawat inap teratai dengan metode lean six sigma di RSUP Fatmawati. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pemulangan pasien rawat inap sampai pasien meninggalkan ruangan rawat inap di RSUP Fatmawati. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan time motion studies dan menggunakan operational research dengan metode observasi dan wawancara mendalam. Hasil penelitian didapatkan rata-rata waktu proses pemulangan pasien adalah 230 menit dengan penilaian aktivitas non value added 212 menit dan penilaian aktivitas value added 18 menit. Proses yang paling lama terjadi di kamar rawat inap dengan lama waktu 143 menit, disebabkan keluarga pasien menunggu untuk mengurus administrasi pulang. Hasil penelitian menyarankan untuk adanya petugas administrasi pemulangan pasien, analisis beban kerja terkait, melakukan pengkajian ulang tentang kebijakan pemulangan pasien, dan mengoptimalkan SIMRS dengan memberlakukan sistem elektronik untuk efisiensi waktu dan SDM. ......This study discusses the analysis of the process of inpatient discharge process with lean six sigma method in RSUP Fatmawati. The purpose of this research is to know the process of inpatient discharge until the patient left the inpatient room at RSUP Fatmawati. This type of research is quantitative and qualitative by using time motion studies and using operational research with the method of observation and in depth interview. The result of the research shows that the average return time of patient is 230 minutes with non value added activity 212 minutes and value added activity 18 minutes. The longest process took place in an inpatient room with a duration of 143 minutes, due to the patient 39 s family waiting to take care of the administration home. The results of the study suggest that the patient discharge administration officer, the associated workload analysis, conduct a review of the patient 39 s return policy, and optimize SIMRS by enforcing the electronic system for time and human resource efficiency.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67995
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sentari Shela Hapsari
Abstrak :
ABSTRACT
Proses pengembalian rekam medis pasien rawat jalan di RSUP Fatmawati masih belum optimal, ditunjukan dengan penyelenggaraan yang belum sesuai dengan peraturan, masih ada rekam medis yang terlambat, bahkan tidak kembali dari Instalasi Rawat Jalan IRJ ke Instalasi Rekam Medis dan Pusat Data Informasi IRMPDI pada hari dimana rekam medis digunakan. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan hasil analisis proses pengembalian rekam medis pasien rawat jalan dari IRJ ke IRMPDI dengan pendekatan lean six sigma. Jenis penelitian ini adalah operational research, dengan desain penelitian kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian digambarkan dengan value stream mapping yang memperlihatkan lead time proses pengembalian rekam medis pasien rawat jalan selama 183,09 menit dengan value added 41,55 menit 22,7 dan non value added 141,54 menit 77,3, proses paling lama terjadi pada langkah pengembalian rekam medis dari IRJ ke IRMPDI karena menunggu petugas IRMPDI mengambil rekam medis. Waste paling besar yaitu waste waiting sebesar 124,16 menit atau 87,72 dari total seluruh waste yang ditemukan. Berdasarkan analisis fishbone diagram diketahui bahwa akar penyebab masalah paling banyak berasal dari kategori man. Berdasarkan analisis tersebut diberikan usulan berupa pembuatan standarisasi kerja, penghitungan beban kerja, melakukan rapat koordinasi, membagi pekerjaan ke dalam periode waktu tertentu heijunka, dan meningkatkan pengawasan.
ABSTRACT
The process of returning outpatient medical records at RSUP Fatmawati is not optimal enough, indicated by the process is not in accordance with existing regulations, medical records are late, and not returned from Outpatient Installation IRJ to Installation of Medical Record and Information Data Center IRMPDI at the same day when it used. The aim of this research is to get analysis result of outpatient medical records return process from IRJ to IRMPDI using lean six sigma approach. This research is operational research type that use quantity and quality design. The results of this research were described with the value stream mapping that showed lead time of outpatient medical records return process for 183,09 minutes, with value added 41,55 minutes 22,7 and non value added 141,54 minutes 77,3, the longest process occurs on returning of medical record form IRJ to IRMPDI due to the waiting of IRMPDI officers to take medical records. The biggest waste is waiting for amount of 124,16 minutes 87,72 of the total waste. Based on fishbone diagram analysis it is known that the root cause of medical record problem mostly comes from man category. Based on that analysis, an improvement proposal will be given as the following development of work standarization, workload calculation, coordination meeting, devide the work into a certain period of time implementation of heijunka, and improvement of supervision.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Masfupah
Abstrak :
Instalasi Gawat Darurat IGD memberikan pelayanan yang cepat dan tepat untuk mencegah kondisi kesehatan pasien memburuk dan mencegah kematian dan kecacatan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisa patient flow dengan menggunakan pendekatan Lean Six Sigma. Desain penelitian ini adalah analisa kualitatif dan kuantitatif dengan kerangka acuan DMAI Define, Measure, Analyze, dan Improve. Observasi dilakukan dengan teknik Time Motion Studies mulai dari pasien datang sampai perawat melakukan serah terima pasien diruang rawat inap yang dibagi menjadi4 cycle respon time dokter, waktu observasi, boarding dan transfer pasien, wawancara mendalam, telaah dokumen. Hasil penelitian dari 30 pasien rata-rata respon time dokter pada pasien level II adalah 35 menit 5 detik, dan pada pasien level III selama 43 menit 4detik. Total Lead time 6 Jam 56 menit 08 detik. Hasil identifikasi value stream mappingdari 4 cycle didapatkan respon time dokter membutuhkan waktu 00:46:38, Waktu Observasi 01:29:47, Waktu Boarding 04:17:02 dan transfer pasien 00:22:42. ProporsiNon value Added secara keseluruhan adalah 84.95 dan Value added sebesar 15,05, dengan total waste selama 05:53:29 detik. Hasil analisis Five Whys menunjukan adanya bottleneck di boarding pada proses kegiatan pencarian dan penempatan kamar 2:45:04 dengan penyebab yaitu ketersediaan kamar, sistem waiting list karena menunggu pasien pulang, pasien asuransi atau rencana pulang, kebijakan beset kamar, sistem pencarian kamar di Front Office dan kebijakan titip kamar. Upaya penerapan Lean Six Sigma diharapkan dapat memperbaiki kinerja di IGD, selain menghilangkan waste dan memaksimalkan nilai valu-added, mengetahui akar masalah, perbaikan kualitas dan peningkatan efisiensi kinerja secara terus menerus. ......Emergency Departement provides fast and precise services to prevent the patient 39s deteriorating health condition and prevent death and disability. This study aimed to analyze patient flow by using Lean Six Sigma approach. The design of this research are qualitative and quantitative analysis with reference framework DMAI Define, Measure, Analyze, and Improve. Observation was conducted with Time Motion Studies technique from patient arriving until nurse performed patient handover in in patient room which was divided into 4 cycles doctor respontime, observation time, boarding and patient transfer, in depth interview, study document. Research result from 30 patients on average the physician 39s response time at patient level II was 35 minutes 5seconds, and in the patient 39s level III for 43 minutes 4 seconds. Total Lead time 6 Hours56 mins 08 sec. Identification result of value stream mapping from 4 cycle got doctor time response time 00 46 38, Observation Time 01 29 47, Boarding Time 04 17 02 and patient transfer 00 22 42. Proportion of Non value added as a whole is 84.95 and Value added of 15.05, with total waste for 05 53 29 sec. Five Whys analysis results showed that there are a bottleneck in the process of searching and placing the room 2 45 04 with the cause of room availability, waiting list system waiting for the patientto go home, insurance patient or return plan, room beset policy, in the Front Office androom care policies. We suggest to apply Lean Six Sigma to improve performance in theER, in addition to eliminating waste and maximizing the value valu added, knowingthe root of the problem, quality improvement and continuous improvement inperformance efficiency.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Fatmawati El Hamid
Abstrak :
Jumlah pasien BPJS yang meningkat mempengaruhi lama waktu pelayanan di Instalasi rawat jalan pasien BPJS Rumah Sakit Hermina Bekasi. Masalah ndash; masalah yang mempengaruhi lama waktu pelayanan rawat jalan dapat diidentifikasi dengan mengetahui seluruh proses bisnis dalam proses pelayanan menggunakan metode Lean Six Sigma. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif dengan tahapan DMAIC Define, Measure, Analize, Improve, dan Control. Hasil penelitian ini mengemukakan bahwa selama proses pelayanan , rata-rata lama proses pelayanan yaitu 200 menit dengan persentasi kegiatan yang bernilai value added sebesar 17 dan kegiatan NVA sebesar 83. Adapun waste terbesar yaitu waiting menunggu dalam perpindahan setiap tahap dalam pelayanan. Penyebab lamanya waktu tunggu antara lain kurangnya ketersediaan SDM, sistem informasi rumah sakit yang belum terintegrasi, serta sarana dan prasarana yang belum memedai. Penelitian ini juga memberikan usulan perbaikan berupa pengajuan sistem informasi terintegrasi untuk proses pendaftaran, melakukan perbaikan lingkungan kerja menggunakan metode 5 S, mengajukan pembuatan SPO untuk dokter, perubahan layout ruangan di depo farmasi, serta memasang jadwal jam pengambilan obat. ......The increasing number of BPJS patients affects the length of service time in the outpatient installation of BPJS at Hermina Bekasi Hospital. Issues affecting the length of outpatient service can be identified by knowing all business processes in the service process using the Lean Six Sigma method. This research is a qualitative research with descriptive design with stages of DMAIC Define, Measure, Analize, Improve, and Control. The results of this study suggest that during the service process, the average length of service process is 200 minutes with a percentage of valuable activities value added of 17 and NVA activity of 83. The largest waste is waiting in the transfer of each stage in the service. Causes of long waiting time include lack of availability of human resources, hospital information systems that have not been integrated, and facilities and infrastructure that have not been adequate. The research also proposed improvements in the form of integrated information system application for registration process, improvement of work environment using 5 S method, proposed SPO making for doctors, room layout changes in pharmacy depot, and installing schedule of drug taking hours. Keywords Waiting time outpatient services lean six sigma.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Putri Utama
Abstrak :
Pelayanan kefarmasian adalah pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi yang bertujuan untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien yang dilaksanakan oleh Instalasi Farmasi. Salah satu standar mutu di Instalasi Farmasi berdasarkan SPM adalah waktu tunggu pelayanan obat. Standar waktu tunggu pelayanan obat yang ditetapkan oleh RS Hermina Bogor adalah obat jadi ≤10 menit dan obat racik ≤20 menit. Dalam pelaksanaannya, standar tersebut masih belum tercapai. Lean Six Sigma merupakan salah satu metode untuk memperbaiki suatu proses dalam berbagai industri salah satunya rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa waktu tunggu pelayanan obat dengan menggunakan metode Lean Six Sigma di Instalasi Farmasi rawat jalan RS Hermina Bogor. Penelitian ini menggunakan kerangka kerja DMAIC. Analisis dilakukan dengan sampel 30 resep obat jadi dan 30 resep obat racik. Penelitian dilakukan secara kuantitatif dengan observasi waktu tunggu pelayanan resep obat dan secara kualitatif dengan wawancara dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata waktu tunggu pelayanan resep obat jadi 21 menit dengan 37,4% kegiatan value added dan 62,6% kegiatan non value added, serta waktu tunggu pelayanan resep obat racik 48 menit dengan 36,2% kegiatan value added dan 63,8% kegiatan non value added. Dilakukan analisis akar penyebab masalah dan usulan perbaikan. Usulan perbaikan yang diberikn antara lain, perhitungan kebutuhan tenaga di tiap shift, menghitung beban kerja, merevisi kembali minimal stok apotek, dan menerapkan 5S pada area kerja.
Pharmacy services are direct and responsible services to patients related to pharmaceutical preparations which aim to improve the quality of life of patients carried out by Pharmacy Installation. One of the quality standards in Pharmacy Installation based on SPM is the waiting time for medicine services. The standard waiting time for drug services set by the Hermina Bogor Hospital for the non coction prescription is ≤10 minutes and for the concoction prescription is ≤20 minutes. In its implementation, these standards have not yet been reached. Lean Six Sigma is one method to improve a process in various industries, one of them is a hospital. This study aims to analyze the waiting time for prescription using the Lean Six Sigma method in the Pharmacy Installation Hospital Hermina Bogor. This study uses the DMAIC framework. The analysis was carried out with the non concotion and the concoction prescription each 30 sample. The study was conducted quantitatively by observing the waiting time for prescription and qualitatively by interviewing and reviewing documents. The results showed that the average waiting time for the non concoction is 21 minutes with 37.4% of value added and 62.6% activities for non value added activities, as well as waiting time for the concoction is 48 minutes with 36.2% value added and 63.8% of non value added activities. Analyze the root cause of the problem and the proposed improvements. Proposed improvements include the calculation of labor requirements in each shift, calculating workloads, revising a minimum of the pharmacy stock, and implementing 5S in the work area.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafilia Yunitasari
Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang proses pemulangan pasien rawat inap dengan pendekatan lean six sigma terhadap pasien dengan metode pembayaran asuransi swasta dan jaminan perusahaan di instalasi rawat inap RS Hermina Bogor. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan hasil analisis kegiatan yang tidak memberikan nilai tambah (non value added) sehingga pemborosan (waste) dapat diidentifikasi dan segera dapat diminimalisasi atau dihilangkan. Penelitian ini bersifat kualitatif dan kuantitatif. Adapun metode penelitian kualitatif dilaksanakan dengan observasi, wawancara mendalam, dan telaah data sekunder. Sedangkan metode penelitian kuantitatif dilaksanakan dengan perhitungan statistik waktu pada proses pemulangan pasien rawat inap. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan time and motion studies, yakni mengukur keahlian dan kecepatan karyawan dalam proses pemulangan pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan rata-rata waktu proses pemulangan pasien rawat inap di RS Hermina Bogor adalah 289 menit dengan kegiatan value added 35 menit (12,17%) dan non value added 254 menit (87,83%). Proses yang membutuhkan waktu paling lama terjadi pada cycle LPRWI 1, yaitu 110 menit. Sedangkan proses yang memiliki waste waktu paling lama terjadi pada cycle Administrasi, yaitu 95 menit. Penerapan lean dalam penelitian ini dapat menurunkan presentase kegiatan non value added sebesar 19,31%, yakni menjadi 67,83%.
This research discusses about inpatients discharge process with a lean six sigma approach to patients with private insurance and company guarantees payment methods at the inpatient installation of Hermina Bogor Hospital. The purpose of this research is to get the results of the analysis of non value added activities so that waste can be identified and immediately can be minimized or eliminated. This research is qualitative and quantitative. The qualitative research method is carried out by observation, in-depth interviews, and review of secondary data. While the quantitative research method is carried out by calculating time statistics in inpatients discharge process. This research also uses a time and motion studies approach, which measures the skills and speed of employees in the inpatients discharge process. Based on the results in this research, it was found that the average time of inpatients discharge process at Hermina Bogor Hospital was 289 minutes with 35 minutes (12.17%) value added activities and 254 minutes (87.83%) non value added activities. The process that took the longest time occurs in the LPRWI 1 cycle, which is 110 minutes. While the process that has the longest waste time occurs in the Administrative cycle, which is 95 minutes. Lean application in this research can reduce the percentage of non value added activities by 19.31%, ie to 67.83%.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Labbaika Nurmadani
Abstrak :
Pelayanan resep obat non racik via telemedicine merupakan serangkaian proses penerimaan resep, entri resep, penyiapan resep dan pengiriman obat. Pelayanan ini mulai dikembangkan pada saat terjadi Pandemi COVID-19 sebagai upaya menyediakan layanan farmasi yang tetap terjangkau bagi masyarakat dengan tetap mencegah penyebaran virus COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan usulan perbaikan yang tepat dengan menggunakan metode Lean Six Sigma sebagai upaya peningkatan efektivitas dan efisiensi pelayanan obat non racik via telemedicine. Desain penelitian merupakan penelitian kualitatif dengan melakukan observasi, telaah dokumen dan wawancara mendalam. Hasil pengamatan menunjukkan bahawa rata-rata waktu pelayanan obat non racik via telemedicine selama 1 jam 37 menit 11 detik dengan kegiatan value add selama 32 menit 39 detik (33,6%) dan non value add selama 1 jam 4 menit 32 detik (66,4%). Waste yang ditemukan yaitu overprocessing, waiting, motion dan defect sehingga usulan perbaikan yang diberikan menggunakan standarisasi kerja, perbaikan diagram alur, 5S, dan Kaizen. ......Non-compounding drug service via telemedicine is a series of processes for receiving prescriptions, entering prescriptions, preparing prescriptions and delivering drugs. This service was developed during the COVID-19 pandemic as an effort to provide affordable pharmaceutical services for the community while preventing the spread of the COVID-19 virus. This study aims to find the right improvement suggestion using the Lean Six Sigma method as an effort to increase the effectiveness and efficiency of non-compounding drug services via telemedicine. The research design is a quantitative and qualitative research by conducting observations, reviewing documents and in-depth interviews. The results showed that the average service time for non-compounding drugs services via telemedicine was 1 hour 37 minutes 11 seconds with value add activities of 32 minutes 39 seconds (33.6%) and non value add for 1 hour 4 minutes 32 seconds (66, 4%). The wastes found are overprocessing, waiting, motion and defects so the suggested improvements are given using work standardization, flow chart improvement, 5S, and Kaizen.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>